Senin, 31 Oktober 2016

HATI-NYA TERPIKAT (Part 1)

TravellerS Phinisi, JKI Holy Glory Church (Pagi)

(30/10/2016)
Ps. Joseph Hendrik Gomulya. 

Bangsa Israel adalah bangsa yang begitu spesial di mata Tuhan dan menjadi umat pilihan-Nya. Alasannya ialah nenek moyang dan leluhur mereka yaitu Abraham, Ishak dan Yakub. Apa yang diperbuat oleh Abraham, Ishak dan Yakub sehingga bangsa israel mendapatkan berkat yang lebih dan berbeda dari bangsa yang lainnya? Padahal sebenarnya bangsa israel tidak ada bedanya dengan bangsa yang lain, bangsa yang dikenal dengan ketegar tengkukannya bahkan Abraham, Ishak dan Yakub juga bukan orang yang sempurna, mereka juga memiliki kelemahan dan kekurangan, Abraham pernah tidak mengakui istrinya, begitu pula dengan Ishak melakukan hal yang sama, bahkan Yakub juga banyak melakukan kesalahan seperti menipu kakaknya Esai dan banyak kelemahannya yang lain.

"Sesungguhnya, Tuhan , Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya; tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati Tuhan terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini." (Ulangan 10:14-15 TB) 

Ayat diatas dengan jelas mengatakan bahwa HATI TUHAN TERPIKAT kepada kepada bangsa Israel oleh karena nenek moyang atau bapak leluhur mereka yaitu Abraham, Ishak dan Yakub. Kita akan belajar bagaimana cara mereka mampu memikat hati Tuhan sehingga berkat yang sama dan hati Tuhan juga bisa terpikat kepada kita. Ketika kita bisa memikat hati Tuhan berkat-Nya bukan hanya kita saja yang bisa merasakannya tetapi sampai kepada seluruh keturunan kita.

1). ABRAHAM

Kita akan belajar mulai dari kehidupan Abraham, bagaimana hati Tuhan bisa begitu terpikat sampai-sampai di mata-Nya Abraham begitu berbeda.

"Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: “ Tuhan menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung Tuhan , akan disediakan.”  Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri -- demikianlah firman Tuhan --: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya." (Kejadian 22:12-17 TB) 

Sampai dua kali Tuhan berkata bahwa Abraham tidak segan-segan untuk menyerahkan anaknya yang tunggal, anak yang sangat dikasihi, dicintai dan dibanggakannya. Sewaktu Abraham belajar untuk menyerahkan semua yang sangat dicintai dan berarti dalam hidupnya dan tanpa segan-segan dia mau menyerahkannya, saat itulah hati Tuhan Terpikat.

Sewaktu kita belajar menyerahkan hidup kita, belajar untuk menyerahkan apapun juga yang paling berharga, yang paling kita cintai, yang paling kita ingini, dan yang paling berarti dalam hidup kita kepada Tuhan, itulah yang membuat hati Tuhan terpikat.

Sewaktu Tuhan meminta Ishak, Abraham tidak segan-segan untuk menyerahkannya tanpa ada bantahan, tawar-menawar dan tanpa gerutuan. Sangat banyak orang ketika harus menyerahkan sesuatu atau hidupnya mesti atau setelah dipaksa terlebih dahulu dan akhirnya kemudian menyerahkan hidupnya kepada Tuhan setelah tidak ada jalan lain, ada banyak orang yang mengetahui panggilannya sebagai hamba Tuhan tetapi menolak dan membantahnya tetapi akhirnya kemudian menyerahkan hidupnya juga kepada Tuhan, hal ini tidak membuat hati Tuhan terpikat.

Apabila kita ingin membuat Tuhan terpikat mari menyatu dengan hati-Nya. Ketika Tuhan berbicara menyatakan isi hati-Nya untuk kita menyerahkan sesuatu  yang mungkin sangat berarti dalam hidup kita dan kita menyerahkan itu tanpa tawar-menawar sekalipun kita tidak mengerti kenapa Tuhan meminta itu tetapi kita mempersiapkannya seperti yang Tuhan minta dan melakukannya dengan sukacita, seperti Abraham yang tidak bertanya kepada Tuhan kenapa harus Ishak yang dikorbankan, anak yang Tuhan janjikan sendiri, tetapi tanpa segan-segan dia menyerahkannya. Ketika kita ingin mengikut Tuhan, ikutlah Tuhan dengan total dan tanpa segan-segan melakukan segala Firman-Nya, melakukan segala perintah-Nya dan tidak segan-segan menghidupi panggilan Tuhan atas hidup kita untuk membuat Tuhan jatuh cinta dan terpikat kepada kita.

Apakah Abraham kehilangan Ishak? Tuhan menggantikan Ishak dengan seekor domba jantan. Mari memberi tanda di roh kita setiap kali Tuhan berbicara dan DIA berkata bahwa kita adalah anak-anak-Nya yang tidak segan-segan melakukan segala yang diperintahkan-Nya dengan iman tanpa ada ganjalan sedikitpun di hati karena kita percaya kepada Tuhan.

2). ISHAK

"Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.   Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api." (Kejadian 22:6-9 TB) 

Abraham dikenal sebagai orang yang dimanapun berada selalu membangun mezbah yang adalah tempat dimana dia meletakkan korban persembahan, berdoa,  berjumpa dan mendengar Tuhan berbicara sehingga mezbah itu tidak pernah kosong, selalu ada korban diatasnya. Sebagai seorang anak Ishak sangat mengetahui hal itu sehingga dia bertanya kepada Abraham ayahnya tentang domba yang akan dikorbankan diatas mezbah yang ayahnya buat karena biasanya Ishak melihat ayahnya membawa domba yang terbaik untuk diletakkan diatas mezbah tetapi hari itu Ishak tidak melihat domba itu tetapi hanya dirinya saja dan saat dia menyadari bahwa ini sesuatu yang tidak biasa, saat itu Ishak mengetahui bahwa dirinya yang akan dikorbankan kepada Tuhan, karena Tuhan berbicara kepada ayahnya.

Menurut sebuah penelitian umur Ishak ketika akan dikorbankan kira-kira 30 tahun yang adalah gambaran dari Yesus sendiri ketika disalibkan diatas kayu salib berumur yang sama.

Bisakah kita memberikan hidup kita untuk taat bahkan sampai menyerahkan nyawa? Abraham menyerahkan yang dikasihi dan dicintainya sementara Ishak menyerahkan nyawa atau hidupnya untuk dikorbankan. Ishak tidak marah, tidak meronta dan tidak bertanya kenapa harus dirinya yang dikorbankan, bukan anak-anak Abraham yang lain. Ketika Ishak tidak komplain sedikitpun dihatinya ketika dijadikan korban kepada Tuhan, inilah yang kemudian memikat hati Tuhan.

Mari belajar dari hal ini, ketika dalam hal perasaan dan harga diri saja kita gampang tersinggung, bagaimana ketika harus menyerahkan/mengorbankan nyawa? Tuhan ingin kita belajar seperti Ishak, belajar untuk percaya kepada Tuhan ketika Tuhan menginginkan kita mengorbankan setiap perasaan dan harga diri kita juga seperti mengorbankan nyawa dan meletakkannya diatas mezbah. Apapun yang menghalangi kita dengan Tuhan letakkan itu diatas mezbah, apapun yang Tuhan inginkan bahkan nyawa sekalipun kita letakkan semua dihadapan Tuhan, maka itu akan membuat hati Tuhan terpikat.

Ketika Ishak mempersembahkan hidupnya, Tuhan melihat apa yang dilakukan Ishak berbicara 2000 tahun kemudian dimana Yesus di kayu salib menyerahkan nyawa-Nya. Apabila kita menangkap akan hati Tuhan melalui cara kita beribadah kepada-Nya, sikap hati kita yang berbeda dan melakukan apa yang Tuhan inginkan bahkan itu dilakukan oleh setiap kita sejak masa muda untuk sungguh-sungguh kepada Tuhan, hidup kita akan berbicara melampaui masa demi masa karena hidup kita berbicara tentang hati-Nya, seperti juga Ester yang bisa memikat hati raja Ahasyweros karena Ester tidak menginginkan harta benda dan kemewahan sekalipun raja memberikan itu.

Ketika kita bisa memikat hati Raja diatas segala raja Yesus Kristus Tuhan, maka hidup kita akan berbicara bahkan sampai seluruh keturunan akan berbicara tentang iman kita, apa yang kita lakukan dan apa yang kita persembahkan dihadapan Tuhan, tentang ketaatan kita dan tentang perjalanan kita dengan Tuhan maka anak cucu kita akan hidup dengan iman seperti kita dengan mempersembahkan yang Tuhan inginkan dan Tuhan menjadi jaminan atas hidup kita.

Ishak bisa saja lari ketika akan dikorbankan tetapi dia tidak melakukan itu. Jadi setiap kali Tuhan memerintahkan kita yang sepertinya mempertaruhkan nyawa ketika kita diutus ke daerah-daerah yang orang tidak biasa datangi dan tidak disukai melalui orang tua atau pemimpin kita, tidak ada komplain dan gerutu sedikitpun dari mulut kita karena kita mau taat.

Ishak yang memberikan yang terbaik dari hidupnya yaitu nyawanya sendiri dan sekaligus ujian buat Ishak dan kita walaupun Ishak sudah bergaul karib dan mengenal siapa Tuhan tetapi yang Tuhan ingin lihat adalah tidak ada komplain dari mulut Ishak, itu adalah proses yang terbaik yang Ishak lalui dalam hidupnya.

Sewaktu Ishak berjalan dan mengikuti setiap langkah Abraham dan sewaktu Ishak diikat seperti domba yang kelu, disitulah hati Tuhan terpikat. Ishak mengalami peristiwa yang membuat hati Tuhan terpikat karena Ishak melakukan apa yang ada di hati Tuhan 2000 tahun kemudian.

3). YAKUB

"Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. Kata Esau kepada Yakub: “Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah.” Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. Tetapi kata Yakub: “Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.” Sahut Esau: “Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?” Kata Yakub: “Bersumpahlah dahulu kepadaku.” Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu." (Kejadian 25:29-34 TB) 

Esau memandang remeh hak kesulungan yang adalah perkara-perkara atau hal-hal yang rohani. Esau tidak akan mati sekalipun dia tidak memakan kacang merah saat itu tetapi itu adalah perkataan nafsu dari Esau yang sangat menginginkan kacang merah, sebagai gambaran bahwa hak ketulungan tidak ada artinya buat Esau.

Sebagai anak-anak Tuhan mari kita memperhatikan sikap hati dengan baik terhadap setiap penggiringan kita mengikuti Tuhan baik dalam hal ibadah, pelayanan dan dalam mengejar dan mengingini segala perkara-perkara rohani dan Ilahi, dari sikap hati kita Tuhan bisa melihat bahwa ternyata kita tidak mengingini hak ketulungan itu.

Esau adalah anak yang tertua tetapi justru Yakub yang begitu menginginkan hal-hal yang rohani dan Ilahi. Jangan pernah berpikir apabila anda adalah anak yang paling tua dan keadaan anda baik-baik saja tetapi tidak menginginkan Tuhan sungguh-sungguh maka hak kesulungan itu bisa diambil orang lain. Dari cara kita setiap hari meresponi ketika kita dihadapkan kepada 2 pilihan apakah menginginkan hal-hal yang rohani atau duniawi.

Mari memiliki kecerdasan rohani dan mengubah paradigma pola berpikir kita. Ketika sampai hari ini kita tidak pernah mengalami terobosan dalam hidup, mari periksa kembali karena mungkin kita tidak menginginkan hal-hal rohani secara sungguh-sungguh.

Tuhan melihat kita sungguh-sungguh menginginkan hal-hal yang rohani dan membayar harga setiap kali dari cara kita mempersembahkan korban, cara kita beribadah dan datang kepada Tuhan dan cara kita berdoa, bersujud dan menyembah-Nya.

Amin...

Jurnalist: Untung Bongga Karua.

JKI Holy Glory on Soundcloud 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...