Jumat, 10 Februari 2023

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

 

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)


Sabtu, 04 Februari 2023

Ps Joseph Hendrik Gomulya





        Sejak awal manusia diciptakan Allah telah memberikan kehormatan yang besar kepada manusia yaitu kemampuan untuk bersekutu dengan-Nya agar manusia dapat menjadi sahabat dan rekan sekerja-Nya. Apabila kita melihat dalam kembali karya penciptaan-Nya maka kita dapat melihat bahwa hanya manusia yang diciptakan serupa dengan gambaran Allah. Malaikat sendiri tidak diciptakan segambar dengan Allah, sehingga malaikat tidak disebut sebagai anak Allah. Kita, saya dan anda disebut anak Allah dan Tuhan adalah Bapa kita. Kekristenan, agama Kristen atau lebih tepatnya orang yang percaya kepada Kristus Yesus adalah satu-satunya agama didunia ini yang memanggil Tuhannya dengan sebutan Bapa. Jadi kekristenan bukan berbicara tentang liturgi atau cara beribadah tetapi berbicara tentang hubungan antara anak dan Bapa yang Tuhan ingin kembali pulihkan.

 

(Yohanes 14:9 TB) “Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?

Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.”

 

(Yohanes 14:6-7 TB) Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu melihat Dia”

 

          Sejak manusia pertama Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka tidak dapat lagi bersekutu dengan Allah yang kudus. Sejak saat itulah gambaran Bapa sudah hilang di kepala manusia karena ketakutan akan adanya penghukuman. Padahal hati Bapa sebenarnya menangis saat melihat manusia (anak-anak-Nya) jatuh kedalam dosa. Bapa mencari dan memanggil Adam dan Hawa tetatpi karena pelanggaran dan dosa yang dilakukan maka manusia ketakutan akan hadirat Tuhan yang kudus. Oleh karena kasih-Nya yang besar maka Bapa mengutus dan memberikan anak-Nya yang tunggal untuk menebus manusia yang mau sepakat, sehati dan mempercayai-Nya. Bapa rindu agar semua diselamatkan dan tidak masuk kedalam neraka. Anugerah keselamatan adalah inisiatif Bapa yang lahir dari kasih-Nya yang besar kepada kita semua.

 

          Jadi sekali lagi inti dari kekristenan bukan hanya tentang bagaimana  cara kita beribadah tetapi tentang bagaimana pemulihan hubungan kita dengan Bapa. Dimana saat manusia diciptakan gambaran sebenarnya adalah kita disebut anak Allah dan Tuhan adalah Bapa kita. Jadi sebagai anak Allah kita wajib memiliki hubungan yang intim atau mengenal Tuhan “Bapa” yang kita sembah dan layani. Saat Bapa memanggil kita sebagai anak-Nya dan kita memanggil Dia Bapa maka itu adalah gambaran dari sebuah keluarga atau orang yang sangat dekat sehingga gambaran inilah yang ingin terus dirusak oleh iblis.

 

(Maleakhi 4:6 TB) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

 

          Memiliki hati Bapa adalah panggilan bagi setiap gereja Tuhan. oleh sebab itu disini kita akan belajar mengenal dan mengetahui apa sih isi hati Bapa? Karena tanpa pengenalan akan apa yang menjadi kerinduan, apa yang menjadi keinginan Tuhan “Bapa” maka yang terjadi adalah kesalahpahaman sehingga kita tidak akan pernah bisa berjalan seperti apa yang Tuhan inginkan, berjalan dalam perkenanan-Nya. Sehingga sangat perlu untuk selalu membaca, belajar dan merenungkan Firman Tuhan agar kita bisa mengenal isi hati Tuhan. Dalam hal ini Tuhan itu sebagai pencipta alam semesta, Dia Raja diatas segala raja tetapi Dia juga sebagai Bapa dan kita adalah anak-anak-Nya. Jadi ketika Tuhan berbicara tentang Bapa, itu berbicara tentang hubungan, tentang isi hati-Nya.

         

          Gambaran yang Tuhan Yesus terus tampilkan mengenai Allah adalah Allah sebagai Bapa. Dalam seluruh komunikasi-Nya dengan Allah, Tuhan Yesus memanggil Dia sebagai Bapa. Tuhan Yesus berinteraksi dengan Allah seakan-akan Allah itu adalah Bapa-Nya. Tuhan Yesus juga sering berbicara mengenai Allah Bapa kepada murid-murid-Nya. Maka ketika Tuhan Yesus mengajar para murid mengenai doa, atau tentang bagaimana caranya berbicara kepada Allah, Dia memerintahkan kita untuk berdoa seperti ini, “Bapa kami yang ada di surga” (Matius 6:9 TB). Gambaran Allah sebagai “Bapa” tidaklah seperti gambaran ayah manapun didunia ini dan untuk benar-benar memahami siapa Allah itu dan untuk mendapatkan pewahyuan dari kasih-Nya yang teramat besar bagi kita, maka mari melihat sosok “Bapa” yang dideskripsikan dalam perumpamaan berikut:

 

Perumpamaan tentang anak yang hilang

(Lukas 15:11-32 TB)

11) Yesus berkata lagi: ”Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12) Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 13) Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 14) Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. 15) Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 16) Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. 17) Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18) Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 20) Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 21) Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 22) Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 23) Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 24) Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 25) Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. 26) Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. 27) Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. 28) Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. 29) Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 30) Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. 31) Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 32) Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”

 

          Perumpamaan anak yang hilang adalah sebuah perumpamaan yang diceritakan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridnya yang menceritakan tentang kasih seorang bapa kepada anaknya. Kisah dalam perumpamaan ini seringkali diceritakan kembali atau dikotbahkan sebagai kisah tentang anak yang terhilang tetapi sangat sedikit yang berbicara tentang hati Bapa melalui perumpamaan ini. Perumpamaan ini bercerita tentang seorang ayah yang memiliki dua orang anak laki-laki yang sebenarnya menggambarkan keadaan anak-anak yang sekarang ada di bumi ini dalam situasi ketika seseorang tidak mengenal Bapa dengan baik, inilah yang Tuhan ingin pulihkan.

 

          Pengenalan akan Bapa dari seorang anak yang sudah dewasa secara rohani dengan yang masih bayi-bayi rohani itu sangat berbeda. Seorang anak yang dewasa dan sudah melayani Tuhan seharusnya mengenal akan Bapa-Nya. Sayangnya gambaran tentang anak sulung yang berada didalam rumah Bapa tetapi ternyata dia tidak mengenal akan hati Bapa sehingga yang terjadi adalah dia menjadi salah paham dengan Bapa karena merasa tidak mendapatkan apa-apa padahal dia berada didalam rumah Bapa yang dalam perumpamaan itu Bapa digambarkan sebagai Bapa yang kaya, dia memiliki tanah dan pelayan yang sangat banyak. Sehingga reaksi yang keluar adalah dia menjadi anak yang cemburuan, marah dan kecewa karena tidak mengenal Bapa-Nya.

 

          Ada banyak orang-orang di luar sana yang menjadi kecewa dan marah apakah itu dengan keadaan didalam keluarga, pekerjaan dan pelayanan. Gereja juga memiliki andil dalam hal ini karena mereka tidak merasakan bahwa gereja menjadi bagian dari keluarganya. Gembala tidak pernah duduk bersama dengan jemaat dan pelayanan sehingga tidak saling mengenal satu sama lainnya, datang ke gereja hanya sekedar beribadah dan kemudian pulang sehingga tidak menemukan dan merasakan gambaran kasih Bapa itu. Padahal sebagai orang percaya, sebagai anak-anak Tuhan itu adalah tugas kita untuk mereflesikan hati-Nya (kasih Bapa) dalam kehidupan kita. kebanyakan orang hanya sampai pada praktek agama tanpa adanya hubungan kasih karena berpikir bahwa untuk mengasihi orang lain itu membutuhkan biaya atau uang yang banyak. Kebanyakan gereja saat ini hanya menjadi tempat pertunjukan dimana orang akan berdandan dan berpura-pura menjadi orang Kristen yang sempurna. Padahal gereja harusnya menjadi tempat dimana kita bisa terbuka dan jujur satu sama lainnya sehingga kita bisa menerima kesembuhan dan pemulihan gambar diri sebagai anak-anak Allah. Jadi mengasihi orang lain adalah tentang hati kita yang peduli, hati yang selalu penuh dengan belas kasihan, selalu mau meluangkan waktu untuk mendengar dan peduli kepada orang lain.

 

          Sekarang kita akan melihat seperti apa gambaran Bapa dalam perumpamaan yang diceritakan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridnya.

 

1)   MEMILIKI BAPA YANG MURAH HATI.

 

          Gambaran Bapa dalam perumpamaan tentang anak yang hilang adalah Bapa yang murah hati. Sewaktu anak bungsu meminta warisan yang menjadi bagiannya dan Bapa dengan penuh kasih, belas kasihan dan kerendahan hati menyetujui permintaan anak bungsunya tersebut dengan memberikan warisan yang memang menjadi bagiannya. Dalam budaya Yahudi abad pertama, memang mengharuskan orang tua mewariskan kekayaannya kepada anak-anaknya, anak sulung mendapatkan 2/3 bagian, anak bungsu mendapatkan 1/3 bagian. Tetapi tindakan anak bungsu meminta bagian warisannya selagi ayahnya masih hidup adalah sebuah tindakan yang amat sangat kurang ajar, sangat tidak menghormati, tindakan ini sama seperti dia sedang mengutuki ayahnya. Seakan-akan ia berkata bahwa “kalau bapanya mati, toh itu juga akan menjadi miliknya, jadi lebih baik diberikan sekarang saja, seakan-akan bahwa bapanya sudah mati. Tindakan sang anak bungsu ini adalah salah satu pelanggaran dari 10 Perintah Allah dalam (Keluaran 20:12 TB) – Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Pelanggaran atas perintah ini adalah pelanggaran yang sangat serius dalam budaya umat Yahudi. Menurut hukum Taurat, anak tersebut harus dihukum mati atas tindakan yang sangat kurang ajar tersebut. (Keluaran 21:17 TB) – Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati. Jadi sang ayah memiliki hak untuk menghukum mati anaknya, akan tetapi dia tidak melakukan hal tersebut. Sebaliknya, dia memilih untuk menunjukkan kasih karunia, belas kasihan dan kerendahan hati yang begitu luar biasa dengan menyetujui permintaan anaknya.  Anak bungsu meminta bagian warisannya dan memilih keluar dari rumah Bapanya mungkin karena marah dan kecewa. Anak bungsu meragukan dan tidak mempercayai bapanya walaupun sebenarnya dia tidak mengenal hati bapanya.

          Setiap kita pun memiliki Bapa yang murah hati yang telah memberikan warisan rohani, warisan kerajaan Sorga. Ada banyak anak-anak Tuhan yang merasa bahwa sudah sekian lama mereka melayani Tuhan tetapi tidak mendapat apa-apa padahal Tuhan sudah memberikan di hidupnya warisan Kerajaan Sorga ketika Bapa memberikan Kristus Yesus putra-Nya mati di atas kayu salib karena kerinduan Bapa agar semua anak-anak-Nya diselamatkan. Kalau putra-Nya yang tunggal saja Dia bisa berikan, masakan yang lainnya tidak bisa Dia berikan?.

 

          Tetapi kebanyakan orang berpikir bahwa berkat itu dalam bentuk jasmani, uang dan harta kekayaan. Padahal berkat jasmani itu hanya bagian kecil nilainya tidak sebanding dengan begitu besarnya yang Tuhan sudah berikan. Uang dan harta kekayaan bukanlah jaminan untuk seseorang merasakan sukacita dan damai sejahtera karena hanya Kristuslah yang bisa memberikan itu dalam hidup seseorang. Anda tetap bisa merasakan sukacita dan damai sejahtera sekalipun yang anda makan hanya makanan sederhana, anda bahkan juga bisa merasakan itu sekalipun untuk pergi melayani seseorang anda harus berjalan kaki. Anak bungsu seharusnya tidak meminta warisan dan pergi dari rumah Bapa karena apa yang dimiliki Bapa-Nya adalah miliknya juga dan dia akan selalu terkoneksi dengan Bapa.

 

          Di zaman Perjanjian Baru, ayah adalah tuan atas rumahnya yang semestinya dihormati dan ditaati. Rumah Bapa adalah tempat yang sempurna, tempat yang sangat aman. Semua kebutuhan sang anak telah tersedia, mereka dikasihi da dipelihara. Tetapi sang anak bungsu tidak merasa puas untuk berada di bawah otoritas orang lain. Dia ingin menjalankan hidupnya sendiri secara bebas dan lepas dari otoritas. Padahal saat seseorang terus terhubung dengan Bapa maka dia akan diberikan otoritas yang membuat kepercayaan itu diberikan dan itu tidak terbatas. Masing-masing orang diberikan sesuai dengan talenta atau kesanggupannya, ada diberikan 5 talenta, 3 talenta, 2 talenta dan 1 talenta, masing-masing orang berbeda.

 

          Jadi jangan pernah mengukur kekristenan anda dengan hal-hal yang berupa materi. Jangan pernah mengukur kerohanian atau hubungan seseorang dengan Tuhan berdasarkan seberapa banyak kekayaan/berkat orang tersebut dan seberapa berhasil usahanya. Kalau itu yang menjadi tolak ukur anda maka anda tidak jauh bedanya dengan orang-orang Farisi karena dahulu itulah yang menjadi tolak ukur mereka. Di awal apa yang dilakukan oleh orang-orang Farisi ini sebenarnya baik, ketika saat itu bangsa Israel sedang mengalami krisis saat mereka berada dalam pembuangan di Babel dimana kejahatan terjadi dimana-mana, mereka mengalami persekusi dan ancaman genosida kemudian kelompok Farisi yang berasal golongan menengah kebawah ini kemudian sepakat untuk berdoa dan berkomitmen untuk hidup benar dan sungguh-sungguh dengan Tuhan karena orang Farisi memiliki kerangka berpikir bahwa Allah akan mencintai dan memberkati  orang yang taat hukum dan menghukum yang tidak patuh. Kemudian memang mereka diberkati oleh Tuhan dengan luar biasa tetapi yang salah adalah setelah itu kemudian mereka melihat dan menilai orang lain berdasarkan kekayaannya. Jika seseorang hidup dalam berkekurangan maka mereka menilai orang tersebut pasti tidak mematuhi hukum Tuhan, tidak hidup benar dan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Sehingga oleh sebab itulah kenapa mereka menyangkal atau tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias adalah karena anak seorang Tukang Kayu dari Nazaret yang miskin, dalam pandangan mereka Mesias harus lahir dari golongan raja atau orang yang diberkati.

 

          Bapa yang murah hati artinya Dia bisa memberikan apa saja tetapi jangan pernah meminta sesuatu sebelum waktu-Nya. Seperti anak bungsu yang meminta bagian warisan sebelum waktunya karena bapanya masih hidup dan dia tidak dalam keadaan yang mempercayai bapanya. Warisan dirumah Bapa diberikan harus dengan iman, harus didalam firman, harus didalam percaya kepada Bapa. Warisan yang diminta oleh anak bungsu yang sebenarnya adalah bagiannya digunakan diluar rumah Bapa, diluar kehendak-Nya. Kepercayaan dan kemurahan hati Tuhan harus dipergunakan didalam kehendak-Nya bukan untuk diri anda tetapi untuk kemuliaan-Nya karena kalau warisan hanya untuk dinikmati sendiri maka itu akan cepat habis. Ketika Bapa/Tuhan menahan berkat-Nya maka itu semua karena kasih-Nya bukan karena Bapa pelit atau pilih kasih karena Dia mengetahui bahwa anak-Nya belum siap. Ketika waktu-Nya tiba atau ketika hati anda sungguh-sungguh didapati sama dengan hati-Nya maka Bapa akan memberikannya.

 

          Jangan pernah memilih untuk menarik dirimu keluar dari rumah Bapa karena kecewa dan marah karena akan ada konsekuensi yang akan membuatmu menyesal seperti penyesalan yang dirasakan oleh anak bungsu, saat seluruh bagian warisannya habis tidak ada berkat yang diterimanya, dia mengalami penderitaan, kerugian dan kelaparan. Sampai saat sang anak bungsu berakhir di peternakan babi dalam situasi yang begitu buruk bahkan dia ingin memakan makanan babi.

 

          Hubungan kasih dari anak ke Bapa itulah yang menjadi kerinduan Bapa. Ketika anda melayani Bapa tetapi hatimu tidak tertuju kepada Bapa maka yang anda lakukan hanyalah sebuah tugas. Ketika anda tidak melayani dengan hati maka tidak ada yang bisa dibaca atau dirasakan oleh Bapa karena hati anda tidak terkoneksi dengan Bapa. Orang yang hatinya terkoneksi (terhubung) dengan Tuhan (Bapa) maka apapun itu dilakukannya dengan penuh sukacita.  Ini berbeda dengan apa yang terjadi pada anak sulung yang tinggal dan bekerja dirumah Bapa tetapi hatinya tidak terkoneksi dengan Bapa.

 

          Karena Bapa kita adalah Bapa yang murah hati jadi kita pun harus seperti itu. Saat orang lain diluar sana melihat dan menilai orang lain dari kekayaannya atau yang berkata bahwa untuk berbuat baik atau mengasihi orang lain itu kita harus tercukupi dulu secara finansial. Tetapi sebagai anak-anak Tuhan kita tidak melihat bahwa uang atau berkat kekayaan sebagai yang utama tetapi bagaimana melalui hidup kita orang bisa melihat sesuatu yang berbeda, orang bisa melihat Kristus dan nilai-nilai kerajaan sorga. Kita selalu penuh dengan kasih sukacita dan senantiasa bermurah hati menolong orang lain sekalipun kita sendiri masih hidup dalam kekurangan.

 

          Berikut adalah kisah inspiratif tukang koran yang lebih kaya dari Bill Gates yang diceritakan sendiri oleh Bill Gates ketika seseorang bertanya kepadanya "Apakah ada orang yang lebih kaya daripada anda di dunia?" Bill Gates menjawab, "Ya, ada orang yang lebih kaya dariku." Bill Gates kemudian menceritakan sebuah kisah. Saat itu aku belum kaya apalagi terkenal. Saya berada di Bandara New York ketika itu saya melihat penjual koran. Saya ingin membeli satu surat kabar tetapi ternyata saya tidak punya cukup uang. Jadi saya tidak jadi membeli koran dan mengembalikan ke penjualnya.

 

          Saya mengatakan kepadanya bahwa tidak ada uang pas.
Penjual berkata, "Saya memberikan ini kepada Anda secara gratis." Atas desakannya, saya mengambil koran itu. Secara kebetulan, setelah 2-3 bulan, saya mendarat di bandara yang sama dan sekali lagi saya kekurangan uang untuk membeli koran. Penjual itu menawari saya koran itu lagi. Saya menolak dan mengatakan bahwa saya tidak bisa menerimanya karena saya tidak punya uang untuk membelinya. Dia berkata, "Anda bisa mengambilnya, saya membagikan ini dari laba saya, saya tidak akan rugi." Lalu saya pun mengambil koran itu.

 

          Setelah 19 tahun saya menjadi kaya dan dikenal oleh banyak orang. Tiba-tiba saya ingat penjual koran itu. Saya mulai mencari dia dan setelah sekitar 1 ½ bulan pencarian akhirnya saya menemukannya. Saya bertanya kepadanya, "Apakah Anda mengenal saya?" Dia berkata, "Ya, Anda adalah Bill Gates."

Saya bertanya lagi kepadanya, "Apakah Anda ingat dulu pernah memberi saya koran secara gratis?" Penjual berkata, “Ya, saya ingat. Saya memberi Anda dua kali. "

 

          Saya berkata, “Saya ingin membayar kembali bantuan yang Anda tawarkan kepada saya saat itu. Apa pun yang Anda inginkan dalam hidup Anda, beri tahu saya, saya akan memenuhinya."
Penjual berkata, "Tuan, apakah Anda tidak berpikir bahwa dengan melakukan itu Anda tidak akan dapat menandingi bantuan saya?"

 

          Saya bertanya, "Mengapa?"

 

          Dia berkata, “Saya telah membantu Anda ketika saya adalah seorang penjual koran yang miskin dan Anda berusaha membantu saya sekarang, ketika Anda telah menjadi orang terkaya di dunia. Bagaimana bantuan Anda bisa sebanding dengan bantuan saya? "

          Hari itu saya menyadari bahwa penjual koran lebih kaya daripada saya karena dia tidak menunggu untuk menjadi kaya untuk membantu seseorang. Orang-orang perlu memahami bahwa orang yang benar-benar kaya adalah mereka yang memiliki hati yang kaya dan bukannya banyak uang. Sangat penting memiliki hati yang kaya untuk membantu orang lain. Karena kebanyakan orang ketika melakukan sesuatu perbuatan baik juga memiliki motivasi untuk suatu saat juga diberkati, uang yang selalu menjadi tolak ukurnya sehingga ketika Tuhan/Bapa belum memberkati menjadi marah dan kecewa. Mari mengubah pola pikir karena kita memiliki sorga yang Tuhan/Bapa sudah berikan. Bersyukurlah selalu atas apa yang Tuhan sudah berikan, jangan lagi melihat Bapa sebagai Bapa yang pilih kasih, Dia mengasihi setiap kita anak-anak-Nya dengan cara-Nya.

 

2)    HATI-NYA SELALU MENGASIHI DAN MENGAMPUNIMU.

         

          Ini adalah hal yang sangat pnting karena kebanyakan orang di saat  mengalami kegagalan bukannya mengoreksi diri atau bertobat tetapi justru merasa bahwa Tuhan/Bapa tidak mengasihinya, merasa tidak dikasihi. Allah adalah kasih, bahkan saat seseorang memilih untuk menolak Bapa atau meninggalkan rumah Bapa. Dia memberikan kehendak bebas dan mengizinkannya untuk berjalan menjauh dan dan mengalami konsekuensi dari pilihannya. tapi bukan berarti bahwa kasih-Nya akan mengabaikan dosa dan pembangkangan kita. Justru karena Dia adalah kasih, maka Dia prihatin dengan dosa dan pembangkangan kita. karena kasihlah, maka Tuhan berseru kepada kita, “Bertobat dan hiduplah!”. Kasih-Nya memanggil kita untuk bertobat, berbalik dari dosa kita, meninggalkan hidup kita yang jahat, dan menyerahkan hidup kita kepada-Nya kembali kepada sumber dari segala kehidupan, kesembuhan dan pemulihan yang begitu kita rindukan.

 

          Pertobatan secara harafiah berarti perubahan pikiran atau berbalik dari dosa kita dan kembali  kepada Allah serta menyepakati kebenaran-Nya. Harus ada bukti nyata atau bukti nyata buah dari pertobatan seperti perubahan kehidupan anak bungsu yang meninggalkan kandang babi dan mulai kembali ke rumah Bapa. Nah sekarang mari melihat respon yang Bapa berikan saat anak bungsu kembali dan mendekati kediaman Bapa-Nya. Saat anak bungsu meminta bagian warisannya, sebelumnya sudah dijabarkan bahwa dalam hukum orang Yahudi apa yang dilakukan oleh anak bungsu sebenarnya adalah pelanggaran hukum Taurat dan salah satu alasan mengapa dia berlari untuk mendapati anaknya adalah agar dia bisa sampai kepada anaknya terlebih dahulu sebelum masyarakat mendapatinya dan membunuhnya terlebih dahulu.

 

          Dikatakan dalam Firman bahwa ketika si anak bungsu masih berada di kejauhan, Bapa-Nya sudah melihat dia. Berarti Bapa sudah menanti-nantikanya dan memperhatikan, Dia selalu berdoa dan berharap bahwa anak-Nya akan bertobat, berbalik dari dosanya dan kembali ke rumah. Ini adalah hati dari Bapa kita, yang rindu untuk mengampuni kita dan menunjukkan belas kasihan-Nya kepada kita. Dia selalu menanti kita karena kerindua-Nya yang terbesaar adalah Dia ingin sekali kita pulang ke rumah.

 

“Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.”

 

          Hal mengejutkan yang Bapa lakukan saat melihat anak bungsunya dari kejauhan adalah Bapa berlari menyambut anak-Nya. Di masa itu tidak lazim bagi seorang pemimpin, orang kaya, kepala rumah tangga atau orang-orang terhormat untuk berlari, itu tindakan yang memalukan dan hanya hamba dan anak kecil saja yang melakukan itu. Salah satu alasan mereka tidak berlari adalah karena mereka mengenakan jubah yang panjang pada masa itu yang sampai sekarang masih dikenakan oleh para bangsawan di Timur Tengah. Jadi ketika sang ayah berlari menyambut anaknya berarti dia harus mengangkat setengah dari jubahnya untuk bisa berlari kencang secepat yang dia bisa dan itu adalah suatu hal yang memalukan.  Tetapi sang bapa tidak peduli betapa konyolnya dia terlihat. Anak bungsunya yang sudah dinanti-nantikannya, anaknya yang telah mati, anaknya yang telah hilang akhirnya telah kembali ke rumah. Ketika bapa sampai kepada anaknya, ditengah-engah kehabisan nafas, dalam terjemahan lain dikatakan bahwa dia jatuh di leher anaknya, ini mengindikasikan bahwa sang bapa mungkin sedang menangis dan membenamkan mukanya di leher anaknya serta menciumnya berkali-kali. Bisa dibayangkan bagaimana bau dari anak-Nya yang kemarin tidur dikandang babi, dan belum mandi berhari-hari tetapi bapa tidak peduli akan hal itu. Dia tetak memeluk dan menciumi anaknya.

 

          Kiranya gambaran ini menunjukkan kepada kita bahwa saat anak-Nya bertobat dan kembali maka Bapa akan berlari memeluk dan mencium kita. ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar, terlalu buruk, terlalu jelek yang tidak bisa Dia ampuni. Makanya Dia juga mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk mengampuni musuh atau orang yang melukai hati kita 70 X 7 yang berarti ketika orang berbuat salah lagi kepada kita, maka kita pun perlu mengampuni mereka. Artinya, sampai kapanpun, mereka melakukan kesalahan, kita tetap mengampuni mereka. Alasannya adalah karena kita telah mendapatkan pengampunan dari Tuhan.

 

          Respon berbeda justru diberikan oleh anak sulung ketika adiknya yang telah gagal kembali dan marah atas keputusan yang bapanya menerima adik bungsunya yang sudah meninggalkan rumah pergi berfoya-foya menghabiskan segalan yang dimilikinya yang mungkin dalam benak anak sulung untuk bisa diterima harusnya adik bungsunya mengembalikan dulu semua yang telah dihabiskannya. Anak sulung tidak mengenal akan isi hati bapanya. Begitupun ketika seseorang merasa bahwa dirinya lebih baik, paling layak dan lebih hebat dari orang lain yang terjadi adalah penghakiman kepada orang lain sampai dengan dia sendiri kemudian menyadari bahwa dirinya juga terhilang. Dia tidak mengenal akan hati Bapa sampai dia juga mengalami proses dan akhirnya menyadari bahwa dia salah paham dengan Bapa. Saat Bapa dengan murah hati dan penuh dengan belas kasihan mau berlari menyambut anaknya kembali dan menciumnya ini sebenarnya sama dengan gambaran Perumpamaan tentang domba yang hilang yang Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya dalam Matius 18:12-14 dan Lukas 15:1-7.

 

Matius 18:12-14 (TB) Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.

Lukas 15:1-7 (TB) Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."

 

          Seorang gembala pergi mencari 1 dombanya yang hilang tetapi 99 domba lainnya tidak mengikuti dimana seharusnya 99 domba lainnya juga harusnya mengikuti karena firman Tuhan berkata kemanapun gembala pergi maka domba-domba juga mengikuti. (Yohanes 10:27 TB) Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku   dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,) dengan kata lain domba-domba juga perlu menyambut domba yang lain karena itu bagian kawananannya, itu saudaranya.

 

          Ketika anak bungsu kembali kerumah bapa setelah pergi keluar menghabiskan banyak harta Bapa dan mempermalukan nama Bapa maka ketika kembali dia tidak meminta apapun selain hanya tinggal dirumah Bapa, menjadi hamba bekerja dan melayani Bapa, yang oleh Bapa justru tidak diterima sebagai hamba tetapi sebagai anaknya. Ini yang tidak dimengerti oleh anak sulung karena anak sulung belum terproses sampai dia mengetahui bahwa betapa mulia-Nya hati Bapa dan indahnya ketika bisa melayani Bapa. Seseorang janganlah sampai harus kehilangan baru bisa menghargai apa yang hilang. Anak sulung seharusnya bisa menghargai karena dia berada dirumah Bapa.

 

3)   BAPA MENYAMBUT, MEMULIHKAN, BAHKAN MEMBERIKAN YANG HILANG DARI HIDUPMU.

 

          Untuk mengenal hati Tuhan hati anda harus terhubung dengan hati-Nya, anda harus murni mengasihi Dia. Seperti perkataan anak bungsu yang berkata ... 18) Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Ini adalah perkataan yang tulus dari anak bungsu yang menyadari siapa dirinya dan sikap seperti ini yang Tuhan sukai. Tetapi sikap seperti ini sudah banyak hilang dari anak-anak Tuhan, belum apa-apa sudah merasa hebat dan sombong sehingga tidak bisa mengalami pemulihan dan untuk Tuhan berikan kepercayaan. Andai saja anak bungsu masih merasa hebat dan sombong ketika pulang maka dia tidak akan bisa mengalami pemulihan. Tetapi saat dia kembali dia tidak meminta apa-apa selain bekerja menjadi upahan Bapa-Nya asalkan dia bisa tinggal di rumah Bapa karena menyadari siapa dirinya. Seseorang yang menyadari siapa dirinya maka dia tidak akan pernah bertengkar, cemburu dengan orang lain dan menghakimi orang lain. Salah satu alasan kenapa oleh Bapa otoritas anak bungsu dikembalikan (diberi jubah, cincin dan kasut) adalah karena didapati hatinya yang tulus dan murni.

 

          Alasan kenapa Bill Gates mencari anak penjual koran itu tadi karena Bill Gates melihat bahwa penjual koran tersebut adalah anak yang jujur dan memiliki ketulusan untuk selalu menolong orang lain sekalipun dirinya sendiri dalam mapan dalam hal finansial. Apa yang anak penjual koran ini lakukan adalah hal yang sangat langkah kita temui didunia ini. Karakter seperti ini sangat mahal dan itu hanya bisa dibentuk di gereja, dirumah Bapa. Jadi saat melihat orang lain dalam kekurangan dan hati anda tergerak lakukanlah sambil tersenyum karena kesempatan untuk bisa membantu orang lain yang membutuhkan adalah sebuah anugerah.

 

20) Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

 

          Ketika anak bungsu kembali yang paling sakit hati adalah iblis karena anak bungsu yang pantas mendapatkan penolakan dan penghakiman justru disambut dan diterima oleh Bapa. Ketika Bapa melihat anak bungsu dari jauh, Dia berlari mendapatkannya, memeluk dan menciumnya. Dari sini kita bisa melihat gambaran dari sukacita dan hasrat dari Bapa kita. Kasih-Nya bukanlah kasih yang lambat. Kasihnya bukanlah kasih yang segan-segan. Kasih-Nya adalah kasih yang berlari ketika kita kembali kepada-Nya. Ada begitu banyak orang diluar sana yang membutuhkan kasih, uluran tangan dan pelukan anda tetapi milikilah hati-Nya, hati Bapa.

 

21) Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 22) Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 23) Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 

 

          Dalam perumpamaan ini saat anak bungsu kembali dan mengakui setiap dosa dan kesalahannya, dia diberikan jubah yang terbaik yang berarti panggilan Tuhan atas hidupnya dikembalikan, dikenakan cincin pada jarinya yang berarti otoritasnya dikembalikan, dikenakan sepatu pada kakinya yang berarti dia tidak disambut sebagai hamba tetapi sebagai anak. Apabila anda sunggug-sungguh berbalik maka dalam sekejab Tuhan bisa mengubahkan keadaanmu karena anda mempercayainya. Mari mempercayai Tuhan di level Tuhan, karena Dia yang menciptakan kita, Dia adalah Bapa kita dan Dia memanggil kita anak. Jadi Dia layak untuk kita percayai untuk kita menyerahkan seluruh hidup kita ditangan-Nya.

 

Pertanyaannya apakah anda akan tetap mengasihi dan melayani Tuhan sekalipun Tuhan belum memberkati anda? Tetap mempercayai dan mengandalkan-Nya?

 

          Bapa sedang mencari hati anak-anak-Nya untuk Dia menyalurkan hati-Nya. Mari berhenti untuk bersikap egois hanya untuk diri kita sendiri. Apabila Tuhan mempercayai anda dengan berkat-Nya jangan pernah untuk menaruh hati anda disitu seperti anak bungsu yang berkata) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Hati anak bungsu tidak melekat lagi kepada harta Bapa-Nya sehingga membuat Bapa semakin jatuh cinta sampai memberikan/mengembalikan semuanya sehingga membuat anak sulung cemburu. Kalau hati kita didapati sama, Tuhan akan mengirimkan orang-orang, Tuhan akan memberkatimu dengan banyak cara, Tuhan senantiasa akan memberikan anda pesta. Seakan-akan Bapa sedang mau Show up bahwa anda adalah anak-Nya. Jadi sangat penting untuk mengenali hati-Nya.

 

24) Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.

 

          Di mata Tuhan setiap kita anak-anak-Nya lebih berharga dibandingkan apapun juga. Jadi jangan pernah takut akan masa depanmu, apabila Tuhan mendapati bahwa hatimu bisa dipercaya maka Tuhan bisa memberkatimu dengan banyak cara.

 

          Seringkali ada orag yang berkata bahwa dia tidak bisa melayani karena sibuk di pekerjaan dan bisnis. Itu berarti bahwa pekerjaan dan bisnismu bukan dari Tuhan, carilah pekerjaan dan bisnis yang tidak mengurangi waktumu untuk melayani Tuhan.

 

          Apabila itu pekerjaan dan bisnis dari Tuhan atau bahkan dalam keluarga anda, mintalah penuai-penuai, mintalah orang-orang yang bisa dipercaya, orang-orang yang jujur, orang-orang yang sehati karena apabila hati anda sehati dengan Tuhan, pemimpin, atau siapapun otoritasmu maka yang akan mengalir ke bawah adalah orang-orang yang sehati. Ketika anak bungsu ini dipulihkan/sehati yang terjadi hamba-hamba dari Bapa ikut sehati dan sepakat dengan Bapa karena mereka mengetahui bahwa di hati Bapa adalah jiwa-jiwa.

 

 

To Be Continued (Bersambung)

Untung Bongga Karua


Selasa, 08 Maret 2022

Abundance Of Rain Vol. 04 TANAH SUDAH BASAH DAN SIAP UNTUK MENUMBUHKAN, PERSIAPKAN DIRIMU!!!

 

Abundance Of Rain Vol. 04

 

TANAH SUDAH BASAH DAN SIAP UNTUK MENUMBUHKAN, PERSIAPKAN DIRIMU!!!

 

Ps DR Joseph Hendrik Gomulya, M.Th






        Dalam sesi kemarin kita sudah mengerti bahwa kesulitan intu tidak pernah dirancang untuk bertahan selamanya dalam hidup setiap kita karena sifatnya hanya sementara saja. Ini adalah poin yang sangat penting karena selama ini kebanyakan orang merasa bahwa kesulitan/masalah selamanya ada dalam hidup mereka; contohnya adalah saat seorang istri yang belum melihat perubahan dalam hidup suaminya dan kemudian berpikir bahwa suaminya tidak akan pernah berubah. Padahal firman Tuhan berkata bahwa kita mempunyai masa depan di dalam Kristus sehingga semua itu tidak akan bertahan selamanya dalam hidup kita.

 

(Yohanes 10:10 TB)

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

 

          Saat anda menerima tuduhan-tuduhan bahwa anda tidak akan pernah menikmati keberhasilan/kesuksesan karena faktanya apapun yang selama ini yang anda lakukan atau kerjakan selalu gagal, itu adalah tuduhan dari iblis karena iblis memang datang untuk membunuh dan membinasakan. Iblis akan membunuh iman, pengharapan, firman, kesaksian dan masa depanmu, saat seseorang imannya dibunuh maka dia akan hidup dalam depresi atau tekanan tanpa memiliki sedikit pun pengharapan. Bersyukur bahwa Kristus datang untuk memberi kita hidup, iman, pengharapan dan memberinya dalam segala kelimpahan, tanpa syarat apa pun.

 

          Seringkali orang berpikir dan merasa bahwa dirinya tidak pantas/layak untuk untuk menerima kelimpahan Tuhan, tidak pantas/layak menerima keberhasilan tersebut karena dirinya tidak sepandai orang lain dan memiliki banyak kekurangan karena mungkin dahulu pernah banyak melakukan kesalahan-kesalahan serta ada banyak pikiran-pikiran berupa tuduhan yang iblis masukkan dalam pikirannya bahwa dirinya tidak akan berhasil karena dunia memberi syarat bahwa untuk meraih keberhasilan harus begini dan begini dan kalau tidak bisa maka anda tidak layak atau memenuhi syarat/kriteria.

 

          Contohnya di dalam berbisnis/usaha dunia berkata bahwa untuk meraih keberhasilan maka seseorang harus memiliki modal atau uang dalam jumlah tertentu atau saat seseorang telah berkali-kali mengalami kegagalan maka orang tersebut tidak akan pernah mengalami keberhasilan. Tetapi di dalam Kristus, Dia datang untuk memberi kita hidup dan mempunyai dalam segala kelimpahan tetapi itu juga bukan berarti bahwa kita bisa terus hidup di dalam dosa karena seseorang yang sudah dipilih oleh Tuhan maka Tuhan sudah menanamkan benih kehidupan maka orang tersebut tidak akan lagi suka akan dosa. ketika benih yang baru sudah diberikan sesekali mungkin orang tersebut bisa melakukan kesalahan tetapi dia tidak akan tetap disana.

 

          Jadi selalulah mengandalkan Tuhan dalam kondisi/situasi/keadaan apapun, ijinkanlah dalam keadaan apa pun Dia datang dan mengambil alih semua bagian dalam hidupmu karena Dia yang memberi hidup dan memberinya dalam segala kelimpahan. Saat hujan kelimpahan itu datang berarti tanah sudah basah dan siap untuk ditaburu benih-benih yang unggul.

 

(Yesaya 55:10 TB)

“Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan”

 

          Sewaktu hujan turun dan tanah dialiri oleh air maka tanah kemudian akan menjadi menjadi subur, tanah berbicara tentang tanah dihidup kita (tanah hati), bisnis dan pekerjaan kita akan menjadi subur. Tanah yang basah bisa menumbuhkan hal-hal yang baru, bisnis/usaha yang baru, visi atau ide-ide yang baru, hal-hal baru yang mungkin bahkan tidak pernah kita pikirkan akan bisa kita kerjakan yang mungkin dulu hanya sebatas impian kita. Tuhan bisa memberikan itu karena ini musim yang baru, semua pintu-pintu yang dahulunya tertutup (segala kegagalan) percayalah tahun ini hujan itu sudah turun, tanah sudah basah dan siap untuk menumbuhkan.

 

AKAN ADA MAKANAN DAN BENIH UNTUK PENABUR

 

          Ini berarti akan ada makanan untuk menumbuhkan benih bagi penabur, itu juga berarti bahwa kelaparan, kegagalan, masalah di tahun kemarin sudah berakhir.

 

(Yoel 2:2326 TB)

“Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena Tuhan, Allahmu!

Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya,

dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu. Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan tempat pemerasan kelimpahan anggur dan minyak. Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu. Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama Tuhan, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya.”

 

          Tuhan akan melakukan hal-hal yang ajaib dalam hidup kita dan kita akan bersukacita melihat pernuatan-perbuatan-Nya yang ajaib karena itu lebih dari apa yang kita pernah pikirkan. Kita mungkin berpikir dan menghitung bahwa angkanya 5 atau 7 tetapi ketika Tuhan yang melakukan, Tuhan bisa berikan angka 10 yang terbaik dalam hidup kita. Untuk melangkah dan menikmati hal-hal yang baru, setiap hari mintalah selalu hikmat dari Tuhan dari membaca dan merenungkan firman-Nya. Temukanlah janji-janji Tuhan karena dari sanalah timbul kekuatan dari Tuhan setiap harinya dan Tuhan akan melakukan perkara-perkara yang ajaib.

 

          Tahun ini kita akan menikmati panen raya karena tanahnya sudah siap untuk ditaburi benih. Kita harus bekerja sungguh-sungguh dan selalu meminta hikmat dari Tuhan, harus bisa membuka diri kepada orang lain untuk bisa saling bekerja sama dan kita juga bisa belajar hal-hal yang baru dari orang lain. Untuk bisa menikmati panen raya, kita harus bekerja keras dan bersungguh-sunnguh, upgrade atau meningkatkan lagi kapasitas kita, menaikkan value hidup kita karena dari value-value tersebut membuat kita bisa menangani seberapa besar sebuah pekerjaan. Saat memiliki sebuah mimpi, jangan biarkan mimpi itu hanya sebatas mimpi tetapi tidak pernah mempersiapkannya. Persiapkanlah untuk itu seakan-akan itu sudah kita miliki sehingga saat waktunya tiba, kita telah siap.

 

          Mulailah untuk mengupgrade atau menambah kualitas kapsitas hidupmu, kualitas pekerjaanmu sehingga bisa dipercayakan untuk melakukan banyak hal karena setiap hal atau pekerjaan yang dilakukan selalu berhasil karena setiap hal yang dilakukan seperti melakukannya untuk Tuhan sebagai sumber dari segala hikmat ilahi dalam melakukan segala hal atau pekerjaan. Hikmat Tuhan tidak akan bekerja apabila hati kita tidak pernah peduli dengan apa yang Tuhan kehendaki. Jadi selalu milikilah rasa tanggung jawab dan jiwa memiliki saat diberikan kepercayaan dalam melakukan suatu pekerjaan. Apabila anda cuek dan santai-santai saja bahkan cenderung tidak menghasilkan apa-apa maka sekalipun dikatakan hujan kelimpahan itu akan datang, percayalah itu tidak akan datang atau engkau nikmati. Jadi cara kita meresponinya yang harus di ubah, pola pikir dan pola kerja yang tidak berubah-ubah, selalu terlambat bangun, malas, tidak bertumbuh, tidak kreatif dan inovatif adalah orang yang tidak meresponi bahwa hujan akan datang.

 

          Jadi sekali lagi ketika hujan akan datang, responnya adalah kapasitas kita harus diperbesar. Ambillah waktu dan lakukanlah hal-hal yang berguna, sesuaikan dengan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepada kita bahkan itu terus kita tambahkan dengan terus belajar, terus mengupgrade atau memperbesar kapasitas kita dengan selalu menimbulkan keinginan mengupgrade diri, selalu ingin mempelajari hal-hal yang baru. Karena jika sesuatu diberikan kepada kita tetapi kapasitas kita tidak siap maka kita tidak akan siap. Jadi buatlah suatu alasan untuk Tuhan memberikan/mempercayakan hal yang besar saat engkau siap.

 

          Firman Tuhan dalam Yohanes 15:1-2 tentang pokok anggur yang benar berkata: Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Ini berarti anda harus memiliki mental pengusaha, mengusahakan segala sesuatu menjadi lebih baik walaupun status anda hanya seorang pekerja tetapi anda mengusahakan supaya perusahaan yang mempekerjakanmu mendapatkan keuntungan yang banyak sehingga pemimpinmu menjadi senang dan pintu berkatmu juga akan terbuka karena apabila anda membuat hal yang sebaliknya membuat pemimpinmu tidak senang atau marah maka rejeki atau pintu berkatmu tertutup karena firman Tuhan  dalam Ibrani 13:17 berkata: “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.” Jadi sebelum menjadi berkat bagi orang lain terlebih dahulu jadi berkatlah bagi pemimpinmu.

 

(Galatia 6:7-8 TB)

“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”

 

          Perhatikanlah apa yang anda tabur, karena apa yang anda tabur maka itu yang akan anda tuai. Apabila anda mempersiapkan diri menjadi orang yang dipercaya oleh Tuhan dalam hal pekerjaan atau bisnis yang besar maka persiapkan dan upgrade kapasitasmu dan jangan hanya bermalas-malasan. Ciptakanlah masa depanmu, wujudkanlah mimpi-mimpimu, taburlah perkara-perkara yang besar, taburlah perkara-perkara iman, perbesar kapasitasmu karena itulah taburanmu. Belajarlah terus hal-hal yang baru, kerjalah dengan sungguh-sungguh, kejar dan capailah mimpi/masa depanmu.

 

Otak atau pikiran manusia itu seperti komputer, itu akan kosong apabila tidak ada sesuatu yang dimasukkan. Otak atau pikiran manusia itu seperti server komputer yang perlu terus dimasukkan hal-hal yang baru, program-program yang baru atau terus diajak untuk bekerja. Semakin dia bekerja maka maka dia semakin cepat, pintar dan semakin banyak hal yang bisa dilakukan. Setiap orang mempunyai mimpi yang besar tetapi Tuhan tidak ingin kita hanya bermimpi, tidak mempersiapkan diri dan tidak melakukan apa-apa. Orang yang mempunyai mimpi harus bisa menjadikan mimpinya menjadi kenyataan seperti Yusuf. Kiranya firman Tuhan atau pesan Tuhan ini membangun iman setiap kita untuk mewujudkan mimpi/visi besar yang Tuhan berikan kepada kita, mari persiapkan diri kita.

 

 

Amen, Tuhan Yesus Memberkati

Jumat, 25 Februari 2022

Abundance Of Rain Vol. 03 ( KESULITAN TIDAK AKAN BERTAHAN SELAMANYA )

 

 

 

Abundance Of Rain

 

KESULITAN TIDAK AKAN BERTAHAN SELAMANYA

 

Ps DR Joseph Hendrik Gomulya, M.Th

 

 




(1 Raja-raja 18:41 TB)

Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: ”Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran.”

 

          Kurang lebih tiga setengah tahun bangsa Israel mengalami kekeringan dan kesulitan bahkan di tengah kekeringan dan kesulitan itu hati mereka berpaling daripada Tuhan, mereka terlibat dalam praktek perdukunan dan penyembahan berhala. Puji Tuhan mereka masih memiliki seorang nabi yang mau berdiri bagi umat-Nya yaitu nabi Elia. Jadi inilah pentingnya bahwa setiap kita mau berdiri bagi bangsa, kota, gereja dan keluarga kita karena lawatan Tuhan akan terjadi saat ada orang yang mau berdiri, saat ada orang yang mau percaya kepada Tuhan.

 

          Saat itu Elia berbicara kepada Ahab bahwa derau bunyi hujan sudah kedengaran, yang dalam terjemahan King James di tuliskan “Abundance Of Rain” kelimpahan hujan/hujan kelimpahan dimana hujan berbicara tentang pekerjaan Roh Kudus, juga berbicara tentang hujan kelimpahan yang akan datang dalam setiap hidup kita. Apabila hujan akan datang berarti kekeringan segera berakhir atau sudah berakhir. Kekeringan dan kegagalan daklam hidup kita sudah berakhir karena Tuhan sudah menggantikannya dengan kelimpahan.

 

KESULITAN TIDAK AKAN BERTAHAN UNTUK SELAMANYA

 

          Saat kita sedang menanti-nantikan jawaban dari Tuhan atas doa-doa kita dari permasalahan-permasalahan yang sedang kita alami, terkadang dari mulut kita keluar pertanyaan “Tuhan kapan persoalan/permasalahan ini bisa berakhir, bisa segera berakhir, kapan Tuhan akan menolong?” padahal sebenarnya kesulitan, persoalan/permasalahan itu selalu bisa datang tetapi kita harus percaya bahwa semua itu tidak akan bertahan lama dan tahun ini semua itu akan diangkat Tuhan dari hidup setiap kita.

 

(Markus 5:25-34 TB)

25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. 26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. 27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 28 Sebab katanya: ”Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” 29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. 30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: ”Siapa yang menjamah jubah-Ku?” 31 Murid-murid-Nya menjawab: ”Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” 32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. 33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. 34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: ”Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”

 

          Ini berbicara tentang seorang wanita yang sudah 12 tahun mengalami sakit pendarahan, dia telah berobat dimana-mana tetapi tidak ada seorang tabib pun yang mampu mengobatinya, seluruh hartanya telah habis untuk mendapatkan kesembuhan itu. Keadaannya semakin hari bukannya semakin membaik tetapi justru semakin memburuk. Penderitaan yang di alami oleh wanita ini terkadang membuat orang putus pengharapan tetapi kabar baiknya adalah firman Tuhan berkata ketika hujan datang penderitaan itu tidak akan bertahan selamanya karena ada Tuhan yang akan pegang kendali atas hidup kita.

 

          Dalam penderitaan/kesulitannya tersebut wanita ini telah mendengar berita-berita tentang Yesus. Jadi poin pentingnya adalah saat kesulitan/penderitaan datang, penuhilah hidup kita dengan berita tentang Yesus, penuhi hidup kita dengan membaca dan merenungkan firman-Nya setiap hari karena apa yang kita baca dan dengarkan maka itu yang akan kita ucapkan, kita percayai dan hidupi. Jadi saat kesulitan/persoalan/penderitaan yang kita hadapi semakin banyak maka yang harus kita lakukan semakin banyak membaca dan merenungkan firman-Nya, semakin banyak kotbah-kotbah yang kita dengarkan/makan atau dengan kata lain kita semakin mendekatkan diri lebih lagi kepada Tuhan. Jangan saat berada dalam kesulitan justru yang kita lihat dan dengarkan sampah-sampah; gosip, berita-berita yang tidak baik dan tidak pantas karena itu akan mematikan iman kita. Justru apabila kita aktif di media sosial isilah itu dengan berita-berita tentang Yesus, mari memberi value kerajaan sorga melalui teknologi yang ada saat ini.

 

          Apa yang membuat kuasa itu keluar dari tubuh Yesus? Padahal yang di jamah wanita ini hanya ujung jumbai jubah-Nya (Tallit) karena itu juga digunakan oleh pemuka-pemuka agama Yahudi lainnya. Iman dari wanita inilah yang membuat kuasa itu keluar bahwa asal kujamah saja unung jumbai jubah-Nya aku akan sembuh. Saat kita sungguh-sungguh mencari Tuhan seperti wanita yang sakit pendarahan ini maka kesulitan tidak akan bertahan selamanya, saat kita mencari Tuhan maka itu seperti kita sedang mengukir maa depan kita. Carilah Tuhan dengan kesadaran bahwa kita membutuhkan Tuhan dan sewaktu kita mendekatkan diri, sewaktu kita mengimani setiap perkataan dari mendengarkan firman Tuhan “Ya, kesulitan tidak akan bertahan selamanya dalam hidupku”  maka kuasa yang tidak bisa kita lihat secara kasat mata itu akan kita rasakan mengalir dan kita akan mengalami mujizat terjadi atas hidup, keluarga dan ekonomi kita yang mengalir dari iman kita.

 

(1 Korintus 10:13 TB)

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

 

          Kesulitan tidak akan bertahan selamanya juga berarti Tuhan menciptakan jalan keluar dari masalah yang kita hadapi. Pencobaan-pencobaan Tuhan izinkan karena Tuhan sudah menyediakan jalan keluar supaya kita memperoleh kemenangan dan kesaksian dalam hidup kita. Jadi saat menghadapi pencobaan/masalah/kesulitan besar datang perkatakanlah bahwa “PASTI ADA JALAN KELUAR”.  Tuhan sudah memberi janji-Nya akan menolong kita karena kesulitan tidak akan bertahan untuk selamanya.

 

MENEMUKAN JALAN KELUAR

 

          Kita akan menemukan jalan keluar sewaktu kita menemukan Yesus, apakah itu berarti bahwa kita akan beribadah lebih banyak?

 

(Yohanes 14:6 TB)

Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

 

          Yesus adalah jalan keluar, jalan keselamatan buat setiap kita, temukanlah Yesus maka kita akan menemukan jalan. Temukanlah rhema dari setiap firman-Nya maka kita akan menemukan jalan dari setiap pencobaan, karena sering kali dalam pencobaan Tuhan menunda jawaban atas setiap doa-doa kita bukan karena Dia tidak mengasihi kita tetapi Dia menunda jawaban agar supaya kita menemukan Dia dan belajar dari kesalahan. Berkat yang terbesar bukanlah jawaban tetapi menemukan Yesus, menemukan makna rohani dari proses pencobaan yang kita alami karena sangat banyak orang yang hanya menginginkan mujizat-Nya tetapi tidak menemukan makna rohaninya sehingga jatuh lagi di lubang yang sama.

 

(Keluaran 14:1-28 TB)

1 Berfirmanlah Tuhan kepada Musa, demikian: 2 ”Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut. 3 Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka. 4 Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah Tuhan.” Lalu mereka berbuat demikian.

5 Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: ”Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?” 6 Kemudian ia memasang keretanya dan membawa rakyatnya serta. 7 Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. 8Demikianlah Tuhan mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan. 9 Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. 10 Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada Tuhan, 11 dan mereka berkata kepada Musa: ”Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? 12 Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.” 13 Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: ”Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. 14 Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” 15 Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: ”Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. 16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. 17 Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. 18 Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda.” 19 Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. 20 Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. 21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. 22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

23 Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka – segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda – sampai ke tengah-tengah laut. 24 Dan pada waktu jaga pagi, Tuhan yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. 25 Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: ”Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.” 26 Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: ”Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda.” 27 Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah Tuhan mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. 28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka.

 

          Tuhan selalu mempunyai cara sewaktu seakan-akan kita tidak menemukan jalan lagi agar supaya kita menemukan jalan-Nya. Selalu ada jalan keluar pada saat tidaka ada jalan karena Yesus adalah jalan keluar di hidup setiap kita. Terkadang kita harus rela untuk menghadapi sepertinya tidak ada jalan agar jalan terbaik yang akan kita lewati. Contoh lainnya adalah pria lumpuh selama 38 tahun yang menunggu untuk disembuhkan di tepo kolam Bethesda.

 

(Yohanes 5:2-9 TB)

2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya 3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. 4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. 5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. 6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: ”Maukah engkau sembuh?” 7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: ”Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” 8 Kata Yesus kepadanya: ”Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” 9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.

 

38 tahun pria ini mengalami kelumpuhan, selama itu pula dirinya menantikan untuk disembuhkan tetapi sayangnya tidak ada seorang pun yang membantunya untuk masuk ke kolam bethesda itu ketika airnya sedang bergolak. Waktu 38 tahun itu bukan waktu yang tidak sedikit, tetapi Yesus mengetahui keadaan orang itu. Jadi apa pun yang kita sedang hadapi tepat ketika iman kita percaya bahwa Yesus mengetahui keadaan kita maka saat itu kita memperoleh pengharapan.

 

          Alasan mengapa orang bisa mengalami hopeless atau putus asa adalah karena dia merasa bergumul sendiri. Jadi jangan pernah bergumul sendiri tetapi andalkanlah Tuhan karena Dia mengetahui keadaanmu. Apabila kita mengerti bahwa Tuhan mengetahui keadaan kita maka kita akan mempunyai pengharapan bahwa Tuhan pasti menolong. Maukah engkau sembuh? Maukah engkau dipulihkan? Maukah tuhan menolongmu? Saat pria itu disembuhkan oleh Tuhan bukan melalui kolam Bethesda tetapi oleh Tuhan sendiri dimana Tuhan berkata “angkatlah tilammu dan berjalanlah” sekalipun itu adalah hari Sabat dimana di hari itu kesembuhan  tidak seharusnya terjadi karena itu adalah hari orang beristirahat tetapi Tuhan adalah Tuhan di atas semau hari, Tuhan bisa membuat mujizat kapan pun asalkan kita percaya.

 

Kisah lainnya adalah orang yang terlahir dengan segala kekurangannya, pria 40 tahun yang terlahir lumpuh.

 

(Kisah Para Rasul 4:22 TB)

Sebab orang yang disembuhkan oleh mujizat itu sudah lebih dari empat puluh tahun umurnya.

 

(Kisah Para Rasul 3:1-11 TB)

Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus berkata: ”Lihatlah kepada kami.” Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata: ”Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya. Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo.



Tuhan sanggup untuk menyembuhkan, persoalan/kesulitan/pencobaan itu Tuhan izinkan karena Tuhan mempunyai tujuan dibalik itu semua. Contohnya adalah seorang penginjil Australia yang lahir di Amerika bernama Nick Vujicic yang terlahir tanpa mempunyai kedua tangan dan kakinya, tetapi puji Tuhan dia memiliki orang tua yang hebat yang berkata bahwa ada rencana Tuhan dibalik itu semua dan percaya bahwa anak mereka suatu saat anak mereka akan Tuhan pakai sehingga dari kecil mereka mengajarkan Nick value-value dari setiap firman Tuhan sehingga hari ini Nick menjadi motivator keliling dunia memberkati banyak orang dan menjadi orang yang berhasil bahkan dia sudah menikah (Kanae Miyahara) dan Tuhan mengarunia mereka dengan empat orang anak yang terlahir sempurna, tetapi yang paling penting adalah Nick Vujicic menemukan tujuan hidupnya yaitu bagaimana hidupnya berguna dan memberkati orang lain.

 

 

Amen, Tuhan Yesus Memberkati

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...