TravellerS Phinisi, JKI Holy Glory Church Makasih (Ibadah Raya Sore)
Jurnalist: Untung Bongga Karua
(08/05/2015)
Pdt. Joseph Hendrik Gomulya
2 Korintus 1:3-9
Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah. Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga. Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh, karena kami tahu, bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami. Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.
Kalau kita belum pernah mengalami penderitaan, kita tidak punya sikap hati yang benar ketika ada penderitaan, bagaimana kita bisa menghibur orang dalam penderitaan?
Kesaksian: pak Hendrik teringat ketika hatinya begitu terikat dengan uang dan materi, sampai akhirnya suatu saat antara tahun 1998-2004, dari yang pak Hendrik mempunyai beberapa rumah dan beberapa mobil (sekitar 8 mobil), semuanya kemudian dijual untuk menutupi semua utang pak Hendrik sampai untuk sebuah sepeda motor pun tidak punya lagi dan Tuhan berkata kepada pak Hendrik untuk tidak lagi berhutang karena waktu itu setiap mengalami persoalan selalu kepada berharap kepada manusia (kepada keluarga dan teman dekat), dan hari itu pak Hendrik mengalami titik terendah dalam hidupnya ketika sudah tidak punya apa-apa lagi, bahkan semua aset yang dijual belum semuanya bisa menutupi seluruh hutang-hutang pak Hendrik sampai pak Hendrik harus bekerja dari pagi hingga malam.
Kemudian pak Hendrik belajar untuk taat untuk tidak berhutang lagi, dan hari itu pak Hendrik belajar untuk melayani dengan berjalan kaki berkilo-kilo jauhnya.
Ketika kita berada di-titik seperti itu, jalan kaki yang adalah sesuatu yang biasa bagi yang sudah biasa melakukannya karena tidak punya, tetapi ketika yang dari dulunya mempunyai segalanya, yang dulunya setiap kemana-mana ada mobil beserta supir yang bisa mengantarkan kemanapun kemudian harus berjalan kaki, itu suatu yang berbeda. Tetapi pak Hendrik bertekad untuk tidak mundur dan berkata penderitaan yang dialami saat itu adalah untuk mendatangkan kebaikan, pak Hendrik yang dulunya terikat dengan uang, yang dulunya bahkan berkata kepada orangtua yang kebetulan seorang hamba Tuhan bahwa bagian beliau adalah mencari uang untuk penginjilan, tetapi Tuhan berkata tidak, karena Tuhan tidak pernah kekurangan, Tuhan mempunyai segalanya. Tuhan menginginkan hidup pak Hendrik, Tuhan menginginkan hidup setiap kita untuk tidak hanya menjadi penabur tetapi Tuhan menginginkan kita juga menjadi penuai. Setiap kita tidak ada yang tinggal diam, setiap kita harus belajar untuk menyampaikan dan menceritakan Firman kepada orang lain.
Tuhan mengijinkan pak Hendrik mengalami penderitaan seperti itu kira-kira sekitar 4 tahun, kadang ketika ada motor atau mobil yang bisa pinjam, mobil yang kapasitasnya 5 orang diisi dengan 10 orang saling berdesakan dan memangku yang lainnya untuk pergi menginjil bersama, bahkan kadang untuk membeli bensin pun jarang mengisinya di SPBU tetapi di penjual bensin eceran di pinggir jalan karena cuma diisi 2-3 liter saja karena uangnya tidak ada, dan untuk memasak pun kadang memakai kayu bakar. Tetapi pak Hendrik bisa menginjil dan mengumpulkan orang-orang yang suka mabuk-mabukan dipinggir jalan.
Singkirkan setiap penghalang bagi kita untuk melayani Tuhan, singkirkan uang atau apapun. Revival yang terjadi Asuza street yang membuat itu berhenti adalah karena uang.
Ketika Tuhan bergerak dihidup kita, tidak ada penghalang apapun ketika kita ingin melayani Tuhan, uang tidak menjadi hambatan karena ada Tuhan yang akan memberkati kita dengan luar biasa, yang diinginkan Tuhan adalah hati kita, apa yang kita ingini? Siapa yang penting di hidup kita, apakah benar Tuhan? Apakah ketika ada orang yang menawarkan pelayanan dengan persembahan yang besar untuk memberkati kita, ketika Tuhan berkata tidak, apakah kita mau taat dan tidak mengambil itu?
Seperti ketika pak Hendrik menolak persembahan sebanyak 20 juta setiap sesi kotbah dari 3 sesi kotbah yang akan dilayani oleh beliau oleh seseorang yang menelpon beliau seusai pelayanan KKR di desa Sobol Luwuk Banggai. Beliau taat untuk tidak menerima itu karena untuk pelayanan pesta rohani dan kesembuhan, pak Hendrik sudah berkomitmen dengan Tuhan untuk tidak menerima persembahan kasih, tetapi malah sebaliknya.
Mari berkata UANG BUKAN SEGALANYA - MENDENGARKAN DAN MENGIKUTI TUHAN ITU BARU SEGALANYA, MENGEJAR SUMBER-NYA.
Bagaimana kita bisa menghibur orang dalam penderitaan kalau sikap hati kita tidak benar?
Banyak orang yang merasakan penderitaan, tetapi tidak menemukan Tuhan didalam penderitaannya karena tidak pernah membaca dan mengikuti Firman. Sikap hatinya sudah pasti tidak pernah benar, apa yang bisa disaksikan?
Seperti bangsa Israel ketika berada di padang gurun selama 40 tahun, dimana seharusnya ketika mereka pergi untuk masuk ke tanah kanaan mereka seharusnya punya kesaksian ketika masuk tanah kanaan tetapi yang terjadi justru yang berumur 20 tahun keatas ketika mereka hampir masuk justru tidak bisa masuk karena mereka tidak punya kesaksian yang bisa mereka bawa ketika masuk tanah kanaan. Tanah kanaan itu terlalu kecil dari yang Tuhan punya, yang Tuhan ingini adalah ada kesaksian, sikap hati yang benar ketika berada disana.
2 Korintus 1:4b
... yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.
Sewaktu sikap hati kita benar didalam penderitaan, ada penghiburan, ada kekuatan yang ekstra.
Seperti yang pak Hendrik alami ketika memutuskan untuk tidak lagi terikat dengan uang dan mengalami penderitaan itu, dimana beliau yang biasanya bisa memesan makanan yang mewah dengan bermacam-macam pilihan dan diantarkan, tetapi dihari itu beberapa tahun beliau tidak mengalaminya lagi, yang mungkin bagi orang itu penderitaan, secara fisik beliau merasa menderita tetapi beliau dihiburkan oleh satu hal yaitu hadirat Tuhan yang pernah hilang dari hidupnya, itu kembali. Kenyataan bahwa Tuhan itu benar-benar ada dan hidup itu kembali yang tidak bisa digantikan dengan uang.
Oleh karenanya didalam melayani Tuhan disetiap ibadah, setiap kita memiliki sikap hati yang seperti itu dalam mempersiapkannya, jadi kita mengalami kegairahan dalam melayani Tuhan. Segala sesuatunya kita persiapkan dengan berdoa puasa dan membaca Firman dan menyingkirkan segala sesuatu yang biasa kita kerjakan yang sebenarnya kelihatan baik tetapi tidak berkenan dimata Tuhan.
2 Korintus 1:5
Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah.
Paulus juga mengalami kesengsaraan tetapi Paulus menerima penghiburan yang berlimpah-limpah.
Ketika pak Hendrik mengalami -menerima penghiburan didalam penderitaan yang beliau alami dengan hadirat Tuhan yang kembali yang pernah hilang dari hidupnya, hadirat Tuhan yang begitu nyata dan dekat melingkupi rumah beliau, ada kemuliaan dan penghiburan dari Tuhan. Mari setiap kita memiliki hati yang murni dengan Tuhan. Kesengsaraan adalah kekuatan untuk kita menerima kelimpahan.
Kenapa bangsa Israel tidak dibawa masuk kedalam tanah kanaan? Karena sikap hati mereka yang tidak benar padahal mereka mengalami kesengsaraan 40 tahun lamanya dipadang gurun. Proses persiapan yang tidak dilakukan dengan sikap hati yang benar, kalaupun Tuhan paksakan untuk dibawa masuk pasti akan lebih sengsara lagi karena untuk mengalami kelimpahan itu tidak lebih mudah daripada mengalami kesengsaraan.
Apabila hati kita tidak dibentuk, kita bisa menjadi berketergantungan dengan uang dan tanpa kita sadari kita menyembahnya. Bersyukurlah apabila Tuhan mengijinkan hidup kita mengalami penundaan untuk mengalami kelimpahan sehingga kita bisa mempersiapkan sikap hati kita yang benar dalam kesengsaraan dan hati kita dimurnikan.
2 Korintus 1:6
Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga.
Sewaktu rasul Paulus menderita itu menjadi penghiburan dan keselamatan buat jemaat yang lain karena kesaksian Paulus itu menyelamatkan orang-orang, menguatkan jemaat. Sewaktu kita mengalami, kita tidak mengerti apa maksud Tuhan, tetapi setelah kita lewati, suatu saat Tuhan akan bukakan kita pengertiannya dan kita mengerti.
Rasul Paulus tidak akan pernah bisa memberikan penghiburan kepada orang lain yang sedang mengalami kesengsaraan, kemiskinan dan kekurangan apabila dia sendiri tidak pernah mengalami kesengsaraan, kemiskinan dan kekurangan itu, rasul Paulus tidak akan pernah bisa menghibur orang yang sedang mengalami penganiayaan apabila dia sendiri tidak pernah mengalami aniaya. Sehingga rasul Paulus berkata didalam Filipi 4:12
"Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan."
Mari setiap kita memiliki sikap hati yang benar ketika kita dalam kekurangan, dan sikap hati yang sama ketika Tuhan mengijinkan kita mengalami kelimpahan yang adalah hanya karena anugerah-Nya, bukan karena kekuatan dan gagah kita. Ketika kita mengalami kelimpahan tidak membuat kita jauh dari Tuhan tetapi justru kita semakin tertanam.
Seperti ketika pak Hendrik membuka dan melihat kembali photo-photo beliau ketika masih SMA dulu yang dikirimkan oleh rekan beliau semasa sekolah dulu. Beliau tidak bisa mengenali lagi dirinya didalam photo tersebut karena wajah beliau yang dulu dan sekarang jauh sekali perbedaannya, wajah yang dulunya hitam, kurus oleh karena beliau dilahirkan dari keluarga yang miskin sehingga beliau untuk membeli baju saja tidak mampu dan hanya mengharapkan pemberian dari orang lain. Disaat yang lain bisa gonta-ganti merek baju, beliau cuma bisa memakai satu merek baju yang sama setiap harinya. Jadi sewaktu beliau dihadapan orang-orang miskin sewaktu KKR di Desa Sobol, Luwuk Banggai, beliau bisa menceritakan bagaimana dari kecil Tuhan sudah menanamkan Iman kepadanya kepada anak-anak kecil.
Sewaktu kecil karena pak Hendrik dibesarkan dari keluarga yang hidup dalam serba berkekurangan, beliau selalu memperkatakan hal-hal yang positif akan masa depan hidupnya nanti, memperkatakan bahwa suatu hari nanti pasti akan tinggal dirumah yang besar dan layak, suatu sikap positif yang beliau contoh dari ibunya yang tanpa lelah selalu mendoakan dan memperkatakan yang positif tentang masa depan anak-anaknya, bahkan beliau mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menghormayi ayah mereka yang ketika itu masih belum didalam Tuhan.
Kesengsaraan dipakai Tuhan menjadi penghiburan buat orang lain, kalau kita memiliki sikap hati yang benar.
2 Korintus 1:7-9
Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh, karena kami tahu, bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami. Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.
Dunia mengajarkan kita untuk selalu percaya diri, percaya kepada diri kita sendiri tetapi Firman Tuhan berkata bahwa kita jangan menaruh kepercayaan kepada diri kita sendiri tetapi percaya kepada DIA yang ada didalam setiap kita.
Seperti Paulus yang seharusnya mengalami kematian, yang berkata di Galatia 2:20 : "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."
1 Yohanes 4:4
Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
Apakah kita mengerti dan sadar bahwa kita berasal dari Allah?
Identitas bahwa kita kenyataan sebenarnya bahwa kita berasal daripada Allah sewaktu kita telah dipilih/ditebus, saat itu kita mengetahui kita berasal dari Allah dan kita menghidupi hidup yang baru (lahir baru).
... dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu ...
Seperti ketika persiapan KKR di Desa Sobol, Luwuk Banggai. Tim pendoa yang sudah berada sebelumnya menemukan banyak sekali praktik perdukunan, bahkan di suatu wilayah disekitar Desa Sobol yang penduduknya dahulu bisa hidup bersama dengan makhluk gaib dan tim pendoa sempat melihat sendiri hal tersebut dan praktek perdukunan lainnya seperti ritual penyiraman darah dari hewan tertentu pada kendaraan dan rumah agar terhindar dari malapetaka, yang di Alkitab dikatakan sebagai nabi-nabi palsu, yang oleh otoritas dari Yesus yang ada didalam kita, kita bisa mengalahkan dukun-dukun tersebut, karena Roh yang ada didalam kita lebih besar daripada roh yang ada didalam dunia ini, yang juga berbicara tentang segala aspek yang ada didalam hidup kita, jadi tidak ada lagi yang perlu kita kuatirkan.
Yakobus 1:2
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
Setiap kali kita mengalami pencobaan anggaplah itu sebagai suatu kebahagiaan, jangan seperti orang-orang yang ketika sedang mengalami pencobaan, jangankan orang yang ada disekitarnya kalau perlu seluruh dunia mengetahui kalau dirinya sedang mengalami pencobaan. Sikap hati seperti itu tidak mencerminkan Iman karena Firman Tuhan jelas berkata " anggaplah sebagai suatu kebahagiaan"
Mari kita singkirkan segala kekhawatiran dan minta Tuhan memberikan pengertian dan hikmat untuk hidup dengan Iman dengan perkataan-perkataan Firman-Nya yang ketika kita ucapkan, sesuatu pasti terjadi.
Matius 22:29
Yesus menjawab mereka: “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!
Ada 2 hal yang harus kita miliki, yang apabila salah satunya tidak kita miliki maka kita akan sesat, mari kita meminta ini:
1) Pengertian dan Pewahyuan akan Kitab Suci.
Seperti Nikodemus yang seorang ahli, guru besar kitab suci tetapi dia tidak mengerti, karena yang didapatkannya hanya dari pengajaran-pengajaran, tanpa mengalami sendiri Pewahyuan Firman itu. Apa yang ada dipikiran manusia itu adalah pengetahuan, tetapi pewahyuan itu disingkapkan untuk kita lakukan, dengan kita mau mentaati itu.
2) Kuasa Tuhan.
Apabila kita tidak pernah bisa mengalami kuasa Tuhan, kita bisa sesat. Mari kita hidup dengan pengertian pewahyuan Firman Tuhan.
Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar