Selasa, 30 Januari 2018

ARTI SEBUAH PENYEMBAHAN


Gereja Bahtera Injil Gibbor (GBIG) Holy Glory



Ev Ivan Hendrik Gomulya 


Di akhir jaman ini Tuhan sedang membangkitkan orang-orang yang bergerak secara prophetik. Prophetik berasal dari kata Prophet yang artinya suara kenabian atau orang yang mendengar dari Tuhan dan melakukannya tepat seperti yang Tuhan inginkan. Gereja Tuhan di akhir jaman sebagai gereja yang profetik harus bisa mendengar, meresponi dan melakukan firman, selalu siap bergerak secara tepat melakukan apa yang Tuhan inginkan sampai lawatan tuaian itu terjadi.

Nubuatan penggenapan terjadi sewaktu Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus naik ke atas gunung berdoa dimana terjadi konfigurasi atau perubahan wajah Yesus ketika berjumpa dan berbicara dengan Musa dan Elia (Lukas 9:28-36 TB). Musa menggambarkan gereja yang bergerak atau gereja Apostolik, sedangkan Elia menggambar gereja prophetik atau gereja yang mendengar suara Tuhan dan melakukannya tepat seperti yang Tuhan. Waktu itu Petrus, Yohanes dan Yakobus kemudian sangat ketakutan melihat apa yang terjadi ketika awan datang menaungi mereka dan mereka masuk kedalam awan itu dan kemudian terdengarlah suara dari dalam awan itu "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." Saat ini kita masuk di penghujung akhir jaman, ini akhir dari segala sesuatu dimana Tuhan mencurahkan roh-Nya yang luar biasa dan kita masuk dalam penggenapan gereja yang apostolik dan Prophetik. Untuk itulah dibutuhkan orang-orang yang berjalan dalam keintiman dan ketepatan sehingga kita harus menyembah dalam roh dan kebenaran karena hanya seorang penyembah yang bisa menangkap isi hati Tuhan dan melakukannya itu dalam ketepatan. Salah satu tokoh dalam Alkitab yang dikenal sebagai penyembah adalah Daud, yang bisa menangkap isi hati Tuhan dan melakukannya dengan tepat.

"Kemudian Aku akan kembali
dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh,
dan reruntuhannya akan Kubangun kembali
dan akan Kuteguhkan." (Kisah Para Rasul 15:16 TB)

Ini adalah nubuatan bahwa Tuhan akan mendirikan kembali Pondok Daud. Pondok Daud ini adalah Bait, Mezbah atau Tabernakel di Israel yang hancur dari beberapa kali penyerangan ke Yerusalem (Israel) termasuk juga oleh orang-orang Farisi. Seperti kita ketahui bahwa didalam Alkitab ada 3 Pondok atau Tabernakel yaitu  Tabernakel Musa, Daud dan Salomo, dari ketiganya Tuhan berkata akan membangun kembali Pondok/Tabernakel daud. Kualitas apa yang Daud berikan kepada Tuhan sehingga Tuhan berkata akan membangkitkan kembali pasukan-pasukan-Nya memiliki kualitas seperti yang Daud berikan. Padahal diawal ketika Tuhan memerintahkan Samuel untuk pergi ke rumah Isai mengurapi salah satu anaknya menjadi raja, Daud sebenarnya tidak masuk hitungan dan justru dilupakan bahkan cenderung seperti akan disingkirkan oleh ayahnya sendiri dengan menyuruh Daud yang masih muda mengembalakan sebagian kecil dari kambing domba ke padang gurun dengan resiko akan diterkam oleh binatang buas (singa dan beruang).


Justru dari situlah Tuhan kemudian jatuh hati dengan Daud, ketika dirinya sepertinya dilupakan dan akan disingkirkan, dia memilih tetap melakukan semua itu dengan setia, tetap menyembah dan percaya adanya penyertaan Tuhan atas hidupnya serta percaya bahwa semua itu adalah proses yang Tuhan berikan untuk dilaluinya. Daud selalu berjalan bersama Tuhan dan memberikan hatinya sepenuhnya kepada Tuhan sehingga Daud menjadi orang yang mengalami  banyak pewahyuan dari Tuhan yang mengubah hatinya dan memulihkan hidupnya serta mengubah arah perjalanan hatinya dihadapan Tuhan. Pengenalan dan pengalaman Daud akan Tuhan sebagai pribadi yang menyelidiki hati melalui hubungannya yang intim inilah yang membawanya kepada tingkatan yang Tuhan sukai dan membuatnya mendapatkan perkenanan-Nya. Daud adalah salah satu dari 3 orang tokoh dalam Alkitab yang mendapatkan perkenanan Tuhan yaitu kepada Tuhan Yesus sendiri dalam perjanjian baru ketika dibaptis oleh Yohanes pembaptis di sungai Yordan “Engkaulah Anak-Ku yang kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan, kemudian dalam perjanjian lama kepada Henokh walaupun tidak banyak diceritakan bagaimana Henokh mendapatkan perkenanan Tuhan, tidak ada tertulis sama sekali tentang kepahlawannya di medan perang atau dirinya menjadi seorang nabi atau pengajar tetapi yang tertulis adalah bahwa Henokh berjalan bersama Tuhan.


Berjalan bersama Tuhan disini mempunyai banyak arti. Penyembahan yang sesungguhnya bukan sekedar memuji kebaikan Tuhan tetapi bagaimana hidup kita berjalan bersama Tuhan, kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Penyembahan yang Daud naikkan adalah hubungan keintiman dengan penciptanya, yang bisa kita lihat dari setiap lirik mazmur yang Daud naikkan setiap kali dia memainkan kecapinya. Lirik-lirik mazmur Daud begitu indah seperti kekasih yang ingin saling memeluk, pengagungan kepada Tuhan melalui setiap lirik-lirik mazmurnya bukan sesuatu yang bisa dipelajari karena Daud sendiri pun bukan ahli dalam hal sastra, dia hanya seorang gembala. Semua itu berasal hanya dari hubungan keintimannya dengan Tuhan.


Berkali-kali Tuhan berkata bahwa tidak didapati-Nya lagi orang yang mau berjalan bersama Tuhan, hati yang mau menyembah dan memiliki hubungan yang intim dengan-Nya. Perjalanan hidup Daud selama 33 tahun dengan hubungannya yang intim dengan Tuhan inilah membuat Tuhan kemudian berfirman (bernubuat) dalam Kisah Para Rasul bahwa di penghujung akhir jaman ini Tuhan akan membangun pondok atau gereja-Nya menjadi gereja-gereja keintiman yang kaya akan kata-kata dan mazmur, gereja yang jemaatnya takut akan Tuhan dan selalu mau berjalan bersama Tuhan. Penyembahan dari hubungan yang intim dengan Tuhan sudah jarang dimiliki anak-anak Tuhan dan justru seringkali disepelekan bahkan terkadang dianggap tidak penting contohnya adalah datang ke ibadah hanya saat firman Tuhan akan disampaikan dan mendapatkan berkat. Mari kita merubah paradigma seperti ini karena penyembahan sesungguhnya menghasilkan keintiman, keintiman itu seperti apa?


Keintiman adalah ketika Roh kita dan Roh Tuhan menyatu, ini seperti pasangan suami – istri yang saling menyatu. Ini yang banyak orang lupakan dimana hanya menyembah seadanya dimana terkadang hanya untuk mengangkat tangan atau berlutut dihadapan Tuhan sangat susah dan merasa gengsi yang sebenarnya itu saja belum cukup. Mari belajar dari Daud yang ketika menyembah dan menari untuk Tuhan dirinya tidak merasa gengsi dan malu bahkan tidak segan-segan mempermalukan dirinya sendiri untuk Tuhan disenangkan dengan penyembahannya (ketika Mikhal memandang rendah Daud ketika menari dihadapan Tuhan), Daud memberikan penyembahan yang berkualitas, penyembahan dalam roh dan kebenaran. Apa itu penyembahan dalam roh dan kebenaran?


Ketika kita menyembah Tuhan dengan berbahasa Roh itu bukan sekedar mengucapkan kata-kata yang tidak jelas tanpa arti tetapi kita sedang mengucapkan suatu hal atau kita sedang berkomunikasi dengan Tuhan menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh iblis. Penyembahan itu berasal dari dalam hati sehingga tanpa harus menggunakan alat musik pun kita bisa menyembah-Nya meletakkan semua kedagingan kita diatas mezbah sehingga terkadang ada harga yang harus kita bayar sehingga dupa penyembahan kita naik kehadapan Tuhan berbau harum dan secara tidak langsung roh kita terupgrade.


 "Satu hal telah kuminta kepada Tuhan,itulah yang kuingini:diam di rumah Tuhanseumur hidupku,menyaksikan kemurahan Tuhandan menikmati bait-Nya."
                                                (Mazmur 27:4 TB)


Hanya orang yang mempunyai cinta dan keintiman dengan Tuhan yang bisa mengucapkan ini karena seringkali orang memberikan yang sisa atau seadanya kepada Tuhan mungkin karena keletihan atau hati yang marah dan memberontak kepada pemimpin. Dari kehidupan Daud yang intim dengan Tuhan kita bisa melihat hati Daud yang selalu dipenuhi dengan terobosan pewahyuan dimana Daud menemukan bahwa Tuhan adalah pribadi yang menyelidiki segala hati, niat dan cita-cita dan ini mengubah perjalanan hatinya di hadapan Tuhan. Ketika Daud jatuh dalam dosa dia berani datang menyembah dihadapan Tuhan dengan segala keremukan hati yang membawanya kepada pengalaman pengampunan dan pemulihan dari Tuhan. Dalam keremukan hati Daud itu terkandung pertobatan, kejujuran hati dan sikap yang mau dikoreksi oleh Tuhan.





Kata Ibrani utama untuk penyembahan adalah Shachah, yang berarti "sujud," "berlutut" dengan dahi menempel ke lantai dengan posisi tiarap (dalam stem Hithpael), seperti dalam Keluaran 4:31, "Berlututlah mereka dan sujud menyembah." Ekspresi penyembahan ini merupakan gabungan antara sikap tubuh dan perendahan diri sebagai bentuk cinta, kasih dan penghormatan di hadapan yang disembah. Tetapi terkadang orang datang menyembah dan meletakkan seluruh hidupnya untuk Tuhan tetapi di lain tempat masih suka bergosip atau dari mulutnya keluar kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang penyembah. Mari memakai mulut kita untuk memuliakan, mengagungkan dan meninggikan nama Tuhan, menjadi penyembah yang benar yang mana itu bisa tercermin melalui sikap hati, karakter dan perbuatan kita sehari-hari.


Di dalam kehidupan dan pelayanan kita selalu akan ada dua sisi kecenderungan yang akan muncul, apakah sebagai PANGGUNG atau sebagai MEZBAH.

Panggung membuat kita menuntut TETAPI Mezbah membuat kita rela meletakkan.

Panggung seringkali membuat diri kita menghirup pujian dan menikmati suara tepuk tangan Tetapi Mezbah sunyi dari gempita penghargaan.

Panggung mengerjakan sesuatu yang sesaat dan lalu hilang TETAPI Mezbah mengerjakan suatu yang kekal.
Panggung adalah suatu kebanggaan TETAPI Mezbah adalah suatu ekspresi pengosongan diri dan ketaatan.

Panggung selalu mendorong kita untuk berebut yang paling depan TETAPI Mezbah membuat kita bersedia berada di paling bawah untuk diinjak supaya saudara kita bisa naik.

Panggung selalu menyediakan lampu sorot yang sangat terang, menyilaukan kemudian hilang lenyap tak bebekas TETAPI Mezbah adalah suatu titik sinar kecil yang kian lama kian terang namun akhirnya menjadi suluh yang sangat cemerlang.

Panggung adalah ekspresi bahwa “aku bisa”, “aku mampu”… TETAPI Mezbah adalah ekspresi “aku hanya hamba yang dimampukan”…

Panggung seringkali membuat kita merasa aku adalah yang terutama dan terpenting TETAPI Mezbah membuat kita tersungkur dengan gemetar dan sadar bahwa kita ini bukan siapa-siapa.

Panggung adalah bau kedagingan yang menyengat dan akan tetap tercium walau terbungkus parfum termahal sekalipun TETAPI Mezbah adalah bau harum yang menetes keluar dari kedagingan yang di-iris-iris dan diletakkan dengan air mata.

Panggung adalah rumah bagi para bintang untuk beraksi TETAPI Mezbah adalah tempat para hamba untuk mempersembahkan diri…





Amen, Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...