Gereja Bahtera Injil Gibbor (GBIG) Holy Glory
Ev Ivan Hendrik Gomulya
Di akhir jaman ini Tuhan sedang
membangkitkan orang-orang yang bergerak secara prophetik. Prophetik berasal
dari kata Prophet yang artinya suara kenabian atau orang yang mendengar dari
Tuhan dan melakukannya tepat seperti yang Tuhan inginkan. Gereja Tuhan di akhir
jaman sebagai gereja yang profetik harus bisa mendengar, meresponi dan
melakukan firman, selalu siap bergerak secara tepat melakukan apa yang Tuhan
inginkan sampai lawatan tuaian itu terjadi.
Nubuatan penggenapan terjadi
sewaktu Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus naik ke atas gunung berdoa
dimana terjadi konfigurasi atau perubahan wajah Yesus ketika berjumpa dan
berbicara dengan Musa dan Elia (Lukas 9:28-36 TB). Musa menggambarkan gereja
yang bergerak atau gereja Apostolik, sedangkan Elia menggambar gereja prophetik
atau gereja yang mendengar suara Tuhan dan melakukannya tepat seperti yang
Tuhan. Waktu itu Petrus, Yohanes dan Yakobus kemudian sangat ketakutan melihat
apa yang terjadi ketika awan datang menaungi mereka dan mereka masuk kedalam
awan itu dan kemudian terdengarlah suara dari dalam awan itu "Inilah
Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah
Dia."
Saat ini kita masuk di penghujung akhir jaman, ini akhir dari segala sesuatu
dimana Tuhan mencurahkan roh-Nya yang luar biasa dan kita masuk dalam
penggenapan gereja yang apostolik dan Prophetik. Untuk itulah dibutuhkan orang-orang
yang berjalan dalam keintiman dan ketepatan sehingga kita harus menyembah dalam
roh dan kebenaran karena hanya seorang penyembah yang bisa menangkap isi hati
Tuhan dan melakukannya itu dalam ketepatan. Salah satu tokoh dalam Alkitab yang
dikenal sebagai penyembah adalah Daud, yang bisa menangkap isi hati Tuhan dan
melakukannya dengan tepat.
"Kemudian Aku akan kembalidan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh,dan reruntuhannya akan Kubangun kembalidan akan Kuteguhkan." (Kisah Para Rasul 15:16 TB)
Ini adalah nubuatan bahwa Tuhan
akan mendirikan kembali Pondok Daud. Pondok Daud ini adalah Bait, Mezbah atau
Tabernakel di Israel yang hancur dari beberapa kali penyerangan ke Yerusalem
(Israel) termasuk juga oleh orang-orang Farisi. Seperti kita ketahui bahwa
didalam Alkitab ada 3 Pondok atau Tabernakel yaitu Tabernakel Musa, Daud dan Salomo, dari
ketiganya Tuhan berkata akan membangun kembali Pondok/Tabernakel daud. Kualitas
apa yang Daud berikan kepada Tuhan sehingga Tuhan berkata akan membangkitkan
kembali pasukan-pasukan-Nya memiliki kualitas seperti yang Daud berikan. Padahal
diawal ketika Tuhan memerintahkan Samuel untuk pergi ke rumah Isai mengurapi
salah satu anaknya menjadi raja, Daud sebenarnya tidak masuk hitungan dan
justru dilupakan bahkan cenderung seperti akan disingkirkan oleh ayahnya
sendiri dengan menyuruh Daud yang masih muda mengembalakan sebagian kecil dari
kambing domba ke padang gurun dengan resiko akan diterkam oleh binatang buas
(singa dan beruang).
Justru dari situlah Tuhan
kemudian jatuh hati dengan Daud, ketika dirinya sepertinya dilupakan dan akan
disingkirkan, dia memilih tetap melakukan semua itu dengan setia, tetap
menyembah dan percaya adanya penyertaan Tuhan atas hidupnya serta percaya bahwa
semua itu adalah proses yang Tuhan berikan untuk dilaluinya. Daud selalu berjalan
bersama Tuhan dan memberikan
hatinya sepenuhnya kepada Tuhan sehingga
Daud menjadi orang yang mengalami banyak
pewahyuan dari Tuhan yang mengubah hatinya dan memulihkan hidupnya serta
mengubah arah perjalanan hatinya dihadapan Tuhan. Pengenalan dan pengalaman
Daud akan Tuhan sebagai pribadi yang menyelidiki hati melalui hubungannya yang
intim inilah yang membawanya kepada tingkatan yang Tuhan sukai dan membuatnya
mendapatkan perkenanan-Nya. Daud adalah salah satu dari 3 orang tokoh dalam Alkitab
yang mendapatkan perkenanan Tuhan yaitu kepada Tuhan Yesus sendiri dalam
perjanjian baru ketika dibaptis oleh Yohanes pembaptis di sungai Yordan “Engkaulah
Anak-Ku yang kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan”, kemudian dalam perjanjian lama kepada
Henokh walaupun tidak banyak diceritakan bagaimana Henokh mendapatkan
perkenanan Tuhan, tidak ada tertulis sama sekali tentang kepahlawannya di medan
perang atau dirinya menjadi seorang nabi atau pengajar tetapi yang tertulis
adalah bahwa Henokh
berjalan bersama Tuhan.
Berjalan bersama
Tuhan disini
mempunyai banyak arti. Penyembahan yang sesungguhnya bukan sekedar memuji
kebaikan Tuhan tetapi bagaimana hidup kita berjalan bersama Tuhan, kita
memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Penyembahan yang Daud naikkan adalah
hubungan keintiman dengan penciptanya, yang bisa kita lihat dari setiap lirik
mazmur yang Daud naikkan setiap kali dia memainkan kecapinya. Lirik-lirik
mazmur Daud begitu indah seperti kekasih yang ingin saling memeluk, pengagungan
kepada Tuhan melalui setiap lirik-lirik mazmurnya bukan sesuatu yang bisa
dipelajari karena Daud sendiri pun bukan ahli dalam hal sastra, dia hanya
seorang gembala. Semua itu berasal hanya dari hubungan keintimannya dengan
Tuhan.
Berkali-kali Tuhan berkata bahwa
tidak didapati-Nya lagi orang yang mau berjalan bersama Tuhan, hati yang mau
menyembah dan memiliki hubungan yang intim dengan-Nya. Perjalanan hidup Daud
selama 33 tahun dengan hubungannya yang intim dengan Tuhan inilah membuat Tuhan
kemudian berfirman (bernubuat) dalam Kisah Para Rasul bahwa di penghujung akhir
jaman ini Tuhan akan membangun pondok atau gereja-Nya menjadi gereja-gereja
keintiman yang kaya akan kata-kata dan mazmur, gereja yang jemaatnya takut akan
Tuhan dan selalu mau berjalan bersama Tuhan. Penyembahan dari hubungan yang
intim dengan Tuhan sudah jarang dimiliki anak-anak Tuhan dan justru seringkali
disepelekan bahkan terkadang dianggap tidak penting contohnya adalah datang ke
ibadah hanya saat firman Tuhan akan disampaikan dan mendapatkan berkat. Mari kita
merubah paradigma seperti ini karena penyembahan sesungguhnya menghasilkan keintiman,
keintiman itu seperti apa?
Keintiman adalah ketika Roh kita
dan Roh Tuhan menyatu, ini seperti pasangan suami – istri yang saling menyatu. Ini
yang banyak orang lupakan dimana hanya menyembah seadanya dimana terkadang
hanya untuk mengangkat tangan atau berlutut dihadapan Tuhan sangat susah dan
merasa gengsi yang sebenarnya itu saja belum cukup. Mari belajar dari Daud yang
ketika menyembah dan menari untuk Tuhan dirinya tidak merasa gengsi dan malu
bahkan tidak segan-segan mempermalukan dirinya sendiri untuk Tuhan disenangkan
dengan penyembahannya (ketika Mikhal memandang rendah Daud ketika menari
dihadapan Tuhan), Daud memberikan penyembahan yang berkualitas, penyembahan
dalam roh dan kebenaran. Apa itu penyembahan dalam roh dan kebenaran?
Ketika kita menyembah Tuhan
dengan berbahasa Roh itu bukan sekedar mengucapkan kata-kata yang tidak jelas
tanpa arti tetapi kita sedang mengucapkan suatu hal atau kita sedang
berkomunikasi dengan Tuhan menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh iblis.
Penyembahan itu berasal dari dalam hati sehingga tanpa harus menggunakan alat
musik pun kita bisa menyembah-Nya meletakkan semua kedagingan kita diatas mezbah
sehingga terkadang ada harga yang harus kita bayar sehingga dupa penyembahan
kita naik kehadapan Tuhan berbau harum dan secara tidak langsung roh kita
terupgrade.
"Satu hal telah kuminta kepada Tuhan,itulah yang kuingini:diam di rumah Tuhanseumur hidupku,menyaksikan kemurahan Tuhandan menikmati bait-Nya."
(Mazmur
27:4 TB)
Hanya orang yang mempunyai cinta
dan keintiman dengan Tuhan yang bisa mengucapkan ini karena seringkali orang
memberikan yang sisa atau seadanya kepada Tuhan mungkin karena keletihan atau
hati yang marah dan memberontak kepada pemimpin. Dari kehidupan Daud yang intim
dengan Tuhan kita bisa melihat hati Daud yang selalu dipenuhi dengan terobosan
pewahyuan dimana Daud menemukan bahwa Tuhan adalah pribadi yang menyelidiki
segala hati, niat dan cita-cita dan ini mengubah perjalanan hatinya di hadapan
Tuhan. Ketika Daud jatuh dalam dosa dia berani datang menyembah dihadapan Tuhan
dengan segala keremukan hati yang membawanya kepada pengalaman pengampunan dan
pemulihan dari Tuhan. Dalam keremukan hati Daud itu terkandung pertobatan,
kejujuran hati dan sikap yang mau dikoreksi oleh Tuhan.
Kata Ibrani utama untuk penyembahan adalah Shachah, yang berarti "sujud," "berlutut" dengan dahi menempel ke lantai dengan posisi tiarap (dalam stem Hithpael), seperti dalam Keluaran 4:31, "Berlututlah mereka dan sujud menyembah." Ekspresi penyembahan ini merupakan gabungan antara sikap tubuh dan perendahan diri sebagai bentuk cinta, kasih dan penghormatan di hadapan yang disembah. Tetapi terkadang orang datang menyembah dan meletakkan seluruh hidupnya untuk Tuhan tetapi di lain tempat masih suka bergosip atau dari mulutnya keluar kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang penyembah. Mari memakai mulut kita untuk memuliakan, mengagungkan dan meninggikan nama Tuhan, menjadi penyembah yang benar yang mana itu bisa tercermin melalui sikap hati, karakter dan perbuatan kita sehari-hari.
Di dalam kehidupan dan pelayanan kita
selalu akan ada dua sisi kecenderungan yang akan muncul, apakah sebagai
PANGGUNG atau sebagai MEZBAH.
Panggung membuat kita menuntut TETAPI Mezbah
membuat kita rela meletakkan.
Panggung seringkali membuat diri kita
menghirup pujian dan menikmati suara tepuk tangan Tetapi Mezbah sunyi dari
gempita penghargaan.
Panggung mengerjakan sesuatu yang sesaat dan
lalu hilang TETAPI Mezbah mengerjakan suatu yang kekal.
Panggung adalah suatu kebanggaan TETAPI
Mezbah adalah suatu ekspresi pengosongan diri dan ketaatan.
Panggung selalu mendorong kita untuk berebut
yang paling depan TETAPI Mezbah membuat kita bersedia berada di paling bawah
untuk diinjak supaya saudara kita bisa naik.
Panggung selalu menyediakan lampu sorot
yang sangat terang, menyilaukan kemudian hilang lenyap tak bebekas TETAPI Mezbah
adalah suatu titik sinar kecil yang kian lama kian terang namun akhirnya
menjadi suluh yang sangat cemerlang.
Panggung adalah ekspresi bahwa “aku bisa”,
“aku mampu”… TETAPI Mezbah adalah ekspresi “aku hanya hamba yang dimampukan”…
Panggung seringkali membuat kita merasa
aku adalah yang terutama dan terpenting TETAPI Mezbah membuat kita tersungkur
dengan gemetar dan sadar bahwa kita ini bukan siapa-siapa.
Panggung adalah bau kedagingan yang menyengat
dan akan tetap tercium walau terbungkus parfum termahal sekalipun TETAPI Mezbah
adalah bau harum yang menetes keluar dari kedagingan yang di-iris-iris dan
diletakkan dengan air mata.
Panggung adalah rumah bagi para bintang
untuk beraksi TETAPI Mezbah adalah tempat para hamba untuk mempersembahkan
diri…
Amen, Tuhan Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar