Kamis, 08 Juni 2017

LEVEL PENYEMBAHAN

Ps Joseph Hendrik Gomulya

Penyembahan bukan hanya sekedar bernyanyi, menari, angkat tangan, berlutut dan berbahasa Roh tetapi penyembahan juga anda berarti anda melakukannya dalam ketepatan dengan bertanya kepada Roh Kudus. Bertanya kepada Roh Kudus tarian apa yang akan anda tarikan, bertanya kepada Roh Kudus pujian seperti apa yang akan dibawakan biar semua yang dilakukan itu keluar dari dalam hati anda yang adalah Bait-Nya, jadi bukan berdasarkan pikiran kita.

Penyembahan berarti setiap kita masuk ke alam roh sehingga sewaktu anda menyembah anda akan masuk melihat dan di singkapkan tentang alam Roh, disingkapkan tentang apa dosa-dosa anda, disingkapkan semua belenggu-belenggu yang mengikat anda, disingkapkan setiap luka-luka dan kepahitan yang ada didalam hidup anda, anda juga akan disembuhkan dan ditahirkan.

Dalam penyembahan Roh Tuhan akan berbicara dan memperlihatkan, memberi kesanggupan, kemampuan serta memberikan pertobatan. Sewaktu bertemu dengan Tuhan dalam penyembahan maka secara otomatis hidup dan karakter anda akan berubah.

"Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian." (Yohanes 4 : 20 - 23 TB) 

Para wanita Samaria ini masih meributkan tentang tempat dimana orang akan menyembah, tetapi Tuhan menyingkapkan penyembahan yang sesungguhnya itu bukan tentang dimana tempatnya.

Bapa di Sorga mencari penyembah-penyembah yang menyembah dalam Roh dan Kebenaran. Yesus menunjukkan bahwa orang menyembah bukan berdasarkan tempatnya tetapi dalam Roh dan kebenaran. Orang dunia menyembah roh yang mereka tidak kenal tetapi kita mengenal Tuhan yang kita sembah bahkan kita bergaul karib dengan-Nya.

Kata penyembahan diambil dari kata “Pruskuneo” yang berarti mencium sehingga oleh sebab itu kita harus mengenal siapa yang kita sembah, sanjung dan tinggikan, kita memiliki hubungan yang intim dan bergaul karib dengan yang kita sembah. Sehingga ketika menyembah dan mencium Tuhan Yesus kita akan memperoleh Kasih Karunia-Nya.

Ada 4 level dalam penyembahan:

1) Mencium Kaki

"Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria." (Lukas 17 : 15 - 16 TB)  

Di ayat 16 dikatakan ia “tersungkur di depan kaki Yesus”, dalam terjemahan bahasa aslinya ditulis “tersungkur dan mencium kaki Yesus”. Dalam peraturan Israel orang yang terkena kusta akan diasingkan keluar kota karena itu adalah penyakit yang menular dan mematikan. Sehingga apabila ada orang yang kena penyakit kusta masuk ke dalam kota maka orang kusta tersebut akan di rajam dengan batu sampai mati karena orang-orang takut terjangkiti. Jadi orang yang kena penyakit kusta akan dikucilkan ke luar gerbang kota dan di tempatkan pada suatu tempat tertentu.

Cerita ini adalah tentang 10 orang kusta yang bertemu dengan Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus menyuruh mereka semua untuk mereka pergi ke imam dan di tengah perjalanan mereka di sembuhkan oleh Tuhan dimana ketika mereka di sembuhan seharusnya mereka kembali dan tersungkur dibawah kaki Tuhan Yesus.

Sebenarnya sebelum dia masuk ke kota bertemu dengan Yesus dia harus membawa sebuah surat yaitu surat tahir dari imam bahwa dirinya sudah tahir dari penyakit kustanya sedangkan imamnya  belum ditemukannya maka resiko yang sebenarnya di tanggung oleh satu orang Samaria yang kena penyakit kusta ini adalah dia akan dirajam atau di lempari batu hingga mati. Satu orang kusta ini rela mengambil sebuah resiko, dirinya tidak mementingkan surat sembuh atau surat tahir dari imam atau pun kepentingannya yang lain terlebih dahulu. Yang dlakukannya adalah dia datang kembali tersungkur dan mencium kaki Tuhan Yesus.

Apa yang dilakukan satu orang kusta ini sebenarnya berisiko besar karena dirinya belum dinyatakan sembuh oleh imam sehingga kemungkinan untuk dirinya dirajam dan dilempari batu sangat besar ketika penduduk melihatnya bersentuhan dengan orang karena orang lain masih menganggapnya masih sakit kusta. Tetapi dia tidak menghiraukan itu dan memilih untuk kembali datang tersungkur dan mencium kaki Yesus.

Apakah kita bisa tidak mementingkan uang dan pekerjaan daripada penyembahan?

Orang yang mempunyai masalah yang besar maka tidak mudah untuk fokus kepada Tuhan tetapi satu orang kusta ini tau diri dan mengerti betul bahwa dia harus datang menyembah dan mencium kaki Yesus.

Bisa melayani Tuhan adalah sebuah kehormatan (kasih karunia), ketika anda bisa diberkati itu sebuah kemurahan jadi mari belajar untuk tau diri, ingatkan selalu diri kita darimana kita diambil. Dengan begitu anda akan selalu bisa datang ke kaki Yesus dan mencium kaki-Nya. Semua hal yang mungkin penting bagi dunia bisa kita singkirkan dan lebih memilih untuk datang tersungkur di kaki Tuhan Yesus.

Banyak orang ketika sudah menerima berkat-Nya seperti 9 orang kusta lainnya yang disembuhkan, mereka lupa untuk kembali dan tersungkur di kaki Yesus. Mereka mungkin berpikir bahwa keluarganya terlebih dahulu yang harus diberi tau, berpikir bahwa apabila mereka harus masuk kembali maka mereka harus mengambil surat tahir terlebih dahulu kepada Imam sehingga itu akan memakan waktu yang lama. Di pikiran mereka hanya keluarga, pekerjaan, dan yang lainnya tetapi satu orang kusta orang samaria ini tidak mencari surat tahir atau surat sebagai tanda bahwa dirinya sudah sembuh dari kusta dari imam, tidak mencari keluarganya tetapi dia kembali datang masuk kedalam kota mengambil sebuah resiko untuk datang  tersungkur di bawah kaki Tuhan Yesus.

Adakah kita mau mementingkan Tuhan diatas segalanya, adakah penyembahan itu penting buat anda karena terkadang berbagai macam kesibukan itu bisa menggeser penyembahan anda kepada Tuhan. Tuhan menginginkan dalam setiap keadaan ada penyembahan yang keluar dari hidup setiap kita.

2) Mencium Tangan

"Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada Tuhan , Allah kita, sampai Ia mengasihani kita." (Mazmur 123 : 2 TB)  

Level kedua dari penyembahan disebut penyembahan mencium tangan. Kata “memandang” dalam bahasa aslinya dipakai kata yang berarti “mencium tangan tuannya”.

Dalam sebuah kerajaan seorang raja dikelilingi oleh orang-orang yang dapat di percaya yang dalam budaya jawa di sebut “abdi dalam” dimana abdi dalam ini bisa mengerti akan isi hati rajanya dan bisa dipercaya, sedangkan yang berada di luar adalah budak biasa.

Seberapa kita bisa dipercaya oleh Tuhan, apakah kita bisa mengerti ketika melihat sorot mata Tuhan, bisa mengerti suara atau gerakan tubuh dari Tuhan sendiri, abdi dalam adalah orang yang bisa dipercayai oleh Tuhan.

Apakah penyembahan kita sudah sampai di level itu, penyembahan dimana Tuhan memberitahukan isi hati-Nya dan kita mau melakukannya dalam ketaatan dan ketepatan.

Seorang abdi dalam tidak pernah mempunyai agenda pribadi karena selalu hanya melakukan apa yang diingini hati dari raja itu dan ketika rajanya melihat dia mengenal betul sorot mata rajanya berbicara apa, ketika dia melihat gerakan tubuh dari rajanya, dia mengenal betul apa yang diinginkan oleh raja karena seluruh hidup dari abdi dalam itu hanya di fokuskan kepada raja, seluruh pengabdian, hati, jiwa dan raganya di fokuskan kepada raja.

Seorang abdi dalam setiap hari yang dipelajarinya hanya bagaimana dia bisa melakukan segala sesuatu dalam ketaatan dan ketepatan.

Mari periksa kembali diri kita, sudah sampai di level mana level penyembahan kita karena pangkat dan jabatan tidak selalu beriringan menandakan dengan level penyembahan kita.

3) Muka

"Maka pulanglah budak itu, lalu tampillah Daud dari sebelah bukit batu; ia sujud dengan mukanya ke tanah dan menyembah tiga kali. Mereka bercium-ciuman dan bertangis-tangisan. Akhirnya Daud dapat menahan diri." (1 Samuel 20 : 41 TB) 

Ini adalah penyembahan “bercium-ciuman”. Orang Israel ketika mereka sudah sepakat dalam suatu perjanjian maka mereka akan berjabat tangan, berpelukan dan bercium-ciuman. Berpelukan artinya mereka menjadi satu atau dengan kata lain ada seseorang dengan rela berkorban membela yang lainnya sampai kepada seluruh keturunannya dan Tuhan yang menjadi saksi-Nya. Ini adalah sebuah level penyembahan yang mau membayar harga, sebuah level penyembahan yang tidak menyayangkan nyawanya lagi sebagai ketaatan kepada Tuhan. Seberapa banyak orang yang bersedia berdiri di atas perjanjian dan harga yang harus dibayar.

4) Kepala

"datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: “Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” (Matius 26 : 7 - 9 TB) 

Waktu itu sedang ada sebuah pesta dimana Maria datang ke Betania tempat dimana saudaranya Marta dan Lazarus tinggal, sementara mereka sedang berpesta tiba-tiba Maria datang mencurahkan minyak narwastu yang sangat mahal diatas kepala Tuhan Yesus. Sewaktu Maria mencurahkan minyak itu di atas kepala Tuhan Yesus, itu seperti yang Tuhan Yesus katakan sendiri bahwa Maria sedang menyediakan penguburan bagi-Nya.

Ini seperti sesuatu yang kelihatannya aneh, orang sedang berpesta tetapi kenapa Tuhan Yesus berbicara tentang kuburan, cerita tentang kematian dan penguburan-Nya?

Orang yang hatinya terkoneksi dengan Tuhan maka dia melakukan sebuah penyembahan, sebuah kedalaman dimana orang lain tidak bisa melihat tetapi dia bisa melihat kesedihan yang ada di raut wajah Tuhan Yesus. Hati Maria bisa terkoneksi dengan Tuhan, bisa melihat raut wajah dan perkataan Yesus.

Dari semua orang yang hadir hanya Maria yang mengetahui semuanya. Apabila hati anda bisa terkoneksi dengan hati Tuhan maka anda akan mengetahui apa yang akan dialami oleh Tuhan. Ketika Maria memberikan minyak narwastu yang wangi dan mahal itu, dia sedang mempersembahkan kepada Raja diatas segala raja. Apabila hati anda terkoneksi dengan Tuhan maka anda akan mengetahui apa yang akan terjadi di hari-hari berikutnya, apa yang Tuhan inginkan dan apa yang Tuhan rencanakan, anda akan mengerti akan detak jantung Tuhan.

Ketika Yesus hendak di salibkan, Yohanes bersandar kepada Yesus karena dia mengerti akan detak jantung Tuhan oleh sebab itu dia diberikan pewahyuan tentang akhir jaman dan bisa melihat kelak kedatangan Tuhan yang kedua kali seperti apa. Mari naikkan level penyembahan kita biar hati kita terkoneksi dengan hati Tuhan.

Amin, Tuhan Yesus memberkati...

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...