Selasa, 22 Maret 2016

Perjanjian Warisan

Pdt Petrus Agung Purnomo – Kamis, 14 Mei 2015.

Alkitab berkata setiap 50 tahun sekali adalah masa Yobel besar. Di masa itu semua hutang lunas, lembaran baru dimulai. Hal ini tidak pernah dibatalkan Tuhan.

Ada 3 berkat di tahun 2015

1. Pada pergantian tahun Yahudi, akan masuk tahun Sabat.
Sebelum masuk tahun sabat ada janji Tuhan sehingga kita terima berkat 3x lipat. Maka hari-hari ini kita punya hak terima berkat 3x lipat.

2. Pada bulan September memasuki tahun Yobel bagi orang Yahudi.
Tuhan memberikan lembar yang baru, semua hutang dan tanggungan lama selesai, kita memulai yang baru. Selain secara jasmani, akan ada Yobel secara rohani. Orang yang selama ini hidup dalam dosa, akan mengalami penebusan Tuhan Yesus. Akan ada gelombang jiwa-jiwa yang datang pada Tuhan Yesus.

3. Indonesia mengalami Yobel
Dalam peristiwa G30S/PKI tahun 1965 diperkirakan 3 juta orang mati. Sejak itu bangsa ini terkena hutang darah dan hutang nyawa, akibatnya setiap tahun terjadi bencana demi bencana. Tahun ini Indonesia alami Yobel besar, hutang darah akan dihapus.

Nubuatan ps Darrell:
Pertemuan antara Yobel bagi Indonesia dan Yobel bagi Israel hanya terjadi tahun ini. Hal ini baru akan terjadi lagi baru 50 tahun mendatang, dan mungkin sebelum saat itu tiba Tuhan Yesus sudah datang yang kedua kalinya.

Di awal kekristenan masing-masing kitab berdiri sendiri, tidak ada pemisahan antara Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Beberapa hamba Tuhan mendapat pencerahan Roh Kudus untuk memisahkan jadi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Ada istilah yang diartikan secara salah, karena salah pengertian bahasa. Beberapa orang berkata jika kita melakukan ini dan itu merupakan Perjanjian Lama, misalnya: perpuluhan, puasa, dll.
Komentar ini karena konsep pemikirannya diambil dari istilah testament.

Tuhan tidak gunakan kata testament, tapi covenant

Testament adalah budaya Yunani. Saat seseorang membuat testament, lalu beberapa waktu kemudian dia membuat testament baru, maka yang lama otomatis gugur, atau ada pembatalan. Yang digunakan batu/ kertas untuk menulis testament.

Contoh:
Seseorang membuat testament untuk membagi warisan bagi 4 anaknya, dibagi rata masing-masing 25%, dan testament itu disaksikan notaris. Dalam perkembangan si orang tua berumur panjang. Ternyata 3 anak bersifat jelek: judi, main perempuan, tidak pernah serius. Hanya 1 anak yang baik-baik. Si orang tua berfikir: daripada hartanya hilang percuma, lebih baik diwariskan hanya ke anak yang baik. Di testament yang baru 90% harta jatuh ke anak yang baik, sisanya dibagi rata. Maka testament yang berlaku adalah yang terbaru.

Alkitab sebenarnya tidak menggunakan kata testament dari budaya Yunani, ditandai dengan tinta dan pena. Alkitab menggunakan istilah covenant artinya memotong (to cut), ada darah yang dialirkan.
Sifat covenant hampir-hampir tidak bisa dibatalkan. Jika salah satu melanggar, resikonya besar, bahkan bisa sampai dihukum mati.

Alkitab memberi kita new covenant, dan bukan new testament. Maka yang baru tidak membatalkan yang lama, tapi yang beru memberi "nyawa" kepada yang lama.

Kita tidak mengikuti perjanjian lama secara hurufiah, sudah diberi nyawa oleh perjanjian baru.

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah- perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Mat 5: 17-19)

Covenant lama tetap berlaku, covenant yang baru memberi nyawa kepada yang lama. Kekayaan perjanjian lama masih berlaku bagi kita sampai hari ini, demikian juga pola-pola dalam perjanjian lama masih Tuhan gunakan hingga hari ini.

Perjanjian Warisan
1. Adat pernikahan orang Yahudi
Saat Yesus akan naik ke Surga, beberapa kalimat yang Yesus ucapkan mengacu pada pertunangan dan pernikahan orang Yahudi.

Yoh 14: 1-4
Kalimat Yesus adalah perkataan calon mempelai laki-laki kepada calon mempelai wanita. Gereja adalah calon mempelai Kristus.

Saat sepasang pria-wanita sepakat untuk menikah, akan ada proses lamaran dan pertunangan. Keluarga pria akan mendatangi keluarga wanita untuk melamar. Setelah basa-basi, mereka minum anggur di cawan pertama, yaitu perjanjian darah.
Setelah berbagai prosesi, maka sampai pada cawan kedua yang menggambarkan perjanjian garam. Akan terjadi persahabatan yang mengikat, sehingga tidak akan terjadi perkelahian saat negosiasi di tahapan berikutnya macet, atau bahkan jika pernikahan batal.
Setelah itu kedua orang tua ber-negosiasi: persiapan, biaya nikah, pembagian beban biaya pernikahan, karir/ pekerjaan keluarga baru dan permodalannya, dll. Semua diatur dengan detil demi kebaikan kedua anaknya.

Anak-anak Tuhan juga sering ber-negosiasi dengan Tuhan.
Contohnya Abraham bernegosiasi dengan Tuhan soal penghancuran Sodom.

Dengan Tuhan sebaiknya kita tidak terlalu banyak ber-negosiasi. Turuti, ikuti kemauan Tuhan, karena hasilnya akan lebih sempurna

Setelah negosiasi disepakati, disusun beberapa buku:

Buku ke-1 berisi silsilah pria.
Buku ke-2 berisi silsilah wanita.
Buku ke-3 berisi silsilah keluarga besar pria.
Buku ke-4 berisi silsilah keluarga besar wanita.
Buku ke-5 berisi sejarah bagaimana akhirnya mereka bisa menikah.

Semua perjanjian dan kesepakatan kedua orang tua ditulis. Setelah semua ditulis, mereka minum cawan ke-4 : cawan perjanjian warisan.
Untuk mengikat perjanjian warisan, kedua pihak orang tua akan melepas sepatu, dan menyatakan bahwa dengan itu semua perjanjian sah.

Kemudian si pria kembali untuk mempersiapkan rumahnya sendiri. Selama si pria mempersiapkan rumah, ayah mempelai pria mengawasi anaknya bekerja dan melakukan persiapan.
Seandainya calon mempelai pria mati, walau rumah belum selesai, maka harta yang dijanjikan tetap jadi milik si wanita. Walau masih pertunangan, perjanjian ini menglkat

Tidak perlu menunggu Yesus datang kedua kali untuk menikmati kemuliaan Surga. Surga bisa turun ke dunia karena secara legal kita sudah dipertunangkan dengan Kristus.

Jika si wanita kedapatan menyeleweng, artinya melanggar covenant, maka hukumannya berat. Hukuman ter-ringan: denda yang sangat mahal. Banyak orang Kristen sudah ditunangkan dengan Tuhan Yesus, tapi masih menyeleweng dengan uang, kedagingan, setan, dll. Saat seseorang merusak covenant, hidup tidak benar, maka hidupnya akan semakin menurun.

2. Perjanjian warisan juga berlaku dalam hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya.

Tetapi semua orang yang menerima- Nya diberi- Nya kuasa supaya menjadi anak- anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama- Nya; (Yoh 1: 12)

Saat kita menjadi anak Tuhan, maka hukum berikut berlaku:

Thus says the Lord God: If the prince gives a gift to any of his sons out of his inheritance, it shall belong to his sons; it is their property by inheritance.But if he gives a gift out of his inheritance to one of his servants, then it shall be his until the year of liberty [the Year of Jubilee]; after that it shall be returned to the prince; only his sons may keep a gift from his inheritance [permanently]. (Yeh 46: 16-17, AMP)

Warisan raja pada anaknya bersifat permanen. Kadang raja memberi pada hamba-hambanya, tapi pada tahun Yobel semua itu harus dikembalikan pada raja.

Tidak ada kepercayaan lain di dunia yang memanggil Tuhan pencipta semesta sebagai BAPA selain orang Kristen. Kepercayaan lain menyebut diri sebagai hamba Tuhan.

Apapun yang sudah Tuhan berikan kepada kita bersifat permanen. Saat Yobel Indonesia bergabung dengan Yobel Yahudi, maka hamba-hamba itu secara legal harus mengembalikan kepada Raja yang merupakan Bapa kita. Tapi ada bagian kita untuk mengambil apa yang jadi jatah kita. Jika tidak diambil, maka kita akan bernasib seperti sulung dalam kisah anak yang hilang.

Kita bisa ambil-alih banyak hal, tapi semua ada tanggung-jawabnya.

Saat anak bungsu minta warisan tetap diberi. Tapi karena tidak bertanggung-jawab, ujungnya hanya menjadi penjaga babi. Saat bertobat: jubah-cincin-kasut (otoritas) dipulihkan.

Perjanjian yang Tuhan berikan pada kita bersifat permanen, yang Tuhan berikan kepada hamba-hambaNya hanya bersifat sementara.

Di awal tahun 6 hamba Tuhan berdoa bersama, dan Bu Nani mendapat pesan Tuhan: berkat besar di sekitar September-Oktober. Ini ternyata kairos Tuhan, bukan sekedar janji.

3. Dasar ayat mengapa sebelum masuk. tahun sabat kita terima berkat 3 kali lipat.
Orang Yahudi akan memasuki tahun Sabat (shemitah) di bulan september 2015.

Maka Aku akan memerintahkan berkat- Ku kepadamu dalam tahun yang keenam, supaya diberinya hasil untuk tiga tahun. (Im 25: 21)

Di tahun ke-6 sebelum tahun sabat, kita berhak mendapat hasil 3x lipat. Jangan jadi anak sulung yang hanya sekedar bekerja, tanpa mengambil hak-nya. Banyak sulung-sulung di dunia pahit melihat anak-anak Tuhan lain lebih diberkati.

Tuhan yang naik ke surga adalah Tuhan yang berjanji mempersiapkan rumah bagi kita.

KAFW






















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...