Selasa, 05 April 2016

PERJUMPAAN YANG MERUBAH HIDUP


Perjumpaan Yang Merubah Hidup

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri. Markus 4:33-34

Saudara yang dikasihi Tuhan, dari ayat diatas kita akan menemukan bahwa ada dua golongan orang yang diajar Yesus. Golongan pertama adalah Tuhan menyesuaikan diri-Nya kepada mereka didalam mengajar. Dan golongan kedua adalah murid-murid yang menyesuaikan diri mereka kepada Yesus. Kita akan melihat beberapa contoh lagi tentang dua golongan ini.

Didalam Matius 13:36, “Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang…” dan didalam Lukas 23:24-26, “Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan. Dan ia melepaskan orang yang dimasukkan kedalam penjara karena pemberontakkan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka, tetapi Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya.”

Kita lihat dari dua ayat diatas, selalu ada dua macam golongan orang. Dan Yesus adalah golongan orang yang diperlakukan semau-maunya. Dia adalah pribadi yang rela diperlakukan semau-maunya. Ada orang yang rela tetapi ada juga yang terpaksa. Orang yang terpaksa untuk diperlakukan semau-maunya adalah SIMON dari KIRENE. Kita semua tahu bahwa Simon inilah yang dipaksa untuk memikul salib Yesus sampai ke Golgota.

Saya akan memberikan latar belakang dan keadaan jaman itu. Pada waktu itu orang Yahudi hidup secara terpencar-pencar dan setiap menjelang Paskah, semua orang-orang saleh Yahudi berdatangan dan berkumpul di Yerusalem untuk merayakan Paskah bersama.

Mereka mengadakan Paskah Besar dan Paskah kecil. Paskah kecil dibuat beberapa hari setelah Paskah Besar diadakan, gunanya supaya orang-orang yang datang terlambat tetap bisa merayakan Paskah bersama di Yerusalem. Waktu itu Simon datang dari Kirene untuk merayakan Paskah. Simon belum pernah bertemu, kenal dan tahu dengan Yesus, tetapi waktu ia sampai di pintu gerbang, ia berpapasan dengan rombongan tentara yang sedang membawa Yesus. Waktu itu Yesus sedang kepayahan memikul kayu salib yang besar dan berat itu. “Pada waktu itu lewat seorang bernama Simon, orang Kirene, ayah dari Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka PAKSA untuk memikul saib Yesus.” Markus 15: 20b-21. Simon yang tidak tahu apa-apa itu tentu saja menolak, apalagi ia tidak kenal dengan Yesus. Sampai akhirnya perdebatanpun terjadi antara Simon dan tentara itu dan secara paksa Simon disuruh memikul salib itu sampai ke Golgota. Saudara yang terkasih, setiap orang yang walaupun terpaksa tetapi bertemu bahkan bersentuhan dengan Yesus, maka hidupnya tidak akan sama lagi.

Setelah beberapa lama kemudian, Simon mendengar bahwa Yesus yang dia pikulkan salib-Nya secara terpaksa itu bangkit dari kematian. Dan dia juga mendengar bahwa Yesus itu adalah Anak Allah, Dia adalah Juruselamat itu! Bagaimana kita tahu pasti bahwa Simon ini mengetahui tentang kuasa dan kebangkitan Yesus? Mari lihat di Lukas 24:13-24, diceritakan bahwa Yesus menampakkan diri kepada dua orang murid-Nya setelah Ia bangkit, di jalan Yesus menampakkan diri kepada dua murid yang sedang berjalan menuju Emaus. Ketika mereka sedang membicarakan tentang segala sesuatu yang telah terjadi, Yesus mendekati mereka, tetapi mereka tidak mengenal-Nya. Dan Yesus bertanya apa yang sedang mereka cakapkan, lalu jawab mereka: “Adakah engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi disitu pada hari belakangan ini?” Ini berarti semua orang telah mengetahui tentang kematian dan kebangkitan Yesus, termasuk juga Simon dari Kirene itu. Saya percaya, waktu Simon mendengar berita itu maka timbul dalam pikirannya, “Jangan-jangan aku sudah menjadi bagian dari sejarah Kerajaan Allah!”

Pada jaman itu kebanyakan orang-orang akan tetap tinggal di Yerusalem sampai hari Pentakosta. Kisah Para Rasul 2: 1-10. Ayat 5 berkata, “Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa dibawah kolong langit.” Saya percaya salah satunya pasti Simon dari Kirene ada disitu. Kita semua tahu hari itu mereka dipenuhi Roh Kudus dan hari itu juga ada 3000 orang bertobat dan dibaptis, saya percaya itu termasuk Simon. Dia sadar bahwa paksaan atasnya itu adalah kehendak Allah. Setelah Simon bertobat dan dibaptis, maka hidupnya menjadi berubah, ia menjadi Simon yang baru dan ia kembali kerumahnya dan istri serta anak-anaknya menjadi bingung melihat perubahan atas diri Simon.

Simon lalu menceritakan semua yang dia alami dan hari itu juga keluarganya bertobat! Sejak saat itu hidup Simon dan keluarganya tidak pernah sama lagi, mereka mengalami pertumbuhan iman dan perubahan hidup yang luar biasa! Sampai akhirnya istri dari Simon ini menjadi ibu rohani dari rasul Paulus! Mari kita baca Roma 16:13 dimana Paulus memberi salam-salamnya, “Salam kepada Rufus (anak Simon), orang pilihan dalam Tuhan dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu.”

Saudara yang terkasih, memang seringkali kita merasa terpaksa untuk memikul salib, rasanya tidak enak, sakit, tidak adil, dsb Tetapi kadang paksaan itu adalah kehendak Allah untuk kita. Dia ingin kita diubahkan, bertumbuh dan dimuliakan. Salib itu berujungkan kemuliaan, glori! Waktu kamu bertemu dengan Dia, maka hidupmu tidak akan sama lagi. Syukur atas kuasa salib-Nya! Selamat Paskah!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...