(Ps. Steven Agustinus)
Ada satu anak rohani saya menerima suatu pengalaman rohani saat Training SOAR (School Of Apostolic Reformation) berlangsung.
Berikut penuturannya:
Ada satu penglihatan yang saya liat sangat jelas (hampir seperti melihat dengan kasat mata) sejak sesi pertama SOAR. Saya melihat, dipanggung mimbar diatas karpet warna hitam itu ada jejak - jejak kaki yang sangat tebal. Dan jejak tersebut terbuat dari bahan emas dan sangat bersinar. Saya belum paham maksud penglihatan tersebut. Sampai akhirnya pagi ini setelah saya membaca ulang prinsip kemakmuran yang Ps Steven sampaikan pada hari terakhir SOAR, barulah saya mengerti :
1. Setiap prinsip firman yang Ps Steven sampaikan merupakan jejak kaki yang sangat berharga untuk memimpin kita ditengah 'kegelapan' (angkatan bengkok) dunia ini dan jalan hidup satu - satunya yang harus diikuti (menjadi pelaku firman Tuhan).
Setiap sesi dalam SOAR, sesungguhnya sangat menuntut banyak dari kita. Bukan hanya membuat kita menerima pewahyuan belaka, namun mengkondisikan kita menjadi pelaku firman. Tanpa kita mensetting hati dan pikiran sebagai pelaku firman, maka kita akan cenderung menjadi penikmat firman belaka dan materi yang ada berakhir menjadi timbunan bahan khotbah yang tidak kita hidupi. Oleh karena itu, kita harus segera menjadi pelaku firman. Sebagai contoh, ketika kita mendengar prinsip buah sulung dan perpuluhan. Kita sudah seharusnya segera meminta Roh Kudus mengingatkan dan membuka track record kita akan hal tersebut, dan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri: Apakah kita sudah melakukan prinsip buah sulung dan perpuluhan dengan benar? Jika belum, maka kita harus saat itu juga meminta kekuatan dan anugerah dari Roh Kudus untuk TAAT sepenuhnya. Ketika kita melakukan hal tersebut, saya mendapati maka kita akan dengan sangat mudah dan tanpa pergumulan dpt menjadi pelaku firman. Menjadi pelaku firman pasti akan membuat hati kita bersukacita dan bergelora.
Jika kita masih mendapati, tuntutan menjadi pelaku firman membuat kita bergumul melakukannya, maka alangkah baiknya kita minta kepada Roh Kudus untuk membenahi hati kita yang masih mencintai diri sendiri, uang dan dunia. Ijinkan pekerjaan Roh dan firman mengisi hati kita dengan cinta akan Tuhan saja. Kejujuran kita mengakui dihadapan Tuhan tentang kondisi hati kita yang masih bengkok, akan membuat Roh Kudus bekerja dalam hati dan membuatnya menjadi lurus dihadapan Tuhan. Dengan demikian, kita tidak hanya akan menjadi penikmat firman saja, melainkan menjadi pelaku firman (berjalan dalam jejak kaki yang sama dengan pemimpin rohani).
2. Jejak kaki siapakah yang sedang kita ikuti?
Ada banyak jejak kaki di dunia ini khususnya dari orang - orang sukses. Orang sukses yang kita maksud biasanya orang yang memiliki kekayaan berlimpah - limpah. Banyak orang yang sedang terinspirasi mengikuti jejak kaki mereka. Tetapi sebagai ciptaan baru, tidaklah pada tempatnya kita masih mengikuti jejak kaki mereka.
Karena standart kesuksesan kita sebagai ciptaan baru bukanlah seberapa banyak harta dan barang yang kita miliki, melainkan apakah kita menjadi pelaku firman atau tidak. Jika kita bukan pelaku firman, maka sesungguhnya kita bukan tergolong orang yang sukses di mata Tuhan. Di akhir zaman ini, siapa orang yang kita ikuti dan siapa orang yang kita dengarkan sangatlah menentukan akhir hidup kita. Jika kita salah mengikuti jejak kaki orang, maka hidup kita akan berakhir sebagai orang fasik. Oleh karenanya, betapa penting kita terhubung dengan seorang bapa rohani yang menghidupi prinsip firman dengan akurat.
Saya memperhatikan, di akhir zaman ini ada dua contoh kehidupan yang sedang muncul bersama.
Yang pertama adalah kehidupan orang yang membangun kesuksesan menurut dunia. Yang kedua adalah kehidupan orang yang membangun kesuksesan menurut Tuhan. Tuhan itu adil, akan tiba waktunya kedua kehidupan tersebut diuji olehNya.
Kegoncangan dari berbagai aspek (ekonomi, politik, moral, kesehatan, alam, dll) akan terjadi. Hanya mereka yang menjadi pelaku firmanlah yang akan tinggal tetap !! (Ibrani 12:25-28, Matius 7:24-27)
3. Jejak kaki tersebutlah (pola hidup ilahi/ciptaan baru) yang akan menghantarkan kita menjadi orang - orang berpengaruh, terpandang dan disegani.
Pekerjaan Roh dan Firman yang terjadi dalam batin kita, otomatis akan membuat kita menjadi pelaku firman (hidup sesuai dengan pola ilahi). Dengan demikian akan ada takaran kemuliaanNya yang diberikan kepada kita sehingga mengangkat kita memasuki level kehidupan berikutnya seturut dengan porsi dan bagian kita dalam kerajaanNya. Saya percaya, akan tiba waktunya, posisi - posisi penting atas bangsa ini akan diduduki oleh orang benar yang terhubung ke surga. Jejak kaki bapa rohanilah yang akan membuat kita memerintah atas negeri. Bukan untuk membuat orang lain menjadi Kristen, tetapi untuk menghadirkan Kebenaran, Damai Sejahtera, dan Sukacita atas bangsa. Oleh karena itu, Roh Kudus mempersiapkan kita sedemikian rupa dan masuk kedalam hati kita untuk memastikan frekuensi rohani kita hanya tertuju kepada kebenaran. Bagian kita hanyalah TAAT saja terhadap firman dan arahan Roh Kudus. Langkah ketaatan terhadap firman akan senantiasa membuat kita menggenapi rencana Tuhan atas negeri. Hidup kita akan menjadi jalan kebenaran dan hidup !! Menjadi contoh dan teladan bagi banyak orang.
(Ps. Steven Agustinus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar