Senin, 08 Juni 2020

MELIHAT PELUANG DIBALIK KRISIS



MELIHAT PELUANG DIBALIK KRISIS

Dari kotbah Ps Joseph Hendrik Gomulya






                        Sebelumnya mari kita lihat pandangan filosofi Chinese terhadap kata "krisis" ini. Bahasa mandarin untuk Krisis adalah : 危机 (wēi jī) berasal dari kata (wēi xiǎn, danger) dan (jī huì, chance). Untuk itu setiap 危机, wēi jī (krisis), selalu memiliki 2 dimensi : pertama 有危 (yǒu wēi, ada bahaya), kedua 有机 (yǒu jī, ada kesempatan, peluang). Jadi di setiap krisis walaupun memang memiliki bahaya, namun juga mengandung kesempatan yang menuju kepada harapan atau kesuksesan.
                        Sebagai anak-anat Tuhan, setiap kita orang percaya jangan hanya melihat bahaya dalam setiap krisis atau masalah karena bersama dengan Kristus kita bisa melihat banyak peluang atau kesempatan dalam setiap krisis atau masalah. Salah contoh kisahnya dalam Alkitab adalah apa yang dialami Ayub saat mengalami krisis. Saat itu Ayub kehilangan semua hartanya dalam satu hari, dia kehilangan semua anak-anaknya, sekujur tubuhnya pun dipenuhi dengan borok yang menyebabkan bau sehingga banyak orang menghindar darinya termasuk semua sahabat-sahabatnya. Beberapa sahabat Ayub bahkan istri ayub sendiri sampai mengucapkan perkataan yan tidak benar tentang Tuhan atas penderitaan yang Ayub alami “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" (Ayub 29:9 TB).
                        Sungguh ajaib respon yang Ayub berikan dalam Ayub 1:21 “katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” ini adalah sebuah penyerahan bahwa didalam hidup kita tidak membawa apa-apa dan Ayub percaya bahwa ketika Tuhan mengambil sesuatu maka Tuhan akan mengembalikan dua kali lipat bahkan lebih.

“1) Maka jawab Ayub kepada Tuhan: 2)“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.”
(Ayub 42:1-2 TB)

                        Di saat mengalami krisis mari percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan saat mengetahui bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu maka mata atau cara pandang seseorang melihat sebuah krisis atau masalah sebagai bahaya berubah dan melihat ada peluang atau kesempatan disitu. Bagi orang lain atau dunia berkata saat ini dunia mengalami krisis tetapi bagi setiap orang percaya justru disitu ada sebuah peluang atau kesempatan.

“dan tidak ada rencana-Mu yang gagal”

                        Artinya Ayub mengerti bahwa ada rencana Tuhan yang besar atas hidupnya sekalipun kenyataan yang dia alami semua hartanya habis, semua anaknya mati dan sekujur tubuhnya dipenuhi borok yang mengeluarkan bau sehingga semua orang menghindarinya.

“3) Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. 4) Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. 5) Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. 6) Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”
(Ayub 42:3-6 TB)

                        Artinya terjadi pertobatan dalam diri Ayub dan saat pertobatan itu terjadi anugerah-Nya turun. Ayub sebenarnya seorang yang sangat terkenal saleh dan jujur, seorang yang dikenal takut akan Tuhan dan tidak pernah membuat celah dalam hidupnya. Itulah sebabnya mengapa dia diberkati berlimpah-limpah oleh Tuhan dan menjadi orang terkaya di kotanya. Tetapi ketika dirinya di uji oleh Tuhan semua yang ada padanya diambil.
                        Seringkali manusia berpikir bahwa saat dirinya hidup saleh berarti dia tidak perlu mengalami krisis, tidak perlu mengalami ujian. Apabila seseorang benar-benar orang yang saleh dan sungguh-sungguh dengan Tuhan maka sebenarnya dia tidak perlu takut karena kebenaran akan memunculkan dirinya dalam hidupnya. Seperti emas yang tidak perlu takut saat dimasukkan dalam perapian yang menyala untuk dimurnikan karena ketika keluar akan tetap menjadi emas. Anak-anak Tuhan yang saat ini mungkin sedang Tuhan murnikan, percayalah bahwa saat keluar dari situ maka dia akan keluar sebagai pemenang seperti emas yang dimurnikan.

“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.”

                        Pengenalan akan Tuhan tidak cukup hanya dari mendengar dari orang lain karena yang Tuhan inginkan adalah setiap anak-anak-Nya mendengar dan mengalami Tuhan secara pribadi tanpa melalui perantara atau bukan dari pengalaman orang lain. Oleh karena Kristus yang hidup dan Roh Kudus yang hidup didalam setiap orang yang percaya maka saat krisis atau masalah datang maka anda akan mengalami keuntungan, mengalami pemulihan, melihat peluang, mengalami tuntunan hari demi hari  dan terobosan kemenangan itu menjadi bagianmu dan Tuhan akan membawa anda lebih dari yang kemarin.

“tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.”

                        Jangan pernah membiarkan mata anda memandang kepada krisis tetapi pandanglah kepada Tuhan melalui firman-Nya yang akan menerangi dan menuntu anda untuk melihat peluang atau kesempatan.
                        Suatu hal yang Tuhan sangat sukai dari setiap anak-anak-Nya adalah apabila mereka memiliki hati yang selalu mau bertobat, pertobatan hari demi hari. Seperti pertobatan yang keluar dari hati dan mulut Ayub :

“6) Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”
 (Ayub 42:6 TB)

                        Makna dari perkataan Ayub ini adalah “Tuhan, aku ini hanyalah tanah liat, aku ini hanyalah abu dari tanah yang Tuhan ciptakan, tidak ada apa-apanya”. Seseorang dahulu mungkin mempunyai banyak uang, mempunyai perusahaan yang besar, hidup dalam kesuksesan dan hidupnya dipakai oleh Tuhan dan kemudian hatinya menjadi sombong tanpa menyadari bahwa dirinya hanyalah debu. Manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa ada penyertaan Tuhan dalam hidupnya. 
“aku duduk dalam debu dan abu.”

                        Makna dari perkataan Ayub ini adalah seperti ketika korban bakaran yang berupa daging dan lemak-lemak dibakar diatas mezbah dan kemudian berubah menjadi abu. Jadi sewaktu pertobatan terjadi atas hidup seseorang itu seperti dia sedang membakar semua sifat kedagingan dalam hidupnya sampai menjadi debu dan abu kemudian membiarkan Roh Tuhan yang menuntun hidupnya sehingga tidak lagi mengikuti keinginan manusianya. Berarti hati dan hidupnya sungguh-sungguh diserahkan kepada Tuhan dan berkata “Tuhan, aku hidup didalam Engkau, aku hidup dalam pertobatan, aku mau hidup secara total sungguh-sungguh kepada-Mu”. Hari-hari ini kita melihat terjadi pertobatan dimana-mana, orang-orang berlutut dan menyembah Tuhan di jalan-jalan. Sesuatu yang sebelumnya belum pernah terjadi bahkan dibeberapa negara eropa gereja itu kosong dan dulunya setiap orang yang menyembah dan berseru kepada Tuhan bisa dikucilan o;eh masyarakat. Mari terus berdoa dan sungguh-sungguh kepada Tuhan sampai kita melihat pemulihan terjadi seperti pemulihan yang terjadi atas hidup Ayub.

“7) Setelah Tuhan mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman Tuhan kepada Elifas, orang Téman: “Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub. 8) Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.” 9) Maka pergilah Elifas, orang Téman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan Tuhan kepada mereka. Dan Tuhan menerima permintaan Ayub. 10) Lalu Tuhan memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.”
(Ayub 42:7-10 TB)

                        Ketika Ayub mengerti akan keadaannya dan kemudian bertobat maka kehidupannya dipulihkan kembali oleh Tuhan tetapi tidak dengan ketiga orang sahabatnya yang mengeluarkan perkataan yang tidak benar tentang Tuhan karena pengenalan mereka akan Tuhan yang sangat dangkal. Jadi saat mengalami krisis atau masalah awasi setiap perkataan anda karena semuanya dihitung oleh Tuhan. Kedewasaan seseorang atau kepercayaan Tuhan dalam hidup seseorang dilihat dari setiap perkataannya atau seberapa dia bisa menjaga perkataannya karena setiap perkataan yang diucapkan bukan hanya didengar oleh manusia tetapi juga oleh Tuhan. Jadi mari menjaga setiap perkataan, karena apa yang kita dapatkan itu bergantung yang kita ucapkan. Keberuntungan dan peluang yang kita dapatkan bergantung dari ucapan yang kita keluarkan karena setiap ucapan yang dikeluarkan berasal dari hati kemudian lahir dari pikiran. Oleh sebab itu pentingnya untuk selalu menjaga kemurnian hati dan kepercayaan kepada Tuhan agar setiap kata yang diucapkan adalah perkataan yang benar.

“Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.” (Ayub 42:8 TB).

                        Saat anda terlanjur melakukan sebuah kesalahan maka jalan keluar yang Tuhan berikan adalah berdamai dengan orang benar (dalam hal ini kepada Ayub) dengan membawa korban persembahan dan meminta maaf (kepada Ayub). Kenapa mereka harus datang kepada Ayub? Karena mereka telah memperkatakan hal yang buruk kepada Ayub, seseorang yang di urapi oleh Tuhan. Nah ini yang banyak terjadi pada banyak orang, Tuhan sebenarnya banyak berbicara kepada mereka tetapi mereka mengabaikannya karena tidak memiliki kerendahan hati untuk datang meminta maaf.
                        Syukurnya ketiga sahabat ini mendengarkan perkataan dari Tuhan dan Ayub dan mereka pergi meminta maaf kepada Ayub karena Tuhan dengan jelas berkata kepada mereka dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima. Sewaktu mengalami krisis atau masalah bukan berarti Tuhan tidak mendengar doamu karena dari doa lah Tuhan mendengarkan permintaan-permintaan doamu. Saat mengalami krisis atau masalah bukan berarti seseorang tidak bisa mendoakan orang lain. Doakanlah orang lain yang datang kepadamu sekalipun masalahmu sendiri belum Tuhan berikan jalan keluarnya karena Tuhan sedang memakaimu untuk memberkati banyak orang.
                        Salah satu yang iblis inginkan ketiak krisis dan masalah datang adalah membuat orang itu mandul atau tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi saat mengalami krisis atau masalah, itu adalah waktu untuk melayani dan memberkati orang lain dan pasti Tuhan akan memberkatimu juga. Seperti seseorang yang bersaksi adalah saat dirinya mengalami krisis atau masalah, dirinya justru pergi mendoakan dan menolong orang lain yang mengalami kesulitan dan yang terjadi kemudian bukannya dia semakin berkekurangan tetapi justru berkelimpahan.

“Lalu Tuhan memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.” (Ayub 42:10 TB)

                        Sungguh sangat luar biasa design yang Tuhan rancangkan, saat ketiga sahabat Ayub yang bertobat datang kepada Ayub meminta untuk didoakan dan setelah didoakan, ketiga sahabatnya ditolong dan dipulihkan oleh Tuhan dan kemudian firman Tuhan berkata Lalu Tuhan memulihkan keadaan Ayub, kapan? Setelah Ayub meminta doa untuk sahabat-sahabatnya dan Tuhan memberkati Ayub dua kali lipat dari kepunyaanya dahulu. Wow sebelum dirinya diuji saja, kekayaan dan hikmat yang Ayub miliki saja sangat luar biasa, tidak ada yang bisa menyamainya. Hikmat yang dimilikinya pun sangat luar biasa sehingga banyak raja-raja yang rela datang dari jauh dan duduk berjam-jam mendengarkan perkataan yang keluar dari mulut Ayub laksana orang yang kehausan menantikan hikmat yang dari sorga. Coba bayangkan sendiri seberapa besar kekayaan dan hikmat yang dimiliki oleh Ayub setelah Tuhan memulihkan hidupnya.
                        Saat krisis atau masalah datang maka ada kesempata atau peluang yang akan datang saat semuanya berlalu, ada pemulihan, ada berkat pelipatgandaan yang besar. Hari-hari ini dunia berkata semua saham sedang turun, mari percaya bahwa di tengah hal tersebut setiap kita orang percaya justru mendapatkan kelimpahan karena kita bisa melihat kesempatan atau peluang dari Tuhan disetiap krisis atau masalah.


Amen, Tuhan Yesus Memberkati

          Only By His Grace
Jurnalis : Untung Bongga Karua

Jumat, 05 Juni 2020

MENANG TERHADAP RAKSASA KEHIDUPAN


MENANG TERHADAP RAKSASA KEHIDUPAN







Dari kotbah Ps Joseph Hendrik Gomulya
Jurnalis : Untung Bongga Karua


                        Diawal tahun 2020 ini dunia dikagetkan dengan munculnya sebuah jenis virus baru COVID19 (Corona Virus Disease) yang kemudian menjadi pandemik di seluruh dunia dan membunuh jutaan orang termasuk di Indonesia. Ketika virus ini masuk dan menjadi pandemik di Indonesia di akhir februari 2020, dan kemudian pemerintah membatasi segala aktifitas masyarakat termasuk sekolah yang harus tutup dan memberlakukan  belajar secara online dari rumah, kemudian pemerintah menutup beberapa toko, hotel, mall dan supermarket kecuali yang menyediakan kehidupan pokok masyarakat seperti makanan, minuman dan sarana komunikasi. Beberapa perusahaan terpaksa harus mengurangi jumlah karyawan di perusahaan mereka sehingga membuat dalam waktu singkat banyak masyarakat harus kehilangan pekerjaan akibat dari pandemik ini. Pandemik ini tidak hanya menimbulkan kepanikan, katakutan dan kekuatiran dari virusnya itu sendiri tetapi juga dampak yang ditimbulkannya seperti bagaimana masyarakat harus membayar tagihan-tagihan mereka dan bagaimana kelangsungan hidup mereka kedepannya. Masalah ini seperti sebuah raksasa tiba-tiba muncul dihadapan masyarakat, sebuah masalah besar yang masyarakat dunia sedang hadapi.
                        Ps Joseph Hendrik Gomulya yang dalam tulisan ini ijinkan saya menyebut nama beliau dengan inisial JHG, beliau mengatakan bahwa seberapa besar apapun masalah yang masyarakat dunia sedang hadapi saat ini selalu Tuhan yang lebih besar dan berkuasa. Tuhan selalu merancangkan dan menyatakan dirinya dalam setiap rancangan-Nya yang ajaib. Iblis selalu merancangkan hal yang buruk tetapi Tuhan selalu merancangkan hal yang terbaik bagi setiap manusia yang dikasihi-Nya.
                        Ketakutan dan kekuatiran yang iblis hembuskan ini adalah cara iblis untuk mencuri iman dan pengaharapan kita. Kita harus bisa memotong itu dan jangan ijinkan iblis memasukkan perkara-perkara yang negatif dalam hidup kita. Bagaimana caranya? Yaitu dengan selalu memikirkan perkara-perkara yang diatas, mematikan segala bentuk kedagingan, hawa nafsu, amarah, kebencian, dsb. Kata mematikan disini dalam bahasa aslinya sebenarnya adalah memotong.
            Ketika saluran itu dipotong maka yang di supply akan mati, jadi ketika saluran yang negatif ini dipotong salurannya maka otomatis kemarahan, kebencian, hawa nafsu jahat, dan semua perbuatan daging menjadi mati. Oleh sebab itu Tuhan berkata matikanlah perbuatan-perbuatan daging dengan memotong salurannya dan kemudian membuka saluran yang baru dengan memikirkan hal-hal yang baik, hal-hal yang mulia, memikirkan firman Tuhan dan memikirkan sesuatu yang memberikan damai sejahtera maka kehidupan yang terjadi. Karena saluran apa yang kita buka hari ini maka itu yang akan kita terima di kemudian hari.
                        Ketakutan dan kekuatiran yang melanda masyarakat dunia saat ini juga pernah dialami oleh bangsa Israel ketika mereka dikepung oleh bangsa Filistin yang dipimpin oleh Goliat seorang raksasa yang sangat tinggi dan bertubuh besar. Tidak ada seorang pun dari bangsa Israel yang berani maju menghadapinya termasuk raja mereka sendiri Saul. Sampai kemudian muncul seorang pahlawan Tuhan yang bernama Daud yang berani maju untuk menghadapi Goliat, seorang anak muda yang awalnya di pandang sebelah mata bukan hanya dari pihak musuh tetapi juga oleh bangsa dan keluarganya sendiri.
                        Pertanyaannya sekarang bagaimana caranya bisa seperti Daud berani menghadapi raksasa dari kehidupan ini? Bagaimana caranya menjadi orang yang dipilih oleh Tuhan, menjadi seorang pemenang di saat-saat seperti ini? Tuhan pasti tidak menginginkan hanya Daud yang menjadi seorang pemenang, yang oleh karena Kristus saat ini kita adalah Daud-Daud masa kini yang oleh-Nya kita menjadi seorang pemenang bahkan lebih dari seorang pemenang. Kita akan belajar karakter seperti apa yang Daud miliki, strategi dan apa cara yang Daud miliki sehingga dia mengalami kemenangan yang luar biasa.
                        Ada 4 strategi atau tips Alkitabiah yang Daud gunakan untuk mendapatkan kemenangan dalam menghadapi raksasa kehidupan :

1)   Belajar Untuk Setia Dalam Melakukan Perkara-Perkara Yang Kecil.

Lalu Samuel berkata kepada Isai: “Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: “Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai: “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” (1 Samuel 16:11 TB)

                   Firman Tuhan mencatat bahwa nabi Samuel datang ke rumah Isai untuk mengurapi salah satu anaknya menjadi raja menggantikan Saul. Samuel adalah nabi terakhir di masa nabi-nabi sebelum masuk ke masa ke masa raja-raja, dan raja pertama di masa raja-raja adalah Saul. Jadi sebelum masuk masa raja-raja, nabi Samuel yang memerintah atas bangsa Israel dan Saul sendiri adalah raja yang diurapi oleh nabi Samuel.
Ketika seorang pembesar memberitahukan atau jaman sekarang menelpon anda bahwa dia akan berkunjung ke rumah anda dengan suatu maksud tertentu. Pembesar itu pasti akan memberitahukan anda sebelumnya karena ada yang harus anda persiapkan baginya. Hal yang sama juga terjadi pada Isai, nabi Samuel pasti telah memberitahukan kepada Isai bahwa dia akan berkunjung ke rumahnya dengan tujuan untuk mengurapi salah satu anaknya menjadi raja atas bangsa Israel yang telah Tuhan pilih. Jadi pastinya Isai akan mempersiapkan segala sesuatunya bukan hanya mempersiapkan makanan dan minuman yang terbaik untuk menjamu nabi Samuel tetapi dia juga telah memilih dan menyiapkan anak-anaknya yang dipandangnya baik dan pantas untuk diurapi menjadi raja. Kecuali satu orang yaitu Daud yang bukan hanya dianggap tidak pantas dan layak menjadi raja karena masih muda tetapi juga dianggap tidak layak berada dalam jamuan makan bersama nabi Samuel, sampai nabi Samuel sendiri berkata “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” Seorang pembesar datang berkunjung ke rumah kita tetapi kita sendiri tidak dilibatkan untuk menjamunya. Ini seperti ketika pemimpin anda di kantor memilih orang lain untuk melakukan pekerjaan yang besar dan anda sendiri tidak terpilih. Didalam hati pasti anda akan bertanya-tanya kenapa bukan anda yang dipilih, nah kira-kira pertanyaan seperti itu pula yang kira-kira ada dalam benak daud saat itu.
                   Terkadang apa yang tidak diperhitungkan oleh manusia, justru itu yang Tuhan perhitungkan, apa yang tidak dilihat oleh manusia justru itu yang dilihat oleh Tuhan. Nabi Samuel pun mengalami hal yang demikian, saat dia melihat saudara-saudara daud yang gagah perkasa dan pikirnya salah satu dari merekalah yang pasti Tuhan akan pilih. Tetapi ternyata tidak ada satupun yang Tuhan pilih sampai kemudian nabi Samuel bertanya kepada Isai “Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: “Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.”
                   Saat semua saudaranya berada dalam jamuan bersama nabi Samuel dengan janji bahwa salah satu dari mereka akan diurapi olehnya menjadi raja menggantikan Saul. Daud justru taat dan setia tanpa komplain sedikit pun melakukan tugas yang diberikan oleh ayahnya kepadanya. Suatu pekerjaan yang kecil yang sebenarnya kalau Daud dianggap pantas dan layak untuk dipilih menjadi raja oleh Isai ayahnya pekerjaan tersebut sebenarnya bisa dipending atau ditunda sementara waktu dan duduk bersama dengan saudara-saudaranya yang lain menjamu nabi Samuel.
                   Hal yang sama kadang terjadi dalam pelayanan, ada yang menggerutu dan berkata “sekian lama dalam pelayanan hanya diberi tugas dan tanggung jawab hanya di komsel melayani 2 atau 3 orang saja dan tidak pernah diberi tanggung jawab yang lebih besar” atau perkataan yang ini sering dilontarkan oleh anak-anak Tuhan yang baru terjun kedalam dunia pelayanan “sekian lama sekolah tapi justru setiap hari diberi pekerjaan hanya membersihkan ruang gereja setiap hari”. Semua pekerjaan itu sepertinya hanya perkara kecil dan tidak dihitung oleh orang kebanyakan. Tetapi ada satu hal yang perlu kita ingat bahwa perkara yang kecil butuh yang namanya kesetiaan dan saat seseorang setia melakukannya maka dia akan setia pula sewaktu melakukan perkara yang kecil.
                   Setia melakukan perkara yang besar itu mudah, tetapi orang yang hanya bisa setia pada perkara yang besar tidak akan memiliki yang namanya tanggung jawab dalam melakukan perkara yang besar. Karena untuk melahirkan sebuah tanggung jawab dalam melakukan perkara yang besar dibutuhkan didikan, kesetiaan, melakukan perkara yang kecil, melakukan pekerjaan yang tidak pernah dilihat, dianggap dan diapresiasi oleh orang lain. Tetapi sewaktu anda taat dan setia dalam mengerjakannya, yakinlah suatu kali kelak referensimu dari setia melakukan perkara yang kecil itu akan membuatmu dibawa naik untuk melihat kemuliaan Tuhan. jadi jangan berkecil hati karena Tuhan melihat ketulusan hati anda saat taat dan setia melakukan perkara yang kecil.
                   Mari ijinkan Tuhan untuk membentuk anda setia melakukan perkara yang kecil, seperti yang JHG sendiri alami dimana sebelum menjadi hamba Tuhan beliau fokus hanya kepada bisnisnya sebagai seorang pengusaha. Di tengah-tengah kesibukan membangun kembali bisnisnya yang jatuh, beliau membantu pelayanan di gereja yang ayahnya gembalakan. Beliau membantu dalam menyiapkan segala yang dibutuhkan dalam pelayanan di gereja, beliau akan selalu berada di tempat-tempat yang orang lain tidak inginkan seperti pelayanan ke komsel-komsel yang jauh bahkan ada saat dimana beliau melakukannya dengan berjalan kaki karena waktu itu oleh suatu hal beliau terpaksa menjual semua aset yang beliau miliki termasuk kendaraan yang dimilikinya. Orang-orang terdekat beliau bertanya kepada beliau “kenapa bapak mau melakukan semua itu? Bapak kan dulunya seorang pemimpin perusahaan?
                   Beliau menjawab pertanyaan tersebut dengan berkata bahwa ini semua adalah cara Tuhan untuk mendidiknya memiliki karakter hamba yang terus melekat dalam diri beliau sampai hari ini. Dari situ beliau belajar kesulitan seseorang menjadi pemimpin yang baik adalah memiliki sifat “ngeboos” atau selalu mau dilayani, karena Tuhan tidak pernah memakai seorang boss tetapi seseorang yang memiliki hati hamba. Seseorang boleh saja memiliki uang tetapi hatinya harus memiliki hati hamba. Lakukanlah apa yang Tuhan inginkan anda lakukan, karena itulah yang akan membuatmu bertahan, mengerti dan bisa mengikuti setiap perkataan Tuhan. Kalau saat ini Tuhan mempercayakan untuk beliau menjadi gembala sidang karena beliau mengetahui bahwa itu adalah panggilan Tuhan atas hidupnya padahal dulunya tidak ada pernah ada dalam pikiran beliau untuk menjadi gembala sidang bahkan beliau tidak menginginkannya. Jadi jangan pernah berkecil hati, merasa tidak layak dan pantas tetapi yang terpenting adalah Tuhan melihat perubahan dari diri kita, yang Tuhan lihat bukan yang diluar tetapi yang didalam. Mari setia melakukan perkara yang kecil, tanya Tuhan perkara kecil apa yang Tuhan ingin percayakan kepada anda.

14) Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul. 15) Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem. (1 Samuel 17:14-15 TB)

                   Ada satu hal lain yang luar biasa yang bisa setiap kita pelajari dari Daud, yaitu dia tetap setia melakukan perkara yang kecil sekalipun dirinya sudah diurapi menjadi raja bahkan saat itu dirinya sudah berada atau mengabdi di lingkungan istana dengan mengabdi kepada Saul yang saat itu dihinggapi oleh roh jahat yang selalu menganggunya sehingga Saul menginginkan Daud selalu berada disampingnya. Ini sungguh kontras dengan kebanyakan orang-saat ini yang ketika hidupnya sudah diangkat dan di promosi oleh Tuhan kemudian melupakan apa yang menjadi panggilannya. Ada banyak pengusaha ketika tidak punya apa-apa mau melayani Tuhan tetapi saat bisnis atau usahanya sudah maju apalagi saat sudah mengenal pembesar-pembesar (raja-raja) kemudian melupakan panggilannya, tidak mau lagi melayani 2- 3 orang di komsel seperti dahulu dengan alasan kesibukan. Inilah yang membuat orang tidak bisa bertahan didalam posisi yang tinggi saat diangkat oleh Tuhan karena tidak menanam dirinya untuk setia dalam melakukan perkara yang kecil. Bagaimana Tuhan mau percayakan perkara yang besar?
                   Setelah melayani Saul, saat saudara-saudaranya yang lain tetap mengikuti Saul, Daud memilih selalu pulang daripada Saul untuk kembali menggembalakan 2 – 3 ekor kambing domba ayahnya di Bethlehem. Daud adalah tipe orang yang memiliki kesetiaan dan karakter seperti inilah yang Tuhan inginkan setiap kita miliki, apakah kita masih memiliki kesetiaan didalam melayani jiwa-jiwa? Apakah kita masih memiliki kesetiaan dalam beribadah? Apakah kita masih memiliki kesetiaan atas setiap pelayanan yang Tuhan berikan dan percayakan kepada kita?
                   Kesetiaan dalam melakukan perkara-perkara yang kecil nantinya adalah sebuah pondasi yang kuat sehingga membuat kita tidak gampang jatuh saat Tuhan mengangkat hidup kita. Mari belajar dari kesetiaan yang Daud berikan saat menjaga kawanan kambing, domba di Bethlehem, pekerjaan yang bagi orang lain kelihatannya sepele tetapi Daud memberi sebuah nilai dari kesetiaan yaitu dengan bertanggung jawab penuh dengan apa yang Tuhan percayakan kepadanya dengan mempertaruhkan nyawanya untuk itu. Daud menghilangkan dalam benaknya bahwa apa yang sebenarnya dilakukannya ini tidak mendapat apresiasi dari ayah dan saudara-saudaranya. Daud melihat dari sudut pandang yang lain bahwa nilai tanggung jawab dan kesetiaan  ini adalahbentuk dari didikan Tuhan sendiri atas dirinya.
                   Inilah rerensi yang Daud berikan, bahwa terhadap binatang saja dirinya bisa setia apalagi terhadap manusia, ciptaan Tuhan yang paling mulia, yang dikasihi dan rela mati untuk mereka. Kesetiaan yang Daud berikan melakukan tanggung jawab yang ayah-Nya erikan kepadanya sekalipun tidak mendapat apreasiasi adalah pelajaran buat kita semua bahwa saat kita biasa tunduk dan taat kepada otoritas atau pemimpin yang Tuhan percayakan dalam hidup kita maka pasti kita pun bisa taat kepada Tuhan. Karena apabila kita tidak bisa tunduk kepada otoritas atau pemimpin yang kelihatan saja kita tidak bisa taat, bagaimana kita bisa taat kepada Tuhan yang tidak kelihatan? Jadi mari memilih untuk berbeda seperti Daud.

2)   Daud Selektif Dalam Mendengarkan.

“Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: “Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran.” (1 Samuel 17:28 TB)

                   Untuk memenangkan pertempuran terhadap raksasa dalam kehidupan anda mesti selektif dalam mendengarkan suara. Jangan segala sesuatunya dimasukkan, kita harus bisa memotong salurannya dan pastikan bahwa hanya perkataan firman Tuhan yang masuk dalam hidup anda. Saat anda mulai untuk berdiri bagi Tuhan, seperti Daud yang ingin maju menghadapi Goliat tetapi dinilai jahat oleh saudaranya. Saat anda mulai sungguh-sungguh mencari dan datang kepada Tuhan, mungkin ada saja  orang-orang yang berkata bahwa anda jahat, anda hanya terlihat rohani di gereja atau segala perkataan negatif lainnya. Jangan masukkan itu dalam pikiran andatetapi arahkanlah hatimu kepada Tuhan

“32) Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” 33) Tetapi Saul berkata kepada Daud: “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit.”                     (1 Samuel 17:32-33 TB)

“42) Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. 43) Orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud. 44) Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.” (1 Samuel 17:42-44 TB)

                   Saat anda mulai dibawa oleh Tuhan untuk maju kedepan bukan berarti bahwa didepan tidak ada tantangan. Saat anda berjalan dengan iman bukan berarti tidak akan ada protes atau perkataan negatif, saat anda mulai sungguh-sungguh bukan berarti orang-orang akan setuju dengan apa yang anda katakan. Bagaimana menghadapinya? Anda harus meemiliki filter dan terlatih didalam mendengarkan setiap perkataan orang. Buang semua sampah, semua perkataan negatif yang orang lain ucapkan dan jangan ijinkan itu masuk dalam hidupmu dan masukkan perkataan yang yang dari Tuhan melalui firman-Nya. Ijinkanlah setiap perkataan firman-Nya menghidupi dan bekerja dalam diri anda untuk melawan setiap perkataan-perkataan yang negatif. Firman Tuhan adalah pegangan kita bahwa kita lebih dari pemenang.
                   Di suatu malam JHG bermimpi dan sebelum menuliskan mimpi beliau disini, beliau berpesan bahwa beliau menceritakan mimpinya bukan untuk menunjukkan bahwa diri beliau lebih dari siapa pun karena beliau sangat menghormati semua hamba-hamba Tuhan. Dalam mimpinya beliau sedang berada dalam sebuah jamuan yang sangat besar dan megah, bersama istri beliau kemudian masuk ke dalam jamuan tersebut dan memilih untuk duduk agak sedikit di belakang. Dalam ruangan jamuan tersebut beliau melihat bahwa di depan disediakan sebuah meja khusus untuk menjamu orang-orang pilihan Tuhan dan beliau merasakan bahwa seluruh ruangan tersebut dilingkupi dengan sukacita sorgawi. Dalam mimpinya tersebut beliau melihat ada 2 orang yang masuk dan langsung memilih untuk duduk di tempat yang paling depan. Kemudian beliau melihat seorang pelayan dari pesta tersebut datang menghampiri mereka dan sambil meminta maaf berkata bahwa tempat yang mereka sedang duduki bukan buat mereka, mereka kemudian pindah ke tempat duduk berikutnya tetapi pelayan pesta juga kembali mengatakan hal yang sama sampai akhirnya kedua orang tersebut kemudian duduk di belakang dari tempat JHG. Kemudian pelayan pesta tersebut kemudian menghampiri JHG dan istri dan mengatakan untuk pindah ke depan karena tempat tersebut adalah untuk mereka. Beliau sebenarnya enggan untuk pindah apalagi istri seperti biasa mengatakan untuk lebih baik untuk mereka tetap duduk di tempat mereka sekarang. Tetapi akhirnya Jhg dan istri akhirnya pindah juga ke depan setelah pelayan pesta mengundang mereka kembali untuk pindah kedepan melalui pengeras suara karena mereka adalah pemilik dari pesta jamuan tersebut. Saat duduk ditempat tersebut JHG hanya bisa bersyukur kepada Tuhan dan beliau merasakan hadirat Tuhan yang begitu pekat sehingga beliau menitikkan air mata dan sampai beliau kemudian terbangun dari mimpi tersebut air mata itu masih ada, kemudian dalam penyembahan Tuhan berkata kepada beliau untuk mempersiapkan dirinya dan semua jemaat yang lain untuk jamuan-Nya.
                   Jadi mari mempersiapkan diri anda, sewaktu anda setia melakukan perkara-perkara yang kecil, Tuhan akan melakukan perkara-perkara yang besar buat anda. Sekalipun anda berada di belakang, Tuhan mengetahui bagaimana membawamu untuk naik dan maju ke depan sekalipun mungkin ada orang yang protes.

3)   Daud Percaya Penuh Kepada Penyertaan Tuhan.

34) Tetapi Daud berkata kepada Saul: “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, 35) maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. 36) Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.” 37) Pula kata Daud: “Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: “Pergilah! Tuhan menyertai engkau.” (1 Samuel 17:34-37 TB)

45) Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. 46) Hari ini juga Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, 47) dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” (1 Samuel 17:45-47 TB)

                   Orang yang mempunyai kepercayaan kepada Tuhan memiliki tanggung jawab karena tanggung jawab dan integritas adalah cerminan daripada kepercayaan Tuhan. Saat Daud diberi tanggung jawab dia melakukannya dengan sungguh-sungguh sekalipun itu nyawa yang dipertaruhkannya padahal apa artinya 2 – 3 ekor kambing domba yang bisa dicari/dibeli sebagai penggantinya.
                   Seseorang yang mempunyai karakter percaya dengan Tuhan memiliki kualitas untuk bertanggung jawab atas apa yang Tuhan berikan dan percayakan dalam hidupnya. Karena ada 2 tipe kepercayaan seseorang kepada Tuhan yaitu percaya sebagian dan percaya penuh kepada Tuhan, bedanya dimana? Orang yang hanya percaya sebagian adalah orang yang hanya percaya sesuai dengan keadaan dan kehendaknya sehingga dia tidak akan memiliki nilai tanggung jawab atas apa yang diberikan dan dipercayakan kepadaya. Tetapi orang yang percaya penuh kepada Tuhan apapun keadaannya dia tetap percaya kepada Tuhan, baik saat Tuhan mengangkatnya tinggi naik ke atas gunung yang tinggi maupun saat Tuhan membawanya turun ke lembah. Apapun keadaanya orang yang percaya penuh kepada Tuhan akan tetap mempunyai nilai tanggung jawab atas apa yang Tuhan berikan dan pervayakan dalam hidupnya.
                   Seseorang yang percaya penuh kepada Tuhan tidak akan bisa menggantikan integritasnya dengan alasan apapun. Dia tidak memiliki pilihan yang lain karena pilihannya hanya mengambil tanggung jawab dari pekerjaan dan pelayanan yang Tuhan percayakan dan percaya bahwa Tuhan turut ambil bagian didalam tanggung jawabnya. Orang ini percaya bahwa ketika dirinya bertanggung jawab atas apa yang Tuhan berikan dan percayakan maka Tuhan akan memberikan kepadanya keahlian, kekuatan, pengurapan dan kemenangan. Seperti Daud yang Tuhan berikan hikmat kepadanya bagaimana mengalahkan singa dan beruang yang ukurannya jauh lebih besar dari Daud.
                   Pekerjaan dan pelayanan seseorang tidak bisa meningkat karena tidak pernah serius dalam bekerja. Tidak pernah detail mengembangkan bisnisnya, tidak pernah serius mengembangkan pelayanannya. Seperti hari-hari ini dalam masa pandemik, ketika pemerintah mengatakan untuk berdiam dirumah untuk mencegah penyebaran virus tidak semakin meluas, kebanyakan orang memilih untuk tidur-tiduran, bermalas-malasan dan tidak berbuat apa-apa. Padahal ada banyak hal produktf sebenarnya yang bisa dilakukan sekalipun harus berdiam di rumah untuk menjadi persiapan ketika segala sesuatunya kembali normal atau menjadi referensi kita kedepan. Seperti Daud ketika maju menghadapi Goliat yang menjadi referensinya adalah saat dia menjaga kawanan kambing – domba ayahnya dari terkaman binatang buas, di situ adalah yempat dimana dia mempersiapkan dirinya dengan berlatih sungguh-sungguh mempergunakan umbannya menghadapi binatang-binatang buas dan inilah yang kemudia menjadi referensinya.
                   Saat anda setia melakukan perkara-perkara yang kecil dengan setia dan penuh tanggung jawab, suatu saat jangan kaget karena apa yang anda tidak perkirakan tetapi itu diperhitungkan oleh Tuhan dengan memilih dan memberkatimu dengan memberikanmu sebuah tanggung jawab atau perkara-perkara yang jauh lebih besar karena anda belajar setia untuk melakukannya. Seperti JHG dan istri yang sejak tahun 2009, Tuhan menaruh visi kepada mereka untuk melayani dan memberi makan orang-orang miskin melalui rumah-rumah singgah yang visinya juga mereka bagikan kepada orang lain. Dan di awal-awal mereka pernah diskusi bagaimana jika seandainya tidak ada orang lain yang ikut menyumbang? Tetapi mereka memutuskan untuk tetap melakukannya sekalipun tidak ada orang lain yang ikut terlibat sekalipun dana yang harus dikeluarkan sangat besar. Mereka memegang prinsip bahwa usaha dan bisnis yang Tuhan percayakan bukan untuk memperkaya diri tetapi untuk menjadi salran berkat juga bagi orang lain sehingga semakin banyak orang merasakan kebaikan Tuhan serta menjadi teladan atau contoh bagi yang lain agar mereka juga memiliki referensi sorgawi. Saat mereka setia melakukannya, Tuhan memberikan perkara-perkara yang besar, Tuhan memberi kasih karunia yang lebih banyak lagi dan itulah yang menjadi referensi kenapa Tuhan memberkati kehidupan mereka.

4)   Daud Aktif Dan Inisiatif Untuk Maju.

“Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu.” (1 Samuel 17:40 TB)

“48) Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu; 49) lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. 50) Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. 51) Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu. Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka.” (1 Samuel 17:48-51 TB)

Untuk melakukan sebuah terobosan dibutuhkan inisiatif, untuk memenangkan pertempuran dibutuhkan kita yang aktif. Kenapa kita terus-menerus diserang oleh musuh karena kita terlalu pasif bahkan menjadi sifat yang apatis, cuek dan tidak peduli karena merasa itu bukan tanggung jawabnya. Seperti tanggung jawab untuk mengalahkan Goliat, tentara-tentara yang besar-besar dan terlatih saja takut bahkan raja Saul saja takut menghadapinya apalagi saya. Ada banyak orang ketika sedang menghadapi pertempuran yang dilihatnya adalah orang lain, yang dilihatnya adalah musuhnya yang besar, yang dilihatnya adalah dirinya yang kecil sehingga membuat dia kemudian down, apatis dan berpikiran negatif. Tetapi orang yang mengenal siapa Tuhannya akan mengetahui bagaimana membuat terobosan seperti yang dilakukan oleh Daud yang mengambil 5 batu  untuk diletakkan di umbannya karena saudara dari Goliat ada 5 dan ini sangat profetik. 5 adalaha angak anugerah.
                   Jadi latihlah dirimu sampai engkau mempunyai senjata yang ahli. Ada banyak orang melatih dirinya dengan terlalu banyak perkara tetapi dia tidak spesifik ahli didalam satu hal. Tetapi untuk peperangan anda mesti dalam satu hal ini karena itu adalah senjatamu untuk memenangkan peperangan. Hal inilah yang dilakukan oleh Daud dimana dia berlatih terus-menerus menggunakan umbannya saat menjaga kawanan kambing dombanyadari terkaman binatang buas sampai dia kemudian benar-benar mahir menggunakan umbannya dengan tepat dan terampil. Dalam pelayanan yang Tuhan percayakan pun seperti itu, kita harus terus menerus berlatih sampai benar-benar spesifik terlatih disana.
                   Saat Tuhan mempercayakan anda sebuah usaha, pekerjaan dan pelayanan latih dirimu sampai engkau benar-benar terlatih dan ahli secara spesifik di bidang tersebut. Karena dalam peperangan anda harus menggunakan senjatamu sendiri yang anda telah ahli dalam menggunakannya dan bukan senjata orang lain. Seperti Daud yang tidak bisa menggunakan baju zirah dan pedang yang dimiliki oleh Saul yang terasa berat baginya, karena memang itu bukan senjatanya.





Amin, Tuhan Yesus Memberkati.



         Only By His Grace


MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...