Sabtu, 22 Oktober 2016

IKUT TUHAN SEPENUH HATI

TravellerS Phinisi, JKI Holy Glory Church (Dopag)

(21/10/2016)
Ps. Joseph Hendrik Gomulya

"Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu Tuhan telah berfirman kepada orang Israel: “Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.” Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada Tuhan. Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada Tuhan, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata Tuhan , dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan, seperti Daud, ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. Sebab itu Tuhan menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada Tuhan , Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan Tuhan." (1 Raja-raja 11.1-10 TB) 

Kita mengenal Salomo sebagai seorang raja yang dahulu mempersembahkan persembahan/korban yang sangat banyak dan cara Salomo mempersembahkan korban saat itu membuat hadirat Tuhan begitu kuat turun sampai setiap orang tidak kuat lagi untuk berdiri. Salomo belajar dari ayahnya raja Daud bagaimana mempersembahkan korban tetapi dia tidak belajar satu hal yaitu mengikut Tuhan dengan sepenuh hati.

Setiap kita tidak punya pilihan yang lain kecuali mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati untuk supaya hati kita tidak condong kepada yang lain. Hati kita bisa begitu mengasihi Tuhan ketika dipakai oleh Tuhan, ketika masih tidak punya apa-apa, tetapi itu tidak cukup karena dibutuhkan hati untuk mengikut Tuhan sepenuh hati dan tidak bisa setengah-setengah.

Iblis memiliki banyak cara untuk bisa mencondongkan hati setiap kita. Ketika kita tidak mengikut Tuhan sepenuh hati karena ada motivasi yang lain, hanya untuk sekedar diberkati, atau hanya untuk sekedar taat kepada pemimpin walaupun mungkin itu baik. Jangan memiliki motivasi dan tujuan yang lain dalam mengikuti Tuhan. Ketika mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati tantangan apapun didepan kita bisa hadapi karena mengetahui Tuhan yang kita ikuti akan memberi kemenangan.

Ketika mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati akan membuat motivasi di hati kita tiba-tiba condong atau beralih kepada yang lain. Untuk menerima kekayaan kita harus membuang segala motivasi yang salah yang bisa membuat hati kita condong kepada yang lain, spirit mamon dan berhala yang lainnya. Jangan pernah mempunyai rasa iri dan benci kepada orang yang diberkati oleh Tuhan, jangan pernah iri kepada gereja yang besar tetapi berkatilah gereja yang besar untuk mendapatkan berkat yang sama, jangan takut untuk diberkati seperti Salomo karena mungkin menjadi kuatir jangan-jangan hati menjadi condong kepada yang lain seperti yang dialami oleh Salomo atau ketika melihat orang lain diberkati akan timbul pikiran-pikiran negatif yang sebenarnya timbul karena di hati mulai timbul rasa iri.

Mari benahi hati dan terima setiap berkat yang Tuhan percayakan atas hidup kita tetapi sekaligus kita belajar akan apa maksud Tuhan untuk supaya hidup kita tidak jatuh seperti Salomo. Mari belajar dari hidup Salomo dengan belajar mendidik hati kita dari awal sebelum hidup setiap kita dipakai, diurapai dan diberkati Tuhan lebih lagi. Mari selalu mendengar dan menerima setiap teguran dari Tuhan melalui pemimpin atau mungkin dari orang lain yang mungkin levelnya berada dibawah kita dan jangan pernah biarkan tujuan dan motivasi yang lain masuk dengan tidak mengharapkan pujian dan penghargaan dari orang lain ataupun pemimpin.

Mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati bukan mengikuti apa yang pemimpin kita inginkan tetapi ketika kita mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati maka kita akan menyadari otoritas yang Tuhan berikan kepada pemimpin kita, jadi dasarnya adalah dari Tuhan sendiri. Pengangkatan Tuhan akan hidup setiap kita akan sepadan dengan perubahan karakter dan hati kita.

".... dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan, seperti Daud, ayahnya.(1 Raja-raja 11.6 TB) 

Kalau Salomo saja bisa jatuh maka tidak ada jaminan apabila kita tidak sungguh-sungguh belajar mengikut Tuhan sepenuh hati maka kita akan mengalami hal yang sama. Salomo yang adalah seorang raja dan pemimpin, seorang anak yang menikmati berkat, melihat segala kelimpahan dan melihat Tuhan bekerja dalam hidupnya bisa jatuh dan tiba-tiba tidak bisa belajar mengikuti Tuhan sepenuh hati. Mengikut Tuhan sepenuh hati bukan dilihat dari segala perbuatan baik yang sudah kita lakukan dalam hal banyaknya pelayanan dan doa yang kita lakukan. Mengikuti Tuhan sepenuh hati adalah hati kita sepenuhnya kita berikan kepada Tuhan, semua yang kita lakukan tujuannya untuk Tuhan, apapun yang Tuhan putuskan dan katakan kita lakukan dengan ketaatan karena Tuhan. Mari ijinkan Tuhan untuk mendidik hati kita dan kita sendiri juga belajar untuk mendidik hati kita dengan bertanya kepada Tuhan bagaimana bertanggung jawab atas hal yang Tuhan percayakan dan inginkan dalam hidup kita.

Dalam belajar mendidik hati kita ketika melakukan kesalahan bukan dengan sekedar meminta maaf kepada Tuhan tetapi ada tanda seperti Firman-Nya yang berkata ketika berjalan bersama Tuhan pasanglah rambu-rambu sehingga tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan, jadi ada rambu-rambu yang kita pasang didalam roh kita untuk supaya kita tidak kembali jatuh kedalam kesalahan yang sama lagi dan kita juga bisa belajar bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah dilakukan. Pengakuan akan kesalahan yang kita lakukan tanpa ada tanda dalam roh yang mendidik kita maka iblis akan mengintai dan membuat kita jatuh lagi dalam kesalahan yang sama.

Di saat kita diberkati oleh Tuhan, di saat yang sama iblis akan menawarkan dan menyodorkan banyak hal. Ketika berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk supaya hidup kita diberkati tanpa pernah menyiapkan hidup untuk hanya mencintai Tuhan maka bisa jadi berkat tersebut tidak membuat kita menjadi baik tetapi juga jangan membenci dan menolak berkat dari Tuhan karena kerinduan-Nya adalah memberkati setiap anak-anak-Nya tetapi yang menjadi masalah adalah dari dalam diri kita sendiri yang selalu merasa iri dan cemburu kepada orang yang diberkati oleh Tuhan. Jalan keluarnya adalah justru melayani dan memberkati orang yang diberkati oleh Tuhan dengan tulus bukan dengan motivasi yang lain dan suatu saat nanti kita akan juga menikmati berkat yang sama.

Hati Salomo sebenarnya juga masih menyembah Tuhan tetapi tanpa disadari hatinya mulai condong kepada penyembahan yang lain. Jadi begitu hati kita mempunyai keinginan, tujuan dan mencintai yang lain selain Tuhan maka itu akan menjadi berhala. Berhala juga bisa timbul dari dalam diri kita sendiri ketika kita tidak bisa disentuh oleh orang lain. Salomo yang begitu sangat mencintai wanita penyembah-penyembah berhala ini membuat dirinya juga jatuh kedalam penyembahan berhala bahkan sebelum jatuh kedalam penyembahan berhala Salomo sebenarnya sudah jatuh kedalam dosa perzinahan karena begitu mengingini perempuan-perempuan tersebut yang tidak disukai oleh Tuhan.

Kesalahan dalam hal pergaulan juga menjadi penyebab hati kita untuk condong kepada yang lain. Hindarkan diri kita dari orang-orang dari orang yang mudah sakit hati, kepahitan, atau orang yang selalu memiliki motivasi yang salah yang secara tidak langsung mematikan kerohanian kita dan hati tiba-tiba condong untuk mencintai yang lain, mencintai diri sendiri, mencintai harga diri kita sendiri lebih dari Tuhan. Ketika menyadari mempunyai suatu kelemahan mari hindarkan diri dari tempat atau hal tersebut dengan memasang rambu-rambu di roh kita.

Mari mendidik hati dalam mengikuti Tuhan tujuannya bukan karena besarnya persembahan kasih yang diterima, pelayanan yang besar atau apapun juga. Singkirkan semua motivasi dan keinginan yang lain dari hidup kita untuk menerima didikan yang dari Tuhan untuk supaya kita terus-menerus dimurnikan.

Amin!

Jurnalist: Untung Bongga Karua


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...