Kamis, 10 Januari 2019

IMAN DI DALAM FIRMAN


IMAN DIDALAM FIRMAN


Oleh: Ps Joseph Hendrik Gomulya






“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17)


Iman itu timbul dari pendengaran akan firman Kristus, sewaktu anda mendengar Firman Tuhan iman anda ditimbulkan atau dibangkitkan oleh Tuhan, berbeda pendengaran dari sumber yang lain yang belum tentu membuat iman anda timbul malahan iman anda bisa menjadi lemah.



“Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku,  aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.”
(Roma 12:3 TB)


Tuhan mengaruniakan iman dan setiap orang mempunyai ukuran  iman yang berbeda-beda dimana iman bisa bertambah atau bertumbuh seturut dengan pengenalan kita akan Tuhan. Hari ini kita akan belajar bagaimana iman itu bertumbuh, anda mungkin sudah kristen sejk kecil tetapi masih sering mengalami yang namanya kekuatiran, sakit hati atau marah dengan orang lain, jadi pasti ada sesuatu yang salah.


“Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.  "Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa,  tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.”
(Lukas 5:1-7 TB)


1)    “Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.”         


Orang banyak datang mengerumuni Tuhan Yesus bukan karena mujizat tetapi untuk mendengarkan Firman Tuhan, karena mereka mengetahui bahwa ketika mendengar Firman Tuhan maka mujizat itu akan dekat dalam kehidupan mereka dan ini bedanya dengan orang yang datang hanya menginginkan mujizat belum tentu dia mendapatkan Firman Tuhan dan bertumbuh didalamnya. Inilah yang banyak dialami oleh orang Kristen sendiri, hidup mereka tidak berubah karena hidup mereka tidak pernah di isi oleh Firman Tuhan dan memperlakukan Tuhan itu seperti dukun, hanya datang menghadap kepada Tuhan saat butuh atau ada masalah dan akan menjauh saat tidak lagi membutuhkan Tuhan. Hidup terus menerus seperti ini tidak akan pernah membuat iman kita bertumbuh, kita tidak akan pernah mengenal Tuhan yang sesungguhnya. Pastikanlah setiap kali datang kepada Tuhan fokus kita hanya untuk menyembah, memuji dan mendengarkan Firman-Nya melalui hamba-hamba-Nya.


Semakin banyak kita mendengar Firman maka semakin banyak iman kita yang akan dibangkitkan. Bagaimana cara mendengarkan Firman Tuhan yang benar sehingga iman kita semakin bertambah? Tuhan memberikan sesuatu menurut ukuran iman kita jadi apabila iman kita kecil jangan pernah berharap untuk melakukan perkara yang besar. Untuk melakukan perkara yang besar belajarlah untuk menumbuhkan iman menjadi besar untuk bisa dipercaya melakukan perkara yang besar. Contoh cara melatih iman: anda berdoa untuk kesembuhan anda sendiri sampai anda benar-benar sembuh yang mungkin anda melakukannya sampai berkali-kali sampai mujizat kesembuhan itu anda alami sendiri. Ini contoh iman percaya anda bertumbuh didalam Tuhan bahkan iman anda terus bertumbuh untuk mendoakan orang lain dengan penuh kuasa.


Ketika Tuhan Yesus sedang berbicara kepada banyak orang di tepi pantai, ada 2 perahu kosong yang sedang belabuh dan Tuhan Yesus kemudian naik ke salah satu perahu tersebut. Perahu nelayan yang datang berlabuh dari laut seharusnya kembali dengan kapal yang terisi penuh oleh ikan, tetapi kedua perahu ini tidak. Kedua perahu ini telah gagal menangkap ikan sehingga mereka kembali dengan perahu yang isinya kosong dan itulah yang memungkinkan untuk Tuhan Yesus kemudian naik ke salah satu perahu tersebut karena seandainya kedua perahu tersebut kembali dengan terisi penuh oleh ikan, simon dan nelayan-nelayan lainnya pasti tidak akan mengizinkan Tuhan Yesus naik ke atas perahu karena mereka pasti akan sibuk untuk menurunkan ikan-ikan mereka.


Tuhan terkadang mengijinkan kehidupan perahu kita kosong, gagal atau tidak berhasil agar kita mengijinkan Tuhan naik ke atas perahu hidup kita karena apabila kita penuh dengan pikiran, keberhasilan dengan cara kita sendiri maka tidak ada kesempatan untuk kita mengundang Tuhan Yesus untuk datang karena kebanyakan manusia yang belum sungguh-sungguh cinta Tuhan adalah manusia yang ego. Ada begitu banyak yang bisa di gambarkan tentang perahu yang penuh, itu bisa berarti penuh dengan kepentingan sendiri, penuh dengan urusan sendiri, pekerjaan, bisnis, dsb. Inilah yang yang bisa menghalangi Tuhan Yesus untuk naik ke atas perahu kehidupan kita.


Orang yang tidak pernah merasakan kegagalan maka hidupnya akan sombong, berbeda dengan orang yang pernah merasakan yang namanya gagal seperti Simon Petrus pasti akan mengetahui bagaimana perlunya Tuhan yang mengubahkanya hari demi hari dalam setiap langkah hidupnya. Mintalah untuk Tuhan selalu mengosongkan perahu kehidupan kita setiap hari tanpa harus melalui dulu proses untuk mengalami yang namanya kosong, harus gagal atau mengalami yang namanya miskin, baru kemudian mengundang Tuhan Yesus untuk masuk. Jadi sekalipun kita sudah cukup diberkati tetapi biarkanlah hati kita selalu miskin dihadapan Tuhan, kita membutuhkan-Nya lebih dari apapun. Sebuah prinsip hidup dalam pengiringan akan Tuhan dimana Tuhan tidak akan pernah bertahta atas hidup kita apabila hati kita penuh yang lain, tetapi apabila hati kita kosong maka Tuhan akan bertahta dan mengambil alih seluruh hidup kita.


Saat kita sudah mengosongkan diri dan mengundang-Nya masuk kedalam kehidupan kita mari pastikan untuk mulai mendengar perkataan Tuhan, mendengar perintah-Nya. Jangan hanya puas sekedar merasakan jamahan-Nya  tetapi saat Tuhan berbicara untuk kita melakukan sesuatu, kita menolak-Nya. Orang tidak bisa hidup dengan iman karena tidak pernah bersedia untuk mendengar, hanya orang yang mau mendengar atau manusia Rohnya mendengar yang imannya akan timbul dan kemudian akan melaukan perkataan Tuhan, seperti Simon Petrus yang menolakan perahunya sedikit jauh dari pantai untuk Tuhan Yesus mengajarkan Firman Tuhan kepada orang banyak dari atasnya, Tuhan Yesus memakai perahu hidupnya yang gagal/kosong untuk menjadi berkat bagi banyak orang.


          2)   Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga. "Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.”



Tuhan Yesus memerintahkan Simon Petrus untuk menolakkan perahunya ke tempat yang dalam, kali ini bukan lagi untuk mengajarkan Firman Tuhan tetapi menebarkan jala untuk menangkap ikan. Sebagai seorang nelayan yang sudah berpengalaman karena memang itu profesinya, dalam pikiran Simon Petrus akan berkata bahwa dirinya sudah semalam-malaman dirinya dan para nelayan lainnya berusaha menangkap ikan (karena waktu terbaik untuk menangkap ikan dalam jumlah yang besar adalah di malam hari), tetapi hasilnya adalah mereka gagal apalagi sekarang dilakukan di hari yang sudah terang, adalah suatu kemustahilan untuk mendapatkan ikan. Kemudian ada sebuah respon iman yang luar biasa yang kemudian keluar dari mulut Simon Petrus tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga”. Simon Petrus meresponi perkataan Tuhan untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala, karena sewaktu Tuhan Yesus mengajarkan Firman Tuhan kepada orang banyak dari atas perahunya di tepi pantai dia pun juga berada di situ ikut mendengarkan dan saat itulah imannya dibangkitkan dan melakukan apa yang Tuhan katakan.


Pikiran, pengetahuan dan pengalaman Simon Petrus adalah sebuah kemustahilan untuk menebar jala dan mendapatkan ikan di hari yang sudah terang tetapi karena dia meresponi dengan iman maka yang didapatkan adalah ikan dalam jumlah yang sangat besar. Jadi IMAN adalah RESPON MANUSIA ROH TERHADAP FIRMAN. Ini pun bisa terjadi contohnya saat kita mengalami banyak masalah yang berat atau kita mengalami suatu penyakit yang dokter sendiri tidak sanggup untuk mengobatinya, tetapi saat kita mendengar Firman Tuhan dan iman kita dibangkitkan dan kemudian kita mendengar apa yang Tuhan katakan bahwa kita akan mengalami kesembuhan dan kita meresponinya dengan iman maka kesembuhan pasti terjadi.


Suatu kali Ps Joseph Hendrik pergi mengunjungi seorang pelayan Tuhan yang mengalami kanker ginjal, bapak ini harus melakukan cuci darah 3 kali dalam seminggu dan sudah menjalani itu selaima 2 tahun. Saat mendengar sharing Firman Tuhan melalui Ps Joseph Hendrik, iman bapak ini bangkit terlihat dari sorot matanya. Ps Joseph Hendrik berkata kepadanya bahwa Tuhan Yesus sanggup untuk menyembuhkannya dan menyuruhnya untuk mengijinkan Tuhan Yesus sendiri yang mencuci darahnya, bapak ini kemudian berkata bahwa oleh karena Firman Tuhan yang di dengarnya maka mulai besok dirinya akan berhenti cuci darah dan ini terus dia lakukan sampai sebulan lamanya, bukannya semakin lemah/loyo tetapi justru semakin segar dan Tuhan Yesus kemudian menyembuhkannya secara total. Sewaktu Tuhan Yesus mengajarkan Firman Tuhan, Dia memperhatikan iman Simon Petrus yang menangkap akan Firman-Nya. Jadi berikanlah perintah kepada orang yang menangkap Firman-Nya karena dia adalah orang yang siap untuk menerima mujizat, jangan berikan perintah kepada orang yang tidak siap karena pasti tidak akan mengalami apa-apa. Tema tahun ini adalah Time to Harvest, mari berdoa bahwa tuaian itu benar-benar terjadi atas hidup setiap kita, menuai dengan kuat dalam segala hal/aspek (jiwa-jiwa, ekonomi, pemulihan keluarga) kehidupan kita tetapi dibutuhkan yang namanya IMAN karena tanpa IMAN kita tidak mungkin mendapatkan tuaian karena sebenarnya segala sesuatu sudah tersedia di alam sorgawi tanpa terus-menerus meminta (Efesus 1:3). Respon manusia Roh terhadap Firman itulah IMAN dan Iman tidak pernah tanpa respon. Iman tidak pernah diam tetapi Iman adalah bergerak meresponi setiap Firman maka kita akan melihat kegagalan menjadi keberhasilan.


“sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.”
(2 Korintus 5:7 TB)


Sering kita melihat orang Kristen hidupnya selalu penuh dengan keluhan tidak seperti perkataan Firman Tuhan. Itu terjadi karena hidup dengan melihat dimana sewaktu orang hidup dengan melihat dengan mata jasmani maka mata imannya akan tertutup atau buta. Tuhan mengaruniakan mata jasmani bukan tanpa maksud tetapi kita bukan hidup karena melihat, melihat adalah hasil akhir dari iman kita. Mari melihat dengan mata iman, untuk melihat yang tidak terlihat, percaya akan Firman-Nya maka apa yang kita percayai kita akan melihatnya. Sewaktu melihat dengan mata jasmani maka yang terjadi adalah kita melihat banyak orang Kristen hidupnya selalu mengeluh, ribut dalam rumah tangga (suami/istri tidak berubah kelakuannya) dan ini kontras dengan orang yang melihat dengan mata rohani, dia akan selalu melihat suami/istrinya akan di pakai Tuhan, akan melihat seperti Tuhan melihat, akan melihat destiny Tuhan atas hidupnya dan akan berbicara sesuai dengan apa yang Tuhan katakan.


Kebanyakan orang yang di koreksi atau dicari adalah kegagalan orang, bagaimana orang tersebut gagal sehingga tidak pernah bisa menemukan iman orang tersebut ketika berdialog dengannya. Seperti Tuhan Yesus yang tidak memperkatakan tentang kegagalan Simon Petrus tetapi justru menyuruhnya untuk menolakkan perahunya ke tempat yang dalam, Simon Petrus yang gagal berubah menjadi percaya dan kemudian taat menolakkan perahunya ketempat yang dalam dan hasil yang didapatkan adalah sangat besar.


“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah,  ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” 
(Ibrani 11:6 TB)


Sewaktu kita hidup dengan Iman percaya maka yang didapatkan bukan hanya sekedar percayai tetapi ada perkenanan Tuhan yang turun atas kita. Hidup kita dilayakkan, hidup kita diangkat dan dipindahkan dari tidak berkenan menjadi berkenan. Sewaktu manusia Roh kita meresponi Firman dalam ketaatan maka berkat-Nya akan tercurah atas hidup kita, jadi mari menjadi orang yang tidak hanya mendengar tetapi orang yang hidup dengan iman karena dari mendengar harusnya timbul iman dan kemudian timbul action atau melakukan setiap perkataan Tuhan. Di tahun baru ini mari membuat keputusan kemana arah hidup kita, apakah tetap dengan cara lama atau mau meletakkan semuanya dan masuk di tahun yang baru dengan penuh kemenangan untuk menuai apa yang Tuhan janjikan atas hidup kita, percaya bahwa semua janji-janji-Nya pasti terjadi atas hidup kita, jadi pendengar yang meresponi dan menangkap setiap Firman Tuhan terjadi atas hidup kita.




Amen, Tuhan Yesus Memberkati

Senin, 07 Januari 2019

PROSES VS SHORT CUT


PROSES VS SHORT CUT


Ps Joseph Hendrik Gomulya (JHG)






Di tahun 2019 di gereja ini Tuhan menaruh sebuah tema TAHUN PENUAIAN dimana semua jemaat/orang harus bisa sampai kepada puncak destiny dari hidupnya. Namun yang harus di perhatikan adalah ada ujian buat seorang penuai sebelum dia sampai ke puncak yaitu pilihan untuk mengambil jalan pintas atau Short Cut. Prinsip dunia berkata bahwa apabila ada pilihan untuk mengambil jalan pintas kenapa harus memilih melewati proses yang mungkin waktunya akan lama, tetapi Firman Tuhan menginginkan kita untuk masuk ke dalam proses dengan sebuah tujuan mematangkan setiap kita dalam pengikutan dan pengenalan kita akan Tuhan, melalui proses kita akan benar-benar semakin mengenal pribadi Tuhan yang kita sembah dan memiliki pengalaman berjalan bersama-Nya.


“Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: "Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: "Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.“ Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul telah bangun meninggalkan gua itu hendak melanjutkan perjalanannya.”                                                                                                                (1 Samuel 24:5-8)


Saat itu Saul sedang dalam perjalanan dalam usahanya untuk mengejar dan membunuh Daud dan di pihak lain Daud telah berhasil melatih pasukan gagah perkasa yang cukup banyak di gua Adulam dan sudah memenangkan beberapa peperangan serta mempunyai pengaruh yang cukup besar. Hari itu Daud sebenarnya mempunyai kesempatan untuk membunuh Saul dan itu juga disarankan oleh semua orang terdekat yang setia dan loyal kepada Daud tetapi yang terjadi adalah seperti yang Firman Tuhan katakan Daud kemudian hanya memotong Punca jubah Saul.


And the men of David said unto him, Behold the day of which the Lord said unto thee, Behold, I will deliver thine enemy into thine hand, that thou mayest do to him as it shall seem good unto thee. Then David arose, and cut off the skirt of Saul's robe privily.  And it came to pass afterward, that David's heart smote him, because he had cut off Saul's skirt.  And he said unto his men, The Lord forbid that I should do this thing unto my master, the Lord's anointed, to stretch forth mine hand against him, seeing he is the anointed of the Lord.                                                                                                                             (1 Samuel 24:5-6 KJV)


Kata memotong Punca jubah Saul dalam terjemahan diatas dipaka kata cut off yang dalam bahasa Ibraninya dipakai kata Karath yang mana salah artinya adalah Cut a Covenant (memotong perjanjian). Daud sebenarnya bisa memotong perjanjian dengan Tuhan seandainya dia memilih membunuh Saul dalam gua tersebut atau dia memilih jalan pintas (dalam terjemahan lainnya dalam bahasa sehari-hari dipakai kata Short Cut atau Jalan Pintas).




Daud hari itu bisa saja membunuh Saul karena secara fisik pasti dia sudah lelah/letih terus menerus di kejar oleh Saul dan dia pasti menginginkan agar semua itu segera berakhir dan ketika momen itu datang, itu sebenarnya kesempatan bagi Daud untuk mengakhirinya tetapi Daud memilih yang berbeda. Dalam kehidupan kita saat Tuhan ingin memakai hidup setiap kita terkadang datang tawaran untuk mengambil jalan pintas (short cut) dan terkadang sepertinya itu dari Tuhan. Ini adalah hal yang sangat berbahaya, jadi mari belajar Daud yang takut akan Tuhan dimana dia tidak memilih jalan pintas karena dia tidak mau menjamah orang yang sudah di urapi oleh Tuhan. Apabila kita membaca ayat selanjutnya kemudian keluar pengakuan dari mulut Saul sendiri bahwa raja bangsa Israel yang sesungguhnya adalah Daud. Daud memang belum menduduki tahta raja tetapi secara legal Daud sudah menjadi raja atas pengakuan Saul.


Jadi pakailah selalu cara Tuhan untuk anda dibawah naik dan jangan pernah memilih jalan pintas atau short cut, jangan memotong perjanjianmu dengan Tuhan karena orang yang memilih jalan pintas dihadapan Tuhan anda sama dengan memotong perjanjian dengan Tuhan atas proses yang Tuhan ingin anda lalui karena merasa proses itu memakan waktu yang lama. Kekuatan apa yang kita miliki ketika memilih masuk kedalam proses? Itu sama dengan emas murni 24 karat yang harus melalui proses sebelum menjadi emas yang murni (logam mulia), proses membuat sesuatu menjadi berkualitas.







MEMILIH MASUK DALAM PROSES



§  HIDUP DENGAN IMAN: Abraham pernah salah mengambil hagar na   karepikirnya dia sudah tua tetapi anak yang Tuhan maksud adalah anak dari   Sarah dan itu artinya Abraham harus menantikan dengan iman.
§  PERCAYA/MENYERAHKAN SELURUH HIDUP: Ishak memilih proses dengan menyerahkan nyawanya di gunung moria tanpa membantah ataupun memberontak.
§    HATI YANG TULUS: Yakub harus melewati ujian upahnya di ganti-ganti oleh Laban mertuanya , tapi dia tetap setia sampai dia sangat di berkati (Dari seorang penipu menjadi orang yang tulus).
§    KEMURNIAN: Rut bisa tidak mengikut Naomi dan meninggalkan mertuanya itu, bagi Rut itu lebih mudah tetapi Rut memilih Naomi (Rut 2:12-13).
§     MENGHORMATI PEMIMPIN: Daud memilih tidak membunuh Saul di dalam gua, tapi memilih proses tanpa menjamah orang yg di urapi Tuhan.
§    TAWANAN ROH: Paulus berkata aku ini Tawanan Roh. Paulus bertumbuh dan menjadi tawanan Roh, melakukan apa pun yang Tuhan inginkan, sepakat dengan apapun yang Roh Kudus katakan sekalipun harus melewati penyiksaan dan dimasukkan dalam penjara.
§ PENGENAPAN SELURUH KEHENDAK BAPA: Yesus sendiri bisa memanggil pasukan malaikat di sorga supaya dia tidak melewati salib (Matius 26:52-54).  






AKIBAT MEMILIH JALAN PINTAS (SHORT CUT)


§   CEMBURU: Kain short cut dengan Membunuh Habel karena cemburu kepada habel. Persembahan habel di terima Tuhan sedangkan kain tidak.
§   KEINGINAN MATA/HARTA: Lot short cut dengan memilih pisah dengan Abraham dan memilih yang dia pandang baik, Sodom dan Gemora seperti taman Tuhan. Disini kita bisa melihat bahwa tawaran memilih jalan pintas/short cut bukan hanya saat seseorang berada di lembah tetapi saat seseorang sedang dibawa naik. Lot seharusnya bisa mewarisi kehidupan iman dari Abraham tetapi kemudia dia kehilangan itu karena lebih memilih keinginan matanya/kehidupan dunia.
§   MEMANDANG RINGAN HAK KESULUNGAN (PERKARA ROHANI): Esau short cut waktu menjual hak Kesulungannya kepada Yakub dengan semangkuk kacang merah karena kesukaannya dan dia lapar. Mari selalu memilih perkara rohani, naikkan level penyembahan, baca Firman-Nya lebih lagi untuk semakin intim dengan-Nya.
§    KEMBALI KE HIDUP YANG LAMA: Orpa short cut dengan meninggalkan Naomi dan pulang ke moab (penyembahan berhala).
§    KESOMBONGAN: Saul short cut waktu memilih mendengar rakyat dari pada Samuel. Ketika hati anda telah menjadi sombong, anda tidak akan pernah bisa mengikuti apa perkataan Tuhan karena kecenderungan untuk mengikuti logika berpikir anda.
§    CINTA AKAN UANG (MAMON): Yudas short cut waktu mengetahui bahwa Yesus hendak mati dan di serahkan maka dia menjual Yesus dengan 30 keping perak. Ini terjadi karena motivasi yang salah dalam dirinya sekalipun sudah menjadi murid Yesus.




Tuhan berjanji akan membawa kita sampai ke puncak destiny tetapi jangan pernah untuk memilih jalan pintas  yang membuat kita tidak sampai kepada destiny yang Tuhan sudah tetapkan. Mari mengikuti Proses dari Tuhan karena di sana kita mengalami cerita Tuhan dan kita mengenal Tuhan secara Pribadi. Kekayaan orang percaya bukan harta benda tetapi Pengenalan dan Perjalanan dengan Tuhan seumur hidupnya.





Amen, Tuhan Yesus memberkati.



MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...