Kamis, 30 Juli 2020

THE SPIRIT OF WISDOM: KONSEPKAN DAN LAKUKANLAH

THE SPIRIT OF WISDOM: KONSEPKAN DAN LAKUKANLAH




Dari Kotbah Ps Joseph Hendrik Gomulya, M.Th

 

 

“Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Filipi 2:13)

 

          Sangat banyak banyak orang bahkan mungkin kita sendiri sering mengalaminya, memiliki segudang ide-ide yang tersimpan atau terkonsep dalam pikiran kita baik itu dalam pekerjaan, bisnis, politik, karir bahkan dalam pelayanan yang mungkin apabila semua konsep atau ide-ide tersebut dapat direalisasikan mungkin akan menghasilkan sesuatu karya atau hal yang sangat luar biasa.

          Yang menyedihkan adalah sangat sedikit orang yang bisa atau mau merealisasikan segudang ide-ide yang terkonsep dalam pikirannya itu dapat terlaksana atau tergenapi dengan baik padahal semua ide-ide tersebut sangat menarik. Penyebabnya adalah karena mereka menunda-nunda melakukan semua ide-ide tersebut atau tidak segera melaksanakannya sampai kemudian iblis memanahkan panah-panah jahatnya yang kemudian mematahkan semangat sampai kemudian keluar berbagai macam alasan yang mungkin kedengarannya masuk akal untuk tidak melakukannya sampai kemudian semua ide-ide tersebut akhirnya mati dengan sendirinya.

          Menunda melakukan sesuatu atau menunda melakukan kehendak Allah melalui ide-ide yang diberikannya akan menyebabkan penyesalan seumur hidup. Kesuksesan itu datang saat kita melakukannya, yang terwujud dari tindakan yang kita lakukan tidak hanya dari melihat. Sangat banyak orang-orang yang memiliki ide-ide yang bagus dan hebat yang membuat orang terkagum-kagum ketika mendengarkannya tetapi mereka tidak pernah mau bertindak, melakukan atau merealisasikan semua ide-ide yang bagus dan hebat itu.

          Spirit of Wisdom atau Roh hikmat kebijaksanaan diberikan agar setiap kita mengetahu apa rencana Allah dalam hidup kita dalam menghadapi dan melalui setiap masalah, tekanan dan tantangan dalam kehidupan. Ada 3 kata hikmat dalam bahasa Yunani yaitu Sophia, Sunesis dan Phronesis yang akan kita bahas satu persatu.

a)     SOPHIA : berbicara tentang hikmat yang teoritis dan pengetahuan. artinya pemahaman yang secara kolektif tentang segala sesuatu. Saat seseorang sedang dan suka berteori, memiliki pengetahuan yang baik dan luas, dan mempunyai pemahaman yang kolektif tentang segala sesuatu, itulah hikmat Sophia.

b)    SUNESIS : kata hikmat yang kedua ini adalah hikmat untuk mengkritisi yang bersifat pengetahuan dalam hal mental dan analistis. Jenis hikmat ini adalah kemampuan untuk memahami antara konsep dan kemampuan untuk melihat satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan, memiliki pengetahuan mental dan analisis yang kuat, memiliki konsep dan memadukannya sehingga bisa melihat keterkaitan satu dengan yang lainnya. Sunesis juga adalah Sophia yang diarahkan pada hal tertentu. Sunesis membuat kita mengetahui bagaimana Sophia bekerja. Ini adalah pemahaman yang lebih lengkap tentang suatu hal dan cara kerjanya.

c)     PHRONESIS : adalah level hikmat yang paling tinggi dan Tuhan ingin setiap kita anak-anak-Nya bisa sampai pada level ini. Ini adalah hikmat praktis, suatu kekuatan yang membuat seseorang bisa melakukan dan memperkatakan atau mengambil sebuah keputusan yang benar sebelum sempat memikirkannya. Hikmat ini muncul secara tiba-tiba, ada kekuatan yang mendorong seseorang untuk memperkatakan dan kemudian melakukan sesuatu atau mengambil sebuah keputusan.

 

          Diawal sudah dijelaskan bahwa sangat banyak orang yang hanya bisa mengkonsep sesuatu tetapi tidak mau bertindak untuk merealisasikannya. Inilah alasan mengapa orang kemudian tidak bisa mengalami kesuksesan, sekalipun dia memiliki segudang ide dan konsep, memiliki sikap kritis, mempunyai kemampuan analisis yang kuat sehingga bisa menghubungkan satu dengan yang lain tetapi tidak mau bertindak atau dia melakukannya dengan terburu-buru tanpa konsep atau perencanaan yang matang di awal.

          Contoh sederhananya adalah bagaimana mengelola keuangan, setiap pemasukan keuangan itu perlu konsep pengelolaannya. Jangan setiap uang yang masuk atau diterima langsung digunakan sesuai dengan apa yang diingini. Harusnya penggunaan uang tersebut bisa di konsep penggunaannya atau dengan kata lain penggunaannya dialokasikan buat keperluan yang mendesak dan sebagian disimpan sebagai tabungan atau investasi. Tetapi banyak orang yang tidak mau mengkonsep dan mengelolanya apalagi apabila pemasukannya semakin lancar dan banyak dan karena tidak melakukan seperti yang dijelaskan diatas maka tetap saja selalu berkekurangan, melakukan sesuai dengan apa yang diingininya sehingga tidak pernah sukses dalam mengelola keuangan. Dalam pelayananpun seharusnya bisa seperti itu.

 

“Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”

 

          Tuhan efektif bekerja didalam kita, Dia menguatkan dan selalu memacu kita. Jadi Tuhan tidak hanya ingin kita berpikir tentang apa yang perlu dilakukan tetapi Dia juga ingin agar kita benar-benar melakukannya atau merealisasikannya. Apabila seseorang tidak pernah bisa melatih dirinya untuk melakukan semua ide-ide dan konsep yang ada dalam pikirannya maka semua impian dan ide-idenya tidak akan pernah terwujud karena hanya sebatas konsep dan kemudian hanya menjadi sebuah angan-angan. Jadi memiliki ide-ide dan kemudian melakukannya adalah 2 hal yang sangat penting karena saat ide-ide tersebut dilakukan, direalisasikan dan diaplikasikan maka akan terlihat sesuatu yang berbeda terjadi.

          Roh Kudus akan selalu menyertai dalam mengerjakan tujuan Tuhan dan impian kita, oleh sebab itu mari betul-betul memahami kata phronesis ini. Ini adalah hikmat melakukan kehendak Tuhan, melakukan apa yang sudah Tuhan taruh dalam hidup kita. Tuhan menempatkan Sophia ke dalam diri kita, mengembangkan kita dengan Sunesis dan menyempurnakan kita dengan Phronesis. Tiga tingkat Kebijaksanaan inilah yang dilalui oleh Roh Hikmat Kebijaksanaan. Sebelum Sophia diaplikasikan dalam Phronesis, maka kita tidak bisa menikmati manfaatnya.

          Mari belajar dari salah satu contoh tokoh dalam Alkitab yang memiliki hikmat yang sangat luar biasa, yaitu Yusuf yang hikmat yang dimilikinya sampai kepada tingkat Phronesis.

 

38) “Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?” 39) Kata Firaun kepada Yusuf: “Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. 40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.” 41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: “Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.” 42) Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya. 43) Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: “Hormat!” Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. 44) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: “Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir.” 45) Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.”      (Kejadian 41:38-45 TB)

          Yusuf dalam dirinya memiliki Roh hikmat kebijaksanaan yang luar biasa, dia bukan hanya sekedar berteori saja saat mengartikan mimpi dari Firaun. Dia memiliki kemampuan bukan hanya bisa memecahkan masalah yang akan timbul dari mimpi Firaun tersebut tetapi juga bisa melaksanakan dan mengaplikasikan solusi atau jalan keluar dari masalah yang akan timbul tersebut, sehingga itulah sebabnya kemudian mengapa Firaun berani memberi dia kuasa atas Mesir dan istananya, dengan kata lain Yusuf menjadi orang nomor dua di Mesir setelah Firaun.

          Dengan Roh hikmat kebijaksanaan (level Phronesis) Yusuf mampu menyiapkan segala kebutuhan sandang dan pangan saat Mesir dan dunia saat itu mengalami 7 tahun kekeringan dengan mempersiapkan segala sesuatunya dalam 7 tahun kelimpahan sebelum musim kekeringan itu tiba dengan menyimpan semua bahan pangan.

          Dalam kehidupan ini memang tidak selalu ada masa yang baik, terkadang ada masa sulit yang harus dijalani. Sehingga dari situlah muncul konsep atau ide bagaimana mengelola keuangan dengan benar dan di era teknologi saat ini semuanya sudah dipermudah dengan hanya tinggal mengklik sebuah kata kunci tentang bagaimana mengelola keuangan dengan benar maka akan muncul ribuan link bagaimana mengelola keuangan dengan benar. Tetapi semuanya itu hanya teori dan terkadang hanya sampai dipikiran manusia tanpa ada usaha untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelumnya dan menjalankan konsep tersebut.

          Mari belajar bagaimana cara Yusuf mengelola bahan pangan dan keuangan di Mesir karena di sekeliling Yusuf selain ada istri dan anak-anaknya, juga pasti ada pegawai dan orang-orang kepercayaannya yang selalu bekerja dan menemaninya yang bisa membuat Yusuf tidak bisa mengelola itu dan menghabiskan semua bahan pangan sebelum masa kekeringan tiba. Tetapi Yusuf mampu mengaturnya sehingga saat masa kekeringan itu tiba mereka tetap memiliki pangan dan sumber makanan bahkan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain.

          Saat membaca dan merenungkan kisah Yusuf ini, saya membayangkan tekanan yang dialami oleh Yusuf saat dia mengatur dan mengelola pertanian di Mesir. Yusuf sampai mampu membeli tanah dari seseorang dengan harga yang murah dan kemudian menyuruh orang tersebut mengolahnya dan hasilnya semuanya diserahkan kepada Yusuf untuk disimpan dan dikelola dengan baik sebagai persiapan nanti di 7 tahun masa kekeringan. Yusuf mampu dengan tepat mengatur semuanya sesuai dengan fungsinya sehingga sasaran pangan tersebut didapatkan. Dalam proses pengelolaannya saya yakin Yusuf mendapatkan tekanan berupa penawaran dengan harga yang sangat tinggi untuk Yusuf menjualnya saat itu, tetapi Yusuf belum mau melakukannya karena tujuannya bukan uang.

          Ada banyak orang memiliki hikmat Sophia, berupa ide-ide dan konsep yang bagus, memiliki hikmat Sunesis atau kemampuan menganalisa sesuatu dan menghubungkan sesuatu dengan yang lain serta memiliki sifat kritis tetapi keduanya ternyata tidak cukup. Dibutuhkan hikmat pada tingkat Phronesis yaitu orang yang memiliki hikmat berupa rencana yang matang dan juga seorang executor yang handal seperti Yusuf. Apabila kita membaca literatur dan buku-buku yang membahas tentang betapa luar biasanya hikmat yang dimiliki oleh Yusuf, disitu dijelaskan bagaimana Yusuf mengeksekusi satu persatu ide-ide atau konsep yang dibuatnya.

          Semua hal yang dikerjakan haruslah dalam wujud Phronesis ini dalam melihat dan meraih sebuah kesuksesan atau keberhasilan. Semoga renungan ini bisa membuka mata setiap kita, mengetahui dimana kelemahan kita selama ini bahwa ternyata kita belum sampai ke tingkat Phronesis ini, mungkin kita baru sampai pada tingkat Sophia hanya memiliki pengetahuan yang luas. Pakar keuangan atau Ekonomi memiliki pengetahuan dan teori yang luas dalam hal keuangan tetapi belum tentu dia memiliki keuangan yang baik karena pengetahuannya hanya sebatas teori. Para ahli teologia pun bisa seperti itu, mereka bisa berteologia tentang firman dengan sangat baik tetapi belum tentu dia bisa melakukan semua firman itu dengan tepat didalam pelayanan.

          Tingkatan berikutnya yaitu Sunesis, yang bisa kita jumpai di tengah-tengah masyarakat baik dalam bisnis, politik, pekerjaan, pelayanan dan lain sebagainya. Jenis orang yang memiliki hikmat ini sangat pandai dalam mengkritisi segala sesuatu tetapi hanya sebatas itu tetapi saat diminta untuk melakukannya atau ketika diminta untuk turun dalam pelayanan tidak bersedia dan orang jenis ini tidak akan pernah bisa dipakai oleh Tuhan karena hanya mampu sebatas teori dan tidak pernah mau melakukannya. Sangat jauh berbeda dengan orang yang sampai pada tingkat Phronesis.

          Mari setiap kita menangkap akan firman ini dalam segala hal. Mari mulai melihat bagian mana dalam hidup setiap kita yang mesti dibenahi agar supaya kesuksesan dan keberhasilan dan hikmat sampai pada tingkat Phronesis itu turun atas setiap kita. Bukan hanya pandai sebatas untuk berbicara, bukan hanya pandai untuk mengkritisi, bukan hanya pandai sebatas untuk mengkonsep dan mengabungkan keterkaitan satu dengan yang lain tetapi menjadi seorang executor yang mau melakukan dengan tepat dan tabah dalam menghadapi setiap tekanan dan tantangan yang ada sampai tujuan yang telah dikonsep atau dirancangnya berhasil atau tercapai.

 

Amen, Tuhan Yesus Memberkati

Jurnalis: Untung Bongga Karua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama)

  MENGENAL ISI HATI BAPA (Bagian Pertama) Sabtu, 04 Februari 2023 Ps Joseph Hendrik Gomulya           Sejak awal manusia diciptakan Allah ...