Rabu, 09 Agustus 2017

POWER UNDER PRESSURE (Bagian Pertama)





(Morning Devotion at Radio Pelangi Makassar, 28/07/2017)


Ps Joseph Hendrik Gomulya 





Sangat banyak orang yang takut untuk mengalami yang namanya tekanan, aniaya atau penderitaan padahal sebenarnya semua itu adalah bagian dari rencana Tuhan untuk kebaikan setiap kita. Hal ini dituliskan dalam firman Tuhan dan setiap kita mesti menangkap ini karena konotasi dari tekanan, aniaya atau penderitaan di luar Tuhan itu adalah sesuatu yang buruk, tidak baik dan harus dihindari.

Sebagai orang percaya atau sebagai anak-anak Tuhan kita mengetahui bahwa semua hal yang terjadi dalam hidup kita tidak pernah sebagai sebuah kebetulan karena segala sesuatunya adalah dalam rancangan Tuhan untuk kebaikan kita anak-anak-Nya termasuk ketika mengalami tekanan, aniaya atau penderitaan.

Ada rencana Tuhan yang luar biasa sewaktu kita menangkap hal ini sehingga kita akan masuk dan mendapatkan berkat Tuhan dengan sikap hati yang tepat dan kita menjadi orang-orang yang kuat serta mempunyai kuasa ketika menghadapi tekanan, aniaya atau penderitaan.

Seperti dengan apa yang dialami oleh Daud ketika dirinya diburu-buru oleh raja saul yang hendak membunuhnya. Ketika dirinya sudah menjadi raja, dia terus mengalami banyak tekanan dan melalui beberapa perwiranya bahkan sampai mengalami proses kehilangan tahtanya oleh anaknya sendiri tetapi Tuhan kemudian mengembalikan itu dan kembali menjadi raja


 "Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." (2 Korintus 4 : 7 TB)

Firman Tuhan berkata bahwa harta yang kita punyai dalam tanah liat ini artinya adalah kita sebagai tanah liat dan harta yang Tuhan berikan adalah kekuatan yang melimpah-limpah, kekuatan yang berasal dari Allah dan bukan dari diri kita. Jadi kita mesti menyadari bahwa kita ini adalah bejana tanah liat yang sedang dan terus akan dibentuk oleh Tuhan.

Ketika kita mengerti bahwa kita adalah bejana tanah liat yang berada didalam proses dan sewaktu berada dalam proses Tuhan akan memberikan kekuatan yang melimpah-limpah dalam menghadapi proses itu. Dijelaskan bahwa kekuatan yang melimpah itu diberikan sewaktu kita berada didalam proses. Pertanyaannya, sampai kapan proses itu berlangsung?

Didalam hidup kita jangan pernah menanyakan kapan proses itu akan berhenti tetapi justru cintai dan sukailah prose situ karena selama kita hidup proses itu akan terus ada karena Tuhan ingin membawa kita dari satu kemuliaan kepada kemuliaan berikutnya, ada KEKUATAN DIBAWAH PENDERITAAN.

 "Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;" (2 Korintus 4 : 8 TB)

Rasul Paulus berkata bahwa dirinya mengalami tekanan, aniaya atau penderitaan dalam segala hal dan bukan hanya dari satu sisi. Ada banyak hal dalam hidup kita yang harus dibereskan , harus mengalami yang namanya tekanan, aniaya atau penderitaan agar yang muncul atau keluar adalah KEKUATAN, RENCANA DAN KEMULIAAN TUHAN. Sangat banyak orang ketika berada dalam tekanan dan merasa seperti tertindas akan kabur atau lari, tetapi sebagai anak-anak Tuhan seperti yang Rasul Paulus katakan “namun tidak terjepit” dimana selalu saja ada cara Tuhan untuk menolong setiap kita, ada kemurahan, kebajikan dan kekuatan Tuhan yang muncul dibalik tekanan, aniaya atau penderitaan agar supaya kemuliaan Tuhan itu yang muncul.

Kemudian dikatakan “kami habis akal, namun tidak putus asa”. Seperti kita ketahui bersama Rasul Paulus adalah seorang yang sangat pandai, sangat terpandang di seluruh Israel dan menulis begitu banyak isi hati Tuhan atau pewahyuan dari Tuhan dalam Perjanjian Baru tetapi disini Rasul Paulus menulis bahwa dirinya kehabisan akal atau dirinya mengalami jalan buntu menghadapi tekanan, aniaya atau penderitaan yang dialaminya tetapi ajaibnya dia tidak berputus asa.

Apa yang dialami oleh Rasul Paulus ini adalah pelajaran yang mesti kita ambil karena ketika orang mengalami jalan buntu dan tidak ada lagi jalan keluar, orang akan angkat tangan atau menyerah. Tetapi apabila kita mengetahui kekuatan Tuhan yang sesungguhnya, Tuhan akan membuat kita tidak berputus asa dan hidup dengan iman yang lebih kuat dimana dari sinilah akan muncul atau turun semua hikmat dan kekuatan Tuhan yang melimpah atas hidup setiap kita sewaktu otak, pikiran dan kekuatan manusia kita tidak mampu lagi.




"kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa."
                                                             (2 Korintus 4 : 9 TB)

Setiap kita sebagai hamba Tuhan jangan pernah takut dengan tekanan ataupun aniaya. Aniaya bisa muncul dalam banyak hal tetapi yang mesti kita ketahui dan ini harus selalu menjadi pegangan setiap kita bahwa ada kekuatan Tuhan yang melimpah, ada berkat Tuhan ketika kita berada dalam tekanan, aniaya atau penderitaan seperti Rasul Paulus ketika beberapa kali mengalami aniaya melalui lemparan batu, dirinya diseret keluar dari sebuah kota tetapi dirinya mampu bangkit lagi dan masuk kembali ke kota tersebut melanjutkan perjalanannya.

Apabila kita membandingkan apa yang Rasul Paulus tuliskan ini dengan apa yang kita alami masih terlalu sedikit. Mari jadikan Rasul Paulus sebagai teladan bagaimana dirinya menghadapi semua tekanan, aniaya dan penderitaan tersebut.

 "Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami"
(2 Korintus 4 : 10 TB)

Sewaktu mengalami tekanan, aniaya atau penderitaan itu adalah cara atau tujuan Tuhan untuk mematikan kedagingan setiap kita untuk kemudian yang muncul adalah respon ilahi. Sewaktu kita membawa kematian Yesus didalam tubuh kita itu artinya kita mematikan setiap kedagingan kita dan kemudian yang keluar adalah kekuatan, cara dan respon Tuhan maka kekuatan Tuhan yang melimpah itu akan kelihatan.

Ketika sebagai orang yang percaya kita hanya bisa bersyukur ketika menerima berkat-berkat Tuhan tetapi ketika mendapatkan tekanan, aniaya atau penderitaan tidak bisa bersyukur, apa bedanya kita dengan orang dunia yang belum percaya kepada Tuhan Yesus?

Ketika kita mengalami tekanan, aniaya atau penderitaan disinilah justru kekuatan Allah yang melimpah itu dengan membawa kematian Tuhan Yesus. Ada hal yang ingin Tuhan matikan dalam hidup kita ketika kita mengalami tekanan, aniaya atau penderitaan, ada hal yang Tuhan sedang bentuk dalam hidup kita sebagai bejana tanah liat, ada hal yang Tuhan harus angkat dan bereskan dengan mematikan setiap kedagingan kita untuk supaya kekuatan yang ilahi itu bisa keluar dan menjadi nyata.

 "Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini"
(2 Korintus 4 : 11)


Rasul paulus berkata bahwa hidup ini terus “diserahkan kepada maut karena Tuhan Yesus”. Jadi seseorang yang hidupnya ingin dipakai oleh Tuhan jangan pernah berpikir bahwa hidup kekristenan itu adalah kehidupan yang enak dan terus berada dalam kenyamanan. Kemuliaan Tuhanlah yang membawa hidup kita terus semakin dipakai oleh Tuhan sewaktu Tuhan Yesus nyata didalam hidup kita dimana hidup kita senantiasa diserahkan kepada maut karena Yesus.

Jadi mari mematikan setiap kedagingan kita dan ijinkan untuk kita mengalami itu terus-menerus. Ada banyak hal ketika kita semakin dipakai oleh Tuhan dan sepertinya itu tidak mudah untuk kita lakukan, kalau istilah Engkong Yusak Tjipto “ngeri-ngeri sedap” tetapi Tuhan selalu meluputkan dan menolong.

 "Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata ", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata"
(2 Korintus 4 : 12 – 13 TB)

Setiap kita orang percaya mempunyai roh iman yang sama, mengalami proses yang sama dimana ada sebuah kekuatan melalui perkataan iman dari setiap perkataan firman Tuhan yang kita ucapkan dan perubahan terjadi. Jadi sewaktu kita mengalami tekanan, aniaya atau penderitaan jangan mengucapkan hal yang lain tetapi ucapkanlah perkataan firman Tuhan dan hidupkan itu dalam hidup kita untuk menjadi berkat bagi hidup kita dan orang lain.

Semakin besar tekanan, aniaya atau penderitaan semakin muncul kekuatan Tuhan, semakin besar besar tekanan semakin nyata dan melimpah-limpah kuasa dari Tuhan Yesus dalam hidup setiap kita. Kita bisa belajar dari melihat kehidupan Ahok yang hari-hari ini hidupnya menjadi teladan bagi setiap orang percaya, kita bisa melihat ketika Ahok berada dalam tekanan dirinya justru bisa belajar banyak hal dimana tidak mudah untuk orang seperti Ahok bisa belajar menjadi sabar ketika menghadapi tekanan karena dirinya dilahirkan di lingkungan yang memang agak keras sehingga ketika berbicara memang terdengar sedikit agak keras tetapi sebenarnya hatinya sangat lembut. Kita bisa melihat respon yang ahok berikan ketika dirinya mengalami proses dimana hatinya berubah menjadi sangat lembut dan tidak membalas orang-orang yang menganiayanya.

"Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya."
(2 Korintus 4 : 14 TB)


Kebangkitan yang dimaksud bukan hanya kebangkitan dari kematian tetapi juga setiap kali menghadapi tekanan, aniaya atau penderitaan ada kuasa kebangkitan Tuhan dalam hidup kita, ada kekuatan yang bukan dari kemanusiaan kita. Seperti sewaktu Tuhan Yesus bangkit dari maut, sekalipun keadaan kita sepertinya selalu berhadapan dengan maut tetapi karena maut tidak pernah bisa berkuasa atas Tuhan Yesus maka maut pun tidak akan pernah berkuasa atas hidup kita karena ada kuasa kebangkitan atas hidup kita. Jadi sewaktu mengalami kelemahan mari kita selalu mengandalkan Tuhan untuk mengalami kebangkitan Tuhan didalam hidup kita begitu pun ketika kita mengalami suatu penyakit, percaya dan imani bahwa Tuhan Yesus adalah jawaban atas setiap penyakit kita.

"Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah." 
(2 Korintus 4 : 15 TB)

Tekanan, aniaya atau penderitaan yang intensitasnya semakin banyak itu semua agar semakin melimpah kasih karunia Tuhan atas hidup kita dan melalui hidup kita Tuhan juga menginginkan semakin banyak orang yang percaya dari melihat Yesus yang berkarya melalui hidup kita dan bagi diri kita pribadi akan semakin banyak ucapan syukur yang keluar dari mulut kita yang semuanya untuk kemuliaan Nama Tuhan.

Mari mencontoh dari Yusuf yang mengalami banyak penderitaan ketika dirinya di buang oleh saudara-saudaranya dan dijadikan budak  bahkan awalnya sebenarnya dirinya hendak dibunuh. Setelah menjadi budak dari potifar dan diberi kepercayaan atas seisi rumah potifar tetapi oleh karena kebenaran dan menjaga kekudusan serta takut akan Tuhan dia harus merasakan hidup dalam penjara karena sebuah fitnah bahwa dirinya tidur dengan istri potifar. Mungkin seringkali ketika kita sudah hidup dalam kebenaran dan takut akan Tuhan tetapi yang kita alami malah penderitaan, ada banyak orang yang tidak menyukai kita dan berusaha untuk menjatuhkan. Tetapi percayalah ada kekuatan Tuhan yang melimpah dimana inilah yang dialami oleh Yusuf, dia menolong banyak orang dalam hidupnya tetapi orang yang ditolongnya melupakan dirinya untuk supaya Yusuf bias belajar berharap, percaya dan bergantung kepada Tuhan.

Ada selalu berkat dibalik penderitaan seperti ketika Yusuf dipulihkan dan kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri tetapi dia juga harus menghadapi bahaya kelaparan pada bangsa dan keluarganya tetapi atas hikmat dari Tuhan  dia bukan hanya bisa menolong keluarganya tetapi seluruh penduduk Mesir, Israel dan bangsa-bangsa yang lain.

"Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari." 
(2 Korintus 4 : 16 TB)


Salah satu siasat daripada iblis adalah membuat orang menjadi tawar hati ketika sedang mengalami proses demi proses, penderitaan demi penderitaan. Seperti Rasul Paulus ketika mengalami semua itu dirinya tidak menjadi tawar hati karena kita perlu dibahaui dari hari ke hari  karena kita adalah bejana tanah liat yang terus dibentuk untuk mengalami kemuliaan Tuhan hari demi hari.


 "Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami." (2 Korintus 4 : 17 TB)

Penderitaan yang kita alami tidak sebanding dengan kemuliaan Tuhan dan ada kekuatan yang melimpah, ada kekuatan dibawah penderitaan sewaktu kita mengalami itu agar supaya kita menjadi semakin kecil atau berkurang dan Tuhan yang semakin besar dan nyata melalui respon dan cara kita dimana ketika kita mengalami penderitaan yang keluar haruslah perkataan firman Tuhan karena ada kemuliaan yang kekal yang dikerjakan.

 "Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal"
(2 Korintus 4 : 18 TB)


Sewaktu mengalami penderitaan disitulah sebenarnya iman kita di uji, disitulah kita berjalan dengan iman karena kita hidup bukan memperhatikan yang kelihatan melainkan yang tidak kelihatan, kita hidup dengan apa yang kita tidak lihat, kita berjalan dengan iman dan percaya. Mari selalu memandang kepada Yesus dan biarkan Dia nyata bekerja didalam setiap kita.






Amin, Tuhan Yesus Memberkati…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...