MENANG TERHADAP RAKSASA KEHIDUPAN
Dari
kotbah Ps Joseph Hendrik Gomulya
Jurnalis
: Untung Bongga Karua
Diawal
tahun 2020 ini dunia dikagetkan dengan munculnya sebuah jenis virus baru COVID19
(Corona Virus Disease) yang kemudian menjadi pandemik di seluruh dunia dan
membunuh jutaan orang termasuk di Indonesia. Ketika virus ini masuk dan menjadi
pandemik di Indonesia di akhir februari 2020, dan kemudian pemerintah membatasi
segala aktifitas masyarakat termasuk sekolah yang harus tutup dan
memberlakukan belajar secara online dari
rumah, kemudian pemerintah menutup beberapa toko, hotel, mall dan supermarket kecuali
yang menyediakan kehidupan pokok masyarakat seperti makanan, minuman dan sarana
komunikasi. Beberapa perusahaan terpaksa harus mengurangi jumlah karyawan di
perusahaan mereka sehingga membuat dalam waktu singkat banyak masyarakat harus
kehilangan pekerjaan akibat dari pandemik ini. Pandemik ini tidak hanya
menimbulkan kepanikan, katakutan dan kekuatiran dari virusnya itu sendiri
tetapi juga dampak yang ditimbulkannya seperti bagaimana masyarakat harus
membayar tagihan-tagihan mereka dan bagaimana kelangsungan hidup mereka kedepannya.
Masalah ini seperti sebuah raksasa tiba-tiba muncul dihadapan masyarakat,
sebuah masalah besar yang masyarakat dunia sedang hadapi.
Ps Joseph Hendrik
Gomulya yang dalam tulisan ini ijinkan saya menyebut nama beliau dengan inisial
JHG, beliau mengatakan bahwa seberapa besar apapun masalah yang masyarakat
dunia sedang hadapi saat ini selalu Tuhan yang lebih besar dan berkuasa. Tuhan
selalu merancangkan dan menyatakan dirinya dalam setiap rancangan-Nya yang
ajaib. Iblis selalu merancangkan hal yang buruk tetapi Tuhan selalu
merancangkan hal yang terbaik bagi setiap manusia yang dikasihi-Nya.
Ketakutan dan kekuatiran
yang iblis hembuskan ini adalah cara iblis untuk mencuri iman dan pengaharapan
kita. Kita harus bisa memotong itu dan jangan ijinkan iblis memasukkan
perkara-perkara yang negatif dalam hidup kita. Bagaimana caranya? Yaitu dengan
selalu memikirkan perkara-perkara yang diatas, mematikan segala bentuk
kedagingan, hawa nafsu, amarah, kebencian, dsb. Kata mematikan disini dalam
bahasa aslinya sebenarnya adalah memotong.
Ketika saluran itu dipotong maka
yang di supply akan mati, jadi ketika saluran yang negatif ini dipotong
salurannya maka otomatis kemarahan, kebencian, hawa nafsu jahat, dan semua
perbuatan daging menjadi mati. Oleh sebab itu Tuhan berkata matikanlah
perbuatan-perbuatan daging dengan memotong salurannya dan kemudian membuka
saluran yang baru dengan memikirkan hal-hal yang baik, hal-hal yang mulia,
memikirkan firman Tuhan dan memikirkan sesuatu yang memberikan damai sejahtera
maka kehidupan yang terjadi. Karena saluran apa yang kita buka hari ini maka
itu yang akan kita terima di kemudian hari.
Ketakutan dan kekuatiran
yang melanda masyarakat dunia saat ini juga pernah dialami oleh bangsa Israel
ketika mereka dikepung oleh bangsa Filistin yang dipimpin oleh Goliat seorang
raksasa yang sangat tinggi dan bertubuh besar. Tidak ada seorang pun dari
bangsa Israel yang berani maju menghadapinya termasuk raja mereka sendiri Saul.
Sampai kemudian muncul seorang pahlawan Tuhan yang bernama Daud yang berani
maju untuk menghadapi Goliat, seorang anak muda yang awalnya di pandang sebelah
mata bukan hanya dari pihak musuh tetapi juga oleh bangsa dan keluarganya
sendiri.
Pertanyaannya sekarang
bagaimana caranya bisa seperti Daud berani menghadapi raksasa dari kehidupan
ini? Bagaimana caranya menjadi orang yang dipilih oleh Tuhan, menjadi seorang
pemenang di saat-saat seperti ini? Tuhan pasti tidak menginginkan hanya Daud
yang menjadi seorang pemenang, yang oleh karena Kristus saat ini kita adalah
Daud-Daud masa kini yang oleh-Nya kita menjadi seorang pemenang bahkan lebih
dari seorang pemenang. Kita akan belajar karakter seperti apa yang Daud miliki,
strategi dan apa cara yang Daud miliki sehingga dia mengalami kemenangan yang
luar biasa.
Ada 4 strategi atau tips
Alkitabiah yang Daud gunakan untuk mendapatkan kemenangan dalam menghadapi
raksasa kehidupan :
1)
Belajar
Untuk Setia Dalam Melakukan Perkara-Perkara Yang Kecil.
Lalu
Samuel berkata kepada Isai: “Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: “Masih tinggal
yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada
Isai: “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia
datang ke mari.” (1 Samuel 16:11 TB)
Firman
Tuhan mencatat bahwa nabi Samuel datang ke rumah Isai untuk mengurapi salah
satu anaknya menjadi raja menggantikan Saul. Samuel adalah nabi terakhir di
masa nabi-nabi sebelum masuk ke masa ke masa raja-raja, dan raja pertama di
masa raja-raja adalah Saul. Jadi sebelum masuk masa raja-raja, nabi Samuel yang
memerintah atas bangsa Israel dan Saul sendiri adalah raja yang diurapi oleh
nabi Samuel.
Ketika
seorang pembesar memberitahukan atau jaman sekarang menelpon anda bahwa dia
akan berkunjung ke rumah anda dengan suatu maksud tertentu. Pembesar itu pasti
akan memberitahukan anda sebelumnya karena ada yang harus anda persiapkan
baginya. Hal yang sama juga terjadi pada Isai, nabi Samuel pasti telah
memberitahukan kepada Isai bahwa dia akan berkunjung ke rumahnya dengan tujuan
untuk mengurapi salah satu anaknya menjadi raja atas bangsa Israel yang telah
Tuhan pilih. Jadi pastinya Isai akan mempersiapkan segala sesuatunya bukan
hanya mempersiapkan makanan dan minuman yang terbaik untuk menjamu nabi Samuel
tetapi dia juga telah memilih dan menyiapkan anak-anaknya yang dipandangnya
baik dan pantas untuk diurapi menjadi raja. Kecuali satu orang yaitu Daud yang
bukan hanya dianggap tidak pantas dan layak menjadi raja karena masih muda
tetapi juga dianggap tidak layak berada dalam jamuan makan bersama nabi Samuel,
sampai nabi Samuel sendiri berkata “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak
akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” Seorang pembesar datang
berkunjung ke rumah kita tetapi kita sendiri tidak dilibatkan untuk menjamunya.
Ini seperti ketika pemimpin anda di kantor memilih orang lain untuk melakukan
pekerjaan yang besar dan anda sendiri tidak terpilih. Didalam hati pasti anda
akan bertanya-tanya kenapa bukan anda yang dipilih, nah kira-kira pertanyaan seperti
itu pula yang kira-kira ada dalam benak daud saat itu.
Terkadang
apa yang tidak diperhitungkan oleh manusia, justru itu yang Tuhan perhitungkan,
apa yang tidak dilihat oleh manusia justru itu yang dilihat oleh Tuhan. Nabi
Samuel pun mengalami hal yang demikian, saat dia melihat saudara-saudara daud
yang gagah perkasa dan pikirnya salah satu dari merekalah yang pasti Tuhan akan
pilih. Tetapi ternyata tidak ada satupun yang Tuhan pilih sampai kemudian nabi
Samuel bertanya kepada Isai “Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: “Masih
tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.”
Saat
semua saudaranya berada dalam jamuan bersama nabi Samuel dengan janji bahwa
salah satu dari mereka akan diurapi olehnya menjadi raja menggantikan Saul.
Daud justru taat dan setia tanpa komplain sedikit pun melakukan tugas yang
diberikan oleh ayahnya kepadanya. Suatu pekerjaan yang kecil yang sebenarnya
kalau Daud dianggap pantas dan layak untuk dipilih menjadi raja oleh Isai
ayahnya pekerjaan tersebut sebenarnya bisa dipending atau ditunda sementara
waktu dan duduk bersama dengan saudara-saudaranya yang lain menjamu nabi
Samuel.
Hal
yang sama kadang terjadi dalam pelayanan, ada yang menggerutu dan berkata “sekian lama dalam pelayanan hanya diberi
tugas dan tanggung jawab hanya di komsel melayani 2 atau 3 orang saja dan tidak
pernah diberi tanggung jawab yang lebih besar” atau perkataan yang ini
sering dilontarkan oleh anak-anak Tuhan yang baru terjun kedalam dunia
pelayanan “sekian lama sekolah tapi
justru setiap hari diberi pekerjaan hanya membersihkan ruang gereja setiap hari”.
Semua pekerjaan itu sepertinya hanya perkara kecil dan tidak dihitung oleh
orang kebanyakan. Tetapi ada satu hal yang perlu kita ingat bahwa perkara yang
kecil butuh yang namanya kesetiaan dan saat seseorang setia melakukannya maka
dia akan setia pula sewaktu melakukan perkara yang kecil.
Setia
melakukan perkara yang besar itu mudah, tetapi orang yang hanya bisa setia pada
perkara yang besar tidak akan memiliki yang namanya tanggung jawab dalam
melakukan perkara yang besar. Karena untuk melahirkan sebuah tanggung jawab
dalam melakukan perkara yang besar dibutuhkan didikan, kesetiaan, melakukan
perkara yang kecil, melakukan pekerjaan yang tidak pernah dilihat, dianggap dan
diapresiasi oleh orang lain. Tetapi sewaktu anda taat dan setia dalam
mengerjakannya, yakinlah suatu kali kelak referensimu dari setia melakukan
perkara yang kecil itu akan membuatmu dibawa naik untuk melihat kemuliaan
Tuhan. jadi jangan berkecil hati karena Tuhan melihat ketulusan hati anda saat
taat dan setia melakukan perkara yang kecil.
Mari ijinkan Tuhan untuk
membentuk anda setia melakukan perkara yang kecil, seperti yang JHG sendiri alami
dimana sebelum menjadi hamba Tuhan beliau fokus hanya kepada bisnisnya sebagai
seorang pengusaha. Di tengah-tengah kesibukan membangun kembali bisnisnya yang
jatuh, beliau membantu pelayanan di gereja yang ayahnya gembalakan. Beliau membantu
dalam menyiapkan segala yang dibutuhkan dalam pelayanan di gereja, beliau akan
selalu berada di tempat-tempat yang orang lain tidak inginkan seperti pelayanan
ke komsel-komsel yang jauh bahkan ada saat dimana beliau melakukannya dengan
berjalan kaki karena waktu itu oleh suatu hal beliau terpaksa menjual semua
aset yang beliau miliki termasuk kendaraan yang dimilikinya. Orang-orang
terdekat beliau bertanya kepada beliau “kenapa bapak mau melakukan semua itu? Bapak
kan dulunya seorang pemimpin perusahaan?
Beliau menjawab pertanyaan
tersebut dengan berkata bahwa ini semua adalah cara Tuhan untuk mendidiknya
memiliki karakter hamba yang terus melekat dalam diri beliau sampai hari ini. Dari
situ beliau belajar kesulitan seseorang menjadi pemimpin yang baik adalah
memiliki sifat “ngeboos” atau selalu
mau dilayani, karena Tuhan tidak pernah memakai seorang boss tetapi seseorang
yang memiliki hati hamba. Seseorang boleh saja memiliki uang tetapi hatinya
harus memiliki hati hamba. Lakukanlah apa yang Tuhan inginkan anda lakukan,
karena itulah yang akan membuatmu bertahan, mengerti dan bisa mengikuti setiap
perkataan Tuhan. Kalau saat ini Tuhan mempercayakan untuk beliau menjadi
gembala sidang karena beliau mengetahui bahwa itu adalah panggilan Tuhan atas
hidupnya padahal dulunya tidak ada pernah ada dalam pikiran beliau untuk
menjadi gembala sidang bahkan beliau tidak menginginkannya. Jadi jangan pernah
berkecil hati, merasa tidak layak dan pantas tetapi yang terpenting adalah
Tuhan melihat perubahan dari diri kita, yang Tuhan lihat bukan yang diluar
tetapi yang didalam. Mari setia melakukan perkara yang kecil, tanya Tuhan
perkara kecil apa yang Tuhan ingin percayakan kepada anda.
14)
Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul. 15)
Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di
Betlehem. (1 Samuel 17:14-15 TB)
Ada satu hal lain yang luar
biasa yang bisa setiap kita pelajari dari Daud, yaitu dia tetap setia melakukan
perkara yang kecil sekalipun dirinya sudah diurapi menjadi raja bahkan saat itu
dirinya sudah berada atau mengabdi di lingkungan istana dengan mengabdi kepada
Saul yang saat itu dihinggapi oleh roh jahat yang selalu menganggunya sehingga
Saul menginginkan Daud selalu berada disampingnya. Ini sungguh kontras dengan
kebanyakan orang-saat ini yang ketika hidupnya sudah diangkat dan di promosi
oleh Tuhan kemudian melupakan apa yang menjadi panggilannya. Ada banyak
pengusaha ketika tidak punya apa-apa mau melayani Tuhan tetapi saat bisnis atau
usahanya sudah maju apalagi saat sudah mengenal pembesar-pembesar (raja-raja) kemudian
melupakan panggilannya, tidak mau lagi melayani 2- 3 orang di komsel seperti
dahulu dengan alasan kesibukan. Inilah yang membuat orang tidak bisa bertahan
didalam posisi yang tinggi saat diangkat oleh Tuhan karena tidak menanam
dirinya untuk setia dalam melakukan perkara yang kecil. Bagaimana Tuhan mau
percayakan perkara yang besar?
Setelah melayani Saul, saat
saudara-saudaranya yang lain tetap mengikuti Saul, Daud memilih selalu pulang
daripada Saul untuk kembali menggembalakan 2 – 3 ekor kambing domba ayahnya di
Bethlehem. Daud adalah tipe orang yang memiliki kesetiaan dan karakter seperti
inilah yang Tuhan inginkan setiap kita miliki, apakah kita masih memiliki
kesetiaan didalam melayani jiwa-jiwa? Apakah kita masih memiliki kesetiaan dalam
beribadah? Apakah kita masih memiliki kesetiaan atas setiap pelayanan yang
Tuhan berikan dan percayakan kepada kita?
Kesetiaan dalam melakukan
perkara-perkara yang kecil nantinya adalah sebuah pondasi yang kuat sehingga
membuat kita tidak gampang jatuh saat Tuhan mengangkat hidup kita. Mari belajar
dari kesetiaan yang Daud berikan saat menjaga kawanan kambing, domba di Bethlehem,
pekerjaan yang bagi orang lain kelihatannya sepele tetapi Daud memberi sebuah
nilai dari kesetiaan yaitu dengan bertanggung jawab penuh dengan apa yang Tuhan
percayakan kepadanya dengan mempertaruhkan nyawanya untuk itu. Daud
menghilangkan dalam benaknya bahwa apa yang sebenarnya dilakukannya ini tidak
mendapat apresiasi dari ayah dan saudara-saudaranya. Daud melihat dari sudut
pandang yang lain bahwa nilai tanggung jawab dan kesetiaan ini adalahbentuk dari didikan Tuhan sendiri
atas dirinya.
Inilah rerensi yang Daud
berikan, bahwa terhadap binatang saja dirinya bisa setia apalagi terhadap
manusia, ciptaan Tuhan yang paling mulia, yang dikasihi dan rela mati untuk
mereka. Kesetiaan yang Daud berikan melakukan tanggung jawab yang ayah-Nya erikan
kepadanya sekalipun tidak mendapat apreasiasi adalah pelajaran buat kita semua
bahwa saat kita biasa tunduk dan taat kepada otoritas atau pemimpin yang Tuhan
percayakan dalam hidup kita maka pasti kita pun bisa taat kepada Tuhan. Karena
apabila kita tidak bisa tunduk kepada otoritas atau pemimpin yang kelihatan
saja kita tidak bisa taat, bagaimana kita bisa taat kepada Tuhan yang tidak
kelihatan? Jadi mari memilih untuk berbeda seperti Daud.
2)
Daud
Selektif Dalam Mendengarkan.
“Ketika
Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu,
bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: “Mengapa engkau datang? Dan
pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang
gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari
dengan maksud melihat pertempuran.” (1 Samuel 17:28 TB)
Untuk memenangkan pertempuran
terhadap raksasa dalam kehidupan anda mesti selektif dalam mendengarkan suara. Jangan
segala sesuatunya dimasukkan, kita harus bisa memotong salurannya dan pastikan bahwa
hanya perkataan firman Tuhan yang masuk dalam hidup anda. Saat anda mulai untuk
berdiri bagi Tuhan, seperti Daud yang ingin maju menghadapi Goliat tetapi
dinilai jahat oleh saudaranya. Saat anda mulai sungguh-sungguh mencari dan
datang kepada Tuhan, mungkin ada saja
orang-orang yang berkata bahwa anda jahat, anda hanya terlihat rohani di
gereja atau segala perkataan negatif lainnya. Jangan masukkan itu dalam pikiran
andatetapi arahkanlah hatimu kepada Tuhan
“32)
Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena
dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” 33) Tetapi Saul
berkata kepada Daud: “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu
untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya
telah menjadi prajurit.”
(1 Samuel 17:32-33 TB)
“42)
Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia,
dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok
parasnya. 43) Orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Anjingkah aku, maka
engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para allahnya orang Filistin
itu mengutuki Daud. 44) Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud:
“Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara
dan kepada binatang-binatang di padang.” (1 Samuel 17:42-44 TB)
Saat anda mulai dibawa oleh
Tuhan untuk maju kedepan bukan berarti bahwa didepan tidak ada tantangan. Saat anda
berjalan dengan iman bukan berarti tidak akan ada protes atau perkataan
negatif, saat anda mulai sungguh-sungguh bukan berarti orang-orang akan setuju
dengan apa yang anda katakan. Bagaimana menghadapinya? Anda harus meemiliki
filter dan terlatih didalam mendengarkan setiap perkataan orang. Buang semua sampah,
semua perkataan negatif yang orang lain ucapkan dan jangan ijinkan itu masuk
dalam hidupmu dan masukkan perkataan yang yang dari Tuhan melalui firman-Nya. Ijinkanlah
setiap perkataan firman-Nya menghidupi dan bekerja dalam diri anda untuk melawan
setiap perkataan-perkataan yang negatif. Firman Tuhan adalah pegangan kita
bahwa kita lebih dari pemenang.
Di suatu malam JHG bermimpi
dan sebelum menuliskan mimpi beliau disini, beliau berpesan bahwa beliau
menceritakan mimpinya bukan untuk menunjukkan bahwa diri beliau lebih dari
siapa pun karena beliau sangat menghormati semua hamba-hamba Tuhan. Dalam
mimpinya beliau sedang berada dalam sebuah jamuan yang sangat besar dan megah, bersama
istri beliau kemudian masuk ke dalam jamuan tersebut dan memilih untuk duduk
agak sedikit di belakang. Dalam ruangan jamuan tersebut beliau melihat bahwa di
depan disediakan sebuah meja khusus untuk menjamu orang-orang pilihan Tuhan dan
beliau merasakan bahwa seluruh ruangan tersebut dilingkupi dengan sukacita
sorgawi. Dalam mimpinya tersebut beliau melihat ada 2 orang yang masuk dan
langsung memilih untuk duduk di tempat yang paling depan. Kemudian beliau
melihat seorang pelayan dari pesta tersebut datang menghampiri mereka dan
sambil meminta maaf berkata bahwa tempat yang mereka sedang duduki bukan buat
mereka, mereka kemudian pindah ke tempat duduk berikutnya tetapi pelayan pesta
juga kembali mengatakan hal yang sama sampai akhirnya kedua orang tersebut
kemudian duduk di belakang dari tempat JHG. Kemudian pelayan pesta tersebut kemudian
menghampiri JHG dan istri dan mengatakan untuk pindah ke depan karena tempat
tersebut adalah untuk mereka. Beliau sebenarnya enggan untuk pindah apalagi
istri seperti biasa mengatakan untuk lebih baik untuk mereka tetap duduk di
tempat mereka sekarang. Tetapi akhirnya Jhg dan istri akhirnya pindah juga ke
depan setelah pelayan pesta mengundang mereka kembali untuk pindah kedepan
melalui pengeras suara karena mereka adalah pemilik dari pesta jamuan tersebut.
Saat duduk ditempat tersebut JHG hanya bisa bersyukur kepada Tuhan dan beliau
merasakan hadirat Tuhan yang begitu pekat sehingga beliau menitikkan air mata
dan sampai beliau kemudian terbangun dari mimpi tersebut air mata itu masih
ada, kemudian dalam penyembahan Tuhan berkata kepada beliau untuk mempersiapkan
dirinya dan semua jemaat yang lain untuk jamuan-Nya.
Jadi mari mempersiapkan diri
anda, sewaktu anda setia melakukan perkara-perkara yang kecil, Tuhan akan
melakukan perkara-perkara yang besar buat anda. Sekalipun anda berada di
belakang, Tuhan mengetahui bagaimana membawamu untuk naik dan maju ke depan
sekalipun mungkin ada orang yang protes.
3)
Daud
Percaya Penuh Kepada Penyertaan Tuhan.
34)
Tetapi Daud berkata kepada Saul: “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing
domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba
dari kawanannya, 35) maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan
domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku
menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. 36) Baik singa
maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak
bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia
telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.” 37) Pula kata Daud: “Tuhan yang
telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan
melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud:
“Pergilah! Tuhan menyertai engkau.” (1 Samuel 17:34-37 TB)
45)
Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan
pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta
alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. 46) Hari ini juga Tuhan akan
menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan
memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan
mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada
binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai
Allah, 47) dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa Tuhan menyelamatkan
bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah
pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” (1 Samuel
17:45-47 TB)
Orang yang mempunyai
kepercayaan kepada Tuhan memiliki tanggung jawab karena tanggung jawab dan
integritas adalah cerminan daripada kepercayaan Tuhan. Saat Daud diberi
tanggung jawab dia melakukannya dengan sungguh-sungguh sekalipun itu nyawa yang
dipertaruhkannya padahal apa artinya 2 – 3 ekor kambing domba yang bisa
dicari/dibeli sebagai penggantinya.
Seseorang yang mempunyai
karakter percaya dengan Tuhan memiliki kualitas untuk bertanggung jawab atas
apa yang Tuhan berikan dan percayakan dalam hidupnya. Karena ada 2 tipe
kepercayaan seseorang kepada Tuhan yaitu percaya sebagian dan percaya penuh
kepada Tuhan, bedanya dimana? Orang yang hanya percaya sebagian adalah orang
yang hanya percaya sesuai dengan keadaan dan kehendaknya sehingga dia tidak
akan memiliki nilai tanggung jawab atas apa yang diberikan dan dipercayakan
kepadaya. Tetapi orang yang percaya penuh kepada Tuhan apapun keadaannya dia
tetap percaya kepada Tuhan, baik saat Tuhan mengangkatnya tinggi naik ke atas
gunung yang tinggi maupun saat Tuhan membawanya turun ke lembah. Apapun keadaanya
orang yang percaya penuh kepada Tuhan akan tetap mempunyai nilai tanggung jawab
atas apa yang Tuhan berikan dan pervayakan dalam hidupnya.
Seseorang yang percaya penuh
kepada Tuhan tidak akan bisa menggantikan integritasnya dengan alasan apapun. Dia
tidak memiliki pilihan yang lain karena pilihannya hanya mengambil tanggung
jawab dari pekerjaan dan pelayanan yang Tuhan percayakan dan percaya bahwa
Tuhan turut ambil bagian didalam tanggung jawabnya. Orang ini percaya bahwa
ketika dirinya bertanggung jawab atas apa yang Tuhan berikan dan percayakan
maka Tuhan akan memberikan kepadanya keahlian, kekuatan, pengurapan dan kemenangan.
Seperti Daud yang Tuhan berikan hikmat kepadanya bagaimana mengalahkan singa
dan beruang yang ukurannya jauh lebih besar dari Daud.
Pekerjaan dan pelayanan
seseorang tidak bisa meningkat karena tidak pernah serius dalam bekerja. Tidak pernah
detail mengembangkan bisnisnya, tidak pernah serius mengembangkan pelayanannya.
Seperti hari-hari ini dalam masa pandemik, ketika pemerintah mengatakan untuk
berdiam dirumah untuk mencegah penyebaran virus tidak semakin meluas,
kebanyakan orang memilih untuk tidur-tiduran, bermalas-malasan dan tidak
berbuat apa-apa. Padahal ada banyak hal produktf sebenarnya yang bisa dilakukan
sekalipun harus berdiam di rumah untuk menjadi persiapan ketika segala
sesuatunya kembali normal atau menjadi referensi kita kedepan. Seperti Daud
ketika maju menghadapi Goliat yang menjadi referensinya adalah saat dia menjaga
kawanan kambing – domba ayahnya dari terkaman binatang buas, di situ adalah
yempat dimana dia mempersiapkan dirinya dengan berlatih sungguh-sungguh
mempergunakan umbannya menghadapi binatang-binatang buas dan inilah yang
kemudia menjadi referensinya.
Saat anda setia melakukan
perkara-perkara yang kecil dengan setia dan penuh tanggung jawab, suatu saat
jangan kaget karena apa yang anda tidak perkirakan tetapi itu diperhitungkan
oleh Tuhan dengan memilih dan memberkatimu dengan memberikanmu sebuah tanggung
jawab atau perkara-perkara yang jauh lebih besar karena anda belajar setia
untuk melakukannya. Seperti JHG dan istri yang sejak tahun 2009, Tuhan menaruh
visi kepada mereka untuk melayani dan memberi makan orang-orang miskin melalui
rumah-rumah singgah yang visinya juga mereka bagikan kepada orang lain. Dan di
awal-awal mereka pernah diskusi bagaimana jika seandainya tidak ada orang lain
yang ikut menyumbang? Tetapi mereka memutuskan untuk tetap melakukannya
sekalipun tidak ada orang lain yang ikut terlibat sekalipun dana yang harus
dikeluarkan sangat besar. Mereka memegang prinsip bahwa usaha dan bisnis yang
Tuhan percayakan bukan untuk memperkaya diri tetapi untuk menjadi salran berkat
juga bagi orang lain sehingga semakin banyak orang merasakan kebaikan Tuhan
serta menjadi teladan atau contoh bagi yang lain agar mereka juga memiliki
referensi sorgawi. Saat mereka setia melakukannya, Tuhan memberikan
perkara-perkara yang besar, Tuhan memberi kasih karunia yang lebih banyak lagi
dan itulah yang menjadi referensi kenapa Tuhan memberkati kehidupan mereka.
4)
Daud
Aktif Dan Inisiatif Untuk Maju.
“Lalu Daud mengambil tongkatnya di
tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya
dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya
dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu.” (1
Samuel 17:40 TB)
“48) Ketika orang Filistin itu
bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh
untuk menemui orang Filistin itu; 49) lalu Daud memasukkan tangannya dalam
kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah
dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan
terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. 50) Demikianlah Daud mengalahkan
orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan
membunuhnya, tanpa pedang di tangan. 51) Daud berlari mendapatkan orang
Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya
dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang
itu. Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati,
maka larilah mereka.” (1 Samuel 17:48-51 TB)
Untuk melakukan sebuah
terobosan dibutuhkan inisiatif, untuk memenangkan pertempuran dibutuhkan kita
yang aktif. Kenapa kita terus-menerus diserang oleh musuh karena kita terlalu
pasif bahkan menjadi sifat yang apatis, cuek dan tidak peduli karena merasa itu
bukan tanggung jawabnya. Seperti tanggung jawab untuk mengalahkan Goliat,
tentara-tentara yang besar-besar dan terlatih saja takut bahkan raja Saul saja
takut menghadapinya apalagi saya. Ada banyak orang ketika sedang menghadapi
pertempuran yang dilihatnya adalah orang lain, yang dilihatnya adalah musuhnya
yang besar, yang dilihatnya adalah dirinya yang kecil sehingga membuat dia
kemudian down, apatis dan berpikiran negatif. Tetapi orang yang mengenal siapa
Tuhannya akan mengetahui bagaimana membuat terobosan seperti yang dilakukan oleh
Daud yang mengambil 5 batu untuk
diletakkan di umbannya karena saudara dari Goliat ada 5 dan ini sangat
profetik. 5 adalaha angak anugerah.
Jadi latihlah dirimu sampai engkau mempunyai
senjata yang ahli. Ada banyak orang melatih dirinya dengan terlalu banyak
perkara tetapi dia tidak spesifik ahli didalam satu hal. Tetapi untuk
peperangan anda mesti dalam satu hal ini karena itu adalah senjatamu untuk
memenangkan peperangan. Hal inilah yang dilakukan oleh Daud dimana dia berlatih
terus-menerus menggunakan umbannya saat menjaga kawanan kambing dombanyadari
terkaman binatang buas sampai dia kemudian benar-benar mahir menggunakan
umbannya dengan tepat dan terampil. Dalam pelayanan yang Tuhan percayakan pun
seperti itu, kita harus terus menerus berlatih sampai benar-benar spesifik
terlatih disana.
Saat Tuhan mempercayakan anda sebuah usaha,
pekerjaan dan pelayanan latih dirimu sampai engkau benar-benar terlatih dan
ahli secara spesifik di bidang tersebut. Karena dalam peperangan anda harus
menggunakan senjatamu sendiri yang anda telah ahli dalam menggunakannya dan bukan
senjata orang lain. Seperti Daud yang tidak bisa menggunakan baju zirah dan pedang
yang dimiliki oleh Saul yang terasa berat baginya, karena memang itu bukan
senjatanya.
Amin, Tuhan Yesus
Memberkati.
Only By His Grace