Ester adalah nama Persia yang berarti bintang.
Ester adalah nama Persia yang berarti bintang. Berarti kemana-mana dia selalu menjadi bintangnya. Demikian juga dalam hidup kita, kita lah yang menjadi kepala. Ester dalam kitab pengajaran ini berarti kita sebagai jemaat Allah. Raja Ahasyweros melambangkan Tuhan Yesus, sekalipun secara karakter dan pribadi jauh dari serupa Tuhan Yesus.
Ester 1:1-2
Pada zaman Ahasyweros– dialah Ahasyweros yang merajai seratus dua puluh tujuh daerah mulai dari India sampai ke Etiopia–,
pada zaman itu, ketika raja Ahasyweros bersemayam di atas takhta kerajaannya di dalam benteng Susan,
Raja Ahasyweros adalah raja yang sangat besar kuasanya dan menguasai 3 benua di 127 propinsi. Persia saat ini adalah Iran, jadi ini bukan kejadian fiksi, ini adalah kejadian nyata dan benar-benar ada dalam setiap lokasinya.
Belajar jangan jadi orang kristen yang puas di pelataran. Kita tidak dipanggil hanya untuk duduk diam di pelataran tetapi lebih daripada itu. Kejar hadirat dan perkenan Tuhan karena hal itulah yang bisa membuat kita berhasil dalam segala hal. Saat Ester menjadi kesukaan dan favorit raja, dia mendapat seluruh kerajaannya.
Ester 1:3-8
pada tahun yang ketiga dalam pemerintahannya, diadakanlah oleh baginda perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya; tentara Persia dan Media, kaum bangsawan dan pembesar daerah hadir di hadapan baginda.
Di samping itu baginda memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak, berhari-hari lamanya, sampai seratus delapan puluh hari.
Setelah genap hari-hari itu, maka raja mengadakan perjamuan lagi tujuh hari lamanya bagi seluruh rakyatnya yang terdapat di dalam benteng Susan, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil, bertempat di pelataran yang ada di taman istana kerajaan.
Di situ tirai-mirai dari pada kain lenan, mori halus dan kain ungu tua, yang terikat dengan tali lenan halus dan ungu muda bergantung pada tombol-tombol perak di tiang-tiang marmar putih, sedang katil emas dan perak ditempatkan di atas lantai pualam, marmar putih, gewang dan pelinggam.
Minuman dihidangkan dalam piala emas yang beraneka warna, dan anggurnya ialah anggur minuman raja yang berlimpah-limpah, sebagaimana layak bagi raja.
Adapun aturan minum ialah: tiada dengan paksa; karena beginilah disyaratkan raja kepada semua bentara dalam, supaya mereka berbuat menurut keinginan tiap-tiap orang.
- Ayat-ayat di atas menggambarkan bahwa raja Ahasyweros adalah raja yang luar biasa kayanya.
Ester 1:9
Juga Wasti, sang ratu, mengadakan perjamuan bagi semua perempuan di dalam istana raja Ahasyweros.
- Ratu Wasti menggambarkan pribadi yang sibuk sendiri, padahal dia adalah seorang ratu yag seharusnya menemani raja. Poinnya adalah apapun yang terjadi dalam hidup kita, sekalipun kita mengalami perubahan, tetapi passion atau gairah kepada Tuhan tetap sama. Sekalipun kita mungkin saat ini sudah bekerja dan berkeluarga, kita harus tetap memiliki hati untuk jiwa-jiwa. Hal ini bukan soal apakah kita bisa atau tidak menginjil, tetapi apakah kita mau atau tidak.
Ester 1:10-12
Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya karena minum anggur, bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros,
supaya mereka membawa Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan, menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya.
Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya.
- Raja merasa kecewa dengan ratu Wasti karena ratu Wasti tidak bisa menghargai raja Ahasyweros. Sekalipun mungkin ratu Wasti tidak kenal atau tidak peduli dengan tamu raja, setidaknya dia berpihak pada raja.
Demikian juga dengan hidup kita, betapa seringnya kita mengecewakan Tuhan. Kita memilih acuh dengan Tuhan dan cuek, padahal seharusnya kita ada di pihak Tuhan. Saat kita ada di pihak Raja, maka kita akan mengalami dan memiliki semua yang Raja miliki.
- Saat hidup kita menjadi favorit Raja, saat kita berdoa dan meminta kepada Raja, Raja akan memberikannya, bahkan di saat kita belum selesai atau belum mendoakannya. Karena Raja begitu mengasihi kita maka Allah akan memberikannya kepada kita dan membuat setiap usaha kita berhasil.
Rahasia kita mengalami multiplikasi di tahun 2016 adalah bagaimana hubungan kita dengan Tuhan.
Ester 1:13-16
Maka bertanyalah raja kepada orang-orang arif bijaksana, orang-orang yang mengetahui kebiasaan zaman– karena demikianlah biasanya masalah-masalah raja dikemukakan kepada para ahli undang-undang dan hukum;
adapun yang terdekat kepada baginda ialah Karsena, Setar, Admata, Tarsis, Meres, Marsena dan Memukan, ketujuh pembesar Persia dan Media, yang boleh memandang wajah raja dan yang mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan–, tanya raja:
” Apakah yang harus diperbuat atas ratu Wasti menurut undang- undang, karena tidak dilakukannya titah raja Ahasyweros yang disampaikan oleh sida-sida? “
Maka sembah Memukan di hadapan raja dan para pembesar itu: ” Wasti, sang ratu, bukan bersalah kepada raja saja, melainkan juga kepada semua pembesar dan segala bangsa yang di dalam segala daerah raja Ahasyweros.
- Saat kita suam, pada keturunan kita nanti mereka akan jadi pemberontak. Saat kita hari ini “bersalah” dan menjadi suam, maka itu akan menyebar ke area yang lain. Apa yang ratu Wasti lakukan akan menjadi virus ke seluruh kerajaan. Saat kita mulai kompromi sedikit dengan Tuhan, lama-kelamaan itu akan menjadi kebiasaan dan virus ini akan menyebar.
Ester 1:17-19
Karena kelakuan sang ratu itu akan merata kepada semua perempuan, sehingga mereka tidak menghiraukan suaminya, apabila diceritakan orang: Raja Ahasyweros menitahkan, supaya Wasti, sang ratu, dibawa menghadap kepadanya, tetapi ia tidak mau datang.
Pada hari ini juga isteri para pembesar raja di Persia dan Media yang mendengar tentang kelakuan sang ratu akan berbicara tentang hal itu kepada suaminya, sehingga berlarut-larutlah penghinaan dan kegusaran.
Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan suatu titah kerajaan dari hadapan baginda dan dituliskan di dalam undang-undang Persia dan Media, sehingga tidak dapat dicabut kembali, bahwa Wasti dilarang menghadap raja Ahasyweros, dan bahwa raja akan mengaruniakan kedudukannya sebagai ratu kepada orang lain yang lebih baik dari padanya.
- Kabar baiknya bagi kita, saat kita mengalami kesuaman, Tuhan tidak membuang kita. Sebaliknya Tuhan justru mengundang kita masuk kembali ke hadiratNya. Gereja tanpa hadirat Tuhan hanya seperti gedung kotak yang tidak ada artinya.
- Apa yang kita bisa berikan bagi Raja yang memiliki segalanya? Berikan hidup kita kepada Tuhan. Dari hati yang hancur berkata kepada Tuhan ini aku Tuhan, pakai hidupku seperti kehendakMu. Jangan pernah datang ke gereja dengan biasa-biasa. Datang ke hadirat Tuhan dengan hati yang rindu untuk menyenangkan hati Tuhan.
Allah memiliki rancangan untuk mengupgrade setiap hidup kita. Seperti seorang anak kecil perempuan yang suka boneka barbie dan anak kecil laki-laki yang ingin jadi pahlawan. Setiap hal-hal yang terjadi di masa kecil kita adalah jalan Tuhan untuk mempersiapkan kita menjadi pribadi yang naik pangkat di dalam Tuhan.
Jalan menuju promosi sejati adalah bagaimana kita dekat dengan hati Raja dan hidup dalam perkenanan Raja.
Ester 1: 20-22
Bila keputusan yang diambil raja kedengaran di seluruh kerajaannya -- alangkah besarnya kerajaan itu! --, maka semua perempuan akan memberi hormat kepada suami mereka, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil.'' Usul itu dipandang baik oleh raja serta para pembesar, jadi bertindaklah raja sesuai dengan usul Memukan itu. Dikirimkanlah oleh baginda surat-surat ke segenap daerah kerajaan, tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, bunyinya: ''Setiap laki-laki harus menjadi kepala dalam rumah tangganya dan berbicara menurut bahasa bangsanya.''
Setiap kita mendambakan bagi yang wanita bisa memakai gaun putih dan bagi yang pria memakai pakaian kebesaran dan pedang seperti pangeran (dalam pernikahan). Setiap kita rindu suatu hari akan dimuliakan.
Saat kita menjadikan Tuhan sebagai Raja dalam hidup kita dan kepala dalam hidup kita, maka Tuhan akan mengangkat kita ke dalam kemuliaan. Kunci hidup yang berkemenangan dan mengalami kemuliaan adalah bagaimana kita menjaga hubungan kita dengan “Kepala” itu. Tanpa kepala, tubuh kita tidak akan ada artinya. Kita dengan Tuhan Yesus adalah satu tetapi kenapa kita tidak mengalami apapun. Itu semua karena kita menganggap kesatuan itu sebagai hal yang biasa. Hiduplah menurut apa yang menjadi keinginan “Kepala” itu.
Saat kita menjadikan Tuhan sebagai kepala kita dan hidup seturut kehendakNya, kita akan mempunyai perkenanan hati Raja. Saat kita mempunyai hati Raja, kita akan mendapatkan lebih dari apa yang kita perlukan dalam hidup ini, kita akan mendapatkan segalanya.
Journalist : Joshua Ivan Sudrajat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar