PEMULIHAN
SEGALA SESUATU MELALUI FIRMANNYA
(DENGAN
KEKUATAN ROH)
Dari kotbah Ps Joseph Hendrik
Gomulya, M.Th
Masa pandemik yang saat ini sedang
melanda Indonesia bahkan seluruh dunia adalah seolah-olah dunia ini sedang di
restart kembali. Gereja Tuhan dan setiap orang percaya sedang dipulihkan agar
setiap orang yang ada di bumi ini hatinya kembali tertuju kepada Tuhan. Manusia
mulai menyadari bahwa ada campur tangan Tuhan dalam segala sesuatu yang menjadi
pengendali. Ketika hati manusia kembali kepada Tuhan maka mereka akan melihat
pemulihan terjadi atas segala sesuatu.
“Baik
perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang
meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh.”
(1
Korintus 2:4 TB)
Rasul Paulus mengatakan bahwa dirinya
memberitakan firman Tuhan bukan hanya memakai kata-kata hikmat tetapi dengan
kekuatan roh. Sewaktu firman Tuhan disampaikan dengan kekuatan roh, itu akan
mengubah keadaan, mengubah kehidupan seseorang bahkan bisa memulihkan keadaan
satu bangsa.
Pemulihan terhadap satu bangsa pernah
dialami oleh bangsa Israel. Saat itu bangsa Israel mengalami kelaparan yang
sangat hebat dimana-mana, barang-barang menjadi sangat mahal dan sangat sulit
untuk mendapatkan bahan makanan. Tetapi firman Tuhan yang disampaikan dengan
kekuatan roh melalui nabi-Nya (Elisa) sanggup mengubah keadaan hanya dalam 1
hari.
“24)
Sesudah itu Benhadad, raja Aram, menghimpunkan seluruh tentaranya, lalu maju
mengepung Samaria. 25) Maka terjadilah kelaparan hebat di Samaria selama mereka
mengepungnya, sehingga sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal
perak dan seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak. 26) Suatu
kali ketika raja Israel berjalan di atas tembok, datanglah seorang perempuan
mengadukan halnya kepada raja, sambil berseru: “Tolonglah, ya tuanku raja!” 27)
Jawabnya: “Jika Tuhan tidak menolong engkau, dengan apakah aku dapat menolong
engkau? Dengan hasil pengirikankah atau hasil pemerasan anggur?” 28) Kemudian
bertanyalah raja kepadanya: “Ada apa?” Jawab perempuan itu: “Perempuan ini
berkata kepadaku: Berilah anakmu laki-laki, supaya kita makan dia pada hari
ini, dan besok akan kita makan anakku laki-laki. 29) Jadi kami memasak anakku
dan memakan dia. Tetapi ketika aku berkata kepadanya pada hari berikutnya:
Berilah anakmu, supaya kita makan dia, maka perempuan ini menyembunyikan
anaknya.” 30) Tatkala raja mendengar perkataan perempuan itu, dikoyakkannyalah
pakaiannya; dan sedang ia berjalan di atas tembok, kelihatanlah kepada orang
banyak, bahwa ia memakai kain kabung pada kulit tubuhnya. 31) Lalu berkatalah
raja: “Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih dari pada itu, jika
masih tinggal kepala Elisa bin Safat di atas tubuhnya pada hari ini.”
(1
Raja-raja 6:24-31 TB)
Saking hebatnya kelaparan yang dialami
oleh bangsa Israel saat itu, selain harga barang-barang yang menjadi begitu
sangat mahal dan sangat sulitnya untuk mendapatkan makanan sehingga mereka
harus memakan sesuatu yang dalam keseharian itu bukanlah makanan yang biasa
mereka konsumsi. Mereka harus memakan kepala dari keledai yang sebenarnya diternakkan
bukan untuk dikonsumsi dagingnya tetapi sebagai alat transportasi selain unta
pada jaman itu tetapi itu kemudian harus disembelih dan dijadikan makanan
bahkan kepala dari keledai ini pun ikut di konsumsi sebagai makanan dan dihargai
sangat mahal sekitar 80 Syikal perak bahkan tai dari burung merpati pun ikut
dikonsumsi, yang dihargai 5 Syikal perak seperempat dari tai burung merpati
tersebut.
Dan yang paling memiluhkan hati dari
kelaparan hebat yang melanda bangsa Israel saat itu adalah mereka menjadi
kanibalisme atau mereka memakan daging manusia. Alkitab dengan jelas
menceritakan mereka memakan daging anak-anak mereka. Diceritakan tentang seorang
ibu yang mencurahkan atau menceritakan isi hatinya karena tidak tega
menyerahkan anaknya untuk dimakan dan ketika ini disampaikan kepada raja, itu
sangat memiluhkan hati raja Israel sehingga membuat raja harus mengoyakkan
jubahnya dan memakai kain berkabung.
Pada saat itu bangsa Israel sedang
berada dalam peperangan dengan bangsa Aram dan sampai kemudian mereka harus terdesak
dan terkepung dalam kota Samaria saat itu. Seluruh harta kekayaan mereka berupa
ternak, makanan dan segala perhiasan dijarah oleh bangsa Aram sehingga dalam
keadaan yang terkepung itu mereka dilanda kelaparan yang sangat dahsyat dan
mereka tidak bisa keluar dari dalam kota.
“32)
Adapun Elisa, duduk-duduk di rumahnya, dan para tua-tua duduk bersama-sama dia.
Raja menyuruh seorang berjalan mendahuluinya, tetapi sebelum suruhan itu sampai
kepada Elisa, Elisa sudah berkata kepada para tua-tua itu: “Tahukah kamu, bahwa
si pembunuh itu menyuruh orang untuk memenggal kepalaku? Awas-awaslah, apabila
suruhan itu datang, segeralah tutup pintu dan tahanlah dia supaya orang itu
jangan masuk. Bukankah sudah kedengaran bunyi langkah tuannya di belakangnya?”
33) Selagi ia berbicara dengan mereka, datanglah raja mendapatkan dia.
Berkatalah raja kepadanya: “Sesungguhnya, malapetaka ini adalah dari pada
Tuhan. Mengapakah aku berharap kepada Tuhan lagi?” (1 Raja-raja 6:32-33 TB)
Pada saat kelaparan hebat sedang
melanda, teringatlah raja Israel bahwa ada seorang nabi Tuhan di tengah-tengah
bangsanya, yaitu Elisa. Dan raja pun memutuskan untuk datang kepadanya tetapi
dengan keadaan yang sedang marah. Ungkapan kemarahan raja Israel ini adalah
ungkapan kekecewaan dan kemarahannya kepada Tuhan dengan keadaan yang sedang
menimpa bangsanya. “Sesungguhnya, malapetaka ini adalah dari pada Tuhan. Mengapakah aku
berharap kepada Tuhan lagi?”
Malapetaka sebenarnya bukan dari
Tuhan, itu terjadi karena kesalahan manusia sendiri tetapi diijinkan oleh Tuhan
untuk terjadi. Tuhan itu baik dan tidak mungkin mengeluarkan sesuatu yang tidak
baik. Pengenalan seseorang akan Tuhan yang sangat dangkal itulah yang membuat
orang sering salah mengerti dengan Tuhan dan kemudian menganggap bahwa
malapetaka itu dari Tuhan dan kemudian menimbulkan kekecewaan dan kemarahan
serta tidak percaya lagi kepada Tuhan seperti yang dialami oleh raja Israel
yang dari mulutnya keluar perkataan “mengapakah aku berharap kepada Tuhan lagi?”
Ini adalah salah satu contoh panah
yang dilepaskan oleh iblis agar seseorang menjadi marah dan kecewa kepada
Tuhan. Tetapi syukurnya raja ini datang ke tempat yang sangat tepat yaitu
kepada Elisa yang adalah seorang nabi atau hamba Tuhan.
Apa
yang dikatakan Elisa setelah itu?
“1)
Lalu berkatalah Elisa: “Dengarlah firman Tuhan. Beginilah
firman Tuhan: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan
berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang
Samaria.” 2) Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah,
katanya: “Sekalipun Tuhan membuat tingkap-tingkap di langit, masakan
hal itu mungkin terjadi?” Jawab abdi Allah: “Sesungguhnya, engkau akan
melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari
padanya.” (1 Raja-raja 7:1-2 TB)
Hari-hari ini jangan pernah
mendengarkan perkataan orang yang negatif tetapi isilah hidup anda dengan
mendengarkan setiap perkataan Tuhan melalui firman-Nya seperti perkataan Rasul
paulus dalam 1 Korintus 2:4 diatas
tadi.
Hari itu Elisa berkata kepada raja Israel
untuk mendengarkan perkataan firman Tuhan,
yang diucapkannya dengan kekuatan roh. Yang saat diucapkan itu adalah
nubuatan atas apa yang akan terjadi kedepannya yang Tuhan sampaikan melalui
perantaraan Elisa sebagai seorang nabi yang telah Tuhan urapi. Nubuatan yang
disampaikan oleh Elisa tersebut pasti membuat raja Israel itu shock atau kaget saat mendengarnya,
apabila kita memposisikan diri kita sebagai raja bangsa Israel yang sedang
gundah, kecewa dan marah kepada Tuhan atas kelaparan hebat yang sedang terjadi
dan kemudian ketika mendengarkan perkataan atau nubuatan tersebut bahwa besok
segala sesuatunya akan kembali normal. Sesuatu yang sepertinya mustahil atau
tidak akan mungkin bisa terjadi. Inilah kenapa kita harus selalu bisa percaya
dan memegang setiap perkataan Tuhan lebih dari apapun.
“Tetapi
perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya:
“Sekalipun Tuhan membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu
mungkin terjadi?” Jawab abdi Allah: “Sesungguhnya, engkau akan melihatnya
dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.”
Ada 2 jenis orang yang menanggapi
setiap perkataan firman Tuhan, pertama adalah orang yang percaya dan menanggapi
setiap perkataan firman Tuhan, dan yang kedua adalah orang yang selalu tidak
pernah percaya akan mujizat yang Tuhan bisa lakukan. Orang ini selalu pesimis
dan selalu berkata itu mustahil atau tidak mungkin akan terjadi walaupun orang
tersebut memiliki jabatan dan latar pendidikan yang bagus. Jadi dalam segala
hal percayalah selalu kepada Tuhan lebih dari kekuatan, kemamapuan dan
pikiranmu. Karena Dia adalah Tuhan yang menciptakan seluruh jagat semesta ini,
tidak ada sesuatu yang mustahil ketika Tuhan sudah berkehendak.
Kemudian
apa yang dikatakan oleh Elisa kepada perwira yang tidak percaya itu dan apa
yang akan terjadi kepadanya?
Jawab
abdi Allah: “Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi
tidak akan makan apa-apa dari padanya.”
Apabila kita membaca keseluruhan dari
pasal ini sampai ayat 20 maka seperti yang telah dinubuatkan oleh Elisa bahwa
oleh karena ketidakpercayaannya maka perwira tersebut hanya akan bisa
menyaksikan pemulihan dan kelimpahan yang Tuhan berikan tanpa dia bisa
menikmatinya.
Nubuatan akan pemulihan segala sesuatu
hanya dalam satu hari seperti yang dikatakan oleh Elisa benar-benar terjadi,
sesuatu yang awalnya dianggap sebagai suatu kemustahilan oleh perwira tersebut.
Diceritakan bahwa pada waktu senja saat hari mulai gelap Tuhan telah
memperdengarkan kepada bangsa Aram bunyi kereta, bunyi kuda, bunyi tentara yang
besar sehingga bangsa Aram mengira bahwa raja bangsa Israel telah mengupah
raja-raja orang Het dan raja-raja orang Misraim melawan mereka sehingga
kemudian mereka lari meninggalkan kemah, kuda, keledai mereka dan tempat
perkemahan yang berisi makanan dan segala harta benda yang mereka miliki berupa
emas dan perak dan pakaian dan ketika berita tersebut disampaikan kepada raja
maka keluarlah penduduk kota untuk menjarah tempat perkemahan orang Aram
sehingga terjadilah seperti perkataan firman Tuhan bahwa besok sesukat tepung
yang terbaik berharga sesyikal dan dua sukat jelai berharga sesyikal.
Perwira tersebut seperti yang
dinubuatkan hanya bisa melihat kelimpahan itu terjadi tetapi tidak bisa
menikmatinya karena dia mati didepan pintu gerbang akibat didorong dan di
injak-injak oleh rakyat yang keluar
untuk menjarah tempat perkemahan orang Aram.
Pelajaran yang dapat diambil dari
kisah dalam firman Tuhan ini adalah jangan pernah membuat hati anda tidak
percaya pada setiap perkataan Tuhan karena hati yang tidak percaya membuat anda
tidak bisa menikmati apa-apa. Mari menjadi orang yang selalu percaya kepada
setiap perkataan Tuhan. Mari menjadi Elisa yang selalu percaya kepada perkataan
Tuhan, menjadi percaya seperti raja Israel yang sekalipun awalnya tidak
percaya, bahkan sebelumnya marah, kecewa dan mempersalahkan Tuhan atas segala
sesuatu yang terjadi tetapi kemudian bertobat dan bisa melihat bangsanya dipulihkan
oleh Tuhan.
Mari
datang dan minta ampun kepada Tuhan apabila selama ini anda mungkin tidak
pernah percaya pada perkataan firman Tuhan dan biarlah Tuhan memulihkan hati
anda sehingga firman Tuhan dan kuasa-nya terjadi dalam kehidupan anda.
Amin,
Tuhan Yesus Memberkati
Jurnalis:
Untung Bongga Karua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar