Kamis, 22 Desember 2016

BELAJAR DARI YUSUF

By Ps Joseph Hendrik Gomulya

Hari ini kita akan belajar dari kehidupan Yusuf yang merupakan bayang-bayang Kristus.

"Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ. Tetapi Tuhan menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai Tuhan dan bahwa Tuhan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, Tuhan memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat Tuhan ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dendan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya." (Kejadian 39:1-6 TB) 

Ketika Yusuf dibuang ke mesir ada dua orang yang mempunyai andil membawanya sampai kesana, yaitu orang Isnael dan Potifar seorang pegawai istana Firaun.

Hari-hari ini ketika anda sedang mengalami suatu yang kurang mengenakkan mungkin anda berkata bahwa anda sudah hidup dalam kebenaran, mencintai, mengasihi, dan mengikuti Tuhan dengan sungguh-sungguh tidak seperti kehidupan anda yang dahulu tetapi tetap masih ada  banyak masalah yang terjadi. Yusuf juga mengalami hal yang sama seperti yang anda alami ketika dirinya dibuang ke mesir yang adalah gambaran dari perbudakan dosa. Mesir kelihatannya memang sangat megah, dimana jaman itu bangsa mesir adalah bangsa yang paling maju peradabannya, tetapi mesir juga adalah gambaran dari perbudakan dosa.

Proses didikan yang pertama Yusuf alami adalah ketika dirinya diberi jubah yang maha indah oleh Yakub ayahnya sampai kemudian dirinya dibuang oleh saudara-saudaranya sendiri. Yusuf tidak sakit hati ketika dirinya dikhianati bahkan awalnya hendak dibunuh oleh saudara-saudaranya sendiri tetapi Yusuf tidak membenci, tidak mempertanyakan atau komplain kepada Tuhan apa yang dialaminya bahkan kepercayaannya kepada Tuhan tidak berkurang sama sekali.

"Tetapi Tuhan menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.(Kejadian 39:2 TB) 

Di ayat pertama dijelaskan semua yang buruk yang Yusuf alami ketika dirinya dibuang ke mesir oleh orang Ismael dan dijual Potifar sebagai budak. Namun diayat kedua kata "tetapi" menghapus semua perkataan yang diawal, menghapus semua yang buruk dan keadaan yang negatif. Ketika ada celah yang terbuka, Iblis bisa merancangkan yang jahat dan buruk tetapi setiap keadaan buruk yang anda alami itu bukan akhir dari segalanya karena kita punya Tuhan yang mampu membalikkan semua keadaan yang buruk itu, seperti yang dikatakan diatas "tetapi Tuhan menyertai yusuf."

Dimanapun dan apapun yang anda alami sebenarnya itu tidak penting karena yang penting adalah Tuhan. Yang menjadi pertanyaan apakah Tuhan ada bersama-sama dengan anda atau tidak?
Walaupun anda berada ditempat yang nyaman dan segala sesuatunya tersedia tetapi apabila Tuhan tidak menyertai anda, maka semuanya akan sia-sia. Bagi yusuf apa yang dia alami itu tidak penting karena bagi yusuf yang penting adalah siapa yang menyertainya. Setiap kita juga memiliki Tuhan yang menyertai hidup kita yang mana seharusnya ini lebih dari cukup untuk kita berkata "ya" kepada Tuhan. Kita mempunyai Tuhan yang peduli dan mengasihi kita karena tidak mungkin apabila nyawa-Nya saja sanggup diberikannya kemudian Dia tidak akan menyertai kita. Yusuf bisa saja mempertanyakan dimana penyertaan Tuhan ketika dirinya dibuang dan dijual oleh saudara-saudaranya tetapi sisi pandang dari yusuf adalah Tuhan pasti selalu menyertai hidupnya, yusuf selalu melihat ada penyertaaan Tuhan disetiap langkah-Nya karena tidak mungkin ketika ada penyertaan Tuhan atas yusuf dan yusuf tidak merasakan penyertaan Tuhan itu. Ketika Tuhan berkata bahwa Dia menyertai itu berarti orang yang disertai-Nya mengetahui betul bahwa dirinya disertai Tuhan.

Tuhan bersama-sama dengan kita, dan Dia tinggal didalam kita. Dia mengerjakan banyak hal di hidup kita tetapi iblis mencoba untuk kita tidak melihat penyertaan Tuhan dan yang kita lihat adalah hal-hal yang buruk tentang Tuhan. Yusuf mempunyai banyak alasan kalau ingin mempertanyakan kenapa hal-hal yang buruk harus terjadi atas hidupnya tetapi yusuf sama sekali tidak melihat itu, yusuf justru melihat penyertaan Tuhan atas penderitaan yang dialaminya. Bisakah di antara kita yang membaca tulisan ini ketika anda dibuang/dijual menjadi budak atau ketika mengalami penderitaan anda dapat berkata bahwa Tuhan menyertai anda?

Ketika mendapatkan uang yang banyak, atau mendapatkan berkat yang baru anda mungkin dengan mudah dapat berkata bahwa Tuhan menyertai anda. Tetapi bisakah anda melihat penyertaan Tuhan ketika anda dibuang menjadi budak, ketika anda mengalami penganiayaan dan penderitaan yang menjadi bukti penyertaan Tuhan atas hidup anda. Bisakah anda melihat sisi ilahi dari semua yang anda alami? Apabila anda bisa melihat itu maka anda adalah seorang yang lebih dari pemenang, apabila mata anda dapat melihat dari setiap sisi hidup anda karena Tuhan yang berada didalam setiap sisi hidup setiap kita, yang jadi masalah adalah apakah kita mau mengikut apa perkataan Tuhan atau mau ikut perkataan iblis? Kalau anda melihat dari sisi ilahi dari apa yang Tuhan kerjakan dan anda alami maka hidup anda akan bergairah.

Mari menjadi seperti yusuf yang bisa melihat sisi Ilahi dari apa yang Tuhan kerjakan dengan melihat penyertaan dari setiap apa yang dialaminya, karena tidak mungkin ketika Tuhan menyertai yusuf dan yusuf sendiri tidak merasakan itu. Penyertaan Tuhan bukan hanya dibuktikan oleh apa yang dialami karena apa yang dialami yusuf ternyata tidak membuat adanya pernyataan itu secara lahiriah tetapi pengakuan yusuf dalam hatinya. Dia bisa melihat setiap apa yang  dialami sekalipun itu buruk dan menganggap itu didikan Tuhan kepadanya dan yusuf sangat menginginkan untuk lulus dari didikan Tuhan karena Dia adalah guru yang baik, Bapa yang baik yang sedang melatih dan mendewasakan hidupnya. Ketika Tuhan sedang mendidik anda dengan mengijinkan anda mengalami penderitaan dan penganiayaan itu dengan tidak melihat Tuhan sebagai Bapa yang kejam tetapi justru semakin bersungguh-sungguh kepada Tuhan.

Jangan berpikir bahwa Tuhan hanya hadir didalam ruangan yang nyaman, ber-AC ataupun didalam gereja karena ditempat yang tidak ada orang sekalipun Dia akan selalu menyertai anda. Dia adalah "Immanuel" Allah yang setia menyertai kita dalam keadaan yang baik atau dalam keadaan yang tidak baik selalipun. Ini seharusnya membuat kita semakin bergairah karena masa yang anda alami itu tidak selalu berlangsung seterusnya. Itu adalah masa dimana anda akan meninggikan Tuhan didalam hidup anda. Masa padang gurun atau masa didikan Tuhan itu akan anda alami apabila anda mengalami masa yang enak terus. Semua orang bisa berkata meninggikan Tuhan atau Tuhan menyertai hidupnya apabila hidupnya dalam keadaan yang nyaman, enak, dan baik-baik saja, tetapi apakah anda dapat melihat penyertaan Tuhan dalam keadaan padang gurun atau dalam didikan Tuhan?

"Tetapi Tuhan menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; ...." (Kejadian 39:2a TB)

Ayat diatas mengatakan melalui penyertaan Tuhan Yusuf selalu berhasil dalam pekerjaannya. Jadi dalam menjalani masa padang gurun ketika dibuang dan menjadi seorang budak di mesir, masa dimana dirinya berada dalam didikan Tuhan ternyata membuktikan karya penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Artinya ketika dirinya dibuang menjadi seorang budak, iblis seperti melontarkan segala tuduhan kepada Yusuf bahwa hidupnya pasti akan hancur karena kenyataan bahwa Yusuf dibenci oleh kakak-kakaknya sendiri sehingga dirinya tidak akan pernah bertemu lagi dengan ayah dan keluarganya yang lain, tetapi Tuhan menyertai hidupnya dan Yusuf membuktikan karya penyertaan Tuhan atas hidupnya itu dengan menjadi orang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya. Kebanyakan orang apabila mengalami hal yang dialami oleh Yusuf ini akan frustasi, depresi, marah dengan diri sendiri, marah dengan keadaan, dan yang terparah menjadi marah dengan segala ketidakadilan Tuhan. Dalam keadaan seperti ini seharusnya anda semakin dekat dengan Tuhan dengan melekatkan hati kepada Tuhan karena penyertaan Tuhan yang luar biasa akan anda lihat pada masa didikan Tuhan.

Yusuf harus mengalami dan melalui proses didikan Tuhan ini karena destiny Tuhan atas hidupnya bukan kecil karena dia akan menjadi seorang pemimpin melalui pernyataan Tuhan kepadanya melalui mimpi. Mari melihat diri kita sendiri, apabila kita sedang mengalami seperti Yusuf berada di padang gurun berarti destiny Tuhan atas hidup anda dan saya juga besar. Karena apabila anda dipercayakan hal yang kecil saja maka anda tidak akan dididik untuk hal yang besar, oleh sebab itu setiap nabi-nabi yang dibentuk oleh Tuhan pasti akan mengalami perkara-perkara yang besar, untuk Tuhan pakai hidupnya bagi kemuliaan-Nya.

Ketika Yusuf harus menjalani hari-harinya menjadi seorang budak di Mesir, Yusuf seharusnya bisa mengeluh karena dahulu dia adalah anak yang paling dikasihi oleh ayahnya Yakub dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain dan yang pasti seluruh kebutuhan dan keperluannya pasti akan dilayani oleh budak ayahnya. Kebanyakan orang ketika mengalami atau berada dalam kondisi ini akan merenungi nasibnya dan kemudian sakit hati, tetapi Yusuf tetap melihat penyertaan Tuhan atas hidupnya yang dapat dilihat dari penyertaan Tuhan atas pekerjaan yang selalu berhasil dikerjakannya. Yusuf tidak tinggal diam merenungi apa yang dialaminya kenapa dirinya harus menjadi seorang budak padahal ayahnya dulu memberikannya jubah yang mahaindah, Yusuf tidak mempertanyakan pernyataan Tuhan melalui mimpi kepadanya bahwa kelak dirinya akan menjadi bintang atau pemimpin. Yusuf mengetahui satu hal bahwa dirinya sedang mengalami proses didikan Tuhan untuk menuju semua yang Tuhan pernah nyatakan melalui mimpi kepadanya dan dirinya harus lulus dari proses didikan Tuhan ini.

Untuk bisa naik kepada suatu tingkatan atau level yang lebih tinggi anda harus bisa lulus dari tingkatan sebelumnya, yang menjadi pertanyaan apakah anda mau mengalami proses didikan Tuhan itu lama atau cepat? Setiap orang pasti akan memilih untuk bisa cepat.

"... maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu." (Kejadian 39:2b TB) 

Ayat diatas mengatakan bahwa Yusuf tinggal dirumah tuannya, berarti sebelumnya Yusuf tidak tinggal dirumah tuannya. Yusuf mengalami beberapa proses dimana dulunya dia hanya menjadi seorang budak biasa yang harus tinggal diluar mengalami panas terik disiang hari dan kedinginan dimalam hari ketika bekerja, jadi tidak ada tempat baginya untuk bersandar dan tidak ada orang yang menjaminnya. Ini adalah proses kedua yang Yusuf lalui ketika dirinya menjadi seorang budak, di tahap awal dirinya hanya seorang budak biasa yang tidak punya tempat tinggal kemudian dia dibawa masuk kedalam berkelimpahan. Jadi walaupun hanya seorang budak tetapi Yusuf selalu berhasil, berkelimpahan, dibuat berhasil apapun yang dikerjakannya sekalipun yang dikerjakannya itu bukan miliknya sendiri, milik Potifar tuannya. Yusuf membangun karakternya dari dasar dan semua itu berhasil karena penyertaan Tuhan kepadanya.

"Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai Tuhan dan bahwa Tuhan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya" (Kejadian 39:3 TB) 

Potifar bisa melihat penyertaan Tuhan atas segala pekerjaan yang dilakukan oleh Yusuf. Potifar tentunya memiliki banyak budak lainnya selain Yusuf karena Potifar adalah orang yang berpengaruh di mesir, tangan kanan Firaun. Potifar melihat Yusuf berbeda dari budak-budak lain yang dimilikinya karena segala yang Yusuf kerjakan, dikerjakannya dengan penuh tanggung jawab dan berhasil.

"Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:3 TB) 

Ayat diatas mengatakan bahwa segala yang dikerjakan orang benar akan berhasil, jadi sewaktu Yesus "Immanuel" itu berada dalam hidup setiap kita dan menjadikan Dia yang utama maka apa yang anda kerjakan akan dibuat Tuhan menjadi berhasil yang tentunya bukan karena kepandaian tetapi oleh karena penyertaan Tuhan. Inilah yang membedakan kita dengan dunia ini, dalam hal kepandaian dan kerja keras orang dunia saja bisa melakukan segala kelicikan, kepandaian dan segala cara untuk menggapai mimpinya tetapi sebagai orang benar setiap kita tidak bisa melakukan kelicikan untuk menipu orang.
Jadi ketika ingin bersaing dengan orang dunia memakai kekuatan sendiri maka anda pasti tidak akan mampu tetapi hanya dengan penyertaan Tuhan ketika "Immanuel" yang didalam setiap kita menjadi yang utama maka kemanapun anda pergi atau apapun yang anda lakukan ada "Immanuel" yang menyertai dan melakukan segalanya didalam diri anda dan tiba-tiba anda dipertemukan dengan orang diwaktu dan saat yang tepat dan anda kemudian mendapatkan anugerah-Nya.

"maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf." (Kejadian 39:4 TB) 

Fase yang dilalui Yusuf menjadi seorang budak dimana diawal dirinya hanya seorang budak biasa yang tinggal diluar kemudian menjadi budak yang dipercaya oleh tuannya untuk tinggal didalam dan kemudian dinaikkan lagi menjadi seorang hamba yang melayani tuannya secara prubadi, dalam dunia hospitality jaman sekarang Yusuf mengawalinya dari seorang cleaner biasa kemudian dipercaya untuk menjadi seorang butler dan kemudian dipercaya menjadi seorang Housekeeper.

Ada sebuah spirit dari Yusuf yang bisa kita contoh dimana ketika dirinya melakukan suatu tugas, pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dia melakukannya dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab sampai orang dunia yakni tuannya sendiri Potifar bisa melihat ada penyertaan Tuhan atas hidup Yusuf karena setiap apa yang dia lakukan dan kerjakan itu berhasil sehingga Potifar memberikan kepercayaan yang lebih lagi kepada Yusuf.

Potifar adalah orang yang sangat berpengaruh di mesir, dia adalah tangan kanan Frumah sehingga rumahnya pasti sangat besar sehingga apabila Yusuf tidak cakap dalam mengelola itu, tidak sungguh-sungguh dan punya tanggung jawab yang besar dalam bekerja, serta mempunyai roh yang excellent maka tidak mungkin dirinya diberikan kekuasaan ojeh Potifar. Hal inilah yang mesti kita tangkap, "Immanuel" yang menyertai kita tetapi roh excellent "Immanuel" itu yang mengerjakannya sehingga orang dunia bisa mempercayakan hal yang besar itu.

Hari-hari ini Tuhan sedang mencari orang yang ketika diberi tanggung jawab walaupun tanpa diawasi tetapi tetap bisa bertanggung jawab dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan hasil pekerjaannya bagus. Kita tidak akan bisa menjadi Yusuf diakhir jaman apabila kita tidak bisa dipercayai. Seberapa pun  anugerah yang kita terima itu juga bergantung dari respon kita terhadap apa yang Tuhan berikan karena akan menentukan langkah-langkah kita selanjutnya, tidak mungkin Yusuf bisa dibawa masuk kedalam rumah Potifar kalau Potifar sendiri tidak mempercayainya. Potifar melihat Yusuf seorang budak yang berbeda dari budak lainnya yang bisa diberi tanggung jawab, jadi apabila anda sudah bisa dipercayai untuk suatu hal maka itu akan menentukan langkah anda berikutnya. Tuhan memiliki kerinduan mempercayakan kepada anak-anak-Nya perkara yang besar, Dia ingin memberikan anugerah yang berlimpah luar biasa. Mari menjadi orang-orang yang bisa dipercayai dan bertanggung jawab atas apa yang Tuhan berikan karena sadar atau tidak sadar itu akan menentukan langkah anda selanjutnya.

Yusuf tidak mungkin bisa menjadi seorang pemimpin apabila dia tidak lulus melalui proses didikan Tuhan itu, Yusuf tidak mungkin bisa menjadi orang yang diberi hikmat dan dipercayakan kekayaan mesir serta memiliki kekuasaan yang hampir sama dengan firaun seperti yang tercatat dalam Alkitab kalau dirinya tidak melewati langkah-langkah diatas. Keseharian kita itu mempunyai pengaruh akan hari depan kita dan respon kita sehari-hari atas apa yang kita alami yang menentukan hari depan kita. Sikap antusias, kerja penuh tanggung jawab, roh yang excellent itu yang membuat anugerah Tuhan semakin berlimpah atas hidup anda dan membawa anda terus naik.

Yusuf mencontoh dari kakeknya Abraham dan Ishak serta Yakub ayahnya sendiri. Mereka adalah orang-orang yang diberkati, orang-orang yang selalu bekerja secara maksimal, mereka adalah orang-orang yang menerima anugerah tetapi sekaligus Tuhan membawa kehidupan mereka. Tuhan tidak pernah salah memberi " favor" anugerah dan perkenanan-Nya kepada manusia, setiap anugerah yang Dia berikan dalam hidup kita itu berarti Dia tidak pernah salah ketika Dia memilih anda dan jangan pernah melihat kebelakang tetapi lihatlah kedepan karena firman Tuhan selalu membuat kita progress kedepan.

"Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, Tuhan memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat Tuhan ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang." (Kejadian 39:5 TB)

Kemanapun Yusuf berada selalu ada berkat, jadi kemanapun anda berada selalu ada berkat yang ditandai didalam hidup anda. Apa yang dikerjakan oleh Abraham, Ishak, dan Yakub itu direbut oleh Yusuf. Seperti lot diberkati karena mengikuti Abraham, jadi kemanapun Abraham pergi Tuhan memberkatinya juga. Ini bukan soal tempatnya tetapi dimana Tuhan menuntunnya. Jadi tempat yang tandus atau tidak mungkin ditempati itu menjadi mungkin. Kita bisa melihat bagaimana lot memilih sodom dan gomorah yang kelihatannya begitu bagus dimana ternyata tempat tidak menentukan, yang menentukan adalah berkat dari Tuhan atau siapa yang menyertai.

Apabila setiap kita bisa mengerti dan menangkap ini maka anda akan semakin bergairah mengejar Tuhan, itulah sebabnya mengapa ketika Yesus berbicara kepada murid-murid dalam perjalanan ke Emaus, mereka begitu bersemangat berjalan sejauh tujuh mil tanpa pernah berhenti karena firman Tuhan itu seakan mendobrak yang didalam dan membuat iman kita naik dan semua siasat iblis itu diruntuhkan.

"Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya." (Kejadian 39:6 TB)

Ketika orang dipercayai mungkin bisa kehilangan sikapnya yang manis oleh karena kesombongan dan tinggi hati. Ketika orang masih dibawah mungkin masih bisa bersikap manis tetapi ketika diangkat naik oleh Tuhan mungkin bisa kehilangan sikap itu. Yusuf tidak mengalami semua itu karena sikapnya yang selalu manis yang kelihatan dari sikapnya kepada sesama. Jika kita bisa dipercaya seperti Yusuf maka Tuhan akan mempercayakan kita perkara yang lebih besar. Proses didikan Tuhan kepada Yusuf dapat anda baca diayat selanjutnya dimana Yusuf harus masuk kedalam penjara, ini juga proses yang Yusuf juga harus lalui bahkan didalam penjara pun dia sampai dilupakan oleh sahabatnya, orang yang di tolongnya. Yusuf tetap tidak protes atau mempertanyakan penyertaan Tuhan, kenapa disaat dirinya sudah dipercayakan banyak hal dan sudah menjadi tangan kanan Potifar tetapi kemudian tiba-tiba harus kehilangan itu. Dan kembali kata "tetapi", Yusuf yang dimasukkan kedalam penjara oleh karena kebenaran tetapi Tuhan tetap menyertai Yusuf. Yusuf memilih untuk tidak marah dan benci kepada Tuhan dan meninggalkan didikan-Nya.

Proses didikan yang dialami Yusuf sampai menjadi Perdana Menteri di mesir adalah 13 tahun. Di setiap kita ada destiny Tuhan yang besar yang bisa dilihat dari proses yang kita alami. Apabila anda hidup dalam kebenaran dan mengalami hal yang tidak enak seperti Yusuf, sabarlah karena ada "Immanuel" Allah yang menyertai kita.

Amin...

Written by: Untung Bongga Karua.



Written by Untung Bongga Karua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...