DIAM
DIRUMAH TUHAN SEUMUR HIDUPKU
Oleh Ps. Joseph Hendrik
Gomulya, M. Th
(Renungan Mezbah
Pemulihan)
(Mazmur
27:1-4 TB)
Dari Daud. TUHAN adalah
terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah
benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Ketika penjahat-penjahat
menyerang aku untuk memakan dagingku, yakni semua lawanku dan musuhku, mereka
sendirilah yang tergelincir dan jatuh. Sekalipun tentara berkemah mengepung
aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itu
pun aku tetap percaya. Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang
kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan
menikmati bait-Nya.
Saat ini sangat banyak anak-anak Tuhan yang menyebut
dirinya Kristen tetapi tidak menyukai berdiam di rumah Tuhan karena terlalu
sibuk dengan rutinitas pekerjaaan dan bisnis, datang ke gereja hanya sebatas
sabtu dan minggu dan kemudian kembali melanjutkan rutinitasnya. Mereka tidak
memiliki waktu untuk membaca dan merenungkan Firman-Nya apalagi memiliki waktu
untuk berdoa kepada Tuhan. Kita tidak mengetahui apa yang ada di dalam hati
mereka, apakah mereka tidak sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, tidak
membutuhkan Tuhan atau hanya membutuhkan Tuhan pada berkat-Nya saja. Mereka lebih
mengandalkan kekuatan mereka sendiri.
Padahal apabila kita memilih untuk berdiam di rumah Tuhan
itu ibarat berada dalam sebuah rumah yang semuanya tersedia, semua kebutuhan
kita sudah disediakan didalamnya baik itu kebutuhan jasmani dan juga kebutuhan
jiwa kita, ada keamanan, sukacita, damai sejahtera yang disediakan. Pastinya kita
akan merasa betah tinggal di dalam rumah tersebut dan pasti akan mau selamanya
berada di dalam rumah tersebut. Semua kebutuhan roh, jiwa dan tubuh tersedia
dan terpenuhi. Dan inilah yang dilihat dan diketahui oleh Daud bahwa
satu-satunya tempat yang menyediakan semuanya itu yaitu di rumah Tuhan. Oleh sebab
itu Daud ingin senantiasa bahkan seumur hidupnya ingin berada di dalam rumah
Allah.
Kerinduan akan rumah Tuhan akan muncul jika kita memahami
atau mengerti apa sesungguhnya yang ada di dalamnya. Kerinduan akan rumah
Tuhan haruslah sampai kepada level menyaksikan dan menikmati .
Daud menyadari bahwa tidak ada tempat yang lebih indah dan
aman selain berasa dalam hadirat Tuhan. Daud tidak meminta kekayaan dan kehormatan,
Daud hanya mempercayai bahwa orang yang mengalami persekutuan dengan Tuhan,
hidu bergaul dan intim dengan Tuhan akan mengalami kemuliaan dalam hidupnya.
Daud menyadari bahwa dia diciptakan untuk memuji dan menyembah Tuhan,
hubungannya yang intim dengan Tuhan membuatnya selalu ingin tinggal atau berada
di rumah Tuhan. Mari menjadikan rumah Tuhan sebagai rumah rohani sebagai tempat
kita bersekutu dengan Tuhan.
Dalam perjalanan hidupnya Daud mengalami berbagai macam
masalah dan kesesakan tetapi pilihannya untuk berdiam di rumah Tuhan membuat
semua pandangannya terhadap rencana dan pekerjaan Tuhan menjadi baik (tidak
mencurigai Tuhan), Daud selalu melihat kemurahan Tuhan didalam setiap masalah
di dalam hidupnya.
Daud megatakan bahwa dia menikmati berada di rumah Tuhan,
kata menikamti bisa kita artikan puas atau mengingini yang lebih lagi. Jadi menikmati
berada di rumah Tuhan berarti kita tidak mau berada di situ hanya sebentar saja
tetapi ingin berlama-lama. Berlama-lama berdoa, menyembah, merenungkan firman,
beribadah seperti ada rasa kehausan, mau lebih lagi, lagi dan lagi.
Kualitas seperti yang
Daud hidupi inilah yang Tuhan harapkan dari setiap anak-anak-Nya, suka berdoa,
suka menyembah, suka membaca dan merenungkan firman Tuhan maka gereja akan
dipenuhi oleh jiwa-jiwa yang tiada henti menyembah dan melayani Tuhan. Jadi mari
berdiam di rumah Tuhan, menyaksikan kemurahan-Nya dan menikmati bait-Nya.
Amen, Tuhan Yesus
Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar