(Morning Devotion at Radio Pelangi Makassar, 02/08/2017)
Ps Joseph Hendrik Gomulya
Kotbah ini masih lanjutan dari serial kotbah Power Under Pressure dan ini adalah kelanjutan dari pembahasan sebelumnya yakni berkat dibawah Pressure, tekanan atau penderitaan, BLESSING UNDER PRESSURE.
Sebelumnya kita akan merefresh kembali apa yang Tuhan sampaikan dalam 3 serial kotbah sebelumnya dimana Tuhan sebenarnya mengijinkan setiap kita untuk mengalami yang namanya Pressure, tekanan atau penderitaan untuk suatu tujuan yang baik buat hidup setiap kita sehingga kita bisa menjalaninya dengan pengertian dan bisa menangkap tujuan Tuhan.
Sangat banyak orang bahkan sampai saat ini yang beranggapan bahwa ketika mereka mengalami yang namanya pressure, tekanan atau penderitaan itu semua adalah buah dari dosa atau kesalahannya padahal tidak semuanya seperti itu seperti penderitaan yang harus dialami oleh Ayub dimana Tuhan mengijinkan semua itu agar Ayub mengenal dan mengalami Tuhan secara pribadi dan bukan lagi dari perkataan orang sehingga kemudian Tuhan mengangkat hidup Ayub lebih tinggi lagi dari sebelumnya. Jadi mari melihat tujuan Tuhan terlebih dahulu bahwa semua pressure, tekanan atau penderitaan yang kita alami adalah ada tujuan Tuhan agar kita memiliki pengenalan akan Tuhan lebih lagi dan mengalami kemuliaan-Nya.
Dalam serial kotbah yang sebelumnya ada beberapa hal yang telah kita pelajari bahwa ketika mengalami atau menghadapi pressure, tekanan atau penderitaan kita harus selalu mengingat penyertaan dan kebaikan Tuhan, bagaimana Tuhan menyelamatkan, menolong atau apapun perbuatan ajaib yang Tuhan pernah buat sebelumnya didalam hidup kita maka pertolongan dan penyertaan-Nya yang sama akan kita alami kembali. Ini juga membuat kita tidak pernah kehilangan pengharapan karena dengan pengharapan itu membuat kita terus tetap tinggal, tetap percaya dan tetap berjalan dengan iman sehingga tidak akan ada lagi persungutan yang keluar dari mulut kita. Tanda seseorang kehilangan pengharapan didalam hidupnya adalah ketika dirinya mulai bersungut-sungut.
Pelajaran kedua yang Tuhan berikan sewaktu kita diijinkan mengalami pressure, tekanan atau penderitaan adalah kita mengetahui bahwa diri kita tidak penting karena hanya Tuhan yang penting. Pressure, tekanan atau penderitaan membuat kita juga menyadari bahwa kita tidak ada apa-apanya, apabila kita sudah sampai di titik seperti yang dialami oleh Rasul Paulus dimana berulang-ulang kali dirinya seperti mengalami jalan buntu sampai harus mempertaruhkan nyawanya. Kita hanya bermegah didalam Kristus, Tuhan yang bertambah besar dan kita semakin berkurang, semua hal yang bisa kita lakukan semuanya karena anugerah Tuhan, inilah yang menghindarkan kita untuk jatuh dalam kesombongan. Semakin kita mengerti bahwa kita ini tidak penting, yang terpenting adalah Tuhan maka hidup kita akan semakin diangkat Tuhan dan jangan hanya sebatas ucapan di mulut saja tetapi harus sungguh-sungguh diwujudkan dalam perkataan dan tindakan kita.
"Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi"
(2 Korintus 1 : 10 TB)
Berkat ketiga yang kita peroleh setelah mengalami pressure, tekanan atau penderitaan adalah kita menjadi lebih baik, menghasilkan kuasa Tuhan. Semakin besar pressure, tekanan atau penderitaan yang dialami maka semakin besar kuasa yang dihasilkan. Jadi ketika kita meminta kuasa yang dari Tuhan atau meminta pengurapan dari Tuhan untuk hidup kita menjadi berkat bagi jiwa-jiwa maka kita harus mengerti suatu hal yaitu kita harus siap untuk mengalami pressure, tekanan atau penderitaan yang lebih besar dimana disitulah kuasa yang besar itu dihasilkan. Tidak akan ada cerita yang sungguh-sungguh bisa menjadi berkat tanpa melalui pressure, tekanan atau penderitaan, jadi mari sebagai orang percaya melihat semua proses itu sebagai sebuah kesempatan untuk Tuhan dimuliakan, sebagai kesempatan ilahi dimana Tuhan menyatakan dirinya.
"Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan" (Roma 5 : 3 TB)
"And not only this, but [with joy] let us exult in our sufferings and rejoice in our hardships, knowing that hardship (distress, pressure, trouble) produces patient endurance" (Roma 5 : 3 AMP)
Dikatakan “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita”, dalam terjemahan bebas Amplified Bible (AMP) dikatakan Bermegah dalam pressure, tekanan atau penderitaan dimana itu menghasilkan ketekunan. Jadi sewaktu mengalami pressure, tekanan atau penderitaan kita tidak seharusnya bersedih tetapi bermegah dan mengucap syukur, itu kelihatan dari respon dan sikap hati kita. Ada banyak orang yang terus-menerus mengalami penderitaan atau kesengsaraan dalam hidupnya tetapi Tuhan juga tidak pernah sungguh-sungguh dimuliakan karena diresponi dengan kemarahan, kekecewaan dan Kepahitan sehingga tidak ingin lagi terlibat dalam pelayanan dan justru semakin menjauh dari Tuhan. Mari menjadi dewasa didalam Tuhan dengan mempunyai respon yang dewasa dan sesuai dengan firman Tuhan. BERMEGAH disini berarti kita memuliakan Tuhan, mengucap syukur, meninggikan Tuhan dan semakin bersungguh-sungguh melayani Tuhan karena tujuan dari pressure, tekanan atau penderitaan adalah untuk membawa kita semakin tekun, beriman dan mempunyai pengharapan melalui Kristus.
Dalam artikel serial kotbah diatas dan serial kotbah sebelumnya sudah dijelaskan bahwa seringkali kita berdoa kepada Tuhan untuk memberi kita passion maka yang Tuhan berikan adalah pressure, tekanan atau penderitaan dimana ini adalah cara Tuhan agar supaya passion atau cinta kita akan Tuhan semakin naik, jadi untuk menghasilkan passion yang kuat maka takaran pressure, tekanan atau penderitaannya akan semakin besar atau kuat. Apabila takaran pressure, tekanan atau penderitaan belum membuat kita bersungguh-sungguh dengan Tuhan maka akan ada pressure, tekanan atau penderitaan yang lebih besar lagi agar passion yang didalam kita keluar. Inilah adalah cinta dan kasih Tuhan kepada setiap kita karena dengan passion kita bisa mengerjakan banyak hal dan itu sangat berbeda dengan melakukan sesuatu tanpa ada passion dimana kita melakukan sesuatu tanpa ada gairah.
Setiap kita adalah orang-orang yang dipilih Tuhan, seperti Daniel yang mengalami pressure, tekanan atau penderitaan ketika dibuang ke gua singa, tetapi dalam penderitaan itu Tuhan menyatakan kuasa-Nya yang luar biasa. Begitupun dengan Yusuf yang dijual dan dijadikan budak bahkan awalnya sebenarnya hendak dibunuh oleh saudara-saudaranya, bahkan kemudian harus mengalami hidup dalam penjara dalam waktu yang lama dimana itu adalah cara Tuhan untuk mempersiapkan Yusuf menjadi Perdana Menteri. Jadi pressure, tekanan atau penderitaan yang lebih besar adalah kesempatan untuk kita mengalami kuasa Tuhan, mengalami kemuliaan Tuhan dan mengalami Tuhan yang hidup. Ketika Tuhan ingin mengangkat hidup kita maka yang kita alami awalnya bukan kebaikan tetapi justru sepertinya kehancuran dimana itu adalah bagian dari proses untuk mempersiapkan kita, apabila kita bisa mengerti akan hal ini maka respon kita ketika mengalami pressure, tekanan atau penderitaan akan sangat berbeda karena itu adalah kesempatan, keunggulan, momen untuk Tuhan mempromosi dan menjadi pelajaran berharga ketika kita dibawah naik oleh Tuhan. Semakin lama kita berada dalam pressure, tekanan atau penderitaan seharusnya ada sebuah posisi yang sungguh-sungguh tinggi karena didalam pressure, tekanan atau penderitaan yang terus-menerus itu berarti kita sedang dipersiapkan, kita melihat bagaimana Tuhan bekerja, melihat keajaiban dan kuasa yang Tuhan kerjakan.
Pressure, tekanan atau penderitaan juga menghasilkan atau menaikkan level penyembahan seseorang karena ketika mengalami itu orang pasti akan mencari kaki Tuhan, hatinya akan berseru dan terkoneksi dengan Tuhan dan kemudian menghargai bagaimana hubungan bergantung kepada Tuhan. Di titik yang paling dasar ini orang terkadang tidak mempunyai lagi pegangan selain hanya bergantung dan berharap kepada Tuhan, di titik inilah lahir penyembah-penyembah yang sungguh-sungguh menaruh seluruh hidupnya di tangan Tuhan, hidupnya tidak bisa jauh dari Tuhan, hatinya menyatu, melekat, sepakat dan berjalan bersama Tuhan serta tidak memiliki lagi keinginan yang lain.
Firman ini seperti permata berharga yang tidak pernah dilihat orang, kelihatannya hanya seperti sebuah bongkahan batu yang biasa yang belum terbentuk, tidak banyak orang yang mengetahui betapa bernilai permata yang ada didalam bongkahan itu. Batu itu harus digosok dengan sebuah tekanan dan gesekan yang lebih keras agar bisa didapatkan sebuah bongkahan pemata dan ketika permata itu jatuh ke ahli pembuat permata, dia akan mengetahui bagaimana cara membentuk permata itu menjadi permata yang indah, berkilau dan sangat bernilai.
Hidup setiap kita sebenarnya seperti permata yang mempunyai nilai yang besar tetapi apabila kita tidak mengijinkan atau menaruh kita kepada penjunan atau ahli pembuat permata yaitu Tuhan sendiri, Dia satu-satunya yang ahli bagaimana membentuk sudut-sudut dari hidup kita agar berkilau dan bersinar dimana awalnya semua kotoran dihidup kita harus disingkirkan. Bagian permukaannya harus di cuci terlebih dahulu kemudian sudut-sudutnya harus dibentuk dengan cara ditekan, dipukul dan digosok. Tekanan dan cara dalam memukul dan menggosok sebuah permata berbeda satu sama yang lainnya, bahkan banyaknya sudut yang harus di potong juga berbeda-beda. Tuhan adalah satu-satunya yang ahli dalam membentuk hidup kita, pilihannya adalah apakah kita mau mempercayai atau tidak bahwa setelah pressure, tekanan atau penderitaan kita menjadi lebih baik.
Pressure, tekanan atau penderitaan adalah tempat dimana kita bermegah karena Tuhan akan memproduksi kuasanya yang lebih besar, semakn besar tekanannya semakin besar kuasa yang dihasilkan. Pressure, tekanan atau penderitaan adalah golden time untuk kita mengalami kuasa yang lebih besar. apabila kita dianiaya oleh orang lain, digosipin, atau dijelekkan oleh orang lain, milikilah respon bermegah dengan mengucap syukur dan tetap percaya kepada Tuhan maka kita akan melihat Tuhan justru mempromosi atau mengangkat hidup kita lebih tinggi, Tuhan akan membawa dan mempercayakan banyak hal dan Nama Tuhan dipermuliakan.
Amen, Tuhan Yesus Memberkati…
"I am not what the devil and world say about me, but I was G-D says, and I will go into in the end-time destiny for my life."
Minggu, 27 Agustus 2017
BLESSING UNDER PRESSURE (Bagian Kedua)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)
MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya Sejak awal manusia diciptakan Allah ...
-
RECEIVE DUNAMOS Oleh : Ps. Joseph Hendrik Gomulya, M. Th Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup, Dia Tuhan yang kita bisa rasaka...
-
Di atas perjanjian Lewi, kami berdiri di antara Tuhan dan bangsa Indonesia. Kami berdiri membawa pendamaian bagi bangsa Indon...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar