Selasa, 17 Mei 2016

KEBANGKITAN BESAR DI-ERA TRANSFORMASI

KEBANGKITAN BESAR DI-ERA TRANSFORMASI



Sejak masa reformasi 1998 yang lalu saya mendapati Indonesia mengalami banyak perubahan. Perubahan secara positif maupun negatif. Secara positif, sekarang masyarakat Indonesia memiliki lebih banyak kebebasan untuk bersuara & mengemukakan pendapat. Tapi yang negatifnya, issue SARA yang selama ini seperti 'terkubur dibawah tanah' jd ikut mulai menyeruak keluar dengan kegarangan tersendiri.

Ini menimbulkan potensi munculnya banyak masalah negatif di kemudian hari. Apalagi jika issue SARA tersebut di manfaatkan oleh orang-orang fasik yang mulai merasa "urusan dapurnya" jadi terganggu. Selama ini mereka bisa berpesta pora seenak udel mereka tanpa ada yang berani mengganggu, paling-paling yang mereka lakukan adalah saling 'berbagi kue' dengan orang fasik lainnya sehingga diantara sesama orang fasik tidak perlu saling 'mendahului'.
Sayang, dengan mulai munculnya beberapa orang yang dengan sekuat tenaga memperjuangkan kebenaran di tambah masyarakat kebanyakan sudah mulai merindukan realita perubahan ke arah yang lebih baik, maka ada banyak 'pesta' yang terpaksa harus diakhiri...

Selama ini gereja Tuhan hampir tidak bersuara sedikit-pun. Sekalinya ada beberapa pemimpin gereja terkenal menunjukkan keberpihakan mereka, ternyata malah salah dalam memilih....

Gereja seperti sudah mengalami 'kemerosotan jati diri'; sebetulnya Tuhan sudah menetapkan bahwa melalui gereja-lah perubahan segala sesuatu ke arah yang lebih baik akan dapat dimulai. Bayangkan, dari sekian juta umat Tuhan di Indonesia, masakan baru ada satu orang yang dengan tegas berani menyatakan 'Bagi saya, mati adalah suatu keuntungan' - saat ia di tanya: Apakah Bapak sadar tindakan Bapak sebagai seorang pejabat publik selama ini adalah melawan arus dan memerangi banyak tindakan mafia yang dengan mudah 'menghabisi' nyawa Bapak?...

Sesungguhnya di dalam gereja Tuhan ada banyak orang yang berkompeten untuk membenahi bangsa ini; ada banyak yang memiliki gelar berderet dan koneksi di berbagai bidang. Sekali bergerak, akan langsung menciptakan efek domino yang mampu menghasilkan dampak perubahan yang berkelanjutan.

Hanya satu permasalahan yang kita miliki, banyak diantara mereka yang berkompeten tersebut, 'masih hidup' - masih terikat oleh cinta dunia, cinta diri sendiri dan cinta uang. Jadi walau berkompeten, akhirnya hanya bisa berwacana atau malah hanya diam saja karena merasa 'kalah secara jumlah'. Tapi bukankah sebetulnya untuk berfungsi sebagai garam, tidak dibutuhkan 'jumlah yang banyak'?

Seandainya melalui kita sebagai para pemimpin, gereja Tuhan dapat dikondisikan untuk berfungsi sebagai 'mesin pencetak orang-orang yang tidak lagi mempertahankan nyawanya' -

"Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut." (Why 12:11) 

Saya yakin roda perubahan/ Transformasi akan lebih cepat bergulir dan merealisasikan lahirnya Indonesia Baru - negeri impian semua orang, tanah masa depan yang akan menginspirasi bangsa-bangsa lain melalui kesetaraan & keadilan sosialnya.

Tapi saat ini, Iblis SARA sedang mengintimidasi dan berniat merobek-robek kesatuan bangsa. Ada banyak kelompok jahat yang berjuang dengan lantang untuk menggantikan Pancasila dan merusak nyawa ke-Bhinneka Tunggal Ika-an yg selama ini menyatukan Indonesia. Semangat Sumpah Pemuda yang menjadi embrio kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia sedang di rusak dan digantikan dengan kebencian antar suku, kelompok & keyakinan. Sekat-sekat baru sedang dibangun & saat itu semua berhasil diwujudkan, saya yakin NKRI hanya akan jadi cerita yang hilang begitu saja di telan oleh waktu...

Tapi sesungguhnya TUHAN memiliki rencana yang besar untuk Indonesia. Saya yakin, sama seperti di jaman Yusuf, Mesir menjadi alat yang Tuhan pakai untuk memelihara bangsa-bangsa yang mengalami bencana kelaparan global, hal yan
g sama akan Tuhan lakukan atas Indonesia. Indonesia akan Tuhan pakai memberkati & memelihara bangsa-bangsa...

Tapi bagaimanapun, kita hrs segera mempersiapkan Yusuf-Yusuf, Daniel-Daniel, Nehemia-Nehemia bahkan Ester-Ester 'kita' untuk bisa berfungsi di posisi/domain-nya masing-masing.

Gereja Tuhan akan menjadi 'rahim Prophetis' bagi mereka; kita sebagai para pemimpin rohani harus memposisikan diri untuk menjadi 'bidan & dokter' yang membantu proses kelahiran mereka...

Jemaat, engkaulah yang Tuhan tetapkan untuk memainkan perananmu menjadi Yusuf, Ester, Daniel maupun Nehemia di bangsa ini...

Indonesia menunggu kemunculanmu. Biar Tangan Tuhan ikut beperkara atas kita semua...

(Ps. Steven Agustinus)

posted from Bloggeroid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...