Senin, 17 Juli 2017

GOLONGAN YANG TIDAK MENGALAMI KEMULIAAN TUHAN (Bagian Kedua)


GOLONGAN PENCEMOOH (Matius 27 : 1 -31 TB)

Ps Hendrik mengenal sangat dekat seorang ibu yang suaminya di depan matanya pergi mengambil perempuan yang lain dan membawanya ke rumah. Ibu ini datang dan berkata kepada anak-anaknya untuk mereka menutup mata dan mulut mereka karena itu bukan bagian mereka untuk menghakimi. Ibu ini seharusnya bisa marah atau curhat menumpahkan kekesalannya tetapi ibu ini mengetahui bahwa ini adalah wadah atau benih dalam hidupnya. Ibu ini harus menjadi perempuan yang beriman dihadapan anak-anaknya, ibu ini harus menjadi perempuan yang mempunyai iman, perempuan yang  yang kuat dan bisa memberikan pengampunan tanpa ada kemarahan sedikitpun. Hal ini tidak berlangsung dalam jangka waktu yang singkat tetapi itu berlangsung bertahun-tahun lamanya.

Setiap kali anaknya menangis memanggil ayah mereka, hati ibu ini terasa hancur tetapi ibu ini berkata bahwa pekerjaan Tuhan belum selesai karena ibu ini yakin Tuhan sanggup mengubah  suami ayah dari anak-anaknya dan ini benar-benar bisa diteladani oleh anak-anaknya untuk tidak pernah mengambil suatu tindakan atau langkah yang bertentangan dengan firman Tuhan. Ibu mereka sebenarnya bisa saja pergi meningggalkan ayah mereka dan menikah lagi karena perbuatannya itu apalagi ditambah adanya bujukan dari keluarga, tetapi ibu tetap berpegang pada firman Tuhan untuk mempertahankan keluarganya dan tetap percaya bahwa suatu saat suaminya akan ubah berubah menjadi orang yang takut akan Tuhan dan menjadi ayah yang baik atas anak-anaknya.

Ada pilihan untuk ibu ini marah, mencemooh, menjadi pahit dan pilihan untuk curhat menumpahkan  atau mencurahkan semua kedagingannya kepada siapa pun, tetapi ibu ini memilih untuk berdiri, memilih untuk menjadi tegar dan memilih untuk menjadi saksi dengan menutup mulutnya dan tidak memperkatakan apa pun karena mengetahui perjalanannya dan anak-anaknya masih panjang yang seberapa sikapnya saat itu, orang yang selalu memegang firman tidak pernah dipermalukan. Mari memiliki sifat firman, menutup mulut dan menularkan iman kepada orang-orang disekitar kita dengan selalu memperkatakan yang baik, memperkatakan masa depan dengan iman.

Golongan orang yang pencemooh ini sangat berbahaya yang biasanya diawali dari orang yang mengeluh, menginginkan orang lain mendengarkan curahan hatinya, kemudian timbul hujatan, menghakimi dan kemudian membuat lelucon yang sebenarnya bukan hal yang pantas untuk dijadikan bahan lelucon sehingga lebih baik anda menghindar dan melakukan hal yang lain apabila menemukan orang yang seperti ini.

Golongan pencemooh ini adalah seperti penatua-penatua Yahudi (imam-imam besar dan ahli-ahli Taurat) yang mencemooh Yesus dimana ini adalah roh agamawi. Kekristenan kita bukanlah sebuah agama tetapi itu adalah perjalanan dan pengenalan pada Yesus secara pribadi tetapi sayangnya para penatua Yahudi ini tidak memiliki pengenalan akan Yesus secara pribadi sehingga mereka mencemooh-Nya. Jadi apa pun hal yang Yesus lakukan mereka tidak pernah melihat hal yang baik sedikit pun karena roh agamawi yang ada pada mereka sehingga setiap kali masuk ke dalam bait Allah Yesus selalu berkotbah tentang roh agamawi karena itu tidak pernah membawa orang mengenal Yesus. Salah satu contoh roh agamawi itu ada pada anda adalah ketika anda datang ke gereja anda mencemooh orang lain dan apabila anda menyadari bahwa roh itu ada pada anda, taruh itu di salib-Nya dan meminta pengampunan-Nya dan jangan pernah keluar dari mulut dan ada lagi dalam hati setiap kita.

GOLONGAN ORANG YANG MEMBUANG UNDI ATAS JUBAH YESUS UNTUK MENDAPATKANNYA (Matius 27 : 32 – 54 TB)

Para tentara Romawi yang sedang menyalibkan Yesus menjadikan Jubah Yesus sebagai bahan undian atau judi di saat Yesus sedang menderita menahan kesakitan di atas kayu salib. Mereka begitu dekat dengan salib tetapi mereka tidak mengalami kuasa dari pada salib. Jadi jangan pernah menghakimi siapa pun karena itu yang membuat orang tidak bisa menerima kemuliaan yang sesungguhnya. Sebagai seorang anak ketika melihat orang tua sedang berada dalam kelemahan, pilihlah untuk memberkati, berdoa, dan mengasihi sehingga seperti anak-anak ibu tadi diatas mereka menjadi anak-anak yang diberkati Tuhan, mereka bertumbuh menjadi keluarga yang tidak kepahitan kepada orang tua tetapi justru menjadi keluarga yang saling mengasihi dan itu itu diwariskan terus kepada anak-anak mereka.

Jadi apa pun yang terjadi pada kehidupan seseorang di sekitar atau orang terdekat anda apalagi apabila hanya melihatnya dari jauh, ambillah sikap yang tepat untuk tidak menghakimi siapa pun tetapi justru lebih baik untuk mendoakan setiap orang siapapun itu agar berkat Tuhan selalu turun atas setiap kita.

3 golongan orang ini sekalipun mereka berada di dekat salib tetapi yang mereka lakukan justru menjauhkan mereka dari kemuliaan Tuhan dan membuat mereka tidak mengalami kuasa dari darah Yesus yang tercurah di atas kayu salib. Ini menjadi pelajaran bagi setiap kita untuk memiliki sikap hati yang tepat dan menahan perkataan yang tidak perlu keluar dari mulut kita yang sebenarnya bukan bagian kita apalagi itu kepada hamba-hamba Tuhan.


Amin, Tuhan Yesus memberkati…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...