Ps Joseph Hendrik Gomulya
Ayat Bacaan:
(1 Samuel 14:1-23 TB)
Ada sebuah pelajaran berharga yang bisa kita dapatkan dari kisah Yonatan dan bujang pembawa senjatanya ini dimana dalam sebuah peperangan sangat diperlukan sebuah strategi dan tanda kemenangan dari Tuhan. Apabila kita ingin memenangkan sebuah peperangan secara mutlak maka kita harus memperhatikan ketepatannya dimana itu bisa dilakukan apabila kita mau SEPAKAT dengan Tuhan dan hati yang selalu bergantung kepada Tuhan. Jadi ketepatan itu sesungguhnya adalah milik Tuhan karena hanya Tuhan yang mengetahui segala sesuatu yang tepat dan jangan pernah merasa didalam hati bahwa anda bisa melakukan segala sesuatu dalam ketepatan lebih dari orang lain karena itu adalah sebuah kesombongan.
Seorang pemimpin dibekali oleh Tuhan untuk selalu bisa SEPAKAT dengan-Nya untuk bisa melakukan segala sesuatu dalam ketapatan dimana seorang pemimpin harus terus bergantung kepada Tuhan. Semakin besar pekerjaan yang diberikan kepadanya maka orang itu harus semakin bergantung kepada Tuhan dimana tugas dan pekerjaan yang Tuhan berikan akan terus semakin besar sehingga sangat diperlukan kekuatan yang lebih sehingga disinilah dibutuhkan untuk terus belajar bergantung kepada Tuhan. Semakin besar pasukan maka akan semakin besar tugas, tanggung jawab dan kemenangan yang akan Tuhan akan berikan sehingga dibutuhkan ketepatann karena pasti akan selalu dibutuhkan cara yang baru dan hati yang mau terus belajar dengan Tuhan.
Yonatan artinya yang di beri karunia oleh JEHOVAH, jadi Yonatan adalah orang yang di beri Kasih Karunia oleh Tuhan, Yonatan adalah orang yang lahir dengan sebuah tujuan.
"Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: “Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin Tuhan akan bertindak untuk kita, sebab bagi Tuhan tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.” (1 Samuel 14:6 TB)
Di sini Yonatan sedang mengalami peperangan melawan orang filistin yang tidak bersunat itu. Ini adalah perkataan yang sama yang Daud katakan ketika mengahadapi dan mengalahkan Goliat, orang Filistin yang tidak bersunat itu. Jadi kita bisa melihat bahwa selalu ada perjanjian Tuhan yang menjamin kita bahwa kemenangan itu sudah diberikan kepada kita.
“Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini”
Artinya Yonatan mengetahui bahwa bersunat itu artinya ada perjanjian antara Tuhan dengan bangsa Israel sedangkan orang-orang tidak bersunat itu adalah adalah orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, orang-orang yang menyembah berhala dan tidak menghargai Tuhan. Perkataan Yonatan ini secara tidak langsung menyadarkan bahwa kita ini adalah pasukan Tuhan yang dipilih dan dijamin Tuhan melalui perjanjian-Nya.
Sewaktu menghadapi dan mengalami peperangan kita harus mempercayai bahwa kemenangan sudah diberikan melalui pengorbanan Tuhan Yesus diatas kayu salib untuk kita berdiri diatas kemenangan itu. Perkatakanlah selalu kemenangan yang Tuhan Yesus sudah berikan diatas kayu salib dan oleh karena Kuasa-Nya anda dan saya menjadi lebih dari pemenang, artinya setiap kita menuju ke medan peperangan untuk menjadi lebih dari pemenang. Jadi peperangan tidak dimulai dari titik 0 menuju angka 100 tetapi justru memulainya dari angka 100 yang adalah karya kemenangan Kristus diatas kayu salib. Anda dan saya membawa angka 100 ini ke semua daerah, wilayah dan kota sehingga kemenangan Kristus itu bisa dirasakan oeh semua orang.
Keselamatan, kemenangan, otoritas, dan kuasa Tuhan sama sekali tidak ada faedahnya apabila anda dan saya tinggal berdiam diri, sehingga oleh karena itu Tuhan memberikan kepada anda dan saya kuasa dan otoritas untuk pergi berperang untuk membawa angka kemenangan atau kabar kemenangan itu kepada semua orang. Peperangan kita bukan lagi melawan darah dan daging, bukan melawan manusia tetapi melawan spirit dosa yang mengikat orang tersebut seperti Tuhan Yesus yang mengasihi setiap orang yang berdosa tetapi Dia membenci dosanya. Jadi jangan karena membenci dosanya anda juga membenci orangnya, tetapi kasihilah orangnya dan membenci dosanya dengan cara mendoakan dan memerangi spirit dosa yang membelenggu orang tersebut, merebutnya kembali dari cengkeraman iblis dan membawanya kepada Tuhan. Apabila anda berdiam diri saja dan tidak mau mendoakannya maka anda tidak sedang membenci dosanya justru ada kemungkinan bahwa anda justru sedang membenci orangnya.
Jadi apabila anda bersinggungan atau anda sedang mengalami gesekan dengan orang lain, tanda bahwa anda mengasihinya adalah anda mendoakan orang yang bersinggungan dengan anda tersebut. Pengertian dari firman Tuhan yang mengatakan “Kasihilah musuhmu” adalah dengan mendoakan orang yang memusuhi anda sebagai tanda bahwa anda benar-benar mengasihinya
Mari kita perhatikan bagaimana sikap dari bujang pembawa senjata Yonatan kepada Yonatan dalam ayat 6 dan 7:
"Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: “Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin Tuhan akan bertindak untuk kita, sebab bagi Tuhan tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.” Lalu jawab pembawa senjatanya itu kepadanya: “Lakukanlah niat hatimu itu; sungguh, aku sepakat.” (1 Samuel 14:6-7 TB)
Dalam ayat 6 bujang pembawa senjata Yonatan sedang diberikan pengertian, sedang dimasukkan firman dan strategi bahwa lawan yang akan dihadapi dan strategi yang akan digunakan adalah:
Orang yang tidak bersunat atau orang yang tidak menegenal Tuhan (mengingat Perjanjian Tuhan).
Yonatan mengajak bujang pembawa senjatanya untuk percaya bahwa Tuhan yang akan berperang untuk mereka.
Percaya bahwa Tuhan selalu di pihak kita.
Terkadang ketika kita mengalami sebuah peperangan kita bisa menghitung kekuatan lawan tetapi terkadang itu juga dirahasiakan oleh musuh tetapi buka berarti bahwa kita akan maju dan memenangkan peperangan bergantung dari jumlah pasukan yang akan kita bawa (lebih banyak ataupun sedikit) karena dasarnya adalah percaya bahwa Tuhan ada di pihak kita ketika kita maju berperang dan Dia yang akan bertindak. Jadi sebelum dan sesudah peperangan kita harus mengerti bahwa yang bertindak itu adalah Tuhan.
Kira-kira apa yang didengar dan bagaimana respon dari bujang pembawa senjata Yonatan?
Terkadang level pemimpin dengan level orang yang ada dibawahnya itu berbeda, jadi apa kegunaan dan kekuatan dari kata SEPAKAT? SEPAKAT bukan berarti sudah memahami dan sudah mengerti karena terkadang tidak seperti itu, ketika kita SEPAKAT dengan firman Tuhan itu berarti kita percaya dan mau sepakat dengan Tuhan serta berkata “YA” di tubuh, jiwa dan roh kita sekalipun dalam pikiran dan pengertian kita itu sepertinya tidak mungkin, mustahil dan seharusnya tidak seperti itu tetapi kita mau melakukannya.
KESAKSIAN:
Sekitar lima tahun yang lalu Ps Hendrik pergi berlibur ke suatu tempat di Sulawesi Tengah dan disana beliau dilayani oleh seorang teman yang bukan anak Tuhan, Bapak ini melayani segala keperluan dan kebutuhan Ps Hendrk selama berlibur di tempatnya bahkan menyediakan makanan laut kesukaan Ps Hendrik seperti Lobster, kepiting dan udang yang ukurannya sangat besar yang diketahuinya dari bertanya dari bertanya kepada orang-orang terdekat Ps Hendrik. Setelah selesai menikmati semua makanan dan minuman yang disediakan Roh Kudus kemudian berbicara di hati Ps Hendrik untuk mendoakan dan memberkati bapak ini yang telah melayaninya dengan tulus hati ini dan Tuhan berkata bahwa orang ini suatu hari kelak akan Tuhan angkat menjadi bupati di suatu daerah dan akhirnya itu tergenapi saat ini ketika bapak ini kemudian terpilih menjadi bupati dari sebuah pulau di Sulawesi tengah.
Terkadang anda ingin didoakan oleh seseorang tetapi tidak mengetahui bagaimana menyentuh jiwa orang yang anda inginkan mendoakan anda. Seperti kita ketahui dalam Perjanjian Lama apabila orang ingin didoakan pasti akan membawa persembahan, membawakan sesuatu untuk orang atau Imam yang akan mendoakan atau akan berusaha mencari hati atau benar-benar melayani orang/Imam yang akan mendoakannya untuk orang/Imam itu benar-benar mengalirkan sesuatu dari tubuh, jiwa dan rohnya ketika mendoakan anda, ini adalah tanda bahwa anda benar-benar sangat mengingini.
KESAKSIAN:
Seperti ketika Ps Hendrik diangkat menjadi anak rohani oleh pak Agung (Alm Ps Petrus Agung) bersama Ps Hengky, pak Victor dan Bu Ribka. Walaupun Ps hendrik berada jauh di Makassar dan intensitas beliau untuk bertemu atau berada dekat dengan pak Agung tidak seperti yang lainnya tetapi Ps Hendrik percaya beliau mempunyai perjanjian bahwa untuk setiap firman yang di ucapkan oleh pak Agung dengan tuntunan Roh Kudus beliau selalu mau SEPAKAT dan melakukan setiap perkataan yang disampaikan oleh Pak Agung dalam setiap kotbahnya. Ini sesuatu yang memang tidak mudah karena sangat jarang orang yang betul-betul mengingini hal yang seperti ini mau SEPAKAT untuk melakukan setiap firman atau Rhema yang didapatkan dari cuma mendengar dari streaming atau rekaman kotbah pak Agung tanpa mendengarkannya langsung, sehingga setiap kali pak Agung ke Makassar Ps Hendrik dengan rendah hati selalu menemani, menyupiri dan melayani beliau dalam setiap pelayanannya di Makassar dan Sulawesi-selatan.
Apabila anda diangkat oleh Tuhan, apakah Tuhan masih mendapati kerendahan hati, apakah Tuhan masih mendapati anda melayani otoritas yang diatas anda?
Terkadang Tuhan menaruh seorang pemimpin diatas kita untuk kita mengetahui bagaimana mengalirkan dan SEPAKAT dengan pemimpin. SEPAKAT bukan hanya sebatas perkataan yang keluar dari mulut kita tetapi di tubuh, jiwa dan roh kita buat untuk percaya. Ketika anda mendengarkan penjelasan dari setiap firman Tuhan atau ketika otoritas/pemimpin menyuruh anda melakukan sesuatu yang baru dan pengertian anda yang lama tidak seperti itu tetapi anda mau SEPAKAT melakukannya, disinilah kekuatan dari kata SEPAKAT.
Ketika bujang pembawa senjata Yonatan mau SEPAKAT dengan Yonatan untuk maju menghadapi pasukan musuh yang tidak bersunat itu, mau SEPAKAT bahwa ada Tuhan yang akan bertindak untuk mereka serta mau SEPAKAT untuk maju walaupun tidak mengetahui jumlah dan kekuatan musuh didepan (banyak ataupun sedikit). Disini sebenarnya ada pilihan apabila mengikuti analisa pemikiran duniawi, kata SEPAKAT hanya bisa terucapkan apabila jumlah pasukan musuh yang akan dihadapi berimbang atau jumlah pasukan yang dimiliki lebih banyak dari musuh. Jadi bisakah ketika tidak mengetahui jumlah kekuatan musuh yang akan dihadapi anda dan saya SEPAKAT untuk maju berperang? Karena apabila mengikuti analisa pemikiran dunia kata SEPAKAT yang bujang pembawa senjata Yonatan katakan kepada Yonatan adalah sebuah kekonyolan.
Sebagai pembawa senjata ketika mendapatkan perintah atau perkataan firman dari otoritas/pemimpin anda atau ketika melakukan pekerjaan rohani harus dikerjakan dengan cara rohani dengan bertanya kepada Tuhan apa yang menjadi jatah dan bagian anda dari setiap perkataan yang otoritas/pemimpin anda dapatkan dari Tuhan dimana tubuh, jiwa dan roh anda mau SEPAKAT dan betul-betul mengingini pekerjaan roh itu turun.
“dan memperlihatkan diri kepada mereka”
Ini adalah strategi yang berbeda dimana bisanya ketika orang dalam peperangan tidak akan memperlihatkan dirinya tetapi justru dengan cara bersembunyi. Apabila anda adalah bujang pembawa senjata Yonatan dan anda berada dalam posisi seperti ini, kira-kira apa yang anda lakukan?
"Apabila kata mereka kepada kita begini: Berhentilah, sampai kami datang padamu, maka kita tinggal berdiri di tempat kita dan tidak naik mendapatkan mereka, tetapi apabila kata mereka begini: Naiklah ke mari, maka kita akan naik, sebab kalau demikian Tuhan telah menyerahkan mereka ke dalam tangan kita. Itulah tandanya bagi kita.” (1 Samuel 14:9-10 TB)
Pertama dikatakan “memperlihatkan diri”, ini adalah strategi perang yang agak aneh, dimana biasanya orang berperang secara sembunyi-sembunyi tetapi ini justru dikatakan untuk “memperlihatkan diri”. Inilah pentingnya kata SEPAKAT karena apabila tidak ada kata SEPAKAT maka akan banyak hal, diskusi demi diskusi, rapat demi rapat yang menghabiskan waktu dan energy. Dalam dunia politik mengambil keputusan melalui suara terbanyak itu adalah hal yang sangat demokrasi tetapi dengan Tuhan tidak karena strategi Tuhan bukan demokrasi. Sehingga didalam gereja benar-benar dituntut seorang pemimpin yang bersandar dan peka mendengar suara Tuhan kemudian menjabarkannya kepada orang yang dibawahnya untuk SEPAKAT dengan hal itu dan segera melaksanakannya. Jadi tidak ada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang tanpa diketahui oleh otoritas/pemimpinnya.
Dalam ayat 10 diatas Yonatan dan bujang pembawa senjatanya meminta tanda dari Tuhan dimana tanda ini adalah bagian dari strategi. Dalam peperangan rohani Tuhan akan memberi tanda-tanda kemenangan sehingga apabila anda tidak mengetahui apa yang anda harus lakukan atau ada sesuatu yang belum jelas, mintalah tanda dari Tuhan untuk meneguhkan hal itu.
“sebab kalau demikian Tuhan telah menyerahkan mereka ke dalam tangan kita”
Yonatan tidak mengatakan bahwa mereka akan menang tetapi justru Tuhan telah menyerahkan mereka ke dalam tangan mereka. Ini adalah hal yang harus benar-benar setiap kita sadari bahwa Tuhan yang berperang dan memberkati, di hati harus benar-benar menyadari bahwa secara fisik memang Yonatan dan bujang pembawa senjatanya yang berperang atau secara fisik kita yang mengatur segala sesuatunya tetapi di hati kita mengerti bahwa sesungguhnya Tuhan yang berperang.
"Orang-orang dari pasukan pengawal itu berseru kepada Yonatan dan pembawa senjatanya, katanya: “Naiklah ke mari, maka kami akan menghajar kamu.” Lalu kata Yonatan kepada pembawa senjatanya: “Naiklah mengikuti aku, sebab Tuhan telah menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Israel.” Maka naiklah Yonatan merangkak ke atas, dengan diikuti oleh pembawa senjatanya. Orang-orang itu tewas terparang oleh Yonatan, sedang pembawa senjatanya membunuh mereka dari belakangnya." (1 Samuel 14:12-13 TB)
Kekuatan dari orang yang SEPAKAT bisa menghabiskan musuh yang sebegitu banyak dan memberikan kemenangan. Jadi sebenarnya untuk memenangkan sebuah Kota, Tuhan membutuhkan banyak orang tetapi Tuhan juga membutuhkan lebih lagi orang-orang yang mau SEPAKAT karena dengan SEPAKAT anda dan saya bisa memenangkan kota.
Setiap kali anda diangkat naik oleh Tuhan mari selalu untuk tetap bisa SEPAKAT dengan otoritas/pemimpin anda, jangan pernah membiarkan kata SEPAKAT itu goyang atau hilang dari hati anda ketika anda kemudian mulai merasa sudah dipercaya dan selalu menerima sanjungan dan pujian karena sewaktu anda diangkat oleh Tuhan itu juga adalah sebuah ujian. Terkadang ketika seseorang hidupnya belum diangkat oleh Tuhan bisa selalu bersandar dan berdoa menanyakan segala hal kepada Tuhan tetapi begitu hidupnya sudah diangkat Tuhan dalam hatinya kemudian tiba-tiba merasa bahwa dia sudah mengetahui banyak hal dan bisa memutuskan segala sesuatunya dengan sendiri tanpa perlu lagi berdoa bertanya kepada Tuhan. Ini sebenarnya adalah jebakan musuh, semakintinggi anda diangkat, anda seharusnya semakin dekat, bersandar dan SEPAKAT dengan Tuhan karena mengetahui bahwa hanya Tuhan yang selalu memberikan kemenangan demi kemenangan.
Amin…
"I am not what the devil and world say about me, but I was G-D says, and I will go into in the end-time destiny for my life."
Minggu, 09 April 2017
KUASA DARI KATA SEPAKAT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)
MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya Sejak awal manusia diciptakan Allah ...
-
RECEIVE DUNAMOS Oleh : Ps. Joseph Hendrik Gomulya, M. Th Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup, Dia Tuhan yang kita bisa rasaka...
-
Di atas perjanjian Lewi, kami berdiri di antara Tuhan dan bangsa Indonesia. Kami berdiri membawa pendamaian bagi bangsa Indon...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar