IMAN
DIDALAM FIRMAN
Oleh: Ps Joseph Hendrik Gomulya
“Jadi,
iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
(Roma 10:17)
Iman
itu timbul dari pendengaran akan firman Kristus, sewaktu anda mendengar Firman
Tuhan iman anda ditimbulkan atau dibangkitkan oleh Tuhan, berbeda pendengaran
dari sumber yang lain yang belum tentu membuat iman anda timbul malahan iman
anda bisa menjadi lemah.
“Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan
kepadaku, aku
berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal
yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu
berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang
dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.”
(Roma 12:3 TB)
Tuhan
mengaruniakan iman dan setiap orang mempunyai ukuran iman yang berbeda-beda dimana iman bisa
bertambah atau bertumbuh seturut dengan pengenalan kita akan Tuhan. Hari ini
kita akan belajar bagaimana iman itu bertumbuh, anda mungkin sudah kristen sejk
kecil tetapi masih sering mengalami yang namanya kekuatiran, sakit hati atau
marah dengan orang lain, jadi pasti ada sesuatu yang salah.
“Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang
orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi
pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke
dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya
menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang
banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk
menangkap ikan. "Simon menjawab:
"Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak
menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan
menebarkan jala juga."Dan setelah mereka melakukannya, mereka
menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada
teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka
itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan
hingga hampir tenggelam.”
(Lukas 5:1-7 TB)
1)
“Pada suatu kali Yesus berdiri di
pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan
firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya
telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu
itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit
jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.”
Orang banyak datang mengerumuni Tuhan Yesus bukan karena mujizat
tetapi untuk mendengarkan Firman Tuhan, karena mereka mengetahui bahwa ketika
mendengar Firman Tuhan maka mujizat itu akan dekat dalam kehidupan mereka dan
ini bedanya dengan orang yang datang hanya menginginkan mujizat belum tentu dia
mendapatkan Firman Tuhan dan bertumbuh didalamnya. Inilah yang banyak dialami
oleh orang Kristen sendiri, hidup mereka tidak berubah karena hidup mereka
tidak pernah di isi oleh Firman Tuhan dan memperlakukan Tuhan itu seperti
dukun, hanya datang menghadap kepada Tuhan saat butuh atau ada masalah dan akan
menjauh saat tidak lagi membutuhkan Tuhan. Hidup terus menerus seperti ini
tidak akan pernah membuat iman kita bertumbuh, kita tidak akan pernah mengenal
Tuhan yang sesungguhnya. Pastikanlah setiap kali datang kepada Tuhan fokus kita
hanya untuk menyembah, memuji dan mendengarkan Firman-Nya melalui
hamba-hamba-Nya.
Semakin banyak kita mendengar Firman maka semakin banyak iman kita
yang akan dibangkitkan. Bagaimana cara mendengarkan Firman Tuhan yang benar
sehingga iman kita semakin bertambah? Tuhan memberikan sesuatu menurut ukuran
iman kita jadi apabila iman kita kecil jangan pernah berharap untuk melakukan
perkara yang besar. Untuk melakukan perkara yang besar belajarlah untuk
menumbuhkan iman menjadi besar untuk bisa dipercaya melakukan perkara yang
besar. Contoh cara melatih iman: anda berdoa untuk kesembuhan anda sendiri
sampai anda benar-benar sembuh yang mungkin anda melakukannya sampai
berkali-kali sampai mujizat kesembuhan itu anda alami sendiri. Ini contoh iman
percaya anda bertumbuh didalam Tuhan bahkan iman anda terus bertumbuh untuk
mendoakan orang lain dengan penuh kuasa.
Ketika Tuhan Yesus sedang berbicara kepada banyak orang di tepi
pantai, ada 2 perahu kosong yang sedang belabuh dan Tuhan Yesus kemudian naik
ke salah satu perahu tersebut. Perahu nelayan yang datang berlabuh dari laut
seharusnya kembali dengan kapal yang terisi penuh oleh ikan, tetapi kedua
perahu ini tidak. Kedua perahu ini telah gagal menangkap ikan sehingga mereka
kembali dengan perahu yang isinya kosong dan itulah yang memungkinkan untuk
Tuhan Yesus kemudian naik ke salah satu perahu tersebut karena seandainya kedua
perahu tersebut kembali dengan terisi penuh oleh ikan, simon dan
nelayan-nelayan lainnya pasti tidak akan mengizinkan Tuhan Yesus naik ke atas
perahu karena mereka pasti akan sibuk untuk menurunkan ikan-ikan mereka.
Tuhan terkadang mengijinkan kehidupan perahu kita kosong, gagal
atau tidak berhasil agar kita mengijinkan Tuhan naik ke atas perahu hidup kita
karena apabila kita penuh dengan pikiran, keberhasilan dengan cara kita sendiri
maka tidak ada kesempatan untuk kita mengundang Tuhan Yesus untuk datang karena
kebanyakan manusia yang belum sungguh-sungguh cinta Tuhan adalah manusia yang
ego. Ada begitu banyak yang bisa di gambarkan tentang perahu yang penuh, itu
bisa berarti penuh dengan kepentingan sendiri, penuh dengan urusan sendiri,
pekerjaan, bisnis, dsb. Inilah yang yang bisa menghalangi Tuhan Yesus untuk
naik ke atas perahu kehidupan kita.
Orang yang tidak pernah merasakan kegagalan maka hidupnya akan
sombong, berbeda dengan orang yang pernah merasakan yang namanya gagal seperti
Simon Petrus pasti akan mengetahui bagaimana perlunya Tuhan yang mengubahkanya
hari demi hari dalam setiap langkah hidupnya. Mintalah untuk Tuhan selalu
mengosongkan perahu kehidupan kita setiap hari tanpa harus melalui dulu proses
untuk mengalami yang namanya kosong, harus gagal atau mengalami yang namanya
miskin, baru kemudian mengundang Tuhan Yesus untuk masuk. Jadi sekalipun kita
sudah cukup diberkati tetapi biarkanlah hati kita selalu miskin dihadapan
Tuhan, kita membutuhkan-Nya lebih dari apapun. Sebuah prinsip hidup dalam
pengiringan akan Tuhan dimana Tuhan tidak akan pernah bertahta atas hidup kita
apabila hati kita penuh yang lain, tetapi apabila hati kita kosong maka Tuhan
akan bertahta dan mengambil alih seluruh hidup kita.
Saat kita sudah mengosongkan diri dan mengundang-Nya masuk kedalam
kehidupan kita mari pastikan untuk mulai mendengar perkataan Tuhan, mendengar
perintah-Nya. Jangan hanya puas sekedar merasakan jamahan-Nya tetapi saat Tuhan berbicara untuk kita
melakukan sesuatu, kita menolak-Nya. Orang tidak bisa hidup dengan iman karena
tidak pernah bersedia untuk mendengar, hanya orang yang mau mendengar atau
manusia Rohnya mendengar yang imannya akan timbul dan kemudian akan melaukan
perkataan Tuhan, seperti Simon Petrus yang menolakan perahunya sedikit jauh
dari pantai untuk Tuhan Yesus mengajarkan Firman Tuhan kepada orang banyak dari
atasnya, Tuhan Yesus memakai perahu hidupnya yang gagal/kosong untuk menjadi
berkat bagi banyak orang.
2) Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam
dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah
sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi
karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga. "Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah
besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada
teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka
itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan
hingga hampir tenggelam.”
Tuhan Yesus memerintahkan Simon Petrus untuk menolakkan perahunya
ke tempat yang dalam, kali ini bukan lagi untuk mengajarkan Firman Tuhan tetapi
menebarkan jala untuk menangkap ikan. Sebagai seorang nelayan yang sudah
berpengalaman karena memang itu profesinya, dalam pikiran Simon Petrus akan
berkata bahwa dirinya sudah semalam-malaman dirinya dan para nelayan lainnya berusaha
menangkap ikan (karena waktu terbaik untuk menangkap ikan dalam jumlah yang
besar adalah di malam hari), tetapi hasilnya adalah mereka gagal apalagi
sekarang dilakukan di hari yang sudah terang, adalah suatu kemustahilan untuk
mendapatkan ikan. Kemudian ada sebuah respon iman yang luar biasa yang kemudian
keluar dari mulut Simon Petrus “tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga”. Simon Petrus meresponi perkataan
Tuhan untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala, karena sewaktu
Tuhan Yesus mengajarkan Firman Tuhan kepada orang banyak dari atas perahunya di
tepi pantai dia pun juga berada di situ ikut mendengarkan dan saat itulah
imannya dibangkitkan dan melakukan apa yang Tuhan katakan.
Pikiran, pengetahuan dan pengalaman Simon Petrus adalah sebuah
kemustahilan untuk menebar jala dan mendapatkan ikan di hari yang sudah terang
tetapi karena dia meresponi dengan iman maka yang didapatkan adalah ikan dalam
jumlah yang sangat besar. Jadi IMAN adalah RESPON MANUSIA ROH TERHADAP FIRMAN.
Ini pun bisa terjadi contohnya saat kita mengalami banyak masalah yang berat
atau kita mengalami suatu penyakit yang dokter sendiri tidak sanggup untuk
mengobatinya, tetapi saat kita mendengar Firman Tuhan dan iman kita
dibangkitkan dan kemudian kita mendengar apa yang Tuhan katakan bahwa kita akan
mengalami kesembuhan dan kita meresponinya dengan iman maka kesembuhan pasti
terjadi.
Suatu kali Ps
Joseph Hendrik pergi mengunjungi seorang pelayan Tuhan yang mengalami kanker
ginjal, bapak ini harus melakukan cuci darah 3 kali dalam seminggu dan sudah
menjalani itu selaima 2 tahun. Saat mendengar sharing Firman Tuhan melalui Ps
Joseph Hendrik, iman bapak ini bangkit terlihat dari sorot matanya. Ps Joseph
Hendrik berkata kepadanya bahwa Tuhan Yesus sanggup untuk menyembuhkannya dan
menyuruhnya untuk mengijinkan Tuhan Yesus sendiri yang mencuci darahnya, bapak
ini kemudian berkata bahwa oleh karena Firman Tuhan yang di dengarnya maka
mulai besok dirinya akan berhenti cuci darah dan ini terus dia lakukan sampai
sebulan lamanya, bukannya semakin lemah/loyo tetapi justru semakin segar dan
Tuhan Yesus kemudian menyembuhkannya secara total. Sewaktu Tuhan Yesus
mengajarkan Firman Tuhan, Dia memperhatikan iman Simon Petrus yang menangkap
akan Firman-Nya. Jadi berikanlah perintah kepada orang yang menangkap Firman-Nya
karena dia adalah orang yang siap untuk menerima mujizat, jangan berikan
perintah kepada orang yang tidak siap karena pasti tidak akan mengalami apa-apa.
Tema tahun ini adalah Time to Harvest, mari berdoa bahwa tuaian itu benar-benar
terjadi atas hidup setiap kita, menuai dengan kuat dalam segala hal/aspek (jiwa-jiwa,
ekonomi, pemulihan keluarga) kehidupan kita tetapi dibutuhkan yang namanya IMAN
karena tanpa IMAN kita tidak mungkin mendapatkan tuaian karena sebenarnya segala
sesuatu sudah tersedia di alam sorgawi tanpa terus-menerus meminta (Efesus
1:3). Respon manusia Roh terhadap Firman itulah IMAN dan Iman tidak pernah
tanpa respon. Iman tidak pernah diam tetapi Iman adalah bergerak meresponi
setiap Firman maka kita akan melihat kegagalan menjadi keberhasilan.
“sebab hidup kami ini adalah hidup
karena percaya, bukan karena melihat.”
(2 Korintus 5:7 TB)
Sering kita melihat orang Kristen hidupnya selalu penuh dengan
keluhan tidak seperti perkataan Firman Tuhan. Itu terjadi karena hidup dengan
melihat dimana sewaktu orang hidup dengan melihat dengan mata jasmani maka mata
imannya akan tertutup atau buta. Tuhan mengaruniakan mata jasmani bukan tanpa
maksud tetapi kita bukan hidup karena melihat, melihat adalah hasil akhir dari
iman kita. Mari melihat dengan mata iman, untuk melihat yang tidak terlihat,
percaya akan Firman-Nya maka apa yang kita percayai kita akan melihatnya. Sewaktu
melihat dengan mata jasmani maka yang terjadi adalah kita melihat banyak orang
Kristen hidupnya selalu mengeluh, ribut dalam rumah tangga (suami/istri tidak
berubah kelakuannya) dan ini kontras dengan orang yang melihat dengan mata
rohani, dia akan selalu melihat suami/istrinya akan di pakai Tuhan, akan
melihat seperti Tuhan melihat, akan melihat destiny Tuhan atas hidupnya dan
akan berbicara sesuai dengan apa yang Tuhan katakan.
Kebanyakan orang yang di koreksi atau dicari adalah kegagalan
orang, bagaimana orang tersebut gagal sehingga tidak pernah bisa menemukan iman
orang tersebut ketika berdialog dengannya. Seperti Tuhan Yesus yang tidak
memperkatakan tentang kegagalan Simon Petrus tetapi justru menyuruhnya untuk
menolakkan perahunya ke tempat yang dalam, Simon Petrus yang gagal berubah
menjadi percaya dan kemudian taat menolakkan perahunya ketempat yang dalam dan
hasil yang didapatkan adalah sangat besar.
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.
Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada,
dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
(Ibrani 11:6 TB)
Sewaktu kita hidup dengan Iman percaya maka yang didapatkan bukan
hanya sekedar percayai tetapi ada perkenanan Tuhan yang turun atas kita. Hidup kita
dilayakkan, hidup kita diangkat dan dipindahkan dari tidak berkenan menjadi
berkenan. Sewaktu manusia Roh kita meresponi Firman dalam ketaatan maka
berkat-Nya akan tercurah atas hidup kita, jadi mari menjadi orang yang tidak
hanya mendengar tetapi orang yang hidup dengan iman karena dari mendengar
harusnya timbul iman dan kemudian timbul action atau melakukan setiap perkataan
Tuhan. Di tahun baru ini mari membuat keputusan kemana arah hidup kita, apakah
tetap dengan cara lama atau mau meletakkan semuanya dan masuk di tahun yang
baru dengan penuh kemenangan untuk menuai apa yang Tuhan janjikan atas hidup
kita, percaya bahwa semua janji-janji-Nya pasti terjadi atas hidup kita, jadi
pendengar yang meresponi dan menangkap setiap Firman Tuhan terjadi atas hidup
kita.
Amen, Tuhan Yesus Memberkati