Sabtu, 22 Oktober 2016

PENGENALAN AKAN TUHAN UNTUK KEBANGKITAN YANG BESAR

Gedung BPU Bulagi Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.

Seminar dan Pesta Rohani Kebangkitan Yang Besar Di Era Transformasi.

(01/09/2016)
Ps. Joseph Hendrik Gomulya

"Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya" (Filipi 3.10 TB) 

Hari-hari ini Tuhan Tuhan sudah tidak sabar lagi untuk mencurahkan isi hati-Nya, mencurahkan roh-Nya dimana hati-Nya bergetar setiap kali melihat dan menemukan anak-anak-Nya berseru-seru karena begitu merindukan Tuhan. Tuhan menjadi tidak sabar karena melihat anak-anak-Nya bergerak untuk menangkap isi hati-Nya sekalipun harus mencucurkan air mata dengan menabur seluruh hidupnya yang keluar dari hati sebagai ketaatan, cinta dan pengenalan akan Tuhan karena pengalaman mengalami Tuhan.

Ayat diatas ditulis oleh Rasul Paulus, salah satu pahlawan Kristus yang memiliki kegilaan tersendiri dengan Tuhan karena cintanya yang besar kepada Tuhan dengan mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Ayat ini ditulis diakhir-akhir hidup dan pelayanannya, Rasul Paulus masih menulis dan menyatakan bahwa yang dikehendakinya adalah untuk mengenal Tuhan lebih lagi. Ada banyak orang yang melayani Tuhan memulainya dengan baik, tetapi ketika berjalan standartnya mulai berbeda dan bukan lagi untuk mengenal Tuhan. Kontras dengan Rasul Paulus yang diakhir hidup dan pelayanannya yang dikehendakinya adalah untuk mengenal Tuhan lebih lagi.

Pengenalan akan Tuhan akan membawa kita mengalami kuasa kebangkitan-Nya. Vonis dokter atas penyakit yang anda derita atau vonis apapun dalam hidup anda bukan harga mati karena harga mati dalam hidup anda adalah kehendak-Nya. Tujuan hidup Rasul Paulus dan hari ini menjadi tujuan hidup setiap kita bukan lagi uang, pangkat, jabatan, nama besar, dan panggung tetapi mengenal akan Tuhan, mempunyai pengalaman berjalan bersama-Nya dengan belajar taat dan mendengar setiap perintah-Nya.

Sewaktu kita mempunyai pengenalan akan Tuhan, Tuhan akan membawa kita mengenal kuasa kebangkitan-Nya. Iblis selalu merancangkan kematian, tetapi Tuhan merancangkan kebangkitan. Ketika berada dalam titik terbawah dalam hidup, iblis berkata bahwa kita sudah selesai atau mati tetapi dititik seperti ini kuasa kebangkitan-Nya menjadi bagian setiap kita. Iblis merancangkan kemiskinan kepada kita karena menyadari setiap kita dirancangkan Tuhan untuk mengelola keuangan dunia dan menjadi bendahara-Nya, disinilah titik dimana setiap kita menyadari untuk mengalami kuasa kebangkitan dengan tidak lagi mau hidup dalam utang malah justru hidup saudara jadi berkat bagi banyak orang.

Setiap kita merindukan mengalami kuasa kebangkitan tetapi masalahnya setiap kita tidak suka mengalami yang namanya kematian. Mari mengalami kuasa kebangkitan-Nya dengan sikap hati yang benar dengan selalu bertanya kepada Tuhan apa yang mesti kita lakukan agar sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga disinilah perlunya kita membaca dan merenungkan Firman-Nya setiap hari. Ketika mungkin hari ini rumah tangga anda mengalami kematian, tetapi karena mempunyai pengenalan akan Tuhan maka anda akan mengalami pemulihan melalui kuasa kebangkitan-Nya dan kuasa iblis atas pernikahan anda dilucuti. Mari berkata bahwa hidup anda bersama keluarga anda bisa dipakai dengan luar biasa dan tidak mungkin mengalami kehancuran karena anda percaya akan mengalami yang utuh dari Tuhan dan mengalami kebahagiaan dalam rumah tangga anda.

"dan persekutuan dalam penderitaan-Nya"

Banyak orang berkata bahwa kalau ada yang enak buat apa kita harus menderita! Tetapi kenapa Rasul Paulus justru berkata persekutuan dalam penderitaan-Nya?

Kalau kita hanya mencari sesuatu yang enak-enak terus-menerus, kita tidak akan pernah mengenal Tuhan, tetapi kalau kita juga menderita terus-menerus maka kita tidak akan mengenal Tuhan secara sempurna. Penderitaan karena Kristus dan penderitaan karena ketaatan itu baik, daging kita menderita tetapi roh kita menyala-nyala, daging kita terasa sakit, tetapi roh kita dibangkitkan Tuhan. Jadi pilihlah untuk mengambil bagian dalam penderitaan Kristus untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dengan memikul salib-Nya. Yesus berkata dalam Matius 16.24  bahwa barang siapa ingin menjadi murid-Nya, dia harus pikul salib dan sangkal diri. Seringkali kita berpikir bahwa yang kita pikul adalah salib Kristus padahal kita tidak bisa seperti Kristus, itu juga bukan salib kita karena salib kita sudah dipikul sendiri oleh Kristus. Kalau kita berpikir kita memikul salib Kristus dan menderita itu sama saja kita menjadi orang kristen yang mengasihi diri sendiri.

Roh kita tidak akan pernah bisa bangkit karena salah pengertian. Yesus Kristus disalibkan atas nama setiap kita sehingga kita tidak perlu lagi memikul salib Kristus karena DIA sudah menyelesaikannya. Dalam terjemahan sebenarnya salib yang mesti kita pikul adalah salib orang lain, salib istri, salib suami, salib anak-anak dan salib saudara kita yang lainnya.

Ketika kita memikul salib orang lain, kita mengalami penderitaan yang dialami oleh Kristus yang adalah kemuliaan dan bukan mengasihi diri sendiri, pikullah salib orang lain dan menangkan mereka demi Kristus. Pikullah salib suami/istri anda untuk memulihkan pernikahan dan keluarga anda demi Kristus karena memiliki pengenalan akan Tuhan. Milikilah pengenalan akan Tuhan secara terus-menerus, dari iman yang satu kepada iman yang lain, dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lain yang terus disempurnakan karena kesukaan Tuhan adalah pertobatan, kerendahan hati, dan hati yang mau berbalik.

Jangan pernah berhenti untuk mengenal Tuhan, karena ketika kita berhenti untuk mengenal-Nya maka hidup kita akan stagnan dan kemudian menjadi agamawi. Seperti Rasul Paulus ketika pertama kali bertobat berkata bahwa dirinya adalah yang paling berdosa diantara semua orang percaya, bukannya merasa semakin hebat tetapi semakin menyadari dirinya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kemuliaan Tuhan. Rasul Paulus menemukan begitu banyak dari hidupnya yang harus diubah dengan meminta anugerah dan kasih karunia Tuhan. Ketika kita hanya mencari dan mengejar apa yang dikehendaki-Nya, kita tidak akan pernah merasa hebat tetapi kita akan semakin diperlihatkan kemulian-Nya yang lebih besar, kita akan melihat diri kita kecil sekalipun orang-orang memberikan pujian kepada kita.

".... di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya."

Mari membawa senantiasa kematian Kristus dalam hidup setiap kita dan biarkan itu menjadi kesukaan kita untuk bersatu dalam kematian-Nya dengan mematikan setiap kedagingan, keegoisan, keakuan, harga diri dan kesombongan kita. Ketika itu menjadi kesukaan kita maka kita akan menikmati dan merindukan kehadiran-Nya setiap saat didalam hidup kita. Jangan pernah berhenti bersaksi tentang berkat yang Tuhan berikan, bagi sebagian orang itu berkat yang besar yang Tuhan berikan tetapi itu sebenarnya itu terlalu kecil bagi Tuhan karena didepan masih banyak berkat yang lebih besar yang akan diberikan-Nya tetapi biarlah di hati setiap kita yang kita kehendaki adalah pengenalan akan DIA secara terus-menerus, berjalan bersama-Nya, bersekutu dalam penderitaan-Nya dan bersatu dalam kematian-Nya.

Mari memberi penghormatan kepada Tuhan lebih dari apapun dengan selalu meletakkan Tuhan didepan bukan harta, uang, pangkat dan jabatan yang oleh Rasul Paulus semua itu dianggap sampah. Mari belajar dari orang-orang yang menghormati Tuhan, Abraham contohnya yang hidupnya sangat diberkati oleh Tuhan bahkan keponakannya Lot yang ikut bersama-sama dengannya juga ikut diberkati. Tetapi yang diinginkan Loy hanya berkat-Nya saja tanpa pernah mau belajar bagaimana hidup dalam perkenanan Tuhan.

Ketika setiap kita menghendaki yang Ilahi dengan menyingkirkan setiap keinginan daging untuk mengenal Tuhan, mengenal kuasa kebangkitan-Nya, persekutuan dalam penderitaan-Nya dan bersatu dalam kematian-Nya maka setiap kita akan Tuhan bawa level demi level pengenalan akan Tuhan, diperkaya Tuhan dengan pengalaman berjalan bersama-Nya. Bahkan ketika kita tidak berada didunia ini lagi, hidup kita akan berbicara terus seperti habel yang hidupnya masih berbicara terus sampai hari ini, ada sebuah dimensi dimana hidup kita masih bisa berbicara mewariskan warisan iman kepada generasi berikutnya.

Amin


Jurnalist: Untung Bongga Karua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...