Kamis, 08 Juni 2017

MISKIN DI HADAPAN TUHAN

Ps Joseph Hendrik Gomulya


Suatu saat Ps Hendrik bertemu dan berbicara dengan beberapa orang dimana diantara mereka ada yang bertanya kepada Ps Hendrik tentang apa yang membuat hubungan mereka dengan Tuhan itu naik turun, terkadang mereka berkobar-kobar atau begitu bersemangat tetapi kemudian itu down atau turun.

Ps Hendrik kemudian merenungkan ini karena sejak beliau bertobat sungguh-sungguh hal itu tidak pernah beliau rasakan karena semakin hari Roh yang didalam beliau semakin menyala-nyala, semakin hari semakin berkobar-kobar. Walaupun ada tantangan dan masalah tetapi itu tidak akan memadamkan yang didalam tetapi justru semakin mengobarkan api yang dalam.

Bagian luar dari tubuh mungkin bisa terpengaruh tetapi yang menopang anda adalah Roh Kudus yang didalam anda. Apabila Roh Kudus ada didalam anda dan terus memelihara cinta yang mula-mula itu dan tidak pernah tergantikan oleh apa pun, jadi sekalipun yang di luar tubuh runtuh tetapi yang di dalam Roh, hati dan kehidupan rohani anda tidak akan pernah runtuh. Tubuh anda mungkin bisa terpenjarakan tetapi Roh yang didalam anda tidak akan tergantikan kecuali anda menggantikanya dengan yang lain. Apabila kita hanya menginginkan Tuhan, Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang tanpa ditambahi apapun juga, maksudnya adalah anda baru mau mencintai Tuhan apabila anda sudah mempunyai rumah baru, anda baru mencintai Tuhan kalau sudah mempunyai pelayanan yang besar, yang sebenarnya itu baik tetapi Tuhan yang setiap kita sembah bukan Tuhan yang bisa kita tambahi atau kurangi.

Tuhan yang ada didalam hidup setiap kita sebenarnya tidak terpengaruh oleh keadaan apa pun juga, Tuhan yang ada didalam kita adalah Tuhan yang independen, yang menjadi pertanyaan kenapa bisa terpengaruh? Karena anda mulai membawa sesuatu benda asing atau sesuatu yang ditambahi itu masuk kedalam pikiran dan hati anda sehingga seakan-akan anda menyembah Tuhan yang bukan Tuhan yang murni tetapi tuhan yang ditambahi, Tuhan ditambahi dengan mobil mewah dan rumah baru. Jadi anda hanya melihat Tuhan hanya dari sisi berkat.

Sebenarnya Tuhan adalah pribadi yang tidak perlu ditambahi dengan apa pun juga, kita tidak bersuka cita oleh karena yang lain tetapi kita bersuka cita oleh karena Tuhan sekalipun yang lain itu tidak ada tetaplah bersuka cita, sekali pun yang lain itu diambil tetaplah bersukacita karena sukacita itu adalah Tuhan.

Pengajaran tentang kemakmuran itu baik tetapi akan sangat berpengaruh apabila hati orang tidak murni dengan Tuhan maka ketika mereka berada dalam pencobaan dan masalah orang tidak akan kuat. Apabila berkatnya banyak semua orang bisa kuat tetapi apakah anda sudah mempersiapkan diri untuk mengenal Tuhan yang bukan hanya ada di atas gunung tetapi Dia juga Tuhan yang ada di lembah, yang adalah Tuhan yang sama dengan Tuhan yang ada di atas gunung. Tuhan yang sama yang ada di gunung Sion, Tuhan yang sama yang ada di padang gurun dimana justru Tuhan lebih banyak berbicara ketika berada di padang gurun.

Apabila anda hanya mengenal Tuhan yang ada di atas gunung, mengenal Tuhan karena bisa melihat dan merasakan hadirat Tuhan, semua masalah kelihatan kecil, bisa melihat semua visi yang dari Tuhan, bisa melihat kemuliaan Tuhan dan semua yang enak yang memang bagus tetapi Tuhan yang setiap kita sembah adalah Tuhan yang bukan hanya ada di atas gunung tetapi Dia juga ada di lembah. Seorang pendaki gunung mengerti ketika mereka berada di kaki gunung akan  melihat seberapa tinggi gunung yang akan didakinya, semakin tinggi gunung itu berarti lembahnya akan semakin dibawah dan sewaktu anda berada dibawah anda akan mulai berpikir untuk mendakinya karena ada jurang di kiri dan di kanan sehingga banyak orang yang tidak jadi mendaki naik keatas karena melihat terlalu tinggi gunung yang akan didaki padahal ketika di photo atau di lukis gunung itu begitu indah.

Bagi anak-anak muda terpanggil untuk menjadi hamba Tuhan karena melihat bagaimana hamba-hamba Tuhan yang di urapi dipakai Tuhan dengan luar biasa mengadakan mujizat-mujizat kesembuhan di mana-mana sehinga timbul keinginan untuk memiliki kuasa dan urapan yang sama tetapi yang jadi masalah adalah apakah anda mau menapaki itu dari bawah lembah atau tidak? Apakah ketika berada di lembah sikap hati anda tepat atau justru yang keluar sungut-sungut? Tidak banyak orang yang mau menapaki itu dan akhirnya kembali dengan berbagai alasan dan akhirnya meninggalkan panggilannya karena melihat perjalanan itu masih terlalu jauh.

Kita akan belajar apa yang membuat hidup orang itu terkadang naik turun dimana terkadang begitu bersemangat kemudian menjadi loyo, terkadang apinya menyala-nyala kemudian menjadi loyo. Ps Hendrik mengumpamakan ini seperti lampu  disko yang nyalanya kelap kelip, sebentar menyala kemudian mati dan begitu seterusnya. Kekristenan yang Tuhan mau bukan seperti lampu disko yang kelap-kelip tetapi Tuhan menginginkan setiap kita menjadi terang.

"Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Dari Daud.  Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah, perhatikanlah doaku!  Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku." (Mazmur 61 : 1 - 3 TB)  

Pemazmur (Daud) menulis bahwa suatu kali dia melihat Tuhan dari ujung bumi yang berarti ada jarak yang jauh ketika dia memandang Tuhan, ada jarak yang jauh antara dia dengan Tuhan. Ps Hendrik menggambarkan ini seperti anak kecil yang melukis atau menggambar pemandangan gunung  dimana ketika memandang gunung itu dari jauh maka kita akan melukis atau menggambar seperti apa yang kita lihat tetapi pada saat kita berada dekat dengan gunung itu ternyata tidak sama seperti apa yang kita lukiskan atau gambarkan.

Seperti dikatakan diatas Pemazmur (Daud) suatu kali berseru kepada tuhan dari jarak yang jauh karena ada sebuah jarak antara dirinya dengan Tuhan sehingga apabila setiap kita ada jarak dengan Tuhan itu yang sering membuat orang menjadi salah paham dengan Tuhan, itu yang membuat setiap kita tidak mengerti Tuhan karena setiap kita melukiskan dari sudut pandang kita. Sewaktu berseru kepada Tuhan tetapi dilain sisi anda tidak dekat dengan Tuhan maka anda bisa merasakan jarak itu dan ini yang membuat hidup orang menjadi Up and Down karena tidak mengenal Tuhan dengan dekat, hanya menggambarkan Tuhan sesuai fatamorgananya, sesuai dengan pikiran, impian dan bayangannya. Inilah yang kadang membuat orang menjadi kecewa.

Sewaktu dilukis atau digambar gunung itu begitu cantik tetapi sewaktu melakukan perjalanan ke gunung itu dan sampai di lembah di kaki gunung dan mulai untuk naik ke atas yang terjadi adalah kemudian menjadi gentar karena gunung itu terlalu tinggi untuk di daki padahal di awal bayangannya ingin berada di gunung yang paling tinggi dan indah karena gunung yang indah adalah gunung yang tinggi bukan gunung yang rendah.

Mengenal Tuhan tidak cukup dengan jarak yang jauh tetapi anda harus mengenal Tuhan dari dekat. Apabila orang mengenal Tuhan dari jarak yang jauh maka suatu saat anda akan kecewa karena anda membentuk Tuhan dalam pikiran-pikiranmu sendiri, tidak mengenal Tuhan lebih dekat dengan bergaul dengan-Nya.

Contohnya apabila seorang anak kepingin dibelikan sebuah mobil, tetapi apakah anda mengetahui bahwa menurut pemandangan itu belum saatnya untuk diberikan karena ketika apabila itu dikabulkan maka Tuhan seperti memberi anak itu sebuah kesombongan. Jadi menurut pemandangan Tuhan anak itu tidak meminta sebuah mobil tetapi meminta sebuah kesombongan, cara Tuhan memandang sangat berbeda dengan cara kita memandang.

Sehingga apabila anda hanya mengenal Tuhan dari jarak yang jauh maka anda tidak akan mengerti. Ketika seorang anak yang lagi batuk meminta uang sebesar sepuluh ribu kepada orang tuanya untuk dibelikan gula-gula, yang dimintanya memang Cuma gula-gula tetapi menurut pemandangan orang tuanya apabila anaknya diberikan uang itu dan dibelikan gula-gula itu sama saja memberikan penyakit kepada anaknya, nah begitu juga dengan Tuhan. Sehingga apabila kita tidak mempunyai kedekatan dengan Tuhan, tidak mempunyai hubungan dan komunikasi dengan Tuhan dan hanya memandang Tuhan dari jarak yang jauh maka anda tidak akan pernah mengenal Hati-Nya dan anda pasti akan salah paham dengan Tuhan, inilah yang membuat hidup kekristenan orang menjadi Up and Down (naik turn).

Bapak yang baik yang ada di dunia ini mengetahui melakukan apa yang baik bagi anaknya apalagi BAPA kita yang ada di sorga. Sehingga oleh sebab itu samakan cara pandang kita dengan cara pandang Tuhan. Jangan memandang menurut pemikiran karena kalau begitu anda tidak akan bisa mengerti Dia karena anda hanya melihat dan berseru kepada-Nya dari jarak yang jauh. Tuhan menginginkan setiap kita anak-anak-Nya mendekat kepada-Nya, bergaul dengan-Nya dan melekat dengan hati-Nya.

Yang membuat orang terkadang menjadi kecewa dengan Tuhan Yesus, kecewa dengan hidupnya karena kehidupannya didasarkan dengan permintaan dan kemauannya. Seperti seorang anak kecil yang ditanya tentang sebuah gunung yang dilihatnya bagus tetapi ketika ditanya tentang apa yang ada diatas gunung maka dia akan menjawab dan berbicara menurut yang ada di pikirannya tetapi ketika mendekat kepada gunung itu ternyata berbeda dengan apa yang ada di pikirannya, kelihatannya mudah tetapi kemudian yang didapati ternyata itu sulit dan kemudian menjadi kecewa.

Ini juga yang membuat orang mengalami kelesuan atau keletihan karena berseru dari tempat yang jaraknya jauh antara dirinya dengan Tuhan sehingga menyebabkan orang sebentar bersemangat tetapi kemudian loyo.

“tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku”

Daud tidak menulis bahwa gunung itu tidak bisa didaki tetapi dia berkata terlalu tinggi baginya. Kita hanya bisa mendaki gunung itu hanya dengan satu cara apabila Tuhan yang menuntun kita, kita tidak akan pernah bisa mendaki gunung itu dengan kekuatan dan kemampuan kita. Kebanyakan orang justru dirinya yang menuntun Tuhan untuk mengikuti apa yang menjadi keinginan dalam pikirannya dan Tuhan yang memberkati, itu seperti anda yang berjalan di depan dan Tuhan yang berada di depan sehingga anda tidak pernah bisa mendaki gunung. Hanya apabila anda mengijinkan Tuhan yang berjalan di depan anda dan anda dengan rendah hati di tuntun oleh Tuhan maka disanalah anda baru bisa melihat langkah demi langkah sekalipun itu tinggi tetapi bukan berate tidak bisa di daki dan anda bisa naik terus.

Apabila selama ini anda sudah mempergunakan kekuatan dan cara anda maka inilah saatnya Tuhan mau berkata untuk anda mengijinkan-Nya menuntun anda. Apabila selama ini anda memandang Tuhan dari jarak yang jauh sudah saatnya anda mendekat kepada Tuhan agar supaya anda tidak menjadi lemah lesu dan letih, tidak menjadi salah paham dengan Tuhan, tidak lagi mengalami Up and down serta tidak kecewa dengan hidup anda.

Sebagai gambaran semakin tinggi Tuhan memakai hidup anda maka anda tidak menyadari bahwa lembahnya itu semakin dalam karena jaraknya semakin tinggi, itu artinya Tuhan ingin memakai hidup anda sungguh-sungguh. Tetapi terkadang ketika orang berada di lembah yang keluar adalah sungutan dan kemarahan padahal sebenarnya itu adalah persiapan untuk naik ke tempat yang lebih tinggi. Ketika anda kuat ketika berada di lembah maka anda pasti sanggup mendaki dengan di tuntun oleh Tuhan.

Ketika anda mengalami yang tidak enak itu bukan berarti perjalanan anda berhenti  karena kemungkinan anda baru saja memulai untuk berjalan bersama Tuhan dan itu bergantung apakah anda mau untuk Tuhan menuntun anda dan jangan justru anda yang menuntun Tuhan. Dibutuhkan satu hal untuk anda di tuntun oleh Tuhan yaitu penyerahan, Tuhantidak akan mungkin menuntun anda apabila anda belum menyerah, kalau anda masih bergumul, masih menggunakan kekuatan sendiri, masih menggunakan logika berpikir anda, masih punya harga diri dan merasa diri hebat maka ketika Tuhan menuntun anda akan bisa melepaskan tangan anda di tengah jalan dan berjalan sendiri. Berjalan bersama Tuhan terkadang ada banyak jalan yang kita tidak mengerti dengan pikiran kita yang terbatas.

Jadi didalam segala keadaan sekalipun kita tidak bisa menerima keadaan itu kita harus menerimanya dan berkata bahwa itu baik bahkan ketika harus masuk kedalam penjara pun kita bisa berkata Haleluyah karena mengerti ada kehendak dan rencana Tuhan di balik itu.

"Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:  “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 5 : 1 - 3 TB) 

Ini adalah kotbah Yesus di bukit yang di kenal sebagi Bukit berbahagia. Apabila anda mempunyai kerajaan Sorga dalam hidup anda anda harus miskin di hadapan Allah kalau anda masih kaya di hadapan Allah maka anda tidak mempunyai kerajaan Sorga tetapi bukan berarti anda nanti tidak mempunyai kekayaan atau keuangan.

Yang dikatakan miskin di hadapan Allah adalah anda tidak mempunyai kekuatan, anda nol dihadapan Tuhan, anda sungguh-sungguh tidak punya apa-apa, tidak bisa membeli apa-apa  dan termasuk memberi pengaruh. Jadi ketika anda tidak bisa memberi pengaruh, ketika anda di injak-injak anda tidak bisa melawan maka hati dan Roh anda akan menjerit kepada Tuhan. Jadi perkara miskin di hadapan Tuhan bukan fisiknya tetapi yang di dalam anda apakah anda benar bergantung kepada Tuhan, ini sesuatu yang tidak mudah.

Ketika orang mempunyai kemampuan, mempunyai talenta, mempunyai keuangan, mempunyai kekayaan dan hidupnya mapan apakah yang di dalam anda bisa berkata anda miskin di hadapan Tuhan? Apakah yang di dalam anda bisa selalu berkata untuk bergantung dan bertanya kepada Tuhan?  Orang yang miskin di hadapan Allah adalah orang yang hidupnya bergantung kepada Tuhan dan bukan oleh kemapanannya, bukan oleh talentanya, bukan oleh visinya yang besar tetapi tergantung kepada Tuhan.
Apabila anda mau di tuntun naik ke atas gunung yang tinggi maka anda harus miskin di hadapan Tuhan dan setiap langkah anda bergantung kepada Tuhan sekalipun jalan itu anda tidak mengerti dan mengikut saja kemana Tuhan membawa anda “Ngelinding wae”. Sampai di titik dimana anda miskin di hadapan Allah di situlah dikatakan “engkau yang empunya Kerajaan Sorga”.

Amin, Tuhan Yesus memberkati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...