Sabtu, 17 Februari 2018

BELAJAR DARI YEFTA



Gereja Bahtera Injil Gibbor (GBIG) Holy Glory.


Ps Joseph Hendrik Gomulya.






“Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: "Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain." Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia. Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel. Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. Kata mereka kepada Yefta: "Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon." Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: "Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak?" Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada Yefta: "Memang, kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala atas kami, atas seluruh penduduk Gilead." Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead: "Jadi, jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala atas kamu?" Lalu kata para tua-tua Gilead kepada Yefta: "Demi TUHAN yang mendengarkannya sebagai saksi antara kita: Kami akan berbuat seperti katamu itu." Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.”                                                                                                                                                                                          (Hakim-hakim 11:1-11 TB)

          Mempunyai sikap atau berprilaku baik tidak cukup untuk hidup setiap kita dipakai oleh Tuhan. Ada banyak orang yang bersikap atau berprilaku baik tetapi hatinya tidak pernah bisa peka menangkap hati Tuhan. Oleh sebab itu sangat penting untuk tidak hanya sekedar melakukan atau berprilaku yang baik tetapi memiliki hati yang mau atau memiliki kerinduan untuk dipakai oleh Tuhan, hati yang terbuka kepada Roh Kudus untuk menangkap apa yang yang menjadi kerinduan Tuhan.

“Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead.”                                                                         (Hakim-hakim 11:1 TB)


          Siapa sebenarnya Yefta ini? Yefta sebenarnya adalah contoh orang yang mau dipakai oleh Tuhan, orang yang sebenarnya mempunyai destiny yang besar. Firman Tuhan diatas menuliskan bahwa Yefta adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa sekalipun latar belakangnya tidak baik dimana dia dilahirkan dari rahim seorang perempuan sundal, ayahnya bernama Gilead. Yefta ini adalah gabungan dari 2 hal yaitu kebodohan dan kehormatan dan kita akan belajar lebih dalam tentang perjalanan hidup Yefta ini.


            Ada banyak orang yang ingin hidupnya dipakai oleh Tuhan tetapi hanya ingin dipakai oleh Tuhan sesekali saja, itu adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan. Bandingkan dengan orang yang hidupnya ingin terus-menerus dipakai oleh Tuhan dimana ada hidup yang harus dipersiapkan untuk memberikan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, tidak dikatakan bahwa hidup setiap orang harus sempurna tetapi kesadaran bahwa hanya dengan berada dekat Tuhan saja kita bisa kuat, di-sempurnakan dan semakin mengenal akan hati Tuhan sehingga dalam segala keterbatasan  kita akan mengalami hal yang tidak terbatas dari Tuhan. Untuk itulah diperlukan hidup yang selalu mau bergaul dengan satu pribadi yaitu ROH KUDUS yang adalah Roh Allah sendiri yang menjadi penolong buat setiap kita. Dengan siapa anda bergaul itu yang mengimpact hidup anda, jadi bergaullah selalu dengan ROH KUDUS sehingga ketika anda mengawali sesuatu dengan kuat maka anda akan mengakhirinya juga dengan kuat.


“Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan.”                                                    (Pengkhotbah 10:1 TB)


            Mari belajar dari kisah Yefta ini bagaimana Yefta seharusnya bisa belajar dari perjalanan hidupnya untuk kemudian tidak mengalami kepahitan karena destiny yang Tuhan tetapkan atas hidup Yefta sebenarnya sangat besar tetapi sayangnya dia membiarkan hatinya dengan kebodohan untuk selalu pahit.


“Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: "Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain." Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob.”                                                                                                                            (Hakim-hakim 11:2-3a TB)


            Sewaktu tekanan atau masalah datang kedalam kehidupan anda janganlah pernah untuk lari dari keadaan tersebut karena sebuah karakter lahir ketika anda tetap berdiri dan menghadapi setiap tekanan atau masalah  dan meminta Tuhan mengubah hidup anda, sayangnya Yefta memilih hal yang berbeda, ia memilih untuk menempuh jalan pintas lari dari kenyataan meninggalkan Gilead dan keluarganya dengan segala kemarahan, sakit hati dan kepahitan. Jangan pernah memutuskan untuk pergi dari destiny Tuhan atas hidup anda, jangan pernah memutuskan pergi dan menjauh dari panggilan Tuhan karena ketika anda memutuskan untuk tetap berada dalam panggilan Tuhan maka anda akan selalu berada dalam “covering” tudung kemurahan-Nya. Tuhan ingin setiap kita untuk belajar menghadapi setiap tantangan, tekanan dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.


Bagaimana menghadapi setiap tantangan tekanan dan masalah?


“Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.”                                                                                                                                                 (Mazmur 37:1-7 TB)


            Mari belajar pentingnya untuk menangkap panggilan Tuhan tetapi juga pentingnya untuk selalu berada dalam panggilan itu seperti Yefta yang sebenarnya destinynya sangat besar tetapi membuat hatinya menjadi pahit dengan lari dengan segala kekecewaan dan kemarahan dari keluarganya. Mari melihat apa yang kemudian terjadi pada diri Yefta.



“di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia.”                                                                                                                                                       (Hakim-hakim 11:3b TB)


            Sewaktu Yefta pergi dari panggilan Tuhan dengan segala kemarahan kekecewaan dan kepahitan firman Tuhan mengatakan Yefta berkumpul dengan petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia. Sewaktu anda pergi meninggalkan Tuhan maka anda bisa berkumpul dengan orang-orang yang justru membuat anda semakin terjerumus, bergaul dengan orang yang salah, semakin kepahitan dan semakin menjauh dari Tuhan, semuanya itu adalah jerat dari iblis. Pilihlah seperti yang Daud lakukan dimana Daud selalu berkata untuk tetap percaya kepada Tuhan, sewaktu anda melihat keadaan yang belum berubah tetaplah berdoa dan percaya kepada Tuhan karena anda akan melihat keadaan itu berubah. Daud berkata bergembira dan tetaplah bersuka cita maka Tuhan akan memberikan apa yang diinginkan hatimu. Apa yang anda pilih atau tabur itu yang anda akan tuai, jadi perhatikanlah setiap langkah yang akan dipilih karena seringkali setiap kita berkata bahwa Tuhan pasti akan mengampuni setiap kita tetapi yang perlu selalu diingat setiap orang akan selalu menuai apa yang ditaburnya. Seperti kesalahan yang pernah Abraham lakukan ketika mengambil Hagar gundiknya menjadi istrinya, perjanjian Tuhan tetap ada dalam hidupnya tetapi ujungnya adalah masalah. Begitupun dengan Daud yang juga melakukan kesalahan ketika mengambil Batsyeba binti Eliam istri Uria yang membuatnya jatuh dalam perzinahan dimana ujungnya itu menjadi masalah.


            Pengampunan Tuhan jalan dalam hidup setiap kita sekali dan selamanya tetapi jangan pernah pernah dibodohi oleh iblis untuk terikat dengan dosa yang membuat anda semakin jatuh dan menjauh dari Tuhan dan ujungnya anda akan menuai itu. Kesalahan yang Abraham dan Daud lakukan itu ditulis untuk menjadi peringatan bagi setiap kita karena mereka pun menyesal telah melakukan kesalahan atau dosa itu. Mungkin ada banyak kebodohan yang anda telah lakukan sebelumnya dan menyesalinya, tetapi yang paling penting adalah pertobatan, yang Tuhan inginkan adalah agar anda berbalik karena Tuhan ingin anda berjalan dalam track yang Tuhan inginkan untuk anda menyelesaikan setiap destiny yang Tuhan telah tetapkan. Jangan pernah menjauh, tetaplah dekat dengan Tuhan.


“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”                                                                                                                                                                                                     (1 Korintus 15:33 TB)


            Keputusan yang Yefta ambil dengan pergi meninggalkan Gilead dan keluarganya, berlari menjauh dari panggilan Tuhan dengan segala kemarahan, kekecewaan dan kepahitan kemudian membuatnya bergaul dengan orang-orang yang justru pergaulannya buruk dan membuatnya semakin jatuh kedalam dosa. Dosa itu seperti ketika orang memilih untuk melakukan sesuatu tidak akan pernah merasa bahwa apa yang sebenarnya dilakukannya itu dosa sampai dirinya jatuh ke dalam dosa. Berbeda dengan orang yang memiliki atau yang hidup bergaul dengan Roh Kudus maka sebelum jatuh ke dalam dosa, maka Roh Kudus akan berbicara dan menjadi penolong. Roh Kudus adalah tiang atau penolong yang memampukan setiap kita, yang berbicara dan member setiap kita kuasa untuk hidup dalam roh dan tidak hidup didalam daging.


            Karakter itu sungguh sangat mahal harganya karena itu anda dan saya peroleh dari kematian Tuhan Yesus diatas kayu salib. Tuhan Yesus mentransfer hidup-Nya ke dalam hidup  anda sehingga anda bisa berjalan hari demi hari dalam firman-Nya. Karakter itu sangat penting dan Yefta mengabaikan hal ini. Iblis selalu senantiasa selalu memasang jerat tetapi apabila anda mempunyai karakter didalam Tuhan dimana anda tetap tinggal dan percaya kepada Tuhan maka itu akan membentuk karakter anda karena anda menantikan sampai Tuhan menjawab, sampai Tuhan menolong, dan sampai Tuhan menyatakan diri-Nya buat hidup anda.


            Yefta ini sebenarnya mempunyai karakter pendiam dan minder, tetapi ketika dirinya memutuskan untuk pergi meninggalkan Gilead dan keluarganya, dia menjadi orang yang pemarah, suka protes dan sangat membenci keluarganya sedemikian rupa.



“Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.”                                                                                                                                                               (Amsal 22:24-25 TB)


            Jadi dengan siapa anda bergaul itu yang akan menempel atau mentrasfer dalam hidup anda. Apabila anda bergaul dengan seorang pemarah maka anda juga akan menjadi seorang pemarah, Firman Tuhan berkata hidup anda akan menjadi biasa dimana awalnya anda sangat membenci akan hal itu tetapi kemudian itu menjadi biasa. Semua hal bisa tertransfer dan dosa pun seperti itu, sehingga oleh sebab itu sangatlah penting untuk selalu menjaga pergaulan.

            “Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik”


            Dengan siapa anda bergaul maka itu akan mentrasfer hidup anda. Anda ingin melihat kehidupan anak-anak anda seperti apa, lihatlah dengan siapa mereka bergaul? Hiduplah bergaul dengan Roh Kudus agar supaya Roh Kudus mentransfer pribadi-Nya dalam hidup anda.
Kesaksian:  Dalam sebuah pernikahan yang dihadiri oleh Ps hendrik seorang teman beliau menawarkan untuk minum sedikit whiskey, teman beliau berkata ini hanya sedikit jadi tidak apa-apa, tetapi beliau menolak itu karena dari sedikit bisa bertambah sedikit dan terus bertambah sampai kemudian seperti yang Firman Tuhan katakan itu kemudian menjadi biasa.

            Ketika iblis ingin menjerat itu tidak langsung sekaligus tetapi pelan-pelan, jadi janganlah bergaul dengan orang yang anda lihat pergaulannya salah atau jatuh kedalam dosa. Bergaul adalah orang yang memberikan banyak waktunya berbicara tukar pikiran dan jalan bersama-sama sehingga membuat anda menjadi biasa. Pergaulan anda haruslah menjadi pergaulan sesama saudara seiman yang membangun iman satu dengan yang lain dan membawa setiap kita semakin dekat dengan Tuhan.




“Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel. Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. Kata mereka kepada Yefta: "Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon." Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: "Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak? Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada Yefta: "Memang, kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala atas kami, atas seluruh penduduk Gilead." Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead: "Jadi, jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala atas kamu?" Lalu kata para tua-tua Gilead kepada Yefta: "Demi TUHAN yang mendengarkannya sebagai saksi antara kita: Kami akan berbuat seperti katamu itu.”                                                                                                                                         (Hakim-hakim 11:4-10 TB)


            Mari pastikan anda telah mempersiapkan diri ketika Tuhan ingin mempromosikan hidup anda dengan menerima tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan-Nya. Jangan memilih untuk hidup dalam kepahitan dan melewatkan waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan seperti yang Yefta lakukan dan ini bisa menjadi pelajaran bagi anda. Ketika orang-orang dari Gilead kemudian datang memanggilnya kembali tetapi karena hatinya kepahitan, marah dan kecewa dengan Tuhan, dia justru menolak panggilan itu. Tuhan sebenarnya ingin mempromosi Yefta, Tuhan memilihnya menjadi panglima perang tetapi jawaban Yefta justru penuh dengan kepahitan dan penolakan karena dia bergaul dengan orang-orang yang salah, orang-orang yang juga penuh dengan kepahitan dan kemarahan.


            Jawaban Yefta ini seperti kata Firman Tuhan dalam Pengkhotbah 10:1 tadi bahwa kepahitan itu seperti lalat yang mati dalam sebuah urapan Tuhan, kepahitan membuat urapan itu menjadi bau dan busuk sehingga anda tidak bisa melakukan pengurapan Tuhan. Ketika waktu promosi itu datang dalam hidup anda, sekali lagi pastikanlah anda adalah orang-orang yang siap untuk dipakai oleh Tuhan dengan selalu menjaga hati untuk tetap percaya kepada Tuhan.



“Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.”                                                                                                                                                                      (Kejadian 50:19-21 TB)


            Yusuf mengalami hal yang kurang lebih sama tetapi respon yang diberikan oleh Yusuf berbeda karena karakter yang Yusuf miliki memang berbeda dengan Yefta. Mental yang dimiliki oleh Yefta adalah dia selalu menempatkan dirinya sebagai seorang korban (Victim mental) yang dirasakan oleh Yefta adalah segala sesuatu yang terjadi atas dirinya  adalah sebagai korban dan inilah yang membuatnya jauh dari Tuhan dan membuatnya kepahitan. Berbeda dengan Yusuf, dia adalah orang yang selalu ingin memberikan penghiburan, dia mengerti dan percaya bahwa ada tujuan dan rencana Tuhan atas hidupnya.


Mari menempatkan hidup anda untuk selalu percaya dan jangan sebagai korban. Iblis selalu memanahkan dan membisikkan bahwa seakan-akan segala sesuatu yang terjadi, setiap kita adalah korban. Itu adalah siasat dari iblis untuk membuat anda menjadi lemah, kecewa, marah dan kemudian menjadi pahit. Mari memilih selalu berkata seperti Yusuf bahwa Tuhan pasti mempunyai maksud, tujuan untuk mereka-rekakan segala yang baik buat hidup anda dan untuk hidup menjadi berkat bagi satu bangsa, jadilah orang yang selalu percaya kepada Tuhan apa pun yang terjadi.


Tantangan, tekanan dan masalah yang dialami oleh Yusuf sebenarnya jauh lebih berat dibandingkan dengan apa yang dialami oleh Yefta. Yusuf tidak hanya sekedar diusir bahkan awalnya sebenarnya dia hendak dibunuh oleh saudara-saydaranya tetapi kemudian akhirnya dijual menjadi budak di Mesir. Yusuf seharusnya mempunyai banyak alasan untuk kecewa tetapi yang luar biasa dari Yusuf adalah tidak sedikit pun dia kecewa karena hatinya selalu percaya pada rencana Tuhan. Ini berbeda dengan Yefta ketika promosi itu datang, dia menolak karena merasa bahwa dia adalah korban sehingga yang keluar dari hatinya adalah kepahitan.



“Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.”                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    (Hakim-hakim 11:11 TB)


Ketika membaca ayat diatas sekilas terlihat bahwa hidup Yefta telah berubah karena akhirnya dia mau ikut dengan para tua-tua Gilead kembali ke Gilead dan diangkat menjadi kepala dan panglima, ternyata tidak karena ketika menghadap kepada Tuhan yang Yefta hadapkan bukan kerinduan hatinya kepada Tuhan tetapi untuk masalahnya untuk ditolong dan dibela oleh Tuhan. Ini bisa menjadi pelajaran buat setiap kita bahwa ketika menghadap kepada Tuhan di hati setiap kita bukan hanya untuk mendapatkan jawaban atas setiap masalah kita, tetapi benar-benar yang setiap kita rindukan adalah pribadi Tuhan itu sendiri. Apabila setiap kali orang datang kepada Tuhan hanya untuk sebuah jawaban dari doa maka yang terjadi orang hanya terfokus hanya untuk menceritakan akan semua masalahnya padahal yang Tuhan inginkan adalah setiap kali anak-anak-Nya datang, ada korban yang dibawa di hati setiap anak-anak-Nya, yang datang hanya ingin berjumpa dan berbicara dari hati ke hati dengan-Nya sehingga hadirat-Nya menjadi kesukaan bagi setiap anak-anak-Nya. Doa dan Hadirat-Nya tidak lagi menjadi tempat untuk curhat bagi setiap masalah tetapi Hadirat-Nya menjadi tempat kesukaan, tempat dimana setiap kita bertemu dan berbicara hati ke hati dengan Tuhan, tempat dimana setiap kita bisa bergaul dan mengenal akan hati-Nya, tempat dimana Tuhan mentransfer kehidupan ilahi-Nya hari demi hari di hidup setiap kita.


Mari jadikan Hadirat-Nya menjadi tempat kesukaan setiap kita seperti tempat yang lebih dipilih oleh Maria dimana Tuhan Yesus berkata kepadanya bahwa tempat yang dipilih-Nya untuk selalu berada di kaki Tuhan adalah tempat yang terbaik yang tidak pernah bisa diambil orang lain daripadanya dimana Maria memilih duduk dan mendengarkan Tuhan, Maria memilih untuk bergaul dengan Tuhan sedangkan Marta sibuk dengan banyak hal dan melupakan tempat terbaik yaitu duduk dibawah kaki Tuhan. Jadi Hadirat Tuhan adalah tempat dimana hati anda dan hati Tuhan menyatu menjadi satu, tempat dimana anda mencurahkan atau menumpahkan isi hati anda dan anda juga mendengarkan apa isi hati Tuhan dan apa yang menjadi kerinduan-Nya atas hidup anda.



“Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.”                                               (Kejadian 39:2 TB)


Yefta seharusnya bisa belajar dari kehidupan Yusuf dimana Firman Tuhan diatas berkata bahwa selalu ada hadirat dan penyertaan Tuhan atas hidup Yusuf karena Yusuf  selalu bergaul dengan Tuhan, dengan Roh Kudus. Setiap kali datang kepada Tuhan mari datang dengan hati tersungkur dengan kerinduan hanya untuk bertemu dengan Tuhan, berbicara dengan-Nya dari hati ke hati bukan dengan membawa segala perkara dan masalah. Ketika anda dipuaskan oleh Tuhan maka anda tidak akan menginginkan lagi yang lain, tidak ada lagi yang menarik buat hidup anda selain hadirat-Nya. Jadi mari ijinkanlah Tuhan untuk memuaskan hidup anda dan bukan yang lain, mari jadikan Tuhan sebagai sumber segalanya bagi hidup anda karena DIA adalah cinta terbesar yang tidak pernah berhenti mengasihi anda, gelora cinta-Nya seperti samudera yang terus bergulung-gulung dan bergemuru tidak pernah berhenti untuk hidup setiap kita, yang setiap kita nikmati dalam hadirat-Nya.


Hanya hadirat Tuhan yang bisa memuaskan setiap kita, tidak ada yang lain. Oleh sebab itu hidup kekristenan adalah bukan sebuah agama, hidup kekristenan bukan sebuah liturgi tetapi hidup kekristenan adalah hubungan pribadi setiap kita dengan Tuhan. Seberapa anda mengenal-Nya? Seberapa dekat anda mengenal-Nya? Seberapa hidup anda ditransfer oleh hidup-Nya? Maka anda akan masuk kedalam hidup Tuhan dan hidup Tuhan masuk kedalam hidup anda karena Tuhan Yesus telah membayar mahal untuk sebuah hubungan dengan nyawanya sendiri di atas kayu salib karena Tuhan mengetahui bahwa setiap kita (anda dan saya) tidak akan pernah bisa kuat tanpa sebuah hubungan yang kuat dengan-Nya, jadi mari puaskan hidup hanya dengan Tuhan, jadikan hadirat-Nya menjadi segalanya dalam hidup setiap kita.


Bagaimana caranya berbalik kepada Tuhan?



"Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.”                                                                                                                      (Yoel 2:12-14 TB)


Berpuasa itu baik karena itu membuat anda berbalik kepada Tuhan dimana anda merendahkan diri dan fokus hanya kepada Tuhan dan tidak lagi memusingkan hal-hal yang lain. “Dengan menangis dan dengan mengaduh." Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu.” Ini adalah jeritan pertobatan dan penyesalan dengan membawa hati anda yang hancur kepada Tuhan, mengetahui bahwa yang anda dukakan atau sakiti adalah Tuhan, tetapi Tuhan tidak akan pernah menjauh karena itu adalah kerinduan-Nya yang terbesar ketika anak-anak-Nya berbalik dimana Dia akan selalu memeluk anda dengan kasih-Nya.



“Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon. Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran.”                                                                                                                      (Hakim-hakim 11:29-31 TB)



Sewaktu datang kepada Tuhan, berikanlah korban sajian dan korban bakaran. Korban sajian adalah korban persiapan sedangkan korban bakaran berbicara tentang hubungan hati ke hati anda dengan Tuhan. Anda datang kepada Tuhan apa adanya diri anda atau anda datang seperti anak kecil yang polos dan jujur dan berbicara kepada-Nya dari hati ke hati untuk Tuhan pulihkan.


Tuhan sebenarnya tidak pernah meminta korban bakaran kepada Yefta karena Tuhan telah menjadi korban bakaran melalui kematian-Nya diatas kayu salib. Yang jadi masalah adalah karakter dari Yefta dimana Yefta sendiri bermasalah dengan saudara dan keluarganya. Diatas sudah dijelaskan bahwa karakter itu begitu penting, seandainya karakter Yefta siap maka ketika Tuhan ingin mencurahkan berkat-Nya, karakter Yefta untuk menerima itu sudah siap. Peninggian atau promosi dari Tuhan itu sangat berkaitan dengan karakter setiap kita, bukan Tuhan yang tidak siap untuk memberkati setiap kita tetapi karakter yang Tuhan dapati belum siap. Sewaktu karakter seseorang belum siap dan diberikan berkat maka yang terjadi adalah orang tersebut akan terhilang dan meninggalkan Tuhan. Sewaktu karakter setiap kita sudah siap maka Tuhan tidak akan berlama-lama untuk meninggikan, mempromosi memberkati dan mempercayakan banyak hal dalam hidup setiap kita. Karakter ini mempengaruhi kharisma dan berkat Tuhan didalam hidup setiap kita, jadi mari mempersiapkan karakter.



“Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.”                                                                                       (2 Korintus 3:16-17 TB)


Sewaktu Roh Allah turun maka korban bakaran tidak diperlukan lagi karena ketika Roh Allah turun di situ ada kemerdekaan. Yefta sebenarnya terbiasa hidup dalam lingkungan yang penuh dengan kepahitan, kekecewaan dan kemarahan dan Yefta menganggap semua itu adalah hal yang biasa, yang tanpa dia sadari itu kemudian menjadi karakter dalam hidupnya. Seringkali setiap kita berkata bahwa hidup kita hancur karena perbuatan iblis, tetapi sebenarnya tanpa campur tangan iblis pun hidup seseorang bisa hancur yaitu sewaktu hidupnya jauh dari Tuhan. Inilah mengapa hidup setiap kita tidak akan pernah bisa kuat sedetik pun ketika jauh dari Tuhan, jadi sangat penting untuk selalu dekat dengan Tuhan karena hanya dekat Tuhan saja kita kuat.


Apabila membaca kisah Yefta selanjutnya di ayat 12 dimana ketika Yefta kembali, berperang dengan saudara-saudaranya dan ketika Yefta memenangkan itu yang muncul kemudian adalah kesombongan. Yefta begitu menyombongkan dirinya, tinggi hati dan merasa bahwa semua kemenangan atas bani Anom itu karena kepemimpinan dan usahanya.



“Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati. Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh. Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.”                                                                                 (Pengkhotbah 7:8-10 TB)



“Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging.”                                                                                                                              (Galatia 3:3 TB)


Mari belajar dari kehidupan Yefta ini dimana dia memulainya dengan roh namun dia mengakhirinya dengan daging. Apabila anda membaca di ayat yang ke-12 yang terjadi adalah perang saudara. Apabila ada karakter Yefta dalam hidup anda, mintalah untuk Tuhan mencabut itu, singkirkan segala kerikil-kerikil itu dari dalam hati anda dan datang kepada Tuhan dengan segala kepolosan hati anda.




Amen, Tuhan Yesus Memberkati…






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...