PERCAYA DAN MENCARI TUHAN
DI MASA YANG SULIT
Ps
Joseph Hendrik Gomulya, M.Th
(Renungan Mezbah
Pemulihan)
(Mazmur
25:17-18 TB)
Lapangkanlah hatiku yang sesak dan
keluarkanlah aku dari kesulitanku! Tiliklah sengsaraku dan kesukaranku, dan
ampunilah segala dosaku.
Pernahkah kita berada
dalam situasi yang sulit? Kalau pernah, apa masalahnya? Apakah ada di antara
kita yang merasa senang berada terus menerus berada dalam situasi atau keadaan
yang sulit? Apa yang biasanya kita lakukan ketika berada dalam situasi yang
sulit? Apa yang harus kita perbuat ketika nampaknya tidak ada jalan keluar dari
persoalan yang kita hadapi?
Kita mesti mengakui dan
menyadari bahwa sebagai manusia, kita pasti pernah mengalami kesulitan karena
berbagai alasan dan tentunya kita mau segera bebas dari kesulitan itu, dengan
berupaya semaksimal mungkin untuk terbebas dari situasi yang menyulitkan itu. Dalam
kehidupan ini kesulitan dan kesesakan sering kita alami, ada yang memang Tuhan
ijinkan untuk kita alami dan ada juga oleh karena dosa yang kita lakukan (bayar
harga atas kesalahan yang kita lakukan).
Dalam mazmur ini, Daud
pun sedang berada dalam situasi yang sulit dimana dia
berhadapan dengan orang-orang yang membencinya. Ia juga merasa kesepian dan
menderita, dia berada dalam kondisi terdesak. Daud merasa sengsara dan
mengalami kesukaran karena dosa
Apabila kita mengalami seperti
yang dialami Daud, mungkin kita akan putus
asa, mengeluh, bahkan marah kepada Tuhan. Namun menariknya, Daud
tidak merespons seperti itu. Ia memilih berdoa dan tetap percaya Tuhan di
tengah kesukarannya. Daud mengetahui dan mengungkapkan sumber kesulitannya itu,
dan apa yang harus dia lakukan dalam situasi tersebut.
Daud dengan penuh
keasadaran dan kejujuran dihadapan Tuhan mengakui bahwa situasi sulit yang
sedang dihadapinya terutama disebabkan oleh tindakannya dahulu yang tidak
terlepas dari dosa dan pelanggaran.
Mengapa Daud bisa tetap
percaya kepada Tuhan di masa-masa kesulitan yang sedang dialaminya? Karena ia
mengenal siapa Allahnya. Ia mengenal bahwa Allah adalah penyelamatnya, yang penuh
dengan rahmat dan kasih setia, yang memberi kebaikan, yang bergaul karib dengan
orang yang takut akan Dia, yang peduli pada sengsara umat-Nya. Kepada Tuhan
yang demikian, Daud
berseru. Oleh karena itu, di tengah kesesakannya, Daud mencari Tuhan, memohon
pengampunan-Nya dan berharap pada penghiburan dan kekuatan-Nya. Meski berada
dalam kesulitan, Daud tetap percaya bahwa Allah akan tetap menolong. Kepercayaannya
itulah yang membuat Daud berseru kepada Tuhan untuk membebaskan umat Israel
dari segala kesesakannya.
Pasti tidak ada seorang
pun di antara kita pada hari ini yang merasa nyaman dan tenteram dengan
dosa-dosa yang telah kita lakukan, kita tentu mau mendapatkan pengampunan, rasa
damai karena terbebas dari belenggu dosa. Tidak ada seorang pun di antara kita
hari ini yang mau hidup terus menerus dalam kesulitan, segala upaya kita mau
lakukan agar kesulitan itu sebisa mungkin menjauh dari kita. Mari belajar dari
pengalaman dan mazmur Daud, bahwa “sesulit apa pun situasi kita, sebesar apa
pun dosa-dosa kita, Tuhan pasti mampu melepaskan kita dari kesulitan itu, pasti
mau mengampuni dosa-dosa kita, semuaya demi kemuliaan-Nya dan kebaikan kita.
Tuhan di atas segalanya, kasih-Nya melebihi kesulitan dan dosa-dosa kita. Dia
mau menunjukkan kasih setia-Nya itu, agar kita juga berjalan dalam terang
kasih-Nya, berjalan di langkah-langkah Tuhan saja”.
Kita juga adalah
orang-orang yang dipilih Tuhan untuk menerima keselamatan.
Bagaimna cara kita bisa
lepas dari kesulitan?
1)
1)
Lapangkanlah hatiku yang sesak.
Artinya membuka hati selebar-lebar dan seluas-luasnya, mengundang Tuhan masuk
dan teruslah datang mencari Tuhan. Ijinkan Tuhan masuk dan berkuasa dalam hati
kita dan teruslah mengucap syukur.
2)
Percayalah Tuhan menilik kesengsaraan
dan kesukaran kita, percayalah Tuhan yang bekerja dalam hidup kita.
3)
Bertobatlah dan memohon ampun kepada
Tuhan atas setiap dosa dan pelanggaran yang dilakukan.
Amen, Tuhan Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar