Minggu, 09 April 2017

KUASA DARI KATA SEPAKAT

Ps Joseph Hendrik Gomulya

Ayat Bacaan:
(1 Samuel 14:1-23 TB)

Ada sebuah pelajaran berharga yang bisa kita dapatkan dari kisah Yonatan dan bujang pembawa senjatanya ini dimana dalam sebuah peperangan sangat diperlukan sebuah strategi dan tanda kemenangan dari Tuhan. Apabila kita ingin memenangkan sebuah peperangan secara mutlak maka kita harus memperhatikan ketepatannya dimana itu bisa dilakukan apabila kita mau SEPAKAT dengan Tuhan dan hati yang selalu bergantung kepada Tuhan. Jadi ketepatan itu sesungguhnya adalah milik Tuhan karena hanya Tuhan yang mengetahui segala sesuatu yang tepat dan jangan pernah merasa didalam hati bahwa anda bisa melakukan segala sesuatu dalam ketepatan lebih dari orang lain karena itu adalah sebuah kesombongan.

Seorang pemimpin dibekali oleh Tuhan untuk selalu bisa SEPAKAT dengan-Nya untuk bisa melakukan segala sesuatu dalam ketapatan dimana seorang pemimpin harus terus bergantung kepada Tuhan. Semakin besar pekerjaan yang diberikan kepadanya maka orang itu harus semakin bergantung kepada Tuhan dimana tugas dan pekerjaan yang Tuhan berikan akan terus semakin besar sehingga sangat diperlukan kekuatan yang lebih sehingga disinilah dibutuhkan untuk terus belajar bergantung kepada Tuhan. Semakin besar pasukan maka akan semakin besar tugas, tanggung jawab dan kemenangan yang akan Tuhan akan berikan sehingga dibutuhkan ketepatann karena pasti akan selalu dibutuhkan cara yang baru dan hati yang mau terus belajar dengan Tuhan.

Yonatan artinya yang di beri karunia oleh JEHOVAH, jadi Yonatan adalah orang yang di beri Kasih Karunia oleh Tuhan, Yonatan adalah orang yang lahir dengan sebuah tujuan.

"Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: “Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin Tuhan akan bertindak untuk kita, sebab bagi Tuhan tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.” (1 Samuel 14:6 TB)  

Di sini Yonatan sedang mengalami peperangan melawan orang filistin yang tidak bersunat itu. Ini adalah perkataan yang sama yang Daud katakan ketika mengahadapi dan mengalahkan Goliat, orang Filistin yang tidak bersunat itu. Jadi kita bisa melihat bahwa selalu ada perjanjian Tuhan yang menjamin kita bahwa kemenangan itu sudah diberikan kepada kita. 

“Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini”

Artinya Yonatan mengetahui bahwa bersunat itu artinya ada perjanjian antara Tuhan dengan bangsa Israel sedangkan orang-orang tidak bersunat itu adalah adalah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, orang-orang yang menyembah berhala dan tidak menghargai Tuhan. Perkataan Yonatan ini secara tidak langsung menyadarkan bahwa kita ini adalah pasukan Tuhan yang dipilih dan dijamin Tuhan melalui perjanjian-Nya.

Sewaktu menghadapi dan mengalami peperangan kita harus mempercayai bahwa kemenangan sudah diberikan melalui pengorbanan Tuhan Yesus diatas kayu salib untuk kita berdiri diatas kemenangan itu. Perkatakanlah selalu kemenangan yang Tuhan Yesus sudah berikan diatas kayu salib dan oleh karena Kuasa-Nya anda dan saya menjadi lebih dari pemenang, artinya setiap kita menuju ke medan peperangan untuk menjadi lebih dari pemenang. Jadi peperangan tidak dimulai dari titik 0 menuju angka 100 tetapi justru memulainya dari angka 100 yang adalah karya kemenangan Kristus diatas kayu salib. Anda dan saya membawa angka 100 ini ke semua daerah, wilayah dan kota sehingga kemenangan Kristus itu bisa dirasakan oeh semua orang.

Keselamatan, kemenangan, otoritas, dan kuasa Tuhan sama sekali tidak ada faedahnya apabila anda dan saya tinggal berdiam diri, sehingga oleh karena itu Tuhan memberikan kepada anda dan saya kuasa dan otoritas untuk pergi berperang untuk membawa angka kemenangan atau kabar kemenangan itu kepada semua orang. Peperangan kita bukan lagi melawan darah dan daging, bukan melawan manusia tetapi melawan spirit dosa yang mengikat orang tersebut seperti Tuhan Yesus yang mengasihi setiap orang yang berdosa tetapi Dia membenci dosanya. Jadi jangan karena membenci dosanya anda juga membenci orangnya, tetapi kasihilah orangnya dan membenci dosanya dengan cara mendoakan dan memerangi spirit dosa yang membelenggu orang tersebut, merebutnya kembali dari cengkeraman iblis dan membawanya kepada Tuhan. Apabila anda berdiam diri saja dan tidak mau mendoakannya maka anda tidak sedang membenci dosanya justru ada kemungkinan bahwa anda justru sedang membenci orangnya.

Jadi apabila anda bersinggungan atau anda sedang mengalami gesekan dengan orang lain, tanda bahwa anda mengasihinya adalah anda mendoakan orang yang bersinggungan dengan anda tersebut. Pengertian dari firman Tuhan yang mengatakan “Kasihilah musuhmu” adalah dengan mendoakan orang yang memusuhi anda sebagai tanda bahwa anda benar-benar mengasihinya

Mari kita perhatikan bagaimana sikap dari bujang pembawa senjata Yonatan kepada Yonatan dalam ayat 6 dan 7:

"Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: “Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin Tuhan akan bertindak untuk kita, sebab bagi Tuhan tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.” Lalu jawab pembawa senjatanya itu kepadanya: “Lakukanlah niat hatimu itu; sungguh, aku sepakat.” (1 Samuel 14:6-7 TB) 

Dalam ayat 6 bujang pembawa senjata Yonatan sedang diberikan pengertian, sedang dimasukkan firman dan strategi bahwa lawan yang akan dihadapi dan strategi yang akan digunakan adalah:
Orang yang tidak bersunat atau orang yang tidak menegenal Tuhan (mengingat Perjanjian Tuhan).

Yonatan mengajak bujang pembawa senjatanya untuk percaya bahwa Tuhan yang akan berperang untuk mereka.

Percaya bahwa Tuhan selalu di pihak kita.

Terkadang ketika kita mengalami sebuah peperangan kita bisa menghitung kekuatan lawan  tetapi terkadang itu juga dirahasiakan oleh musuh tetapi buka berarti bahwa kita akan maju dan memenangkan peperangan bergantung dari jumlah pasukan yang akan kita bawa (lebih banyak ataupun sedikit) karena dasarnya adalah percaya bahwa Tuhan ada di pihak kita ketika kita maju berperang dan Dia yang akan bertindak. Jadi sebelum dan sesudah peperangan kita harus mengerti bahwa yang bertindak itu adalah Tuhan.

Kira-kira apa yang didengar dan bagaimana respon dari bujang pembawa senjata Yonatan?

Terkadang level pemimpin dengan level orang yang ada dibawahnya itu berbeda, jadi apa kegunaan dan kekuatan dari kata SEPAKAT? SEPAKAT bukan berarti sudah memahami dan sudah mengerti karena terkadang tidak seperti itu, ketika kita SEPAKAT dengan firman Tuhan itu berarti kita percaya dan mau sepakat dengan Tuhan serta berkata “YA”  di tubuh, jiwa dan roh kita sekalipun dalam pikiran dan pengertian kita itu sepertinya tidak mungkin, mustahil dan seharusnya tidak seperti itu tetapi kita mau melakukannya.

KESAKSIAN:

Sekitar lima tahun yang lalu Ps Hendrik pergi berlibur ke suatu tempat di Sulawesi Tengah dan disana beliau dilayani oleh seorang teman yang bukan anak Tuhan, Bapak  ini melayani segala keperluan dan kebutuhan Ps Hendrk selama berlibur di tempatnya bahkan menyediakan makanan laut kesukaan Ps Hendrik seperti Lobster, kepiting dan udang yang ukurannya sangat besar yang diketahuinya dari bertanya dari bertanya kepada orang-orang terdekat Ps Hendrik. Setelah selesai menikmati semua makanan dan minuman yang disediakan Roh Kudus kemudian berbicara di hati Ps Hendrik untuk mendoakan dan memberkati bapak ini yang telah melayaninya dengan tulus hati ini dan Tuhan berkata bahwa orang ini suatu hari kelak akan Tuhan angkat menjadi bupati di suatu daerah dan akhirnya itu tergenapi saat ini ketika bapak ini kemudian terpilih menjadi bupati dari sebuah pulau di Sulawesi tengah.

Terkadang anda ingin didoakan oleh seseorang tetapi tidak mengetahui bagaimana menyentuh jiwa orang yang anda inginkan mendoakan anda. Seperti kita ketahui dalam Perjanjian Lama apabila orang ingin didoakan pasti akan membawa persembahan, membawakan sesuatu untuk orang atau Imam yang akan mendoakan atau akan berusaha mencari hati atau benar-benar melayani orang/Imam yang akan mendoakannya untuk orang/Imam itu benar-benar mengalirkan sesuatu dari tubuh, jiwa dan rohnya ketika mendoakan anda, ini adalah tanda bahwa anda benar-benar sangat mengingini.

KESAKSIAN:

Seperti ketika Ps Hendrik diangkat menjadi anak rohani oleh pak Agung (Alm Ps Petrus Agung) bersama Ps Hengky, pak Victor dan Bu Ribka. Walaupun Ps hendrik berada jauh di Makassar dan intensitas beliau untuk bertemu atau berada dekat dengan pak Agung tidak seperti yang lainnya tetapi Ps Hendrik percaya beliau mempunyai perjanjian bahwa untuk setiap firman yang di ucapkan oleh pak Agung dengan tuntunan Roh Kudus beliau selalu mau SEPAKAT dan melakukan setiap perkataan yang disampaikan oleh Pak Agung dalam setiap kotbahnya. Ini sesuatu yang memang tidak mudah karena sangat jarang orang yang betul-betul mengingini hal yang seperti ini mau SEPAKAT untuk melakukan setiap firman atau Rhema yang didapatkan dari cuma mendengar dari streaming atau rekaman kotbah pak Agung tanpa mendengarkannya langsung, sehingga setiap kali pak Agung ke Makassar Ps Hendrik dengan rendah hati selalu menemani, menyupiri dan melayani beliau dalam setiap pelayanannya di Makassar dan Sulawesi-selatan.

Apabila anda diangkat oleh Tuhan, apakah Tuhan masih mendapati kerendahan hati, apakah Tuhan masih mendapati anda melayani otoritas yang diatas anda?

Terkadang Tuhan menaruh  seorang pemimpin diatas kita untuk kita mengetahui bagaimana mengalirkan dan SEPAKAT dengan pemimpin. SEPAKAT bukan hanya sebatas perkataan yang keluar dari mulut kita tetapi di tubuh, jiwa dan roh kita buat untuk percaya. Ketika anda mendengarkan penjelasan dari setiap firman Tuhan atau ketika otoritas/pemimpin menyuruh anda melakukan sesuatu yang baru dan pengertian anda yang lama tidak seperti itu tetapi anda mau SEPAKAT melakukannya, disinilah kekuatan dari kata SEPAKAT.

Ketika bujang pembawa senjata Yonatan mau SEPAKAT dengan Yonatan untuk maju menghadapi pasukan musuh yang tidak bersunat itu, mau SEPAKAT bahwa ada Tuhan yang akan bertindak untuk mereka  serta mau SEPAKAT untuk maju walaupun tidak mengetahui jumlah dan kekuatan musuh didepan (banyak ataupun sedikit). Disini sebenarnya ada pilihan apabila mengikuti analisa pemikiran duniawi, kata SEPAKAT hanya bisa terucapkan apabila jumlah pasukan musuh yang akan dihadapi berimbang atau jumlah pasukan yang dimiliki lebih banyak dari musuh. Jadi bisakah ketika tidak mengetahui jumlah kekuatan musuh yang akan dihadapi anda dan saya SEPAKAT untuk maju berperang? Karena apabila mengikuti analisa pemikiran dunia kata SEPAKAT yang bujang pembawa senjata Yonatan katakan kepada Yonatan adalah sebuah kekonyolan.

Sebagai pembawa senjata ketika mendapatkan perintah atau perkataan firman dari otoritas/pemimpin anda atau ketika melakukan pekerjaan rohani harus dikerjakan dengan cara rohani dengan bertanya kepada Tuhan apa yang menjadi jatah dan bagian anda dari setiap perkataan yang otoritas/pemimpin anda  dapatkan dari Tuhan dimana tubuh, jiwa dan roh anda mau SEPAKAT  dan betul-betul mengingini pekerjaan roh itu turun.

“dan memperlihatkan diri kepada mereka”

Ini adalah strategi yang berbeda dimana bisanya ketika orang dalam peperangan tidak akan memperlihatkan dirinya tetapi justru dengan cara bersembunyi. Apabila anda adalah bujang pembawa senjata Yonatan dan anda berada dalam posisi seperti ini, kira-kira apa yang anda lakukan?

"Apabila kata mereka kepada kita begini: Berhentilah, sampai kami datang padamu, maka kita tinggal berdiri di tempat kita dan tidak naik mendapatkan mereka, tetapi apabila kata mereka begini: Naiklah ke mari, maka kita akan naik, sebab kalau demikian Tuhan telah menyerahkan mereka ke dalam tangan kita. Itulah tandanya bagi kita.” (1 Samuel 14:9-10 TB) 

Pertama dikatakan “memperlihatkan diri”, ini adalah strategi perang yang agak aneh, dimana biasanya orang berperang secara sembunyi-sembunyi tetapi ini justru dikatakan untuk “memperlihatkan diri”. Inilah pentingnya kata SEPAKAT karena apabila tidak ada kata SEPAKAT maka akan banyak hal, diskusi demi diskusi, rapat demi rapat yang menghabiskan waktu dan energy. Dalam dunia politik mengambil keputusan melalui suara terbanyak itu adalah hal yang sangat demokrasi tetapi dengan Tuhan tidak karena strategi Tuhan bukan demokrasi. Sehingga didalam gereja benar-benar dituntut seorang pemimpin yang bersandar dan peka mendengar suara Tuhan kemudian menjabarkannya kepada orang yang dibawahnya untuk SEPAKAT dengan hal itu dan segera melaksanakannya. Jadi tidak ada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang tanpa diketahui oleh otoritas/pemimpinnya.

Dalam ayat 10 diatas Yonatan dan bujang pembawa senjatanya meminta tanda dari Tuhan dimana tanda ini adalah bagian dari strategi. Dalam peperangan rohani Tuhan akan memberi  tanda-tanda kemenangan sehingga apabila anda tidak mengetahui apa yang anda harus lakukan atau ada sesuatu yang belum jelas, mintalah tanda dari Tuhan untuk meneguhkan hal itu.

“sebab kalau demikian Tuhan telah menyerahkan mereka ke dalam tangan kita”

Yonatan tidak mengatakan bahwa mereka akan menang tetapi justru Tuhan telah menyerahkan mereka ke dalam tangan mereka. Ini adalah hal yang harus benar-benar setiap kita sadari bahwa Tuhan yang berperang dan memberkati, di hati harus benar-benar menyadari bahwa secara fisik memang  Yonatan dan bujang pembawa senjatanya yang berperang atau secara fisik kita yang mengatur segala sesuatunya tetapi di hati kita mengerti bahwa sesungguhnya Tuhan yang berperang.

"Orang-orang dari pasukan pengawal itu berseru kepada Yonatan dan pembawa senjatanya, katanya: “Naiklah ke mari, maka kami akan menghajar kamu.” Lalu kata Yonatan kepada pembawa senjatanya: “Naiklah mengikuti aku, sebab Tuhan telah menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Israel.” Maka naiklah Yonatan merangkak ke atas, dengan diikuti oleh pembawa senjatanya. Orang-orang itu tewas terparang oleh Yonatan, sedang pembawa senjatanya membunuh mereka dari belakangnya."  (1 Samuel 14:12-13 TB) 

Kekuatan dari orang yang SEPAKAT bisa menghabiskan musuh yang sebegitu banyak dan memberikan kemenangan. Jadi sebenarnya untuk memenangkan sebuah Kota, Tuhan membutuhkan banyak orang tetapi Tuhan juga membutuhkan lebih lagi orang-orang yang mau SEPAKAT karena dengan SEPAKAT  anda dan saya bisa memenangkan kota.

Setiap kali anda diangkat naik oleh Tuhan mari selalu untuk tetap bisa SEPAKAT dengan otoritas/pemimpin anda, jangan pernah membiarkan kata SEPAKAT itu goyang atau hilang dari hati anda ketika anda kemudian mulai merasa sudah dipercaya dan selalu menerima  sanjungan dan pujian karena sewaktu anda diangkat oleh Tuhan itu juga adalah sebuah ujian. Terkadang ketika seseorang hidupnya belum diangkat oleh Tuhan bisa selalu bersandar dan berdoa menanyakan segala hal kepada Tuhan tetapi begitu hidupnya sudah diangkat Tuhan dalam hatinya kemudian tiba-tiba  merasa bahwa dia sudah mengetahui banyak hal  dan bisa memutuskan segala sesuatunya dengan sendiri  tanpa perlu lagi berdoa bertanya kepada Tuhan. Ini sebenarnya adalah jebakan musuh, semakintinggi anda diangkat, anda seharusnya semakin dekat, bersandar dan SEPAKAT dengan Tuhan karena mengetahui bahwa hanya Tuhan yang selalu memberikan kemenangan demi kemenangan.

Amin…

 

 


MEMPEROLEH JANJI TUHAN

Holy Glory Church (HGC)

Ps Joseph Hendrik Gomulya

Sharing firman ini adalah sesuatu yang sudah sangat memberkati hidup Ps hendrik dan Tuhan menginginkan untuk setiap kita juga bisa diberkati melalui firman ini yang tinggal tetap dalam hidup setiap kita karena kuasa firman yang sama tidak membedakan siapa pun.

Setiap firman didalam Alkitab dan perkataan Tuhan secara pribadi adalah perjanjian Tuhan, setiap rhema yang pernah anda terima walaupun itu sudah lama tetapi janji Tuhan tetap janji.

Bagaimana memperoleh janji Tuhan?

Ada banyak orang yang keliru menafsirkan itu dimana berpikir bahwa janji Tuhan itu seperti sesuatu yang bisa didapatkan tanpa perlu percaya dan melakukan apa-apa, bahkan banyak orang ketika mendapatkan janji Tuhan di awal-awal tetapi kemudian itu terlepas karena janji Tuhan tidak pernah berdiri sendiri, visi yang Tuhan berikan tidak pernah berdiri sendiri.

(Ibrani 10:35-38 TB)

"Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya." (Ibrani 10:35 TB) 

Kepercayaan ini percaya kepada Yesus Kristus dimana upahnya adalah keselamatan tetapi yang dimaksud dari percaya disini adalah janji/visi dimana sewaktu anda menghidupi itu dan anda tetap berada dalam visi dan janji Tuhan, sewaktu anda tetap setia berpegang kepada firman karena itu rhema yang anda dapatkan maka ada upah.

"Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu." (Ibrani 10:36 TB)  

Jadi memperoleh janji itu tidak berdiri sendiri karena harus ada ketekunan dan melakukan kehendak Allah.

"Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” (Ibrani 10:38 TB)  

1) DENGAN IMAN.

Janji Tuhan bisa anda peroleh dengan mengimani dan melakukan kehendak dan tuntunan Allah dengan tekun, bukan keinginan dan pemikiran kita. Jadi carilah kehendak Allah disaat anda menghidupi janji-Nya. Ada sangat banyak orang yang ingin tiba-tiba sampai kepada janji kemudian menghilangkan yang lainnya dimana tidak lagi mempunyai iman, tidak lagi melakukan kehendak Allah apalagi dengan tekun.

2) MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH.

Melakukan kehendak Allah tidak berdiri sendiri dan hanya dilakukan sekali saja kemudian di hari berikutnya tidak lagi dilakukan atau awalnya mengikuti apa yang Tuhan inginkan dengan selalu bertanya kepada Tuhan tetapi kemudian dihari selanjutnya karena merasa sudah mengetahui segalanya dan kemudian yang dipakai adalah caranya sendiri menggunakan kepintarannya.

3) KETEKUNAN.

Dalam hal ibadah pun dibutuhkan ketekunan karena didalam ibadah ada banyak berkat, begitu pun dalam hal berdoa, mengejar Tuhan, keinginan menjadi hamba Tuhan yang diurapi juga di butuhkan ketekunan. Lebih jelasnya untuk menghidupi sampai kepada janji Tuhan dibutuhkan ketekunan dengan melakukan segala kehendak Allah. Ada begitu banyak kehendak Allah melalui setiap firman-Nya yang bisa menjadi rhema atau dari setiap kotbah yang anda dengarkan yang bisa menuntun anda melakukan segala kehendak Allah.

Di saat anda sedang bingung apa yang anda harus dikerjakan dan sepertinya ada tantangan maka anda sebaiknya berdiam diri dan mencari kehendak Tuhan apa yang dikehendaki-Nya anda lakukan karena apabila anda berjalan terus maka anda pasti akan keluar dari kehendak Tuhan, kehendak Allah itu adalah rhema atau tuntunan Tuhan hari demi hari bahkan Tuhan terkadang memakai orang-orang disekitar anda untuk berbicara menuntun anda.

Dibutuhkan ketekunan dalam mencari Tuhan dan melakukan kehendak-Nya karena ini akan terus berlanjut. Sewaktu anda ada masalah, di saat badan anda sedang tidak fit atau tidak kuat untuk datang beribadah dan menyembah Tuhan tetapi justru di saat itulah anda harus datang menyembah dan beribadah lebih kuat karena hidup anda hanya bergantung kepada Tuhan.

Secara manusia sewaktu ada tantangan seharusnya tidak membuat kita menjadi loyo karena tantangan itu asalnya dari Iblis untuk membuat anda terus menjadi loyo. Sewaktu ada tantangan yang menghadang seharusnya membuat kita menjadi tekun, semakin mengejar Tuhan secara gila-gilaan. Sewaktu menghadapi masalah atau apapun yang anda kerjakan rasanya selalu gagal itu adalah waktu untuk berhenti sejenak untuk berdiam diri, menyembah dan mencari Tuhan dengan tekun untuk memperoleh janji-Nya.

Mari kita belajar dari kehidupan Saul, dia adalah orang yang sudah diberi janji oleh Tuhan, sudah dipakai dan di urapi oleh Roh Kudus untuk menjadi seorang raja dan karena Tuhan sudah mengangkat hidupnya, Tuhan sudah memberikan  tanggung jawab dan wewenang kepadanya kemudian berpikir untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri. Saul tidak melakukannya dengan iman dan mencari kehendak Allah sampai kemudian Samuel datang kepadanya membawa pesan Tuhan kepada Saul untuk membinasakan seluruh orang Amalek baik raja ataupun seluruh domba ternak mereka bahakan seluruh harta mereka tanpa tersisah sedikit pun. Tetapi Saul kemudian berpikir apabila raja dan seluruh domba ternak terbaik orang Amalek jangan dibinasakan karena itu baik untuk dipersembahkan di mezbah, semua baik dalam pemikiran Saul tetapi berlawanan dengan perintah Tuhan. Ketika anda diberi visi oleh Tuhan dan ketika visi  itu melenceng dari janji Tuhan maka itu seperti anda sedang pergi untuk berjalan sendiri.

Hal yang menyebabkan ini dialami oleh Saul dan membuatnya berbelok adalah karena ada banyak orang disekitarnya yang memberinya idea atau gagasan. Jadi bagi anda yang adalah seorang pemimpin didalam sebuah perusahaan atau pemimpin dalam pelayanan carilah orang disekitar anda yang seroh, yang sepakat dan juga pekat dengan anda karena kalau tidak dia akan memberi masukan dan kalau anda tidak berhati-hati akan ada banyak masukan yang akan membuat anda melenceng dari janji dan visi Tuhan digantikan dengan semua pemikiran yang baik tetapi itu bukan kehendak Tuhan. Seperti yang dialami oleh Saul, semua alasan yang dikatakannya semua masuk akal dan sangat demokrasi sehingga itu disetujui oleh seluruh pemimpin dan rakyat tetapi itu tidak sesuai dengan firman dan janji Tuhan yang dia dapatkan di awal dan membuatnya berbelok padahal dia sudah dituntun oleh Roh Kudus. Saul tidak mengerti bahwa jabatan dan jawatannya sebagai raja itu sekaligus mempunyai sebuah tanggung jawab dimana level ketaatannya harus berbeda sewaktu sebelum menjadi raja tetapi Saul tidak mengubah hatinya dan terus condong kepada manusia dan ketika menjadi raja, dia tidak meminta Tuhan untuk mengubah hatinya.

Semakin anda ingin dipakai oleh Tuhan itu artinya semakin hari anda harus semakin bergantung kepada Tuhan dengan berlutut menyembah Tuhan mencari perkenanan-Nya karena kalau tidak semua yang dunia akan masuk dan membelokkan anda untuk memperoleh janji-Nya.

(1 Samuel 15:10-30 TB)  

Saul berpikir bahwa yang dia sakiti hanya hati Samuel karena dia menerima firman Tuhan itu melalui perantaraan mulut Samuel tanpa menyadari bahwa sesungguhnya yang disakitinya adalah hati Tuhan dan membuat Tuhan menyesal menjadikannya raja karena Saul tidak pernah mempertimbangkan perasaan dan hati Tuhan. Selama hati anda bisa menakar dan meletakkan semua kepentingan dan keegoan anda untuk hati Tuhan maka selamanya Tuhan tidak akan pernah menyesal.

Sebenarnya hal yang dialami oleh Saul bukan terjadi pada saat itu karena sebenarnya Saul sudah bertahun-tahun sudah diperingatkan oleh Samuel untuk belajar taat dengan Tuhan, sudah diperingatkan untuk belajar rendah hati tetapi pujian, sanjungan, kepentingan dan agenda pribadinya menghancurkan visi dan rencana Tuhan atas hidupnya.

Apabila anda membaca ayat ini dari atas dimana Saul membawa korban domba-domba terbaik hasil rampasan dari bangsa Amalek dan diletakkan di atas mezbah dan baunya sampai keluar sampai membuat Samuel datang dan mengetahui bahwa itu adalah domba-domba dari bangsa Amalek. Jadi jangan pernah berpikir bahwa anda bisa menyogok Tuhan dengan segala macam cara karena yang Tuhan inginkan adalah ketaatan anda. Di masa sekarang dimana kebebasan begitu diberikan sehingga sangat sulit untuk orang untuk belajar taat kepada Tuhan. Di luar negeri anak yang berumur 17 tahun sudah keluar dari orang tuanya dan bisa melakukan apa saja dan orang tuanya tidak berhak untuk ikut campur apalagi untuk mendiktenya. Di jaman yang serba bebas seperti sekarang ini dimana sangat sulit untuk orang belajar taat terkhusus bagi orang-orang yang sudah berumur dewasa dan apabila tidak mau belajar taat dengan setiap firman-Nya, belajar taat dan sepakat dengan orang tua atau dengan pemimpin/otoritas atau dengan siapun yang Tuhan taruh maka sangat sulit untuk anda taat.

“Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada Tuhan semalam-malaman. Lalu Samuel bangun pagi-pagi untuk bertemu dengan Saul, tetapi diberitahukan kepada Samuel, demikian: “Saul telah ke Karmel tadi dan telah didirikannya baginya suatu tanda peringatan; kemudian ia balik dan mengambil jurusan ke Gilgal.”  Ketika Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya: “Diberkatilah kiranya engkau oleh Tuhan ; aku telah melaksanakan firman Tuhan .” (1 Samuel 15:11b-13 TB)  

Saul masih berpikir bahwa dirinya telah melaksanakan firman Tuhan karena apa yang dilakukannya telah disetujui oleh rakyat dan pemimpin-pemimpin yang ada disekitarnya, padahal Saul tidak menyadari bahwa sebenarnya dia telah melukai hati Tuhan. Ini adalah hal yang apabila anda sungguh-sungguh mempelajarinya maka anda akan mengenal hati-Nya

"Tetapi kata Samuel: “Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?” Jawab Saul: “Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan , Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas.” (1 Samuel 15:14-15 TB)  

Ada begitu banyak kambing domba dan lembu di situ tetapi Samuel bisa mengetahui bahwa itu adalah hasil jarahan dari bangsa Amalek yang seharusnya dibinasakan tetapi justru disimpan karena dirinya adalah seorang nabi dan Tuhan pasti berbicara kepadanya. Sebagai seorang pemimpin Saul tidak bisa mengambil sebuah tanggung jawab dimana seorang pemimpin seharusnya bisa mengambil tanggung jawab dihadapan Tuhan. Setiap kita dipanggil untuk menjadi pemimpin dimana seorang pemimpin harus bisa mengarahkan orang kepada Tuhan dan takut akan Tuhan, seorang pemimpin juga harus bisa memikul setiap kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang dibawahnya.

"Lalu berkatalah Samuel kepada Saul: “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang difirmankan Tuhan kepadaku tadi malam.” Kata Saul kepadanya: “Katakanlah.” (1 Samuel 15:16 TB)  

Sebenranya ini adalah waktu dimana Saul seharusnya tersungkur dan mengetahui bahwa dirinya telah melakukan kesalahan tetapi yang terjadi Saul justru berdalih bahwa semua itu adalah kemauan rakyat sendiri untuk kambing domba dan lembu yang terbaik tidak dibinasakan seluruhnya. Saul seharusnya tersungkur di kaki Tuhan karena Tuhan pasti akan memberinya kesempatan kedua, memberinya pengampunan oleh karena kasih-Nya yang sangat besar. Ketika mata kita bisa melihat kesalahan itu, hati yang selalu terbuka dan merendahkan diri untuk selalu tersungkur ketika Tuhan menegur dan tidak mengeraskan hati. Seperti ketika Ps Hendrik membangun hotel ini dan kemudian harus terhenti di lantai 4, selama 10 bulan Ps Hendrik tersungkur di kaki Tuhan setiap hari dan bertanya kepada Tuhan apa kesalahannya dan meminta Tuhan untuk mengubah segala motivasi yang salah didalam hati beliau.

Ketika keadaan ekonomi anda sedang menurun jangan menyalahkan keadaan dan orang-orang disekitar anda. Carilah waktu untuk tersungkur di bawah kaki Tuhan karena Tuhan terkadang ingin berbicara tetapi terkadang yang keluar dari mulut kita adalah pembenaran diri sendiri, kemudian menjadi malas untuk beribadah ke gereja dan ujungnya yang keluar adalah kepahitan. Jadi pilihlah untuk selalu tersungkur dibawah kaki Tuhan, contohlah Daud dan Musa yang mempunyai hati yang lembut dan mudah untuk menerima teguran Tuhan.

"Sesudah itu berkatalah Samuel: “Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?" (1 Samuel 15:17 TB)  

Samuel mengingatkan Saul kembali bahwa dulunya dalam pemandangan Tuhan dirinya itu kecil sampai kemudian Tuhan mengangkatnya menjadi kepala atau raja dari seluruh suku-suku bangsa Israel. Tuhan seperti ingin berkata bahwa Saul sebenarnya harus tahu diri darimana dirinya diambil dan siapa yang mengangkatnya. Saul seharusnya menyadari bahwa yang mengangkatnya menjadi raja itu bukan rakyat atau orang lain melainkan Tuhan dan seandainya saja Saul menyadari akan hal ini pasti dirinya akan tersungkur dan menyadari kesalahannya.

"Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan ? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan ?”
(1 Samuel 15:18-19 TB) 

Apabila semua pasukan berdiri berperang dengan caranya sendiri dan tidak mengikuti perintah pemimpin/otoritas yang Tuhan percayakan maka semuanya akan kocar-kacir sehingga sangat perlu untuk mendengar suara Tuhan. Apabila otoritas/pemimpin salah dalam mendengarkan perintah Tuhan itu adalah tanggung jawab dan resiko seorang pemimpin dan Tuhan akan menegurnya dengan keras sehingga memang tidak gampang untuk berada di posisi sebagai seorang pemimpin dan ini yang tidak dimengerti oleh Saul. Cara yang Tuhan pakai untuk memenangkan suatu peperangan atau menyelesaikan suatu hal selalu berbeda walaupun lawan yang dihadapi,tingkat kesulitan dan keadaan yang dialami itu sama. Sehingga sangat perlu untuk mendengarkan suara dan tuntunan Tuhan dengan selalu berlutut di kaki Tuhan. Apabila cara yang Tuhan pakai selalu sama maka anda mungkin tidak akan selalu mau berlutut dan berdoa di kaki Tuhan dan pasti iblis yang akan memenangkan peperangan. Cara Tuhan itu selalu berubah-ubah karena Dia tahu cara yang terbaik untuk setiap kita.

“mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan”

Saul tidak mengerti bahwa apa yang dilakukannya itu jahat di mata Tuhan karena begitu hati seseorang berubah dari Tuhan maka orang tidak akan menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu jahat di mata Tuhan.

"Lalu kata Saul kepada Samuel: “Aku memang mendengarkan suara Tuhan dan mengikuti jalan yang telah disuruh Tuhan kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan , Allahmu, di Gilgal.” (1 Samuel 15:20-21 TB)  

Saul mengetahui apa yang diperintahkan dan dingini Tuhan tetapi Saul selalu mencari muka dan menjaga itu jadi apabila anda menjadi pemimpin dalam pelayanan di gereja, anda harus bisa belajar untuk tidak melakukan seperti yang Saul lakukan. Saul selalu mencari muka dan menjaga itu, ketika rakyat melakukan kesalahan dia membiarkan itu padahal seharusnya dia bisa melarang rakyat untuk tidak mengambil jarahan itu karena dia mempunyai otoritas sebagai seorang raja/pemimpin. Apabila orang tidak mengerti bahwa jabatan yang didapatkannya itu asalnya dari Tuhan dan berpikir itu dari manusia maka pasti akan seperti Saul yang selalu menjaga mukanya dan kemudian yang terjadi adalah dia berpikir apabila rakyatnya yang berbuat salah itu bukan tanggung jawabnya tetapi kesalahan terbesar justru ada pada Saul.

"Tetapi jawab Samuel: “Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan ? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.  Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman Tuhan , maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.” (1 Samuel 15:22-23 TB)   

Mendengarkan suara Tuhan itu lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan perkataan Tuhan lebih baik daripada lemak-lemak domba jantan. Yang jadi pertanyaan, korban seperti apa yang berkenan di mata Tuhan? Apabila korban yang dipersembahkan seperti yang dipersembahkan Saul dan rakyatnya, itu tidak baik dan tidak dikenan oleh Tuhan. Tetapi apabila korban yang dipersembahkan dari ketaatan mendengarkan suara Tuhan dan dengan taat mempersembahkannya, itu adalah korban yang sesungguhnya. Sewaktu anda mendengarkan suara Tuhan dan anda melakukannya sekalipun itu sulit atau mungkin membuat anda disalah pahami oleh orang. Ketika anda melayani dan mempersembahkan korban dari ketaatan itu akan menjadi korban sekalipun anda merasa letih dan capek tetapi anda mengerti bahwa itu adalah panggilan anda dan anda melakukannya dengan sekuat tenaga dan tidak bersungut-sungut, maka itu akan menjadi korban yang berkenan di mata Tuhan.

Ketika segala sesuatu di fokuskan kepada diri sendiri, kepada kebutuhan dan kepentingan sendiri itu adalah pendurhakaan. Kedegilan adalah kepentingan diri sendiri yang sama dengan penyembahan berhala. Semua pemimpin atau siapa pun itu jangan pernah mengarahkan orang kepada anda karena anda akan mengalami seperti Saul yang tidak mengerti ketika dia mencondongkan hatinya kepada orang lebih dari Tuhan, ketaatannya kepada orang lebih dari Tuhan itu seperti Saul sedang membawa orang untuk menyembah berhala dan jatuh kedalam dosa tenung. Saul dielu-elukan dan baik di mata orang tetapi tidak dimata Tuhan.

"Berkatalah Saul kepada Samuel: “Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah Tuhan dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka. Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada Tuhan .” Tetapi jawab Samuel kepada Saul: “Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman Tuhan ; sebab itu Tuhan telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel.” (1 Samuel 15:24-26 TB) 

Ini adalah perkataan keempat dari Saul dimana Saul menyadari bahwa dirinya telah bersalah dan berdosa karena ditegur dengan keras oleh Samuel. Tetapi saul tetap tidak mengerti bahwa yang dilanggar oleh dirinya buka perkataan Samuel karena sebenarnya yang telah disakitinya adalah hati Tuhan. Ini seharusnya menjadi titik poin andai saja Saul mengetahui bahwa yang disakitinya adalah hati Tuhan maka pasti hatinya akan berbalik. Setiap kali melakukan sesuatu dan mengetahui bahwa yang anda sakiti adalah hati Tuhan maka pasti hati anda akan berubah karena anda mengarahkan hati kepada Tuhan dan anda melihat perubahan itu.

“tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka”

Kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Saul adalah dia takut tahtanya diambil karena berpikir tahtanya itu pemberian dari manusia, padahal semua yang ada di hidup ini semuanya berasal dari Tuhan. Anda mungkin bisa kehilangan harta tetapi Tuhan sanggup mengembalikan berlipat kali ganda apabila anda mengetahui bahwa Tuhan yang harus anda senangkan. Saul sebenarnya ingin bertobat tetapi yang didalam hatinya tetap kepada manusia, seharusnya ketika bersalah belajarlah untuk mengakui kesalahan itu didepan orang.

Samuel adalah hamba Tuhan yang luar biasa, dia tidak takut dan gentar bahkan kepada raja sekalipun Karena itulah dirinya dijuluki “penterjemah kehendak Allah”. Samuel adalah hamba Tuhan yang diberi pengurapan untuk mengurapi 2 orang raja karena ketaatannya kepada Tuhan menjadi penterjemah dari kehendak Allah yang seharusnya juga bisa menjadi identitas anda dam saya.

“sebab engkau telah menolak firman Tuhan; sebab itu Tuhan telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel”

Berkali-kali sebelum perkataan ini keluar Saul seharusnya bisa tersungkur dan memohon ampun kepada Tuhan mengakui semua kesalahannya. Saul memang mengaku salah tetatpi hatinya tidak sungguh-sungguh mengakui bahwa dirinya salah. Tuhan tidak tertarik dengan perkataan yang keluar dari mulut tanpa sumber utamanya yang didalam hati sungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan.

"Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak. Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: “ Tuhan telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu. Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal.” Tetapi kata Saul: “Aku telah berdosa; tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel. Kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada Tuhan , Allahmu. (1 Samuel 15:27-30 TB)

Saul yang awalnya minder dan kemudian ketika diangkat Tuhan menjadi raja kemudian merasa bahwa tidak ada orang di Israel yang lebih baik dari dirinya. Ini adalah kesalahan seorang pemimpin atau orang-orang yang hidupnya Tuhan angkat tanpa pengertian kedewasaan, seorang yang dewasa akan mengerti bahwa semua yang diberikan itu sungguh-sungguh semua adalah anugerah dari Tuhan dan menyadari apabila dirinya tidak mampu maka ada orang lain yang akan Tuhan pakai. Mari menyadari bahwa setiap kita ini bukan siapa-siapa, jangan membiarkan kepentingan dan agenda pribadi merusak janji Tuhan atas hidup setiap kita dan mari belajar untuk beriman, taat melakukan kehendak Allah dan tekun untuk memperoleh janji Tuhan.



Amin….

  

 

 


MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...