By Lydia Paely
Di dalam pelayanan kita selalu akan ada dua sisi kecenderungan yang akan muncul, apakah sebagai panggung, atau sebagai mezbah
...
Panggung membuat kita menuntut
Tapi Mezbah membuat kita rela meletakkan
...
Panggung seringkali membuat diri kita menghirup pujian dan menikmati suara tepuk tangan
Tapi Mezbah sunyi dari gempita penghargaan
...
Panggung mengerjakan sesuatu yang sesaat dan lalu hilang
Tapi Mezbah mengerjakan suatu kekekalan
...
Panggung adalah suatu kebanggaan
Tapi Mezbah adalah suatu ekspresi tahu diri
...
Panggung selalu mendorong kita untuk rebutan yang paling depan
Tapi Mezbah membuat kita bersedia berada di paling bawah untuk diinjak supaya saudara kita bisa naik
...
Panggung selalu menyediakan lampu sorot yang sangat terang , menyilaukan lalu kemudian hilang lenyap tak bebekas
Tapi Mezbah adalah suatu titik sinar kecil yang kian lama kian terang namun akhirnya menjadi suluh yang sangat cemerlang
...
Panggung adalah ekspresi bahwa "aku bisa".. "aku mampu"..
Tapi Mezbah adalah ekspresi "aku hanya hamba dimampukan.."
...
Panggung seringkali membuat kita merasa aku adalah yang terutama dan terpenting
Tapi Mezbah membuat kita tersungkur dengan gemetar dan sadar bahwa kita ini bukan siapa siapa
...
Panggung adalah bau kedagingan yang menyengat dan akan tetap tercium walau terbungkus parfum termahal di dunia sekalipun
Namun Mezbah adalah bau harum yang menetes keluar dari kedagingan yang dipotong dan diletakkan dengan air mata
...
Panggung adalah rumah bagi para bintang untuk beraksi
Tapi Mezbah adalah tempat para hamba memberi diri..
...
...
...
Anugerahi kami Tuhan.. untuk mengerti pentingnya membangun mezbah..dan menyingkirkan panggung dalam setiap pelayanan kami..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar