MELIMPAH KEBAIKAN TUHAN
Oleh Ps. Joseph Hendrik Gomulya, M. Th
(Renungan Mezbah
Pemulihan)
(Mazmur
31:19-22 TB)
Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah
Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang
yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia! Engkau menyembunyikan mereka dalam
naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka
dalam pondok terhadap perbantahan lidah. Terpujilah TUHAN, sebab kasih
setia-Nya ditunjukkan-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu kesesakan!
Aku
menyangka dalam kebingunganku: "Aku telah terbuang dari hadapan
mata-Mu." Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku,
ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong.
Mazmur ini adalah seruan Daud untuk selalu senantiasa
mengucap syukur dan mengasihi Tuhan sekalipun dirinya sedang mengalami
pergumulan hidup yang sangat berat dan membuat hidupnya jauh dari kata hidup
yang nyaman, masih banyak orang yang mengejar-ngejar dirinya bahkan sampai
hendak menjebak dan menjatuhkan dirinya. Dalam keadaan terdesak dengan sebegitu
banyak persoalan dan pergumulan, Daud tidak pernah merasa bahwa Tuhan undur
atau meninggalkan dirinya. Daud menyikapi semuanya itu dengan sangat baik
dengan tetap mengucap syukur dan melayani Tuhan karena Daud menyakini bahwa
hidupnya bukan ditentukan oleh perkataan orang, bukan ditentukan oleh
musuh-musuhnya, bukan ditentukan oleh penyakitnya dan bukan ditentukan oleh
masalah yang sedang dihadapinya tetapi Daud menyakini bahwa kehidupan yang
sedang dijalaninya ditentukan oleh Tuhan, ada maksud dan rencana Tuhan yang
ajaib dibalik semua yang sedang dihadapinya sehingga dia tetap bisa merasakan
damai sejahtera menguasai kehidupannya dan membuatnya tetap megasihi Tuhan dan
setelah menjalani kesemuanya itu dia menyadari kuasa dan kasih Allah yang
melimpah dan membuatnya selalu percaya
akan pertolongan Allah dalam kehidupannya.
Rahasia
kelimpahan dan kebaikan Tuhan
“Alangkah limpahnya kebaikan-Mu
yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau”
1)
Takut akan Tuhan adalah unsur yang
sangat penting dalam kehidupan setiap orang percaya. Pertanyaanya takut akan
Tuhan seperti apa yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya?
Bagi orang-orang yang tidak percaya
kepada Tuhan, takut akan Tuhan konotasinya
akan mengarah kepada hal-hal yang negatif, dimana mereka akan takut akan penghakiman/hukuman dari Allah
dan kematian kekal atau terpisah dari Allah selamanya. Pengertian takut akan
Tuhan yang benar dan positif akan kita mengerti apabila kita mengerti siapa dan
seperti apa Tuhan yang kita sembah yang berbicara tentang kekuatan, kebesaran,
otoritas dan kekudusan Tuhan.
Takut akan Tuhan yang Daud maksudkan
disini adalah bagaimana kita menghormati Dia karena kebesaranNya, kekudusanNya,
keadilanNya dan juga kebenaranNya. Tanpa rasa takut akan Tuhan yang seperti ini
maka orang akan cenderung berpikir,
berkata, dan berbuat sesuka hatinya sendiri.
Sikap takut akan Tuhan adalah ketetapan
hati dan pikiran setiap orang percaya untuk tidak mengecewakan Tuhan melalui
pikiran, ucapan dan tindakannya sebagai ekspresi kasih kepada-Nya. Dengan kata
lain kita mengikuti jalan-jalan Tuhan, terus melayani dan mengasihi-Nya dengan berusaha
untuk hidup seturut firman-Nya, menjauhkan diri dari segala bentuk kejahatan
atau dosa dengan kerelaan hatinya sendiri, bukan karena terpaksa atau karena
dorongan dari orang lain.
2)
Dalam kehidupan sebagai orang percaya
kita tidak pernah lepas dari segala masalah dan pergumulan hidup yang terkadang
kita merasa itu sudah terasa sangat berat. Pertanyaannya adalah apakah dalam
keadaan seperti itu memilih apakah kita tetap setia, dan melayani Tuhan, atau justru
lari dari kenyataan?
Sikap yang diambil oleh Daud dapat menjadi contoh bagi kita
bahwa dibalik semua masalah dan
pergumulan hidup yang dijalaninya dia tetap mengandalkan
Tuhan dan percaya akan pemeliharaan Tuhan atas hidupnya
dan mempercayakan hidupnya pada janji Tuhan dan memilih untuk takut akan Tuhan sehingga dari mulutnya selalu penuh
dengan ucapan syukur dan tetap setia
melayani Tuhan.
Jadi lari atau bahkan meninggalkan dari Tuhan itu bukan
jalan keluar, tetapi dengan tetap
datang kepada Tuhan, bersyukur dan tetap melayani dengan apa saja yang bisa kita lakukan walaupun dalam kenyataannya sangat banyak persoalan atau pergumulan
yang sedang kita hadapi dalam kehidupan
kita. Tetapi itulah tulah cara yang Tuhan mau supaya kita dapat tetap tinggal di dalam Dia.
3)
Terkadang dalam kehidupan kita, kita merasa
bahwa Tuhan absen dari kehidupan kita. Seolah-olah Tuhan membiarkan kita
mengalami penderitaan tanpa mengulurkan tangan-Nya untuk bertindak menolong. Itu adalah prasangka atau praduga yang salah,
tetapi kenapa Tuhan sepertinya tidak ada? Tuhan sedang menantikan kita untuk
berterial minta tolong dalam kesesakan kita, mengakui segala keterbatasan kita
dan membutuhkan tangan Tuhan yang kuat. Tuhan ingin agar kita mempercayai kuasa-Nya
yang besar bekerja didalam kehidupan kita. Saat kita mempercayai dan
mengandalkan Tuhan sebagai tempat berlindung maka sebesar atau seberat apapun
ancaman dan pergumulan hidup yang kita sedang hadapi kita akan tetap merasa
aman dan nyaman.
Kasih setia Tuhan adalah kasih yang tidak terputus dan
selalu ada bagi setiap anak-anak-Nya.
Dia mempunyai banyak cara dan bisa memakai siapa
saja untuk menolong kita sehingga untuk itulah kita seharusnya selalu mengucap syukur dalam segala kehidupan
kita. Tuhan mengasihi orang-orang yang
dengan tekun selalu mencari wajah-Nya setiap waktu, yang mau membaca, merenungkan, memperkatakan dan menghidupi setiap firman-Nya.
4)
Hidup sebagai orang percaya adalah hidup
yang seharusnya berfokus dan berharap kepada Tuhan. Tetapi berharap kepada
Tuhan itu bukan berarti perjalanan hidup kita sebagai orang bercaya akan
berjalan mulus tanpa hambatan apapun. Hambatan dan persoalan hidup akan selalu
ada tetapi kita memilih untuk berfokus kepada Tuhan. Tetapi itu bukan berarti kita
semata-mata hanya mengharapkan mujizat Tuhan dan berkat-berkat Tuhan untuk memenuhi
setiap kebutuhan jasmani yang kita perlukan, dalam hal ini makan minum dan
segala kesenangan hidup. Tetapi bagaimana kita bisa hidup hanya untuk melakukan
apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Jadi arah kehidupan kita tidak lagi tertuju kepada hal-hal
yang menyangkut kepentingan diri
sendiri, tetapi setiap langkah dalam kehidupan
kita, baik itu tindakan, perbuatan, perkataan, sikap hati, pikiran dan perasaan kita, semuanya itu hanya untuk
menyukakan Tuhan atau dengan kata
lain hidup kita harus sesuai dengan selera Tuhan.
Amen, Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar