(Morning Devotion at Radio Pelangi Makassar, 31/07/2017)
Ps Joseph Hendrik Gomulya
Kata tekanan atau penderitaan dalam bahasa inggris dipakai kata “PRESSURE”, ini adalah kata yang dipakai oleh seluruh murid-murid Tuhan Yesus dan itu menjadi kebanggaan bagi mereka ketika harus mengalami pressure, tekanan atau penderitaan, mereka bangga ketika mereka menderita bagi Kristus. Tetapi ini yang kontras terjadi hari-hari ini dimana anak-anak Tuhan sekarang tidak seperti murid-murid Tuhan Yesus dahulu atau minimal memiliki sudut pandang yang sama dengan murid-murid Kristus.
Rasul Paulus beberapa kali menulis tentang “PRESSURE” dimana semua itu dilakukannya sebagai sebuah kebanggaan atau kesukaan. Rasul Paulus sama sekali tidak menulis itu sebagai sebuah keluhan tetapi dia menulisnya dengan pewahyuan bahwa itu adalah sebuah kesempatan atau kebanggaan dimana dia bisa mengalami penderitaan karena Kristus. Ini berbanding terbalik dari sebagian orang yang ingin hidup dan melayani Tuhan tetapi takut menghadapi yang namanya pressure, tekanan atau penderitaan dimana orang-orang tersebut lebih memilih untuk hidup yang nyaman dan enak sehingga mereka tidak pernah sungguh-sungguh sampai kepada panggilan Tuhan.
Apabila kita belajar dari orang atau nabi-nabi yang dipakai oleh Tuhan mulai dari Perjanjian lama sampai Perjanjian baru sesungguhnya tidak ada hidup yang seperti pandangan orang pada umumnya ketika pertama kali ikut Tuhan. Pandangan bahwa hidup kekristenan itu adalah hidup yang nyaman, enak dan bisa semauanya itu adalah sebuah kekeliruan karena Tuhan Yesus jelas berkata bahwa jaln ke sorga itu sempit.
Mari memiliki pandangan yang sama karena apabila pandangan kita berbeda maka kita tidak bisa menjadi orang yang kuat atau siap untuk dipakai oleh Tuhan, tidak bermalas-malasan dan melo-melo. Harus bangkit orang-orang yang kuat dan siap untuk dipakai oleh Tuhan, yang memiliki hati yang mudah untuk dibentuk oleh Tuhan, yang mengutamakan Tuhan lebih dari perasaannya sendiri karena perasaan manusia bisa menghancurkan diri manusia itu sendiri. Jadi ketika menghadapi pressure, tekanan atau penderitaan hal pertama yang harus diperhatikan adalah perasaan karena tidak ada seorang pun manusia ketika berada dalam pressure, tekanan atau penderitaan perasaannya akan senang-senang saja, tetapi yang penting adalah bagaimana ketika sedang berada dalam pressure, tekanan atau penderitaan setiap kita tidak bersedih tetapi justru bersukacita karena kita sedang berada dalam rencana Tuhan yang ajaib dan besar. setiap keadaan atau apapun yang kita alami ada rencana Tuhan yang luar biasa dan membuat kita menjadi lebih baik setelah mengalami Pressure, tekanan atau penderitaan.
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa kata “PRESSURE” atau penderitaan itu adalah TEKANAN dimana ketika semakin ditekan maka yang keluar itu akan kelihatan apakah itu murni ataukah berpusat pada kepentingan diri sendiri? sampah, kepahitan atau kemanisan, kemuliaan Tuhan?
Ketika menghadapi pressure atau tekanan kita bisa mengerti dan melihat dari respon yang kita berikan dimana kita bisa mengukur level atau tingkat kerohanian kita sampai dimana. Ketika menghadapi pressure atau tekanan kemudian yang keluar itu adalah kepahitan, disini kita bisa melihat bahwa kita belum benar-benar terbebas dari sisi ini ataukah ketika kita melihat ada orang baru yang kemudian langsung dipakai Tuhan kemudian didalam hati muncul rasa iri dan marah, itu adalah ukuran bahwa kita belum benar-benar terbebas dari hal yang lama dimana dalam kejadian seperti ini seharusnya kita bisa membopong, berkorban dan menjadi pijakan untuk orang lain naik dan Tuhan disukakan. Terkadang Tuhan ingin menguji kita untuk berkorban karena Tuhan terkadang ingin memakai orang lain yang mungkin belum kita kenal sebelumnya dan kelihatannya sangat sederhana tetapi ketika kita mau sepakat dengan Tuhan untuk siapa yang Tuhan pilih dan bagian kita hanya menolong dan membopongnya, disinilah tercermin apakah kita mengejar sesuatu yang lain atau ingin melihat kemuliaan Tuhan yang lebih besar sekalipun yang Tuhan pakai adalah orang lain.
Apabila dalam hal-hal yang terkecil dari hidup kita, kita tidak bisa memberi bagaimana apabila kita harus menyerahkan nyawa kita sendiri atau memberi dari semua yang kita miliki? Jangan pernah membawa agenda pribadi dalam pelayanan, itu namanya membawa penderitaan sendiri. Penderitaan yang terjadi karena agenda pribadi yang tidak terwujud atau terlaksana dan menyebabkan sakit hati itu bukan penderitaan karena Kristus. Yang dimaksud penderitaan karena Kristus adalah ketika kita menderita untuk injil itu diberitakan, tetapi ada hal yang Tuhan juga ingin bereskan didalam kita agar supaya segala sampah, kepahitan dan kedagingan yang masih ada didalam kita bisa keluar dan kita potong sehingga yang muncul sungguh-sungguh kemuliaan Tuhan.
(2 Korintus 1 : 8 - 11 TB)
"Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami." (2 Korintus 1 : 8 TB)
Ada beban pelayanan yang begitu berat yang Tuhan taruh di Asia kecil kepada Rasul Paulus dimana sangat jelas dikatakan bahwa beban itu begitu besar dan berat sehingga hampir membuat Rasul Paulus merasa bahwa dirinya tidak sanggup untuk menjalaninya. Kita mengetahui bahwa ketika Rasul paulus melakukan pelayanan di Asia kecil dia ditolak, dianiaya dan dirajam batu sampai hampir mati tetapi semua pressure, tekanan atau penderitaan itu tidak sedikit pun membuatnya mundur malahan pelayanan Rasul Paulus semakin bergerak maju.
Harus ada banyak hal dihidup kita yang dirancang oleh Tuhan untuk nantinya membawa kita semakin dewasa, semakin baik didalam Tuhan dan tidak bisa dipungkiri bahwa agenda pribadi, keegoisan, keinginan sendiri dan kedagingan itu harus disingkirkan agar supaya ketika menghadapi pressure, tekanan atau penderitaan yang keluar adalah yang ilahi.
"Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Korintus 1 : 9 TB)
Mari melihat apa yang menjadi tujuan Tuhan karena ternyata hal menghambat adalah orang yang mengandalkan diri sendiri atau kemampuannya sendiri. Semakin dipakai Tuhan, semakin banyak firman Tuhan yang didapatkan dan dipelajari tetapi apabila itu tidak sungguh-sungguh masuk kedalam roh maka yang muncul adalah kepercayaan kepada diri sendiri atau seakan-akan mengetahui banyak hal dan inilah yang Tuhan ingin runtuhkan agar setiapkita sepenuhnya bergantung kepada Tuhan. Ketika Tuhan ingin memurnikan yang didalam kita lebih lagi itu sangat baik buat kita karena untuk Tuhan memakai setiap kita dalam rencana-Nya yang besar terkadang yang menghambat itu bukan orang lain karena tidak ada seorang pun yang bisa menghambat rencana Tuhan tetapi justru diri kita sendiri. apabila kita bisa membereskan yang ada didalam hati kita maka kita akan melihat Tuhan memangkitkan hidup kita dan melihat yang ilahi itu keluar. Mari jujur dengan diri sendiri karena justru itu yang akan membawa kita melihat kuasa Tuhan yang tanpa batas termasuk membangkitkan orang mati.
Pressure, tekanan atau penderitaan itu diijinkan oleh Tuhan agar supaya setiap kita mengalami kebangkitan hidup, agar supaya yang ilahi itu muncul, kita ibarat anak panah yang Tuhan persiapkan untuk melesat lebih jauh lagi karena tidak pernah orang yang hidupnya santai atau hidup seenaknya bisa dipakai oleh Tuhan. Orang yang hidupnya ingin dipakai oleh Tuhan adalah orang yang mengijinkan dirinya untuk mengalami pressure, tekanan atau penderitaan itu karena percaya itu adalah awal dari kebangkitan Tuhan, itu menjadi kesukaan dan baik bagi hidupnya dan tidak membuatnya menjadi lemah. Jangan membuat kepercayaan Tuhan kepada kita hilang atau mundur, ketika ujian itu datang ubahlah yang didalam kita, apabila kemarin mungkin yang muncul adalah kepahitan, sekarang yang muncul adalah kebangkitan, passion dan kemurnian.
Rasul Paulus mengalami seolah-olah seperti telah dijatuhi hukuman mati tetapi Rasul Paulus kemudian sadar untuk dirinya tidak menaruh kepercayaan kepada dirinya sendiri. Rasul Paulus juga sama dengan hampir semua orang yang dipakai oleh Tuhan dimana itu bisa tiba-tiba memunculkan kepercayaan diri yang besar ketika hidup kita dipakai oleh Tuhan dan kemudian tiba-tiba itu mampu menjadi berkat bagi banyak orang dimana banyak orang yang bertobat berbalik kepada Tuhan, orang-orang disembuhkan dan orang-orang datang berbondong-bondong kepada anda maka pasti akan muncul kepercayaan diri, inilah yang Tuhan ingin murnikan agar setiap kita hanya percaya hanya kepada Tuhan.
"Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi,"
(2 Korintus 1 : 10 TB)
Dalam masa-masa menghadapi pressure, tekanan atau penderitaan, semakin besar tekanan itu sebenarnya semakin kuat senjata itu diluncurkan. Ada sebuah artikel menuliskan pistol mainan kecil yang diisi oleh air ketika ditembakkan maka air yang keluar akan keluar sejauh 2 meter, ketika pistol mainan itu diganti dengan yang lebih besar atau yang memiliki tekanan lebih kuat maka air yang keluar akan semakin jauh. Apabila yang dipakai adalah pistol sungguhan, peluru yang ada didalamnya akan meluncur keluar bergantung kepada tekanannya semakin besar tekanannya maka semakin jauh atau kuat pelurunya akan meluncur kepada sasaran.
Contoh lainnya adalah anak panah, apabila tarikannya itu renggang maka anak panah itu tidak akan meluncur jauh tetapi apabila tekanan tarikan anak panah kebelakang semakin kuat maka semakin jauh pula anak panah itu akan melesat. Pilihan sekarang ada pada setiap kita, tetapi pilihlah seperti yang Tuhan inginkan. Lihat dan milikilah cara pandang yang sama dengan Tuhan bahwa pressure, tekanan atau penderitaan yang kita terima adalah persiapan untuk sebuah level baru yang Tuhan inginkan atas hidup kita dan kita mesti siap untuk itu, seperti Rasul paulus yang menghargai setiap tekanan.
Cara orang yang masih kanak-kanak dan orang yang sudah dewasa menyikapi pressure, tekanan atau penderitaan sangat berbeda. Orang yang masih kanak-kanak atau bayi-bayi rohani akan lari dari Tuhan dan yang keluar adalah kepahitan dan sampah-sampah tetapi orang yang dewasa akan mengetahui bahwa pressure, tekanan atau penderitaan itu adalah untuk membawa tuaian yang besar.
Ada sebuah kepercayaan Tuhan didepan kita dan itu sebenarnya tidak mudah dan diluar batas kemampuan seorang manusia tetapi mari menyukai ini untuk supaya injil diberitakan. Keadaan mungkin bisa memberi kita pressure atau tekanan karena setiap pressure atau tekanan mempunyai level atau tingkatan, ketika pressure atau tekanan itu semakin kuat itu berarti Tuhan ingin membawa setiap kita, setiap gereja-Nya mempunyai atau menjadi dampak yang jauh kedepan dengan tidak lagi menjadi bayi-bayi rohani dengan memberi respon yang salah karena setiap kita adalah orang-orang yang sudah REDOMINATE, orang-orang yang terbang tinggi yang siap menduduki dan menguasai. Setiap kita harus membiasakan diri untuk bisa melakukan banyak hal dan tanggung jawab dengan efektif, harus bisa bergandengan tangan, unity dan bekerja sama satu dengan yang lainnya dimana itu adalah tanda bahwa setiap kita sudah dewasa.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati…
Ps Joseph Hendrik Gomulya
Kata tekanan atau penderitaan dalam bahasa inggris dipakai kata “PRESSURE”, ini adalah kata yang dipakai oleh seluruh murid-murid Tuhan Yesus dan itu menjadi kebanggaan bagi mereka ketika harus mengalami pressure, tekanan atau penderitaan, mereka bangga ketika mereka menderita bagi Kristus. Tetapi ini yang kontras terjadi hari-hari ini dimana anak-anak Tuhan sekarang tidak seperti murid-murid Tuhan Yesus dahulu atau minimal memiliki sudut pandang yang sama dengan murid-murid Kristus.
Rasul Paulus beberapa kali menulis tentang “PRESSURE” dimana semua itu dilakukannya sebagai sebuah kebanggaan atau kesukaan. Rasul Paulus sama sekali tidak menulis itu sebagai sebuah keluhan tetapi dia menulisnya dengan pewahyuan bahwa itu adalah sebuah kesempatan atau kebanggaan dimana dia bisa mengalami penderitaan karena Kristus. Ini berbanding terbalik dari sebagian orang yang ingin hidup dan melayani Tuhan tetapi takut menghadapi yang namanya pressure, tekanan atau penderitaan dimana orang-orang tersebut lebih memilih untuk hidup yang nyaman dan enak sehingga mereka tidak pernah sungguh-sungguh sampai kepada panggilan Tuhan.
Apabila kita belajar dari orang atau nabi-nabi yang dipakai oleh Tuhan mulai dari Perjanjian lama sampai Perjanjian baru sesungguhnya tidak ada hidup yang seperti pandangan orang pada umumnya ketika pertama kali ikut Tuhan. Pandangan bahwa hidup kekristenan itu adalah hidup yang nyaman, enak dan bisa semauanya itu adalah sebuah kekeliruan karena Tuhan Yesus jelas berkata bahwa jaln ke sorga itu sempit.
Mari memiliki pandangan yang sama karena apabila pandangan kita berbeda maka kita tidak bisa menjadi orang yang kuat atau siap untuk dipakai oleh Tuhan, tidak bermalas-malasan dan melo-melo. Harus bangkit orang-orang yang kuat dan siap untuk dipakai oleh Tuhan, yang memiliki hati yang mudah untuk dibentuk oleh Tuhan, yang mengutamakan Tuhan lebih dari perasaannya sendiri karena perasaan manusia bisa menghancurkan diri manusia itu sendiri. Jadi ketika menghadapi pressure, tekanan atau penderitaan hal pertama yang harus diperhatikan adalah perasaan karena tidak ada seorang pun manusia ketika berada dalam pressure, tekanan atau penderitaan perasaannya akan senang-senang saja, tetapi yang penting adalah bagaimana ketika sedang berada dalam pressure, tekanan atau penderitaan setiap kita tidak bersedih tetapi justru bersukacita karena kita sedang berada dalam rencana Tuhan yang ajaib dan besar. setiap keadaan atau apapun yang kita alami ada rencana Tuhan yang luar biasa dan membuat kita menjadi lebih baik setelah mengalami Pressure, tekanan atau penderitaan.
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa kata “PRESSURE” atau penderitaan itu adalah TEKANAN dimana ketika semakin ditekan maka yang keluar itu akan kelihatan apakah itu murni ataukah berpusat pada kepentingan diri sendiri? sampah, kepahitan atau kemanisan, kemuliaan Tuhan?
Ketika menghadapi pressure atau tekanan kita bisa mengerti dan melihat dari respon yang kita berikan dimana kita bisa mengukur level atau tingkat kerohanian kita sampai dimana. Ketika menghadapi pressure atau tekanan kemudian yang keluar itu adalah kepahitan, disini kita bisa melihat bahwa kita belum benar-benar terbebas dari sisi ini ataukah ketika kita melihat ada orang baru yang kemudian langsung dipakai Tuhan kemudian didalam hati muncul rasa iri dan marah, itu adalah ukuran bahwa kita belum benar-benar terbebas dari hal yang lama dimana dalam kejadian seperti ini seharusnya kita bisa membopong, berkorban dan menjadi pijakan untuk orang lain naik dan Tuhan disukakan. Terkadang Tuhan ingin menguji kita untuk berkorban karena Tuhan terkadang ingin memakai orang lain yang mungkin belum kita kenal sebelumnya dan kelihatannya sangat sederhana tetapi ketika kita mau sepakat dengan Tuhan untuk siapa yang Tuhan pilih dan bagian kita hanya menolong dan membopongnya, disinilah tercermin apakah kita mengejar sesuatu yang lain atau ingin melihat kemuliaan Tuhan yang lebih besar sekalipun yang Tuhan pakai adalah orang lain.
Apabila dalam hal-hal yang terkecil dari hidup kita, kita tidak bisa memberi bagaimana apabila kita harus menyerahkan nyawa kita sendiri atau memberi dari semua yang kita miliki? Jangan pernah membawa agenda pribadi dalam pelayanan, itu namanya membawa penderitaan sendiri. Penderitaan yang terjadi karena agenda pribadi yang tidak terwujud atau terlaksana dan menyebabkan sakit hati itu bukan penderitaan karena Kristus. Yang dimaksud penderitaan karena Kristus adalah ketika kita menderita untuk injil itu diberitakan, tetapi ada hal yang Tuhan juga ingin bereskan didalam kita agar supaya segala sampah, kepahitan dan kedagingan yang masih ada didalam kita bisa keluar dan kita potong sehingga yang muncul sungguh-sungguh kemuliaan Tuhan.
(2 Korintus 1 : 8 - 11 TB)
"Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami." (2 Korintus 1 : 8 TB)
Ada beban pelayanan yang begitu berat yang Tuhan taruh di Asia kecil kepada Rasul Paulus dimana sangat jelas dikatakan bahwa beban itu begitu besar dan berat sehingga hampir membuat Rasul Paulus merasa bahwa dirinya tidak sanggup untuk menjalaninya. Kita mengetahui bahwa ketika Rasul paulus melakukan pelayanan di Asia kecil dia ditolak, dianiaya dan dirajam batu sampai hampir mati tetapi semua pressure, tekanan atau penderitaan itu tidak sedikit pun membuatnya mundur malahan pelayanan Rasul Paulus semakin bergerak maju.
Harus ada banyak hal dihidup kita yang dirancang oleh Tuhan untuk nantinya membawa kita semakin dewasa, semakin baik didalam Tuhan dan tidak bisa dipungkiri bahwa agenda pribadi, keegoisan, keinginan sendiri dan kedagingan itu harus disingkirkan agar supaya ketika menghadapi pressure, tekanan atau penderitaan yang keluar adalah yang ilahi.
"Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Korintus 1 : 9 TB)
Mari melihat apa yang menjadi tujuan Tuhan karena ternyata hal menghambat adalah orang yang mengandalkan diri sendiri atau kemampuannya sendiri. Semakin dipakai Tuhan, semakin banyak firman Tuhan yang didapatkan dan dipelajari tetapi apabila itu tidak sungguh-sungguh masuk kedalam roh maka yang muncul adalah kepercayaan kepada diri sendiri atau seakan-akan mengetahui banyak hal dan inilah yang Tuhan ingin runtuhkan agar setiapkita sepenuhnya bergantung kepada Tuhan. Ketika Tuhan ingin memurnikan yang didalam kita lebih lagi itu sangat baik buat kita karena untuk Tuhan memakai setiap kita dalam rencana-Nya yang besar terkadang yang menghambat itu bukan orang lain karena tidak ada seorang pun yang bisa menghambat rencana Tuhan tetapi justru diri kita sendiri. apabila kita bisa membereskan yang ada didalam hati kita maka kita akan melihat Tuhan memangkitkan hidup kita dan melihat yang ilahi itu keluar. Mari jujur dengan diri sendiri karena justru itu yang akan membawa kita melihat kuasa Tuhan yang tanpa batas termasuk membangkitkan orang mati.
Pressure, tekanan atau penderitaan itu diijinkan oleh Tuhan agar supaya setiap kita mengalami kebangkitan hidup, agar supaya yang ilahi itu muncul, kita ibarat anak panah yang Tuhan persiapkan untuk melesat lebih jauh lagi karena tidak pernah orang yang hidupnya santai atau hidup seenaknya bisa dipakai oleh Tuhan. Orang yang hidupnya ingin dipakai oleh Tuhan adalah orang yang mengijinkan dirinya untuk mengalami pressure, tekanan atau penderitaan itu karena percaya itu adalah awal dari kebangkitan Tuhan, itu menjadi kesukaan dan baik bagi hidupnya dan tidak membuatnya menjadi lemah. Jangan membuat kepercayaan Tuhan kepada kita hilang atau mundur, ketika ujian itu datang ubahlah yang didalam kita, apabila kemarin mungkin yang muncul adalah kepahitan, sekarang yang muncul adalah kebangkitan, passion dan kemurnian.
Rasul Paulus mengalami seolah-olah seperti telah dijatuhi hukuman mati tetapi Rasul Paulus kemudian sadar untuk dirinya tidak menaruh kepercayaan kepada dirinya sendiri. Rasul Paulus juga sama dengan hampir semua orang yang dipakai oleh Tuhan dimana itu bisa tiba-tiba memunculkan kepercayaan diri yang besar ketika hidup kita dipakai oleh Tuhan dan kemudian tiba-tiba itu mampu menjadi berkat bagi banyak orang dimana banyak orang yang bertobat berbalik kepada Tuhan, orang-orang disembuhkan dan orang-orang datang berbondong-bondong kepada anda maka pasti akan muncul kepercayaan diri, inilah yang Tuhan ingin murnikan agar setiap kita hanya percaya hanya kepada Tuhan.
"Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi,"
(2 Korintus 1 : 10 TB)
Dalam masa-masa menghadapi pressure, tekanan atau penderitaan, semakin besar tekanan itu sebenarnya semakin kuat senjata itu diluncurkan. Ada sebuah artikel menuliskan pistol mainan kecil yang diisi oleh air ketika ditembakkan maka air yang keluar akan keluar sejauh 2 meter, ketika pistol mainan itu diganti dengan yang lebih besar atau yang memiliki tekanan lebih kuat maka air yang keluar akan semakin jauh. Apabila yang dipakai adalah pistol sungguhan, peluru yang ada didalamnya akan meluncur keluar bergantung kepada tekanannya semakin besar tekanannya maka semakin jauh atau kuat pelurunya akan meluncur kepada sasaran.
Contoh lainnya adalah anak panah, apabila tarikannya itu renggang maka anak panah itu tidak akan meluncur jauh tetapi apabila tekanan tarikan anak panah kebelakang semakin kuat maka semakin jauh pula anak panah itu akan melesat. Pilihan sekarang ada pada setiap kita, tetapi pilihlah seperti yang Tuhan inginkan. Lihat dan milikilah cara pandang yang sama dengan Tuhan bahwa pressure, tekanan atau penderitaan yang kita terima adalah persiapan untuk sebuah level baru yang Tuhan inginkan atas hidup kita dan kita mesti siap untuk itu, seperti Rasul paulus yang menghargai setiap tekanan.
Cara orang yang masih kanak-kanak dan orang yang sudah dewasa menyikapi pressure, tekanan atau penderitaan sangat berbeda. Orang yang masih kanak-kanak atau bayi-bayi rohani akan lari dari Tuhan dan yang keluar adalah kepahitan dan sampah-sampah tetapi orang yang dewasa akan mengetahui bahwa pressure, tekanan atau penderitaan itu adalah untuk membawa tuaian yang besar.
Ada sebuah kepercayaan Tuhan didepan kita dan itu sebenarnya tidak mudah dan diluar batas kemampuan seorang manusia tetapi mari menyukai ini untuk supaya injil diberitakan. Keadaan mungkin bisa memberi kita pressure atau tekanan karena setiap pressure atau tekanan mempunyai level atau tingkatan, ketika pressure atau tekanan itu semakin kuat itu berarti Tuhan ingin membawa setiap kita, setiap gereja-Nya mempunyai atau menjadi dampak yang jauh kedepan dengan tidak lagi menjadi bayi-bayi rohani dengan memberi respon yang salah karena setiap kita adalah orang-orang yang sudah REDOMINATE, orang-orang yang terbang tinggi yang siap menduduki dan menguasai. Setiap kita harus membiasakan diri untuk bisa melakukan banyak hal dan tanggung jawab dengan efektif, harus bisa bergandengan tangan, unity dan bekerja sama satu dengan yang lainnya dimana itu adalah tanda bahwa setiap kita sudah dewasa.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar